Bragg, mendidik
sejumlah besar perwira Angkatan Darat, mendidik sejumlah besar
intelektual hingga terbentuknya kelompok "Berkeley Mafia", dengan
dukungan partai-partai kanan anti komunis Masyumi, kaum sosial
demokrat PSI, dan penganut aliran Trotskis, semuanya menjadi kekuatan
anti-komunis, anti Bung Karno. Di samping menggunakan Angkatan
Bersenjata, kekuatan inilah yang dikerahkan Kubu Soeharto-CIA membasmi
kaum komunis dan kaum kiri serta berhasil menggulingkan pemerintah
Presiden Soekarno.
W alaupun terdapat Partai Komunis yang besar, yang gigih mengangkat
semboyan anti imperialisme Amerika, tapi PKI tidak memimpin kekuatan
bersenjata seperti Partai Komunis Vietnam, PKI menempuh jalan damai
dalam berrevolusi, tidak dipersiapkan untuk menghadapi musuh biadab
yang demikian perkasa, yang semenjak bertahun-tahun secara berencana
dengan teliti mempersiapkan pembasmian kaum komunis dan kaum kiri
Indonesia dengan tujuan menggulingkan Bung Karno.
Operasi Program Phoenix yang dilancarkan CIA adalah sumber
malapetaka yang mengorbankan banyak jiwa. Rezim fasis orba Soeharto
yang anti komunis ditegakkan dengan memanipulasi G30S, adalah hasil dari
operasi ini. Rezim ini memusatkan tuduhannya, bahwa PKI lah dalang G30S,
adalah bertanggung jawab atas terjadinya korban pembunuhan besarbesaran itu.
Sesudah rezim Soeharto digulingkan, para pakar sejarah Indonesia
memusatkan perhatian pada mencari sumber dan sehah musahah hencana ini. Di
antara sekian banyak pakar sejarah. Pak Asvi Warman Adam adalah salah
seorang yang berusaha keras secara objektif meninjau dan menulis kembali
sejarah. Membantah versi tunggal pemerintah orba Soeharto yang
menyatakan PKI adalah dalang G30S.
Tapi tak sedikit yang menulis dengan haluan melemparkan tanggung
jawab kesalahan pada pimpinan PKI terutama Bung Aidit, atau Bung Karno.
Ini adalah pemalsuan sejarah. Hal ini dilakukan oleh Victor Miroslav Fic,
Jung Chang, C.J.A. Dake, Noegroho Notosoesanto, John Roosa, dll. Mereka
dengan segala jalan, termasuk dengan pemalsuan-pemalsuan sejarah,
berusaha membuktikan bahwa PKI adalah dalang, atau pemimpin PKI terutama
Aidit, terlibat dalam peristiwa G30S, yang bermuara pada peristiwa
pembantaian manusia yang berlumuran darah ini.
Di kalangan generasi muda yang menjadi korban peristiwa berdarah ini,
terdapat usaha untuk mempelajari dan memahami masa lampau, belajar
sejarah, mencari sumber malapetaka yang telah menimpa bangsa. Ada yang
disesatkan oleh pandangan, bahwa malapetaka itu disebabkan oleh
kesalahan pimpinan PKI. Pandangan demikian bisa ditunggangi oleh usaha
membangkitkan komunisto-fobi yang selalu dikobarkan CIA. Kalau ini
berkembang, maka akan menghasilkan lahirnya generasi muda yang antikomunis di Indonesia. Inilah yang jadi idaman penguasa Amerika Serikat
1. N a tio n a l S e c u rity C o u n cil (NSC)—Politbiro Perang Dingin
KOMUNISME sudah berkembang dari teori menjadi praktik, hingga telah
terbentuk negara yang didasarkan pada ajaran komunisme. Seusai Perang
Dunia kedua, bukan hanya ada Uni Republik-Republik Sovyet Sosialis
(URSS), tetapi telah berkembang hingga di Eropa Tengah dan Timur
terbentuk negara-negara sosialis dipimpin partai-partai komunis. Para
penguasa negara Amerika Serikat membayangkan bahaya, bahwa komunis
akan merebut dan menguasai setiap jengkal bumi ini. Karena itu, di mana saja
ada atau muncul, kaum komunis harus dihasmi.
Maka pelaksanaan strategi pembasmian komunisme sejagat adalah sangat
rumit, sudah menyangkut pembasmian kekuasaan banyak negara, harus
berhadapan dengan kekuatan politik, ekonomi, militer dan, budaya. Setelah
dipaparkan Doktrin Truman - the policy of containment, dan yang diikuti oleh
gagasan anti-komunis rollback Dulles, Doktrin Eisenhower, maka diperlukan
aparat yang kuat untuk pelaksanaannya. Banyak segi yang tak bisa
dilakukan secara terbuka oleh pemerintah Amerika Serikat. Karena itu
diciptakan berbagai aparat yang canggih dan rapi, di antaranya terdapat
"Pemerintah Bayangan". Aparat-aparat yang canggih dan rapi ini bekerja di
bawah komando National Security Council (NSC), Dewan Keamanan Nasional
Amerika Serikat, Politbiro Perang Dingin.
National Security Council (NSC) didirikan berdasarkan Undang-Undang
Umum 82—253, yang disahkan 26 Juli 1947, sebagai bagian dari reorganisasi
umum aparat Keamanan Nasional Amerika, berdasarkan ketetapan National
Security Act tahun 1947 (PL 235-61 Stat 496, U.S.C. 402) yang kemudian
diamendir oleh National Security Act tahun 1949 (63 Stat. 579, 50 U.S.C.
National Security Act Amendments of 1949 63 Stat. 579, 50 U.S.C. 401 et seq).
Dalam tahun 1949, sebagai bagian dari Plan Reorganisasi, NSC ditempatkan
di dalam Kantor Eksekutif Presiden. NSC memainkan peranan menentukan
mengenai politik luar negeri Amerika. Dewan ini berfungsi semenjak
kepresidenan Truman, Eisenhower, Nixon, Kennedy, Johnson, dan
seterusnya.
Fungsi dari NSC, sebagaimana yang ditetapkan dalam undang-undang
tahun 1947 adalah memberi nasihat pada presiden mengenai integritas
politik-politik dalam negeri, luar negeri, dan militer yang berhubungan
dengan keamanan nasional, untuk memudahkan kerja sama antar
kementerian-kementerian. Di bawah pimpinan presiden, NSC bisa memberi
petunjuk mengenai hal-hal yang menyangkut Keamanan Nasional Amerika,
mempertimbangkan politik-politik dan kemudian melaporkannya atau
mengajukan usul-usul kepada presiden.
NSC diketuai oleh presiden. Yang hadir dalam rapat-rapatnya secara
teratur adalah wakil presiden, menteri luar negeri, menteri keuangan,
menteri pertahanan, pembantu presiden untuk keamanan nasional. Ketua
Gabungan Kepala-Kepala Staf adalah penasihat militer tetap dari Dewan,
dan Direktur Badan Intelijen Nasional adalah penasihat intelijen. Kepala Staf
Kepresidenan, penasihat presiden, dan pembantu presiden di bidang politik
ekonomi diundang untuk menghadiri sidang-sidang NSC. Jaksa Agung dan
Direktur Kantor Manajemen Anggaran Belanja juga diundang menghadiri
sidang yang bersangkutan dengan masalah tanggung jawab mereka.
Pada masa kepresidenan Kennedy, yang mengendalikan NSC adalah
aristokrat McGeorge Bundy, yang memainkan peranan penting dalam
masalah politik luar negeri selama tahun 60-an sampai dia meninggalkan
kedudukan dalam pemerintahan untuk menjadi ketua Ford Foundation.
Stafnya termasuk Walt Rostow, dari MIT Center for International Studies;
ekonom Harvard, Carl Kaysen; Michael Forrestal (putra mantan President of
Dillon Read); dan Robert Komer (seorang pejabat pemerintah).
