Tampilkan postingan dengan label penggulingan sukarno 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penggulingan sukarno 3. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

penggulingan sukarno 3


  Bragg, mendidik 

sejumlah besar perwira Angkatan Darat, mendidik sejumlah besar 

intelektual hingga terbentuknya kelompok "Berkeley Mafia", dengan 

dukungan partai-partai kanan anti komunis Masyumi, kaum sosial 

demokrat PSI, dan penganut aliran Trotskis, semuanya menjadi kekuatan 

anti-komunis, anti Bung Karno. Di samping menggunakan Angkatan 

Bersenjata, kekuatan inilah yang dikerahkan Kubu Soeharto-CIA membasmi 

kaum komunis dan kaum kiri serta berhasil menggulingkan pemerintah 

Presiden Soekarno.

W alaupun terdapat Partai Komunis yang besar, yang gigih mengangkat 

semboyan anti imperialisme Amerika, tapi PKI tidak memimpin kekuatan

bersenjata seperti Partai Komunis Vietnam, PKI menempuh jalan damai 

dalam berrevolusi, tidak dipersiapkan untuk menghadapi musuh biadab 

yang demikian perkasa, yang semenjak bertahun-tahun secara berencana 

dengan teliti mempersiapkan pembasmian kaum komunis dan kaum kiri 

Indonesia dengan tujuan menggulingkan Bung Karno.

Operasi Program Phoenix yang dilancarkan CIA adalah sumber 

malapetaka yang mengorbankan banyak jiwa. Rezim fasis orba Soeharto 

yang anti komunis ditegakkan dengan memanipulasi G30S, adalah hasil dari 

operasi ini. Rezim ini memusatkan tuduhannya, bahwa PKI lah dalang G30S, 

adalah bertanggung jawab atas terjadinya korban pembunuhan besar￾besaran itu.

Sesudah rezim Soeharto digulingkan, para pakar sejarah Indonesia 

memusatkan perhatian pada mencari sumber dan sehah musahah hencana ini. Di 

antara sekian banyak pakar sejarah. Pak Asvi Warman Adam adalah salah 

seorang yang berusaha keras secara objektif meninjau dan menulis kembali 

sejarah. Membantah versi tunggal pemerintah orba Soeharto yang 

menyatakan PKI adalah dalang G30S.

Tapi tak sedikit yang menulis dengan haluan melemparkan tanggung 

jawab kesalahan pada pimpinan PKI terutama Bung Aidit, atau Bung Karno. 

Ini adalah pemalsuan sejarah. Hal ini dilakukan oleh Victor Miroslav Fic, 

Jung Chang, C.J.A. Dake, Noegroho Notosoesanto, John Roosa, dll. Mereka 

dengan segala jalan, termasuk dengan pemalsuan-pemalsuan sejarah, 

berusaha membuktikan bahwa PKI adalah dalang, atau pemimpin PKI terutama

Aidit, terlibat dalam peristiwa G30S, yang bermuara pada peristiwa 

pembantaian manusia yang berlumuran darah ini.

Di kalangan generasi muda yang menjadi korban peristiwa berdarah ini, 

terdapat usaha untuk mempelajari dan memahami masa lampau, belajar 

sejarah, mencari sumber malapetaka yang telah menimpa bangsa. Ada yang 

disesatkan oleh pandangan, bahwa malapetaka itu disebabkan oleh 

kesalahan pimpinan PKI. Pandangan demikian bisa ditunggangi oleh usaha 

membangkitkan komunisto-fobi yang selalu dikobarkan CIA. Kalau ini 

berkembang, maka akan menghasilkan lahirnya generasi muda yang anti￾komunis di Indonesia. Inilah yang jadi idaman penguasa Amerika Serikat



1. N a tio n a l S e c u rity C o u n cil (NSC)—Politbiro Perang Dingin

KOMUNISME sudah berkembang dari teori menjadi praktik, hingga telah 

terbentuk negara yang didasarkan pada ajaran komunisme. Seusai Perang 

Dunia kedua, bukan hanya ada Uni Republik-Republik Sovyet Sosialis 

(URSS), tetapi telah berkembang hingga di Eropa Tengah dan Timur 

terbentuk negara-negara sosialis dipimpin partai-partai komunis. Para 

penguasa negara Amerika Serikat membayangkan bahaya, bahwa komunis 

akan merebut dan menguasai setiap jengkal bumi ini. Karena itu, di mana saja

ada atau muncul, kaum komunis harus dihasmi.