Yang berikut ini adalah anggota Komite Eksekutif NSC pada masa
pemerintahan Kennedy yang bersidang secara teratur dengan periodik duaminggu: Lyndon Johnson, wakil presiden, perwakilan dari kapital minyak
Texas; Dean Rusk, mantan Presiden Rockefeller Foundation; Robert
McNamara, mantan presiden Ford Motors; Robert F. Kennedy,
multimilioner dari Boston; Douglas Dillon, mantan presiden Dillon Read;
Roswell Gilpakric, ahli hukum sebuah korporasi dari New York; McGeorge
Bundy, seorang aristokrat dari Boston yang mantan dekan di Harvard; Adlai
Stevenson, ahli hukum sebuah korporasi dari Chicago; John McCone,
seorang multimilioner industrialis dari Los Angeles; Dean Acheson, seorang
ahli hukum dan mantan menteri luar negeri; Robert Lovett, seorang bankir
investor pada Brown Brothers, Harriman; Jenderal Maxwell Taylor, seorang
penasihat Presiden, dan mantan kepala Mexican Light and Power Company,
Ltd.; Jenderal Mayor Marshall Sylvester Carter, Wakil Direktur CIA; George
Ball, seorang ahli hukum sebuah korporasi kemudian menjadi mitra dari
Lehman Brothers; Edwin M. Martin, pejabat kementerian luar negeri, pakar
khusus mengenai Amerika Latin; Lwedlyn Thompson, pejabat kementerian
luar negeri; Theodore Sorensen, penulis pidato dan penasihat presiden.1
Yang duduk dalam NSC adalah tokoh-tokoh terkemuka di bidang politik,
ekonomi, dan militer, yaitu “mereka-mereka yang menguasai Amerika". Dan
ruang lingkup yang ditangani oleh NSC menunjukkan besarnya kekuasaan
dewan ini. Karena itu, John Fischer dari Harper's Magazine menulis bahwa
"NSC adalah Politbiro Mr. Truman".2
Ini berarti, NSC adalah Politbiro Perang Dingin. Putusan-putusannya
memberi haluan dan menetapkan langkah-langkah yang diambil Amerika
Serikat dalam Perang Dingin, yaitu dalam melaksanakan the policy of
containment - Doktrin Truman, membendung dan membasmi komunisme sejagat.
Dalam usaha membasmi komunisme sejagat, NSC telah mengambil serentetan
putusan yang mengintervensi banyak negeri, termasuk Indonesia. Antara lain
putusan-putusan NSC 171/1, 5518, 5901, 6023.
Pelaksanaan strategi pembasmian komunisme sejagat adalah sangat rumit.
Ini sudah menyangkut pembasmian kekuasaan negara, harus berhadapan
dengan kekuatan politik, ekonomi, militer, dan budaya suatu negara.
Sesudah dipaparkannya Doktrin Truman - the policy of containment, dan yang
diikuti oleh gagasan anti-komunis rollback Dulles serta Doktrin Eisenhower,
maka diperlukan aparat yang kuat untuk pelaksanaannya. Banyak segi yang
tak bisa dilakukan secara terbuka oleh pemerintah Amerika Serikat. Karenaitu diciptakan berbagai aparat yang canggih dan rapih, di antaranya terdapat
“Pemerintah Bayangan
2. "Pemerintah Bayangan"
RICHARD J. Boylan, Ph.D. yang menulis The Shadow Government—
A Structural Analysis memaparkan wujud dan fungsi aparat Perang Dingin
yang canggih ini. Dikemukakannya bahwa di Amerika terdapat satu
“Pemerintah B a y a n g a n yaitu jaringan organisasi yang sangat luas, yang
melakukan operasi seiring dengan pemerintah legal Amerika Serikat.
Sebagaimana pemerintah, “Pemerintah Bayangan" ini adalah pemerintah
rahasia yang juga mempunyai cabang-cabang yang fungsional. Karena
“Pemerintah Bayangan" didirikan oleh para tokoh terkemuka yang punya
kuasa, tindak-tanduknya tidak dikontrol oleh badan-badan legislatif.
Cabang-cabangnya meliputi: cabang eksekutif, cabang intelijen, cabang
kementerian peperangan, cabang industri senjata, dan cabang kementerian
keuangan. Kegiatan operasi-operasi khusus dalam bidang cabang intelijen
dan cabang kementerian peperangan melaksanakan petunjuk-petunjuk
politik yang memerlukan operasi-operasi rahasia yang kalau ketahuan, tak
diakui sebagai kegiatan legal. Cabang industri persenjataan tunduk kepada
cabang eksekutif, melalui departemen peperangan dan atau cabang intelijen
untuk mendapatkan Anggaran Biaya Gelap bagi sistem persenjataan.
Secara teoretis, kementerian keuangan tunduk kepada cabang eksekutif
mengenai pelaksanaan kebijaksanaan keuangan, tetapi de facto juga tunduk
langsung kepada kekuasaan mereka yang sudah menciptakan “Pemerintah
B a y a n g a n Kementerian Keuangan pada waktunya melapor langsung
sebagaimana alat pelaksanaan politik keuangan. Tujuan dari lima cabang ini
adalah tujuan menyeluruh dari pemerintah bayangan melaksanakan kontrol
yang rahasia.1
Yang masuk cabang eksekutif:
1. Council on Foreign Relations (CFR). Termasuk di dalamnya: George
Bush, Bill Clinton, semua direktur-direktur CIA, semua kepala-kepala
gabungan kepala staf, hampir semua anggota kabinet, dan para
pejabat yang diangkat oleh cabang eksekutif.
2. Komisi Trilateral: yang anggota-anggotanya adalah: David
Rockefeller, Henry Kissinger, John D. Rockefeller, Alan Greenspan,
Zbignew Brezinski, Anthony Lake, John Glenn, David Packard, David
Gergen, Diane Feinstein, Jimmy Carter, Adm. William Crowe, dll.
3. The Bilderberg Group: Prince Hans-Adam of Liechtenstein, Prince
Bernhard of Netherland, Bill Clinton, Lloyd Bentsen, dll.
4. National Security Council (NSC), menyusun politik militer dan intelijen
dan grup kontrol untuk keamanan nasional dan internasional yang
melapor langsung kepada presiden, dengan Committee 5412 yang
rahasia (yang memimpin operasi-operasi rahasia, dan Subcommittee
PI-40 nya)
5. Gabungan Kepala-Kepala Staf Compartment Operasi Khusus (JCS)
dari direktorat operasi-operasi yang melaksanakan perintah-perintah
Committee NSC 5412, dengan menggunakan Komando Pasukan
Khusus USA.
6. Kantor Program Nasional (NPO), yang melakukan operasi Kelanjutan
Proyek Pemerintah (COG —Continuity of Government Project), satu
proyek rahasia yang sedang berlangsung untuk mempertahankan
pusat-pusat komando, kontrol, komunikasi, dan intelijen selama
keadaan sangat darurat nasional dengan melakukan operasi rahasia,
sekuriti, di bawah tanah kota-kota dengan dilakukan oleh para
pengganti pemimpin-pemimpin nasional yang ada di permukaan.
Yang masuk Cabang Intelijen:
1. National Security Agency (NSA), memonitor dan menyadap semua
telepon, telegram, komputer modern, radio, televisi, telepon genggam,
microwave, dan komunikasi satelit, dan bidang-bidang
elektromagnetik "yang menarik" di seluruh dunia, dan mengatur
kontrol informasi dan kegiatan-kegiatan rahasia yang berhubungan
dengan kerahasiaan UFO (piring terbang) dan mengawasi operasioperasi luar bumi, Fort Meade.
2. National Reconnaisance Office (NRO), menghimpun informasi dari
sateli-satelit mata-mata dari bumi, memonitor jalur UFO (piring
terbang) memasuki dan meninggalkan atmosfir bumi, mengoordinasi
penembakan senjata-senjata sinar energi dari satelit Perang Bintang
yang mengorbit menurut pilihan manusia dan sasaran-sasaran di
udara dari pesawat luar-bumi, pangkalan Pentagon dan daerah
lapangan terbang Dulles, VA.3. National Reconnaisance Ogrganization (NRO), alat operasi-operasi
intelijen militer dari PI-40 Subcommittee, menjalankan pengawasan,
pencegatan, penangkapan, dan pensitaan, atas UFO-UFO dan para
penumpangnya yang dari luar-bumi untuk kepentingan intelijen dan
tujuan-tujuan "kemanan internasional".
4. Central Intelligence Agency (CIA), mengomandoi, sering mengontrol,
dan kadang-kadang mengoordinasi rapat-rapat orang asing,
menghimpun informasi oleh mata-mata, pengawasan elektronis, dan
cara-cara lain, operasi-operasi rahasia kontra-pemberontakan oleh
paramiliter yang di luar kebiasaan, menyelenggarakan proyek-proyek
pasifikasi politik yang mendahului yang melanggar hukum
internasional, demikian pula melakukan operasi-operasi mendadak
kontra-intelijen melawan agen-agen asing; bertindak dalam
pengawasan dalam negeri, dan manipulasi proses-proses politik
Amerika Serikat, "dalam rangka kepentingan nasional" secara
langsung bisa melanggar putusan-putusan Congress, melakukan
operasi perusahaan-perusahaan dengan "front palsu" untuk mencari
laba, ambil bagian besar-besaran dalam pengapalan internasional
obat-obat narkotik yang ilegal, menggunakan selubung keamanan
nasional dan imunitas, bekerja sama dengan operasi-operasi rahasia
NSA's UFO, Langley, VA, dan cabang-cabang di seluruh dunia.
5. Federal Bureau of Investigation, Counter Intelligence Division (FBI).
Melakukan investigasi, pengawasan, menetralisir agen-agen intelijen
asing yang beroperasi di dalam negeri Amerika, dan bekerja sama
dengan NRO dalam mengawasi mereka-mereka yang terlibat.
Di samping itu terdapat banyak badan atau lembaga lainnya, antara lain:
N S A's Central Security Service dan CIA's Special Security Service, yang
berfungsi memata-matai mata-mata, melancarkan operasi-operasi khusus
yang tak dapat dipercayakan pelaksanaannya pada perwira-perwira intelijen.
Ft. Meade, MD, dan Langley, VA.
Di bawah naungan "Pemerintah Bayangan" terdapat berbagai proyek
penting yang rahasia: Project Deep Water, menghimpun kekuatan, sumbersumber dan metode yang dihasilkan dari mendatangkan secara rahasia
Kepala Intelijen Nazi Hitler, Jenderal Reinhard Gehlen, untuk menyusun
aparat intelijen Amerika. Proyek Paperclip, yang melanjutkan hasil
mendatangkan secara rahasia senjata-senjata Nazi dan para sarjana
aerospace/UFO bagi riset militer rahasia Amerika dan dasar-dasar
perkembangan.
Di bawah cabang keuangan, terdapat Federal Reserve System (FED), yaitu
kartel bank-bank swasta besar yang dikuasai elite para bankir pemilik uang
super-kaya, seperti Rockefellers, Mellons, DuPonts, Rotschilds, dsb., yang
mendikte pemerintah mengenai arus uang, nilai uang, dan kadar bunga.
Juga terdapat Lembaga-lembaga yang dibiayai sendiri oleh CIA, yang operasioperasinya berada di bawah kontrol perdagangan internasional obat-obat
narkotik heroin, kokain, dan marijuana, demikian juga bagi usaha-usaha
"front" perusahaan-perusahaan sebagai sumber uang tunai bagi operasioperasi rahasia tanpa tercatat dan penjualan senjata-senjata dan bahan
narkotik eksotik serta dana penyuapan yang strategis.1
"Bagaikan gurita, ia beroperasi secara rahasia di bawah selubung layar
yang diciptakannya sendiri. Pada kepala gurita ini terdapat kepentingankepentingan Rockefeller Standard Oil dan segelintir pemilik bank yang
perkasa, yang umumnya berhubungan dengan bankir-bankir internasional.
Kumpulan segelintir bankir internasional yang perkasa inilah sesungguhnya
mengendalikan pemerintah Amerika Serikat untuk tujuan-tujuan
kepentingan dirinya sendiri. Secara praktis, mereka mengontrol kedua partai
politik."2
3. C e n tra l In telig en ce A g e n c y (CIA)
CIA adalah lembaga paling penting sebagai aparat pelaksana strategi Perang
Dingin. CIA beroperasi dengan jaringan yang memasuki semua bidang
kehidupan sosial. Mulai dari politik, militer, ekonomi, budaya, media pers.
Pada pokoknya, kegiatannya berupa operasi-operasi rahasia.
Operasi Paperclip. Dalam tulisannya A Fimeline of CIA Atrocities, Steve
Kangas memaparkan: Sementara lembaga-lembaga Amerika menguber
kriminal perang Nazi untuk ditangkap, badan-badan intelijen Amerika
menyeludupkan mereka ke Amerika, tidak dihukum, tapi untuk
dipergunakan buat melawan Uni Sovyet selanjutnya. Yang paling penting di
antaranya adalah Reinhard Gehlen, tokoh mata-mata Hitler yang sudah
membangun jaring mata-mata di Uni Sovyet.Dengan direstui Amerika, dia membangun "organisasi Gehlen", satu
jaringan pelarian mata-mata Nazi yang menghidupkan kembali kegiatan
mereka di Russia. Ini termasuk perwira-perwira intelijen SS Nazi, Alif red Six
dan Emil Augsburg (yang melakukan pembunuhan massal orang Yahudi),
Klaus Barbie ("penjagal di Lyon"), Otto von Bolschwing (dalam holokaus
bersama Eichmann), dan Kolonel SS, Otto Skorzeny (sahabat pribadi Hitler)
dengan info intelijen mengenai Uni Sovyet, mengabdi bagaikan jembatan
antara pembubaran OSS dan dibangunnya CIA. Uni Sovyet juga melakukan
penetrasi ke dalam organisasi Gehlen. [Baca: Steve Kangas: A Timeline of CIA
Atrocities] [Steve Kangas, A Timeline of CIA Atrocities, accessed in
http://www.huppi.com/ kangaroo/CIAtimeline.html, William Blum, op.cit.,
p.259].
CIA didirikan atas putusan Congress dengan rumusan dari National
Security Act 1947, yang ditandatangani Presiden Harry Truman. Ia adalah
kelanjutan dari Office of Strategic Service (OSS) yang berfungsi dalam Perang
Dunia kedua dan dibubarkan Oktober 1945 dengan fungsinya dialihkan
pada Kementerian Peperangan. Sebelas bulan sebelumnya, dalam tahun
1944, pendiri OSS, William J. Donovan, mengusulkan kepada Presiden
Franklin Delano Roosevelt untuk mendirikan organisasi baru yang langsung
di bawah pengawasan presiden, "yang akan melakukan tugas intelijen
dengan metode terbuka dan rahasia, dan bersamaan waktu akan
memberikan bimbingan intelijen, menetapkan objek-objek intelijen nasional,
serta menghubungkan bahan-bahan intelijen yang dihimpun oleh semua
lembaga negara.
Menurut rencana ini, sebuah lembaga sipil yang kuat, terpusat harus
mengoordinasi semua lembaga intelijen. Dia juga mengusulkan supaya
lembaga ini mempunyai kekuasaan untuk menjalankan "operasi subversif di
luar negeri" tetapi "tak punya fungsi polisi untuk pelaksanaan undangundang, di dalam dan luar negeri."
Dalam bulan September 1947, menurut National Security Act 1947,
didirikan National Security Council (NSC) dan Central Intelligence Agency
(CIA). Rear Admiral Roscoe H. Hillenkoetter diangkat menjadi direktur
pertama CIA.
Petunjuk NSC mengenai Office of Special Projects, 18 Juni 1948 (NSC 10/2),
memberi CIA kekuasaan untuk menjalankan operasi-operasi rahasia
"melawan negara asing atau grup-grup luar negeri yang jahat, atau
membantu negara-negara asing atau grup-grup, tetapi harus direncanakan
dan dilaksanakan dengan demikian rupa hingga tak ada bukti yang
menunjukkan tanggung jawab pemerintah Amerika mengenai hal tersebut."
Steve Kangas menulis, CIA mendirikan Office of Policy Coordination,
dipimpin oleh Frank Wisner. Dalam piagam rahasianya ditulis bahwa
tanggung jawab lembaga ini adalah termasuk "propaganda, perang ekonomi,
aksi langsung preventif, termasuk sabotase, anti-sabotase, pembasmian,
pemindahan-pemindahan penduduk, melakukan subversi terhadap negaranegara yang tak bersahabat dengan AS, membantu grup-grup perlawanan
bawah tanah dan mendukung unsur-unsur anti-komunis setempat di dunia
bebas."
Tahun 1948 di Itali, Cl A campur tangan dalam pemilihan umum. Itali
menghadapi kemungkinan kemenangan kaum komunis. Cl A membeli suara,
berpropaganda anti-komunis, mengancam pemimpin-pemimpin oposisi,
menginfiltrasi dan merusak organisasi mereka. Komunis dapat dikalahkan.
Demikian pula di Perancis. Cl A bekerja sama dengan kekuatan-kekuatan
anti-komunis pengikut Trotskis dan kaum sosial demokrat, mengeluarkan
unsur komunis dari Pemerintah Perancis.
Hal yang sama terjadi di Indonesia. Amerika tidak tenang dengan
adanya kabinet dipimpin komunis Amir Sjarifuddin. Maka berlangsung
usaha penggulingan pemerintahan Amir Sjarifuddin dan realisasi Red Drive
Proposals, hingga pecahnya Peristiwa Madiun, September 1948. Dengan
menggerakkan oposisi dari partai Islam Masyumi, kabinet Amir berhasil
dijatuhkan. Disusul oleh pecahnya Peristiwa Madiun. Dalam Peristiwa
Madiun, sejumlah besar kader pimpinan utama PKI, termasuk Musso, Amir
Sjarifoeddin, dan lain-lain, terbunuh menjadi korban.
Akhir tahun 40-an, CIA melancarkan operasi Mockingbird, yaitu mulai
merekrut organisasi-organisasi perkabaran dan para jurnalis untuk menjadi
mata-mata dan penyebar propaganda. Usaha ini dipelopori oleh Frank
Wisner, Allen Dulles, Richard Helms, dan Philip Graham. Graham adalah
penerbit The Washington Post, yang menjadi pelaku utama CIA. Sementara
itu, aset media CIA termasuk ABC, NBC, CBS, majalah-majalah Time,
Newsweek, kantor perkabaran Associated Press, United Press International,
Reuters, Hearst Newspapers, Scripps-Howard, Copley News Service, dan lain-lain.