Maka pelaksanaan strategi pembasmian komunisme sejagat adalah sangat 

rumit, sudah menyangkut pembasmian kekuasaan banyak negara, harus 

berhadapan dengan kekuatan politik, ekonomi, militer dan, budaya. Setelah 

dipaparkan Doktrin Truman - the policy of containment, dan yang diikuti oleh 

gagasan anti-komunis rollback Dulles, Doktrin Eisenhower, maka diperlukan 

aparat yang kuat untuk pelaksanaannya. Banyak segi yang tak bisa 

dilakukan secara terbuka oleh pemerintah Amerika Serikat. Karena itu 

diciptakan berbagai aparat yang canggih dan rapi, di antaranya terdapat 

"Pemerintah Bayangan". Aparat-aparat yang canggih dan rapi ini bekerja di

bawah komando National Security Council (NSC), Dewan Keamanan Nasional 

Amerika Serikat, Politbiro Perang Dingin.

National Security Council (NSC) didirikan berdasarkan Undang-Undang 

Umum 82—253, yang disahkan 26 Juli 1947, sebagai bagian dari reorganisasi 

umum aparat Keamanan Nasional Amerika, berdasarkan ketetapan National

Security Act tahun 1947 (PL 235-61 Stat 496, U.S.C. 402) yang kemudian 

diamendir oleh National Security Act tahun 1949 (63 Stat. 579, 50 U.S.C. 

National Security Act Amendments of 1949 63 Stat. 579, 50 U.S.C. 401 et seq).

Dalam tahun 1949, sebagai bagian dari Plan Reorganisasi, NSC ditempatkan 

di dalam Kantor Eksekutif Presiden. NSC memainkan peranan menentukan

mengenai politik luar negeri Amerika. Dewan ini berfungsi semenjak 

kepresidenan Truman, Eisenhower, Nixon, Kennedy, Johnson, dan 

seterusnya.

Fungsi dari NSC, sebagaimana yang ditetapkan dalam undang-undang 

tahun 1947 adalah memberi nasihat pada presiden mengenai integritas 

politik-politik dalam negeri, luar negeri, dan militer yang berhubungan 

dengan keamanan nasional, untuk memudahkan kerja sama antar 

kementerian-kementerian. Di bawah pimpinan presiden, NSC bisa memberi 

petunjuk mengenai hal-hal yang menyangkut Keamanan Nasional Amerika, 

mempertimbangkan politik-politik dan kemudian melaporkannya atau 

mengajukan usul-usul kepada presiden.

NSC diketuai oleh presiden. Yang hadir dalam rapat-rapatnya secara 

teratur adalah wakil presiden, menteri luar negeri, menteri keuangan, 

menteri pertahanan, pembantu presiden untuk keamanan nasional. Ketua 

Gabungan Kepala-Kepala Staf adalah penasihat militer tetap dari Dewan, 

dan Direktur Badan Intelijen Nasional adalah penasihat intelijen. Kepala Staf 

Kepresidenan, penasihat presiden, dan pembantu presiden di bidang politik 

ekonomi diundang untuk menghadiri sidang-sidang NSC. Jaksa Agung dan 

Direktur Kantor Manajemen Anggaran Belanja juga diundang menghadiri 

sidang yang bersangkutan dengan masalah tanggung jawab mereka.

Pada masa kepresidenan Kennedy, yang mengendalikan NSC adalah 

aristokrat McGeorge Bundy, yang memainkan peranan penting dalam 

masalah politik luar negeri selama tahun 60-an sampai dia meninggalkan 

kedudukan dalam pemerintahan untuk menjadi ketua Ford Foundation. 

Stafnya termasuk Walt Rostow, dari MIT Center for International Studies; 

ekonom Harvard, Carl Kaysen; Michael Forrestal (putra mantan President of

Dillon Read); dan Robert Komer (seorang pejabat pemerintah).