Terdaftar dalam CIA paling kurang 25 organisasi dan 400 jurnalis menjadi
alat CIA.
Tahun 1949, CIA membangun alat propaganda penting Radio Free Europe.
Selama puluhan tahun selanjutnya. Radio Free Europe terus-menerus
berpropaganda anti-komunis, anti Uni Sovyet. Siarannya adalah penuh
kepalsuan, bahkan di Amerika sendiri "penerbitan transkrip siarannya
adalah terlarang." [Baca: Steve Kangas, A Timeline of CIA Atrocities].
Tahun 1953, CIA mendalangi kup militer menggulingkan pemerintah
Mossadegh yang dipilih dengan demokratis. Ini terjadi sesudah Mossadegh
mengancam untuk menasionalisasi perusahaan minyak milik Inggris. Cl A
menggantikan Mossadegh dengan seorang diktator. Syah Iran, dengan polisi
rahasianya Savak yang adalah kejam seperti Gestapo.
Dengan satu kup militer, Cl A menggulingkan pemerintah Jacobo Arbenz
yang dipilih secara demokratis di Guatemala tahun 1954. Arbenz
mengancam menasionalisasi United Fruit Company milik Rockefeller, di
mana terdapat saham Direktur CIA, Allen Dulles. Arbenz digantikan oleh
Castillo Armaz, perwira didikan Amerika dan sejumlah diktator kaum
kanan yang menjalankan poiitik kekerasan sampai membunuh 100.000
rakyat Guatemala selama 40 tahun.
Dalam tahun 1949, undang-undang Central Intelligence Act (Public law
81 — 110) memberi kuasa bagi CIA untuk menggunakan prosedur keuangan
dan administratif rahasia, dan membebaskannya dari pembatasanpembatasan biasa dalam penggunaan dana Federal. CIA juga dibebaskan
dari keharusan mengumumkan "organisasi, fungsi, pejabat-pejabat, titel-titel,
gaji, atau anggota pejabat yang dipekerjakan."
CIA juga menyusun program "PL-110" untuk mengurus para pembelot
dan "unsur-unsur asing penting" lainnya yang termasuk di luar prosedur
imigrasi normal, demikian pula memberikan pada mereka bantuan ekonomi.
Allen Dulles yang bertugas sebagai perwira kunci operasi OSS di Swiss
dalam Perang Dunia kedua, menggantikan kedudukan Bedell Smith, Kepala
CIA. Pada waktu itu politik Amerika didominasi oleh anti-komunisme yang
keras.
Terdapat berbagai kegiatan anti-komunis. Yang paling terkemuka adalah
investigasi yang digalakkan oleh Senator Joseph McCarthy dan sedang
dikembangkan secara sistematik doktrin of containment, yang berasal dari
gagasan George Kennan. Juga berlangsung blokade Berlin dan Perang Korea.
Sebagaimana saudaranya, John Foster Dulles, yang menjabat menteri
luar negeri waktu itu, perhatian Allen Dulles sangat terpusat pada Uni
Sovyet, yaitu kesulitan-kesulitan mendapatkan informasi dari
masyarakatnya yang tertutup, hanya sangat sedikit agen-agen yang bisa
menyusup untuk mendapatkan informasi, maka pemecahannya dilakukan
lewat teknologi tinggi.
Sukses pertama adalah dengan menggunakan pesawat terbang Lockheed
U-2, yang dapat mengambil potret dan menghimpun sinyal-sinyal elektronis
dari ketinggian yang jauh. Ini telah mengungguli pencapaian teknologi
pertahanan udara Sovyet. Sesudah Gary Powers tertembak jatuh oleh roketbumi-udara SA-2 buatan Sovyet, maka Amerika mengembangkan pesawat
SR-71 menggantikan pesawat Lockheed U-2.
Tujuan utama dari Cl A selama Perang Dingin adalah untuk mencuri
rahasia-rahasia Sovyet, mengerahkan mata-mata. Tetapi Cl A tak pernah
punya orang yang dapat menyusup dalam ke Kremlin. Hanyalah segelintir
mata-mata Sovyet yang secara sukarela membocorkan informasi penting,
tapi mereka segera ketahuan, tertangkap dan terbunuh. [Baca: Tim Weiner,
Legacy of Ashes: The History of the CIA, Publisher: Anchor, May 20, 2008].
Menggulingkan Berbagai Pemerintah. Tahun 1954 —1958, perwira CIA
Edward Lansdale selama empat tahun berusaha menggulingkan pemerintah
Vietnam Utara, dengan menggunakan semua cara yang kotor. Cl A juga
berusaha melegalisir pemerintah boneka Vietnam Selatan yang kejam
dikepalai Ngo Dinh Diem. Usaha ini gagal, tak mendapat dukungan rakyat
Vietnam Selatan karena pemerintah Diem anti demokrasi yang
sesungguhnya, anti landreform dan anti langkah-langkah mengurangi
kemiskinan. Kegagalan-kegalan CIA yang terus-menerus menyebabkan
Amerika memperluas intervensi, sampai Perang Vietnam mencapai
puncaknya.
Tahun 1956, Radio Free Europe menghasut rakyat Hongaria untuk
memberontak sesudah disiarkannya pidato rahasia Khrusycyov mengutuk
Stalin dalam Kongres ke-XX PKUS. Siaran radio itu juga menunjukkan,
bahwa Amerika akan memberikan bantuan bagi rakyat Hongaria yang
berjuang. Pemerintah Imre Nagy yang kanan menyatakan keluar dari Pakta
Warsawa dan menyerukan agar Barat memberi bantuan. Pemerintah ini
digulingkan berkat bantuan pasukan Sovyet, dan digantikan oleh
pemerintah Janos Kadar yang memulihkan sistem demokrasi rakyat di
Hongaria.
Tahun 1958, CIA mendukung pemberontakan bersenjata PRRI—
Permesta di Indonesia. CIA membantu pemberontakan dengan pengiriman
senjata dan penggunaan pesawat membom daerah Republik Indonesia,
sampai pesawatnya tertembak jatuh dan pilotnya tertangkap hidup-hidup.
Militer Amerika dan CIA membantu 'T apa Doc" Duvalier menjadi
diktator Haiti tahun 1959. Duvalier membangun polisi pribadi "Tonton
Macoutes" yang melakukan teror atas rakyat. Terbunuh 100.000 rakyat
selama keluarga Duvalier berkuasa. Amerika tak ambil pusing, mengenai
pelanggaran hak asasi manusia ini.
Bulan April 1961, CIA mendaratkan 1.500 orang Kuba pengasingan
menginvasi di Plaja Giron untuk menggulingkan pemerintah Fidel Castro.
Operasi dengan kode "Operation Mongoose" ini gagal. Perencana invasi ini
membayangkan bahwa pendaratan ini akan memicu kebangkitan
perlawanan rakyat terhadap Fidel Castro. Kegagalan CIA ini menyebabkan
Presiden Kennedy memecat Direktur Cl A, Allen Dulles.
Tahun 1957—1973, CIA beroperasi di Laos. CIA hampir tiap tahun
mensponsori kup, berusaha menegasi pemilihan-pemilihan umum yang
demokratis. Masalahnya adalah: di Laos terdapat Pathet Lao, grup kaum kiri
yang dapat dukungan rakyat. Akhir tahun 50-an, CIA bahkan membangun
pasukan "Armee Clandestine" dari orang-orang Asia bayaran untuk
menyerang Pathet Lao. Sesudah pasukan yang didanai CIA mengalami
kegagalan demi kegagalan, Amerika mulai melakukan pemboman atas
daerah Laos. Tapi Pathet Lao tak terkalahkan.
Tahun 1961, CIA melakukan pembunuhan atas Rafael Trujillo, diktator
kejam Republik Dominika yang semenjak tahun 1930 mendapat dukungan
Washington. Laba perusahaan Trujillo berkembang demikian besar,
mencapai sekitar 60 persen perekonomian negeri yang menyaingi kapitalis
Amerika. Karena itu dia digulingkan.
CIA mensponsori pembunuhan atas Patrice Lumumba, Perdana Menteri
Republik Demokratis Kongo yang terpilih secara demokratis. Lumumba
digantikan oleh Antoine Gizenga, Secretary-General Unified Lumumbist Party
(Parti Lumumbiste Unifie), CIA tidak berhasil segera menggantikan Lumumba
dengan orangnya. Empat tahun berlangsung kekacauan politik, akhirnya
tahun 1965, di Kongo berlangsung kup militer yang didukung CIA untuk
m endudukkan Mobutu Sese Seko jadi perdana menteri. Mobutu sejak
semula adalah agen CIA di Kongo. Dengan kup ini Mobutu berhasil jadi
penguasa Kongo yang kejam dan kaya-raya.
Tahun 1963, CIA menggulingkan Presiden Republik Dominika, Juan
Bosch yang terpilih secara demokratis. Dan digantikan dengan sebuah junta
militer kanan yang kejam.