Yang berikut ini adalah anggota Komite Eksekutif NSC pada masa 

pemerintahan Kennedy yang bersidang secara teratur dengan periodik duaminggu: Lyndon Johnson, wakil presiden, perwakilan dari kapital minyak 

Texas; Dean Rusk, mantan Presiden Rockefeller Foundation; Robert 

McNamara, mantan presiden Ford Motors; Robert F. Kennedy, 

multimilioner dari Boston; Douglas Dillon, mantan presiden Dillon Read; 

Roswell Gilpakric, ahli hukum sebuah korporasi dari New York; McGeorge 

Bundy, seorang aristokrat dari Boston yang mantan dekan di Harvard; Adlai 

Stevenson, ahli hukum sebuah korporasi dari Chicago; John McCone, 

seorang multimilioner industrialis dari Los Angeles; Dean Acheson, seorang 

ahli hukum dan mantan menteri luar negeri; Robert Lovett, seorang bankir 

investor pada Brown Brothers, Harriman; Jenderal Maxwell Taylor, seorang 

penasihat Presiden, dan mantan kepala Mexican Light and Power Company, 

Ltd.; Jenderal Mayor Marshall Sylvester Carter, Wakil Direktur CIA; George 

Ball, seorang ahli hukum sebuah korporasi kemudian menjadi mitra dari 

Lehman Brothers; Edwin M. Martin, pejabat kementerian luar negeri, pakar 

khusus mengenai Amerika Latin; Lwedlyn Thompson, pejabat kementerian 

luar negeri; Theodore Sorensen, penulis pidato dan penasihat presiden.1

Yang duduk dalam NSC adalah tokoh-tokoh terkemuka di bidang politik, 

ekonomi, dan militer, yaitu “mereka-mereka yang menguasai Amerika". Dan 

ruang lingkup yang ditangani oleh NSC menunjukkan besarnya kekuasaan 

dewan ini. Karena itu, John Fischer dari Harper's Magazine menulis bahwa 

"NSC adalah Politbiro Mr. Truman".2

Ini berarti, NSC adalah Politbiro Perang Dingin. Putusan-putusannya 

memberi haluan dan menetapkan langkah-langkah yang diambil Amerika 

Serikat dalam Perang Dingin, yaitu dalam melaksanakan the policy of

containment - Doktrin Truman, membendung dan membasmi komunisme sejagat.

Dalam usaha membasmi komunisme sejagat, NSC telah mengambil serentetan

putusan yang mengintervensi banyak negeri, termasuk Indonesia. Antara lain 

putusan-putusan NSC 171/1, 5518, 5901, 6023.

Pelaksanaan strategi pembasmian komunisme sejagat adalah sangat rumit. 

Ini sudah menyangkut pembasmian kekuasaan negara, harus berhadapan 

dengan kekuatan politik, ekonomi, militer, dan budaya suatu negara. 

Sesudah dipaparkannya Doktrin Truman - the policy of containment, dan yang 

diikuti oleh gagasan anti-komunis rollback Dulles serta Doktrin Eisenhower, 

maka diperlukan aparat yang kuat untuk pelaksanaannya. Banyak segi yang 

tak bisa dilakukan secara terbuka oleh pemerintah Amerika Serikat. Karenaitu diciptakan berbagai aparat yang canggih dan rapih, di antaranya terdapat 

“Pemerintah Bayangan

2. "Pemerintah Bayangan"

RICHARD J. Boylan, Ph.D. yang menulis The Shadow Government—

A Structural Analysis memaparkan wujud dan fungsi aparat Perang Dingin

yang canggih ini. Dikemukakannya bahwa di Amerika terdapat satu 

“Pemerintah B a y a n g a n yaitu jaringan organisasi yang sangat luas, yang 

melakukan operasi seiring dengan pemerintah legal Amerika Serikat.

Sebagaimana pemerintah, “Pemerintah Bayangan" ini adalah pemerintah 

rahasia yang juga mempunyai cabang-cabang yang fungsional. Karena 

“Pemerintah Bayangan" didirikan oleh para tokoh terkemuka yang punya 

kuasa, tindak-tanduknya tidak dikontrol oleh badan-badan legislatif.