Di Ekuador, CIA mendukung kekuatan militer Ekuador menggulingkan
Presiden Jose Velasco yang terpilih secara demokratis. Wakil Presiden Carlos
Arosemana menggantikannya. CIA menentukan orangnya untuk mengisi
kedudukan kursi wakil presiden.
Kemudian CIA mendukung kup militer yang menggulingkan Presiden
Arosemana, yang politiknya independen, bukan sosialis, tapi tak bisa
diterima oleh Washington. Junta militer mengambil oper kekuasaan,
membatalkan hasil pemilihan umum, dan mulai berlangsung pelanggaranpelanggaran hak asasi manusia.
Oktober 1965, CIA mendalangi penggulingan Soekarno. Cl A sudah
berusaha melenyapkan Soekarno semenjak tahun 1957, dengan
menggunakan berbagai usaha untuk membunuhnya, memfitnah dengan
intrik seksual, serta mendukung pemberontakan PRRI/Permesta yang
mendirikan republik tandingan.
Di Republik Dominika terjadi pemberontakan, rakyat memulihkan Juan
Bosch sebagai presiden yang pernah dipilih. Amerika mendaratkan pasukan
Angkatan Laut untuk menindas pemberontakan ini dan mendirikan
pemerintahan militer. CIA memainkan peranannya di belakang layar.
Tahun 1964, CIA mendukung kup militer Brazilia menggulingkan
Presiden Joao Goulart yang terpilih secara demokratis. Junta militer yang
menggantikannya selama dua dasawarsa merupakan kediktatoran yang
paling berlumuran darah. Jenderal Castelo Branco membangun "pasukan
mati" yang pertama di Amerika Latin, yaitu gerombolan polisi rahasia yang
mengejar kaum "komunis" untuk disiksa, interogasi, dan dibunuh. Sering
terjadi bahwa "komunis" ini sesungguhnya hanyalah lawan politik dari
Jenderal Branco. Kemudian ternyata, bahwa pasukan mati itu adalah dididik
oleh CIA.
Dengan dukungan CIA, tahun 1965 Raja Yunani menggulingkan Perdana
Menteri George Papandreou. Papandreou tidak berhasil dengan tangguh
melindungi dan membela kepentingan Amerika di Yunani.
Tahun 1966 terjadi Peristiwa Ramparts di Amerika. Majalah radikal
Ramparts mulai menyiarkan sejumlah artikel yang anti-CIA. Di antaranya
ditulis bahwa CIA sudah membayar 25 juta dolar pada Universitas Michigan
untuk menyewa para "profesor" buat mendidik siswa-siswa Vietnam
Selatan dengan metode polisi rahasia. MIT dan universitas-universitas
lainnya juga sudah mendapat pembayaran yang sama. Ramparts juga
mengungkapkan bahwa National Students Association adalah organisasi front
CIA. Para siswa kadang-kadang direkrut secara main sogok dan "jalan
belakang".
Tahun 1967, kup militer yang didukung CIA menggulingkan pemerintah
Yunani, dua hari sebelum pemilihan umum. Yang diperkirakan akan
menang adalah George Papandreou, seorang calon yang liberal. Selama
enam tahun berikutnya berlangsung kekuasaan para kolonel yang didukung
CIA dengan bersimaharajalelanya penyiksaan dan pembunuhan terhadap
lawan-lawan politik.
Operasi Phoenix tahun 1967, mengikuti pengalaman CIA di Filipina
membasmi gerilya komunis Huk Balahap. Operasi mahakejam, penuh
penyiksaan dan pembunuhan. CIA membantu pejabat-pejabat Vietnam
Selatan untuk mengenal dan kemudian membunuh pemimpin-pemimpin
Vietcong yang beroperasi di desa-desa Vietnam Selatan. Menurut laporan
Congress tahun 1971, operasi ini telah membunuh 20.000 komunis Vietnam
(Vietcong)
Tahun 1968, operasi militer di Bolivia yang dilakukan Cl A berhasil
menangkap pemimpin gerilya yang terkenal Che Guevara. CIA ingin
menangkap hidup untuk diinterogasi, tapi pemerintah Bolivia
membunuhnya untuk mencegah tuntutan umum dunia untuk
pengampunannya.
Tahun 1970, Cl A menggulingkan Norodom Sihanouk, digantikan
dengan politisi anti komunis, antek Cl A, Lon Nol.
Tahun 1971, sesudah Bolivia selama lima tahun mengalami kekacauan
politik, kup militer yang didukung CIA menggulingkan Presiden Juan
Torres yang kiri. Selama dua tahun selanjutnya, diktator Hugo Banzer
berkuasa dengan mengorbankan lebih dari 2.000 orang lawan politiknya
dipenjarakan tanpa lewat pengadilan, disiksa, diperkosa, dan dibunuh.
Tahun 1973, CIA menggulingkan dan membunuh Salvador Allende,
presiden beraliran sosialis yang pertama terpilih secara demokratis di
Amerika Latin. Muncul masalah karena Allende menasionalisasi
perusahaan-perusahaan Amerika di Chili. Maskapai ITT menyerahkan pada
CIA satu juta dolar untuk keperluan kup. CIA mengganti Allende dengan
Jenderal Augusto Pinochet, yang menjalankan penyiksaan dan pembunuhan
ribuan penduduknya dan membasmi pemimpin-pemimpin serikat buruh
dan partai politik kiri. [Baca: Tim Weiner, Legacy of Ashes: The History of the
CIA, Publisher: Anchor (May 20, 2008)]
Yang di atas ini adalah sebagian dari aksi dan operasi-operasi rahasia
yang digalakkan CIA semenjak berdirinya. Pembasmian kaum kiri dan
penggulingan pemerintah kiri bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi sudah
terjadi di banyak negeri. Ini berakar pada doktrin pembasmian komunisme - the
policy of containment—Doktrin Trum an—dan gagasan rollback John Foster
Dulles. Eksekutornya, badan pelaksananya yang utama adalah CIA.
4. RAND Corporation
BANYAK lembaga bernaung di bawah "Pemerintah Bayangan". Salah
satunya adalah RAND (Reseach ANd Development) Corporation. Ini adalah
sebuah lembaga prestisius yang berfungsi sebagai gudang tenaga ahli,
sarjana-sarjana terkemuka yang menjadi tangan penting proyek-proyekintelijen yang melibatkan front-CIA, tentang perkembangan persenjataan,
dan perkembangan basis-basis bawah tanah.
Di dalamnya terdapat para sarjana teoretikus pembela tangguh
kapitalisme dan anti-komunis. Di antaranya ialah Walt Whitman Rostow
yang tahun 1960 menampilkan karya anti Marxisme: The Stages of Economic
Growth: A Non-Communist Manifesto, Yoshihiro Francis Fukuyama, profesor
Paul H. Nitze School of Advanced International Studies (SAIS) Johns Hopkins
University, yang bergendang paha dengan ambruknya Uni Sovyet dengan
karyanya tahun 1992: The End of History and The Last Man.
Chalmers Johnson, seorang profesor Asian Studies University of California,
menulis dalam A Litany of Horrors, America's University of Imperialism, bahwa
RAND Corporation of Santa Monica, California, didirikan segera seusai Perang
Dunia kedua oleh Korps Angkatan Udara Amerika yang kemudian menjadi
Angkatan Udara Amerika Serikat. Para jenderal Angkatan Udara yang
mempunyai pikiran untuk mengabadikan hubungan selama masa perang
yang berkembang antara kalangan pekerja ilmiah dan kalangan intelektual
serta militer, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Proyek Manhattan yang
mengembangkan dan menghasilkan bom atom.
Tak lama kemudian, RAND menjadi sebuah lembaga kunci dari empire
Perang Dingin Amerika. Sebagai jurupikir (thinktank) utama bagi peranan
menghegemoni dunia Barat, RAND adalah alat dalam memberikan
kedudukan militer dewasa ini dan tuntutan-tuntutannya yang kian luas
terhadap bom atom, kapal-selam nuklir, peluru kendali antar benua, dan
pesawat-pesawat pembom jarak jauh. Tanpa RAND, kompleks industri
militer, demikian juga demokrasi Amerika tidak akan seperti sekarang ini.
Kegiatan RAND banyak menyangkut ideologi, mendukung nilai-nilai
Amerika yaitu individualisme dan kepentingan pribadi, serta menentang
Marxisme, tapi penampilan ideologisnya diselimuti oleh statistik-statistik
dan persamaan-persamaan, yang membuatnya seperti analisa yang
//rasional,/ dan //ilmiah,/. Kesimpulan-kesimpulan dari riset RAND mengenai
Dunia Ketiga, mengenai perang terbatas, dan mengenai perang kontrapemberontakan selama Perang Vietnam menyatakan bahwa Amerika Serikat
haruslah mendukung "modernisasi militer" di negeri-negeri yang
terbelakang, yang berarti adalah hal yang baik jika militer mengambil alih
kekuasaan, harus bekerja sama dengan perwira-perwira negeri lain. Maka
selama tahun-tahun 1960 — 1970, Amerika memberi dukungan pada
sejumlah negara kediktatoran militer seperti di Vietnam Selatan, Korea
Selatan, Thailand, Filipina, Indonesia, dan Taiwan.