Cabang-cabangnya meliputi: cabang eksekutif, cabang intelijen, cabang 

kementerian peperangan, cabang industri senjata, dan cabang kementerian 

keuangan. Kegiatan operasi-operasi khusus dalam bidang cabang intelijen 

dan cabang kementerian peperangan melaksanakan petunjuk-petunjuk 

politik yang memerlukan operasi-operasi rahasia yang kalau ketahuan, tak 

diakui sebagai kegiatan legal. Cabang industri persenjataan tunduk kepada 

cabang eksekutif, melalui departemen peperangan dan atau cabang intelijen 

untuk mendapatkan Anggaran Biaya Gelap bagi sistem persenjataan.

Secara teoretis, kementerian keuangan tunduk kepada cabang eksekutif 

mengenai pelaksanaan kebijaksanaan keuangan, tetapi de facto juga tunduk 

langsung kepada kekuasaan mereka yang sudah menciptakan “Pemerintah

B a y a n g a n Kementerian Keuangan pada waktunya melapor langsung 

sebagaimana alat pelaksanaan politik keuangan. Tujuan dari lima cabang ini 

adalah tujuan menyeluruh dari pemerintah bayangan melaksanakan kontrol 

yang rahasia.1

Yang masuk cabang eksekutif:

1. Council on Foreign Relations (CFR). Termasuk di dalamnya: George 

Bush, Bill Clinton, semua direktur-direktur CIA, semua kepala-kepala 

gabungan kepala staf, hampir semua anggota kabinet, dan para 

pejabat yang diangkat oleh cabang eksekutif.

2. Komisi Trilateral: yang anggota-anggotanya adalah: David

Rockefeller, Henry Kissinger, John D. Rockefeller, Alan Greenspan, 

Zbignew Brezinski, Anthony Lake, John Glenn, David Packard, David 

Gergen, Diane Feinstein, Jimmy Carter, Adm. William Crowe, dll.

3. The Bilderberg Group: Prince Hans-Adam of Liechtenstein, Prince 

Bernhard of Netherland, Bill Clinton, Lloyd Bentsen, dll.

4. National Security Council (NSC), menyusun politik militer dan intelijen 

dan grup kontrol untuk keamanan nasional dan internasional yang 

melapor langsung kepada presiden, dengan Committee 5412 yang 

rahasia (yang memimpin operasi-operasi rahasia, dan Subcommittee

PI-40 nya)

5. Gabungan Kepala-Kepala Staf Compartment Operasi Khusus (JCS) 

dari direktorat operasi-operasi yang melaksanakan perintah-perintah 

Committee NSC 5412, dengan menggunakan Komando Pasukan 

Khusus USA.

6. Kantor Program Nasional (NPO), yang melakukan operasi Kelanjutan 

Proyek Pemerintah (COG —Continuity of Government Project), satu 

proyek rahasia yang sedang berlangsung untuk mempertahankan 

pusat-pusat komando, kontrol, komunikasi, dan intelijen selama 

keadaan sangat darurat nasional dengan melakukan operasi rahasia, 

sekuriti, di bawah tanah kota-kota dengan dilakukan oleh para 

pengganti pemimpin-pemimpin nasional yang ada di permukaan.

Yang masuk Cabang Intelijen:

1. National Security Agency (NSA), memonitor dan menyadap semua 

telepon, telegram, komputer modern, radio, televisi, telepon genggam, 

microwave, dan komunikasi satelit, dan bidang-bidang 

elektromagnetik "yang menarik" di seluruh dunia, dan mengatur 

kontrol informasi dan kegiatan-kegiatan rahasia yang berhubungan 

dengan kerahasiaan UFO (piring terbang) dan mengawasi operasi￾operasi luar bumi, Fort Meade.

2. National Reconnaisance Office (NRO), menghimpun informasi dari 

sateli-satelit mata-mata dari bumi, memonitor jalur UFO (piring 

terbang) memasuki dan meninggalkan atmosfir bumi, mengoordinasi 

penembakan senjata-senjata sinar energi dari satelit Perang Bintang 

yang mengorbit menurut pilihan manusia dan sasaran-sasaran di 

udara dari pesawat luar-bumi, pangkalan Pentagon dan daerah 

lapangan terbang Dulles, VA.3. National Reconnaisance Ogrganization (NRO), alat operasi-operasi 

intelijen militer dari PI-40 Subcommittee, menjalankan pengawasan, 

pencegatan, penangkapan, dan pensitaan, atas UFO-UFO dan para 

penumpangnya yang dari luar-bumi untuk kepentingan intelijen dan 

tujuan-tujuan "kemanan internasional".

4. Central Intelligence Agency (CIA), mengomandoi, sering mengontrol, 

dan kadang-kadang mengoordinasi rapat-rapat orang asing, 

menghimpun informasi oleh mata-mata, pengawasan elektronis, dan 

cara-cara lain, operasi-operasi rahasia kontra-pemberontakan oleh

paramiliter yang di luar kebiasaan, menyelenggarakan proyek-proyek 

pasifikasi politik yang mendahului yang melanggar hukum 

internasional, demikian pula melakukan operasi-operasi mendadak 

kontra-intelijen melawan agen-agen asing; bertindak dalam 

pengawasan dalam negeri, dan manipulasi proses-proses politik 

Amerika Serikat, "dalam rangka kepentingan nasional" secara 

langsung bisa melanggar putusan-putusan Congress, melakukan 

operasi perusahaan-perusahaan dengan "front palsu" untuk mencari 

laba, ambil bagian besar-besaran dalam pengapalan internasional 

obat-obat narkotik yang ilegal, menggunakan selubung keamanan 

nasional dan imunitas, bekerja sama dengan operasi-operasi rahasia 

NSA's UFO, Langley, VA, dan cabang-cabang di seluruh dunia.

5. Federal Bureau of Investigation, Counter Intelligence Division (FBI). 

Melakukan investigasi, pengawasan, menetralisir agen-agen intelijen 

asing yang beroperasi di dalam negeri Amerika, dan bekerja sama 

dengan NRO dalam mengawasi mereka-mereka yang terlibat.

Di samping itu terdapat banyak badan atau lembaga lainnya, antara lain: 

N S A's Central Security Service dan CIA's Special Security Service, yang 

berfungsi memata-matai mata-mata, melancarkan operasi-operasi khusus 

yang tak dapat dipercayakan pelaksanaannya pada perwira-perwira intelijen. 

Ft. Meade, MD, dan Langley, VA.

Di bawah naungan "Pemerintah Bayangan" terdapat berbagai proyek 

penting yang rahasia: Project Deep Water, menghimpun kekuatan, sumber￾sumber dan metode yang dihasilkan dari mendatangkan secara rahasia 

Kepala Intelijen Nazi Hitler, Jenderal Reinhard Gehlen, untuk menyusun 

aparat intelijen Amerika. Proyek Paperclip, yang melanjutkan hasil 

mendatangkan secara rahasia senjata-senjata Nazi dan para sarjana 

aerospace/UFO bagi riset militer rahasia Amerika dan dasar-dasar 

perkembangan.

Di bawah cabang keuangan, terdapat Federal Reserve System (FED), yaitu 

kartel bank-bank swasta besar yang dikuasai elite para bankir pemilik uang 

super-kaya, seperti Rockefellers, Mellons, DuPonts, Rotschilds, dsb., yang 

mendikte pemerintah mengenai arus uang, nilai uang, dan kadar bunga. 

Juga terdapat Lembaga-lembaga yang dibiayai sendiri oleh CIA, yang operasi￾operasinya berada di bawah kontrol perdagangan internasional obat-obat 

narkotik heroin, kokain, dan marijuana, demikian juga bagi usaha-usaha 

"front" perusahaan-perusahaan sebagai sumber uang tunai bagi operasi￾operasi rahasia tanpa tercatat dan penjualan senjata-senjata dan bahan 

narkotik eksotik serta dana penyuapan yang strategis.1

"Bagaikan gurita, ia beroperasi secara rahasia di bawah selubung layar 

yang diciptakannya sendiri. Pada kepala gurita ini terdapat kepentingan￾kepentingan Rockefeller Standard Oil dan segelintir pemilik bank yang 

perkasa, yang umumnya berhubungan dengan bankir-bankir internasional. 