Sekitar tahun 1958, PKI tampil sebagai gerakan massa yang luas di
Indonesia. Pada masa itulah, sekelompok kecil intelektual peneliti akademis
Angkatan Udara Amerika dan "thinktank' yang dapat subsidi Cl A mulai
membangun kontak dengan militer Indonesia secara terbuka, dengan
menggunakan majalah-majalah ilmiah dan penerbitan Amerika lainnya,
mendorong militer Indonesia untuk merebut kekuasaan dan
menghancurkan PKL
Contoh yang paling menonjol adalah Guy Pauker, yang dalam tahun
1958 mengajar di Universitas-Universitas California dan Berkeley serta
bekerja sebagai konsultan dari RAND Corporation. Dalam kedudukan
terakhirnya ini, dia sering melakukan kontak dengan apa yang dia sebut
"kelompok sangat kecil" intelektual PSI dan sahabat-sahabat mereka dalam
tentara.
Dalam sebuah buku RAND yang diterbitkan oleh Princeton University
Press, Pauker mendesak sahabatnya di dalam tentara Indonesia untuk
mengambil "penuh tanggung jawab" bagi kepemimpinan bangsa mereka,
satu "tugas penuh" dan kemudian "memukul, menyapu bersih rumah".
Ungkapan-ungkapan Pauker "penuh tanggung jawab", "tugas penuh",
"membersihkan rumah", adalah kata-kata kiasan bagi pemberontakan dan
pembunuhan besar-besaran, kata-kata kiasan yang sering dipakai untuk
suatu kup. Perintah pembunuhan yang pertama oleh perwira-perwira
militer bagi mahasiswa-mahasiswa Islam pada awal bulan Oktober 1965
adalah kata-kata sikat yang berarti sapu, bersihkan, "basmi", atau "bunuh
besar-besaran".
RAND Corporation berkolaborasi dengan Ford Foundation di bawah
koordinasi Cl A berhasil membangun kelompok sarjana ekonomi dan politik
berupa Berkeley Mafia yang menjadi unsur penting dari Grup Soeharto — CIA.
Bahkan melalui Brigjen. Soewarto, wakil komandan Seskoad menampilkan
doktrin Angkatan Darat Tri Ubaya Shakti yang melandasi gagasan Dwi Fungsi
ABRI.
5. Ford Foundation
FORD Foundation adalah sebuah lembaga swasta yang didirikan di
Michigan dengan pusatnya di New York, yang diciptakan untuk
menghimpun dana bagi program-program Edsel Ford dan Henry Ford
tahun 1936. Lembaga ini memberi bantuan melalui markas besarnya di New
York dan dua belas kantor di bidang internasional.Dilaporkan bahwa pada tahun 2007 memiliki aset sebesar 13,7 miliar
dolar dan telah mengeluarkan bantuan sebesar 530 juta dolar untuk proyekproyek yang dipusatkan buat memperkuat nilai-nilai demokrasi,
perkembangan masyarakat dan ekonomi, pendidikan, media, kesenian dan
budaya, serta hak-hak manusia.
Mengenai Ford Foundation, James Petras menulis 15 Desember 2001,
bahwa dari awal tahun 50-an sampai sekarang, CIA telah menyusup ke
dalam Ford Foundation secara sangat dalam. Hasil penelitian Congress
Amerika tahun 1976 menunjukkan bahwa hampir 50% dari 700 pemberian
dana di bidang kegiatan internasional oleh lembaga-lembaga utama adalah
didanai oleh CIA. [Frances Stonor Saunders, Who Paid the Piper? The CIA and
the Cultural Cold War, Granta Books, 1999, pp.134 —135].
CIA berpendapat, bahwa lembaga-lembaga seperti Ford Foundation
adalah "jenis yang terbaik dan sangat masuk akal untuk selubung dana."
[Ibid, p.135].
Kerja sama lembaga-lembaga yang prestisius, menurut seorang mantan
pekerja CIA, memungkinkan CIA untuk mendanai "program-program aksi
rahasia yang luas tak terbatas, menyangkut golongan-golongan pemuda,
serikat buruh, universitas-universitas, badan-badan penerbitan, dan badanbadan swasta lainnya." [Ibid, p.135].
Akhir tahun 1950-an, Ford Foundation memiliki kekayaan seharga tiga
miliar dolar. Pada mulanya Ford Foundation hanya merupakan
perpanjangan tangan pemerintah di bidang propaganda kebudayaan
internasional. Ford Foundation tercatat dalam keterlibatannya dalam aksiaksi rahasia di Eropa, bekerja sama dengan erat dalam penyusunan Plan
Marshall dan proyek-proyek khusus dari para pejabat CIA.
Richard Bissel adalah Ketua Ford Foundation tahun 1952. Selama dua
tahun menjabat ketua, dia sering bertemu dengan Kepala CIA, Allen Dulles,
dan pejabat-pejabat CIA lainnya dalam "sama-sama mencari" ide-ide baru.
Tahun 1954, Bissel meninggalkan Ford Foundation untuk menjadi
pembantu khusus Allen Dulles. Di bawah pimpinan Bissel, Ford Foundation
adalah "pelopor pemikir Perang Dingin". Satu di antara proyek Ford
Foundation adalah mendirikan badan penerbitan. Inter-cultural Publications,
dan penerbitan majalah Perspectives di Eropa dalam empat bahasa. Menurut
Bissel, tujuan Ford Foundation bukanlah untuk "mengalahkan intelektual
kiri dalam perjuangan dialektis, tapi untuk menarik mereka supaya
meninggalkan posisinya." [Ibid, p.140].
Para dewan direksi dari balai penerbitan sepenuhnya didominasi oleh
budaya pembela Perang Dingin. Karena kuatnya aliran kiri dalam
kebudayaan di Eropa seusai Perang Dunia kedua, majalah Perspectives gagal
menarik pembaca dan jadi bangkrut. Disusul dengan majalah lainnya, Der
Monat, yang didanai dengan dana rahasia dari militer Amerika Serikat di
bawah pimpinan Melvin Lasky, diambil oper oleh Ford Foundation, dengan
memberinya wajah merdeka. [Ibid, p.140].
Yang jadi Ketua Ford Foundation tahun 1954 adalah John McCloy, yang
sebelumnya adalah pembantu menteri peperangan, presiden Bank Dunia,
High Commissioner Jerman yang diduduki ketua Rockefeller's Chase
Manhattan Bank. Sebagai High Commisssioner Jerman yang diduduki,
McCloy telah memberi wajah bagi sejumlah besar agen CIA. [Ibid,p.141].
McCloy mengintegrasikan Ford Foundation dengan operasi-operasi Cl A.
Dia menciptakan ikatan khusus antara CIA dengan Ford Foundation.
McCloy mengepalai komite konsultasi tiga orang dengan CIA untuk
memudahkan penggunaan Ford Foundation untuk mendapatkan dana.
Dengan ikatan struktur demikian, Ford Foundation menjadi salah satu
organisasi yang dapat dimobilisasi untuk perjuangan politik melawan kaum
kiri pro-komunis yang anti imperialis.
Berbagai "front” CIA menerima dana bantuan yang besar dari Ford
Foundation. Mereka dinyatakan sebagai organisasi kebudayaan
"independen" yang disponsori CIA, grup-grup human rights, senimanseniman dan intelektual yang menerima dana CIA/Ford Foundation. Salah
satu penerima donasi terbesar dari Ford Foundation adalah Kongres untuk
Kebebasan Kebudayaan yang diorganisasi CIA awal tahun 1960 yang
menerima 7 juta dolar. Berbagai operasi CIA mendapat jaminan tenaga dari
Ford Foundation dengan kerja sama yang berlanjut dengan CIA. [Ibid, p.143].
Semenjak awal, sudah terdapat hubungan struktural yang erat dan saling
bertukar personil dalam tingkat tinggi antar CIA dan Ford Foundation.
Hubungan struktural sudah didasarkan pada kepentingan bersama yang
mereka anut. Hasil dari kolaborasi ini adalah penerbitan dan penyebaran
sejumlah majalah yang isinya dipakai oleh media massa yang dipergunakan
oleh intelektual pro-Amerika untuk melancarkan polemik melawan kaum
Marxis dan kaum anti imperialis. Ford Foundation memberi dana bagi
organisasi-organisasi anti-Marxis dan kaum intelektuil untuk mendapat
lindungan legal bagi kedudukannya sebagai "independen" dari dana
pemerintah (CIA).