Kumpulan segelintir bankir internasional yang perkasa inilah sesungguhnya 

mengendalikan pemerintah Amerika Serikat untuk tujuan-tujuan 

kepentingan dirinya sendiri. Secara praktis, mereka mengontrol kedua partai 

politik."2

3. C e n tra l In telig en ce A g e n c y (CIA)

CIA adalah lembaga paling penting sebagai aparat pelaksana strategi Perang 

Dingin. CIA beroperasi dengan jaringan yang memasuki semua bidang 

kehidupan sosial. Mulai dari politik, militer, ekonomi, budaya, media pers. 

Pada pokoknya, kegiatannya berupa operasi-operasi rahasia.

Operasi Paperclip. Dalam tulisannya A Fimeline of CIA Atrocities, Steve 

Kangas memaparkan: Sementara lembaga-lembaga Amerika menguber 

kriminal perang Nazi untuk ditangkap, badan-badan intelijen Amerika 

menyeludupkan mereka ke Amerika, tidak dihukum, tapi untuk 

dipergunakan buat melawan Uni Sovyet selanjutnya. Yang paling penting di 

antaranya adalah Reinhard Gehlen, tokoh mata-mata Hitler yang sudah 

membangun jaring mata-mata di Uni Sovyet.Dengan direstui Amerika, dia membangun "organisasi Gehlen", satu 

jaringan pelarian mata-mata Nazi yang menghidupkan kembali kegiatan 

mereka di Russia. Ini termasuk perwira-perwira intelijen SS Nazi, Alif red Six 

dan Emil Augsburg (yang melakukan pembunuhan massal orang Yahudi), 

Klaus Barbie ("penjagal di Lyon"), Otto von Bolschwing (dalam holokaus 

bersama Eichmann), dan Kolonel SS, Otto Skorzeny (sahabat pribadi Hitler) 

dengan info intelijen mengenai Uni Sovyet, mengabdi bagaikan jembatan 

antara pembubaran OSS dan dibangunnya CIA. Uni Sovyet juga melakukan 

penetrasi ke dalam organisasi Gehlen. [Baca: Steve Kangas: A Timeline of CIA

Atrocities] [Steve Kangas, A Timeline of CIA Atrocities, accessed in

http://www.huppi.com/ kangaroo/CIAtimeline.html, William Blum, op.cit.,

p.259].

CIA didirikan atas putusan Congress dengan rumusan dari National

Security Act 1947, yang ditandatangani Presiden Harry Truman. Ia adalah 

kelanjutan dari Office of Strategic Service (OSS) yang berfungsi dalam Perang 

Dunia kedua dan dibubarkan Oktober 1945 dengan fungsinya dialihkan 

pada Kementerian Peperangan. Sebelas bulan sebelumnya, dalam tahun 

1944, pendiri OSS, William J. Donovan, mengusulkan kepada Presiden 

Franklin Delano Roosevelt untuk mendirikan organisasi baru yang langsung 

di bawah pengawasan presiden, "yang akan melakukan tugas intelijen 

dengan metode terbuka dan rahasia, dan bersamaan waktu akan 

memberikan bimbingan intelijen, menetapkan objek-objek intelijen nasional, 

serta menghubungkan bahan-bahan intelijen yang dihimpun oleh semua 

lembaga negara.

Menurut rencana ini, sebuah lembaga sipil yang kuat, terpusat harus 

mengoordinasi semua lembaga intelijen. Dia juga mengusulkan supaya 

lembaga ini mempunyai kekuasaan untuk menjalankan "operasi subversif di 

luar negeri" tetapi "tak punya fungsi polisi untuk pelaksanaan undang￾undang, di dalam dan luar negeri."

Dalam bulan September 1947, menurut National Security Act 1947, 

didirikan National Security Council (NSC) dan Central Intelligence Agency

(CIA). Rear Admiral Roscoe H. Hillenkoetter diangkat menjadi direktur 

pertama CIA.

Petunjuk NSC mengenai Office of Special Projects, 18 Juni 1948 (NSC 10/2), 

memberi CIA kekuasaan untuk menjalankan operasi-operasi rahasia 

"melawan negara asing atau grup-grup luar negeri yang jahat, atau 

membantu negara-negara asing atau grup-grup, tetapi harus direncanakan 

dan dilaksanakan dengan demikian rupa hingga tak ada bukti yang 

menunjukkan tanggung jawab pemerintah Amerika mengenai hal tersebut."