Adalah penting artinya dana Ford Foundation bagi front kebudayaan
CIA untuk merekrut intelektual non-komunis yang didorong untuk
menyerang kaum Marxis dan komunis kiri. Banyak kaum kiri yang nonkomunis ini kemudian mengaku bahwa mereka "ditipu", dan bahwa jika
mereka tahu bahwa Ford Foundation adalah berfront dengan Cl A, mereka
tidak akan membiarkan nama dan prestise mereka dikorbankan.
Kekecewaan mereka yang anti-komunis ini jadi terbuka setelah media
pers menerbitkan pengakuan kolaborasi Ford Foundation dengan Cl A.
Tujuan dari kongres-kongres mewah yang diselenggarakan di villa-villa luks
dan hotel berbintang lima di Lake Como, Paris, dan Roma, semua pameran
megah dan mahal serta majalah-majalah gemerlapan hanyalah untuk
mengkritik "imperialisme Sovyet", dan "tirani komunis" serta "kediktatoran
yang dibela kaum kiri"—walaupun dalam kenyataannya Amerika
melakukan intervensi penggulingan pemerintah demokratis Jacobo Arbenz
di Guatemala, dan pemerintah Mossadegh di Iran, dan Amerika dengan
tangguh mendukung para diktator Batista di Kuba, diktator di Republik
Dominika, Nikaragua, dan lain-lainnya.
Sejarah kolaborasi Ford Foundation dengan Cl A demi Amerika
mencapai hegemoni dunia merupakan kenyataan yang terdokumentasi.
Sesudah tahun 60-an terdapat perubahan yang tidak mendasar. Ford
Foundation lebih fleksibel dalam memberikan dana bantuan dalam jumlah
kecil bagi grup-grup hak asasi manusia dan bagi peneliti akademis yang
kadang-kadang berbeda dengan politik Amerika. Yang lebih penting, Ford
Foundation bekerja lebih terbuka dalam hal kerja sama dengan pemerintah
Amerika dalam proyek-proyek kebudayaan dan pendidikan, terutama
dengan Agency of International Development.
Sebagaimana di tahun-tahun 50-an dan 60-an, Ford Foundation sekarang
ini secara terpilih memberi bantuan bagi grup-grup hak-hak asasi manusia
yang anti-kiri yang memusatkan serangan pada pelanggaran-pelanggaran
hak asasi manusia oleh lawan-lawan Amerika, dan mengambil jarak dengan
organisasi-organisasi serta para pemimpin hak-hak manusia yang antiimperialis. Ford Foundation sudah mengembangkan satu strategi yang
canggih dalam memberi dana bagi grup-grup hak asasi manusia yang
menyerukan pada Washington agar mengubah politiknya sambil memblejeti
lawan-lawan Amerika tentang pelanggaran-pelanggarannya yang
"siste m a tisFord Foundation mendukung grup hak-hak asasi manusia yang
tidak ikut dalam aksi-aksi massa anti-globalisasi dan anti neo-liberal.
Dalam periode ofensif besar militer-politik Amerika Serikat dewasa ini,
Washington menampilkan masalah "terorisme atau demokrasi", sebagaimana
halnya menampilkan masalah "Komunisme atau Demokrasi" dalam masa
Perang Dingin. Kini, Ford Foundation dengan baik memainkan peranannya
sebagai kolaborator untuk jadi pelindung Perang Dingin Kebudayaan Baru. Ini
adalah tetap dalam rangka realisasi the policy of containment. Khusus
mengenai Indonesia, Ford Foundation mempunyai strategi 20 tahun.
6. Pakta-Pakta Militer:
N o r th A tla n tic T re a ty O r g a n iz a tio n (NATO),
S o u th -E a s t A s ia n T re a ty O r g a n iz a tio n (SEATO),
C e n tra l T r e a ty O r g a n iz a tio n (CENTO).
UNTUK membendung dan membasmi Uni Sovyet dan negeri-negeri sosialis
lainnya, Amerika Serikat memprakarsai pembentukan pakta-pakta militer
yang mengepung negeri-negeri sosialis.
Tanggal 4 April 1949, di Eropa dibentuk North Atlantic Treaty
Organization (NATO), di Timur Tengah dibentuk CENTO (Pakta Baghdad),
1954 di Asia Tenggara dibentuk SEATO, dan di Selatan dibentuk pakta
Australia—New Zealand—US (ANZUS).
Pernah direncanakan pembentukan Latin American Treaty Organization
(LATO) tapi tidak terwujud.
Ketika pembentukannya, yang jadi anggota NATO adalah Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Denmark, Swedia, Kanada,
Portugal, Italy, Norway, Denmark, dan Iceland dengan kedudukan
markasnya di Brussel.
Karena tak sudi pimpinan militer NATO hanya dikuasai Amerika dan
Inggris, 1966, Perancis di bawah pimpinan Jenderal De Gaulle
m engundurkan diri dari struktur militernya. NATO lumpuh secara militer.
Tapi sesudah Partai Sosialis Perancis di bawah pimpinan Francois
Mitterand memerintah, Perancis kembali aktif dalam struktur militer NATO.
NATO berjaya lagi sebagai Pakta Militer.
Di samping mendukung NATO, Partai-partai sosial demokrat Eropa
aktif mendukung Perang Dingin yang digalakkan Amerika Serikat untuk
membendung dan membasmi URSS dan negara-negara sosialis lainnya di
Eropa. Sesudah URSS ambruk, NATO memperluas keanggotaannya sampai
masuknya sejumlah bekas negara sosialis, bekas anggota Pakta Warsawa.
Sekjen pertama NATO, Lord Ismay, menyatakan, bahwa tujuan NATO
adalah: "menjaga Rusia supaya herada di luar, Amerika masuk, dan Jerman di
bawah." [Reynolds, The origins of the Cold War in Europe. International
perspectives, p.13].
Pasal V dari perjanjian Pakta NATO berbunyi: "serangan terhadap satu
anggota, herarti serangan terhadap semua anggota NATO." ["NATO and the fight
against terrorism". North Atlantic Treaty Organization, http://www.nato.int/
issues/terrorism/evolve02.html. Retrieved 27 May 2011].
Sesudah robohnya Tembok Berlin tahun 1989, NATO terlibat dalam
berantakannya Yugoslavia tahun 1990 sampai 1995, dengan ikut operasioperasi militer, dan kemudian di Serbia dalam tahun 1999. Secara politik,
NATO berusaha membuka hubungan baik dengan bekas musuh-musuhnya,
yang bermuara pada penerimaan bekas negara-negara Pakta Warsawa
menjadi anggotanya pada tahun 1999 dan 2004.
Sesudah terjadinya serangan 11 September terhadap gedung Pusat
Perdagangan Dunia New York, yang dianggap sebagai serangan terhadap
salah satu anggota NATO, maka dengan mendasarkan pada Pasal V Pakta
NATO, pasukan NATO dikerahkan melawan terorisme Al Qaida yang
dipimpin Osama Bin Laden di Afganistan. Di samping itu, NATO berperan
mengirim para pendidik militer ke Irak, membantu operasi kontra
pembajakan. Dan kegiatan NATO berlanjut, dengan atas nama
melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1973, Angkatan Udara
NATO dikerahkan demi pelaksanaan putusan tentang no-fly zone di udara
Libya.
Tanggal 16 Desember 2002 tercapai persetujuan antara NATO dan
Persatuan Eropa yang disebut Persetujuan Berlin Plus. Dengan persetujuan ini.
Persatuan Eropa diberi kemungkinan untuk menggunakan alat-alat NATO
di kala diperlukan untuk bertindak secara bebas dalam situasi krisis
internasional, dengan syarat-syarat bahwa NATO sendiri tidak mau
bertindak—yang disebut "right of first refusal"—hak penolakan pertama.
Sekarang terdapat 28 negara anggota NATO. Yang paling baru adalah
Albania dan Kroasia yang masuk NATO dalam April 2009. Gabungan
pengeluaran kepentingan militer semua anggota NATO adalah lebih dari
70% pengeluaran dunia untuk pertahanan. Amerika Serikat sendiri mengeluarkan sebesar 43% dari jumlah anggaran militer dunia. ["The 15 countries
with the highest military expenditure in 2009". http://www.sipri.org/research/
armaments/milex/resultoutput/15maj or spenders. Retrieved 22 August 2010.]
Sampai Juli 2011, NATO berjaya melakukan operasi menggunakan
pesawat pembom dan tempur membantu kekuatan penentang Moammar
Gadafi di Libya.
South-East Asian Treaty Organization (SEATO) dibentuk tahun 1954 di kala
John Foster Dulles sedang galak melawan komunisme, membendungperkembangan pengaruh RRT ke Asia Tenggara. Yang menjadi anggotanya
adalah: Amerika Serikat, Inggris, Filipina, Pakistan, Thailand, dan Ceylon.
Indonesia di bawah pimpinan Bung Karno menentang masuk SEATO.
Bahkan aktif menyelenggarakan Konferensi Asia—Afrika di Bandung.
Usaha Cl A menyabot Konferensi Bandung dengan meledakkan pesawat
Kashmir Princess, milik Pakistan Air Lines yang membawa delegasi Tiongkok
ke Konferensi, mengorbankan sejumlah wartawan, tapi tak berhasil
membunuh PM Zhou Enlai.
Dengan hadirnya PM Zhou Enlai dan Presiden Ho Chi Minh dalam
Konferensi Bandung, maka RRT dan Republik Demokrasi Vietnam tak
terbendung masuk dunia internasional.
SEATO tak berdaya membendung RRT dari Selatan. Kekalahan Amerika
dalam Perang Vietnam untuk membasmi komunis Indocina dan
melenyapkan Republik Demokrasi Vietnam mengalami kegagalan total.
Thailand, Ceylon, dan Pakistan, anggota SEATO berkembang menjadi
sahabat-sahabat Republik Rakyat Tiongkok. Demikian pula Filipina. Maka
SEATO pun jadi tak berdaya, dan secara diam-diam menjadi lenyap.
Central Treaty Organization (CENTO), asalnya bernama Middle East Treaty
Organization (METO), juga terkenal dengan Pakta Baghdad, didirikan tahun
1955. Anggota-angotanya adalah Iran, Irak, Pakistan, Turki, dan Inggris.
Tahun 1958, Amerika Serikat masuk Komite Militer Pakta ini. Markasnya
berkedudukan di Baghdad (1955 —1958) dan di Ankara (1958 —1979). Tahun
1979, Pakta ini dibubarkan. Pakta Militer ini dinilai sebagai yang paling tidak
sukses dalam persekutuan Perang Dingin. [Martin, Kevin W. (2008).
"Baghdad Pact". In Ruud van Dijk, et.al.. Encyclopedia of the Cold War, New
York: Routledge, pp.57.]
7. Dari Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), Jadi Pasukan
Anti Ajaran Bung Kamo dan Jadi Pembasmi Komunis 5
5 OKTOBER 1945, Presiden Soekarno mendekritkan pembentukan Angkatan
Perang Republik Indonesia. Waktu itu disebut Tentara Keamanan Rakyat
(TKR). Selanjutnya, 5 Oktober diperingati setiap tahun sebagai Hari Angkatan
Perang Indonesia.
Pasukan bersenjata yang dibentuk Jepang, Pembela Tanah Air (PETA),
secara resmi dibubarkan Jepang 22 Agustus 1945. Lahirnya Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia didahului oleh munculnya berbagai barisan
bersenjata Rakyat yang terbentuk dalam rangka melucuti pasukan-pasukan
Jepang yang kalah dalam Perang Dunia kedua, dan untuk membela
kemerdekaan setelah diumumkannya Proklamasi 17 Agustus 1945.
Organisasi Badan Keamanan Rakyat (BKR) telah lahir pada awal September
dan organisasi BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang) dan BPP
(Badan Pembantu Prajurit) yang dibentuk oleh Pemerintah Surabaya Jawa
Timur pada tanggal 3 September 1945, dilebur dalam organisasi BKR, karena
dua organisasi tersebut dianggap sudah tidak relevan dengan situasi dan
kondisi pada waktu itu. BKR dibentuk pada 9 September 1945 dalam
Gedung GNI yang bersejarah, satu bulan sesudah Jepang menyerah kepada
Sekutu. [Hario Kecik, Pemikiran Militer 1 Sepanjang Masa Bangsa Indonesia,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2009, hal.192].
Di Surabaya terbentuk Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR) dengan
markas di bekas Markas Kempei Tai yang mereka duduki. PTKR terbentuk 3
Oktober 1945 dan menjadi instansi resmi setelah diumumkannya Dekrit 5
Oktober 1945. Polisi Militer itulah yang mengawal perundingan antara wakilwakil Pemerintah Indonesia dan Inggris memakai seragam rapi dengan ban
lengan (MP) dan bersenjata pistol.
Seluruh kekuatan Kempei Tai dapat dievakuasi ke kamp POW (Prisoners
of War) di Jaar Markt di Ketabang dengan meninggalkan seluruh persenjataan
dan ratusan pedang samurai. Kemenangan terakhir ini menimbulkan konsep
militer untuk menyerbu semua pos tentara Jepang di semua keresidenan
Surabaya dan memindahkan seluruh persediaan senjata, amunisi, dan
bahkan peledak tentara Jepang dan bekas tentara Belanda yang sangat besar
di gudang-gudang bawah tanah di daerah Batu Poron Pulau Madura, ke
daerah Madiun dan Kediri. [Hario Kecik, 2009, hal.199].
M enurut Hario Kecik, mungkin latar belakang Dekrit Pemerintah 5 Oktober
1945 asal inspirasinya dari fakta bahwa rakyat Surabaya sudah mendapat
semua senjata ringan, senjata berat, dan lain-lain alat perang Jepang dan
bekas Belanda yang ada di Jawa Timur dan secara nyata dapat membentuk
kekuatan bersenjata terdiri atas kurang lebih 140.000 orang. [Hario Kecik,
2009, hal. 201].
Di kala Amir Sjarifuddin menjabat Menteri Keamanan, dengan
ditandatangani Presiden Soekarno 7 Januari 194, pemerintah mengeluarkan
Ketetapan No 2/S.D. yang menetapkan nama Tentara Keamanan Rakyat
menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, singkatnya tetap TKR; Kementerian
Keamanan diubah menjadi Kementerian Pertahanan.
Menurut Kolonel Cba Dr.Ir.Drs. Djoko Susilo, MT, TNI pada awal
kelahirannya hingga sekarang ini merupakan hasil metamorfosis lebih 5 kali.
Mulai dari BKR (Badan Keamanan Rakyat) - TKR (Tentara Keamanan Rakyat) -
TKR (Tentara Keselamatan Rakyat) - TRI (Tentara Republik Indonesia) - TNI
(Tentara Nasional Indonesia). Dalam perkembangan selanjutnya berubah
sampai menjadi ABRI dan kemudian menjadi TNI kembali. [Kolonel Cba
Dr.Ir.Drs. Djoko Susilo, MT, Wakil Kepala (Waka) Dinas Sejarah Angkatan
Darat., TNI dalam Refleks Sejarah Dikotomi Sipil-Militer dan Uninstended Result,
12 Oktober 2012]
Dalam pembentukan Angkatan Bersenjata RI, mencuat masalah pucuk
pimpinannya. "Pada waktu itu disebut dua nama, yaitu Soedirman bekas
Daidanco PETA dan Oerip Soemohardjo bekas kapten KNIL (Koningkelijke
Nederlansch Indische Leger—Tentara Kerajaan Hindia Belanda) yang
dipensiun sebagai mayor. Masalah itu ternyata menimbulkan pertentangan
di kalangan politik. Golongan intelektual penganut Sjahrir mendukung
bekas Mayor Oerip Soemohardjo dan golongan intelektual kelompok
Nasionalis dan pemuda pejuang bersenjata mendukung Soedirman. Hal ini
mungkin karena Soedirman ikut dalam pertempuran di Ambarawa yang
pernah terjadi antara pemuda pejuang Semarang—Magelang melawan
kekuatan satu batalyon tentara Inggris yang diboncengi beberapa elemen
bersenjata dari NIC A (Belanda), sedangkan kelompok Tan Malaka atau
Murba tidak setuju dengan kedua calon itu. Mereka memperjuangkan Tan
Malaka sebagai "Bapak Republik" yang tidak setuju diadakannya
perundingan dengan Belanda dan Inggris [Hario Kecik, 2009, hal.250—251].
Kalangan yang mendukung Oerip menentang Soedirman dengan
menyatakan bahwa Soedirman hanyalah sebagai "de dorps onderwijzer" (guru
sekolah desa yang tidak mengerti bahasa Belanda).
Dalam tahap permulaan pembentukan Markas Besar Tentara pada waktu
itu sudah nampak upaya-upaya dari kelompok politik tertentu untuk
menempatkan orangnya. Mayor Jenderal Oerip Soemohardjo adalah jagonya
para intelektual pemuda kelompok sosialis. [Hario Kecik, 2009, hal.253].
Akhirnya diputuskan oleh pemerintah bahwa Soedirman sebagai
Panglima Besar dan Oerip Soemohardjo sebagai Wakil Panglima Besar. Para
bekas opsir KNIL yang dikalahkan oleh Jepang akhirnya masuk jajaran TRI
di eselon teratas tingkat komando tentara Indonesia. Hal ini akan
mempunyai pengaruh dalam rangka panjang perkembangan selanjutnya
Tentara Republik Indonesia. Di samping Tahi Bonar Simatupang, terdapat
Abdul Haris Nasution yang berasal dari perwira KNIL, menduduki jabatan
menentukan dalam pucuk pimpinan Angkatan Darat. Sejak semula
T.