Steve Kangas menulis, CIA mendirikan Office of Policy Coordination,

dipimpin oleh Frank Wisner. Dalam piagam rahasianya ditulis bahwa 

tanggung jawab lembaga ini adalah termasuk "propaganda, perang ekonomi, 

aksi langsung preventif, termasuk sabotase, anti-sabotase, pembasmian, 

pemindahan-pemindahan penduduk, melakukan subversi terhadap negara￾negara yang tak bersahabat dengan AS, membantu grup-grup perlawanan 

bawah tanah dan mendukung unsur-unsur anti-komunis setempat di dunia 

bebas."

Tahun 1948 di Itali, Cl A campur tangan dalam pemilihan umum. Itali 

menghadapi kemungkinan kemenangan kaum komunis. Cl A membeli suara, 

berpropaganda anti-komunis, mengancam pemimpin-pemimpin oposisi, 

menginfiltrasi dan merusak organisasi mereka. Komunis dapat dikalahkan.

Demikian pula di Perancis. Cl A bekerja sama dengan kekuatan-kekuatan 

anti-komunis pengikut Trotskis dan kaum sosial demokrat, mengeluarkan 

unsur komunis dari Pemerintah Perancis.

Hal yang sama terjadi di Indonesia. Amerika tidak tenang dengan 

adanya kabinet dipimpin komunis Amir Sjarifuddin. Maka berlangsung 

usaha penggulingan pemerintahan Amir Sjarifuddin dan realisasi Red Drive

Proposals, hingga pecahnya Peristiwa Madiun, September 1948. Dengan 

menggerakkan oposisi dari partai Islam Masyumi, kabinet Amir berhasil 

dijatuhkan. Disusul oleh pecahnya Peristiwa Madiun. Dalam Peristiwa 

Madiun, sejumlah besar kader pimpinan utama PKI, termasuk Musso, Amir 

Sjarifoeddin, dan lain-lain, terbunuh menjadi korban.

Akhir tahun 40-an, CIA melancarkan operasi Mockingbird, yaitu mulai 

merekrut organisasi-organisasi perkabaran dan para jurnalis untuk menjadi 

mata-mata dan penyebar propaganda. Usaha ini dipelopori oleh Frank 

Wisner, Allen Dulles, Richard Helms, dan Philip Graham. Graham adalah 

penerbit The Washington Post, yang menjadi pelaku utama CIA. Sementara 

itu, aset media CIA termasuk ABC, NBC, CBS, majalah-majalah Time,

Newsweek, kantor perkabaran Associated Press, United Press International,

Reuters, Hearst Newspapers, Scripps-Howard, Copley News Service, dan lain-lain. 

Terdaftar dalam CIA paling kurang 25 organisasi dan 400 jurnalis menjadi 

alat CIA.

Tahun 1949, CIA membangun alat propaganda penting Radio Free Europe.

Selama puluhan tahun selanjutnya. Radio Free Europe terus-menerus 

berpropaganda anti-komunis, anti Uni Sovyet. Siarannya adalah penuh 

kepalsuan, bahkan di Amerika sendiri "penerbitan transkrip siarannya 

adalah terlarang." [Baca: Steve Kangas, A Timeline of CIA Atrocities].

Tahun 1953, CIA mendalangi kup militer menggulingkan pemerintah 

Mossadegh yang dipilih dengan demokratis. Ini terjadi sesudah Mossadegh 

mengancam untuk menasionalisasi perusahaan minyak milik Inggris. Cl A 

menggantikan Mossadegh dengan seorang diktator. Syah Iran, dengan polisi 

rahasianya Savak yang adalah kejam seperti Gestapo.

Dengan satu kup militer, Cl A menggulingkan pemerintah Jacobo Arbenz 

yang dipilih secara demokratis di Guatemala tahun 1954. Arbenz 

mengancam menasionalisasi United Fruit Company milik Rockefeller, di 

mana terdapat saham Direktur CIA, Allen Dulles. Arbenz digantikan oleh 

Castillo Armaz, perwira didikan Amerika dan sejumlah diktator kaum 

kanan yang menjalankan poiitik kekerasan sampai membunuh 100.000 

rakyat Guatemala selama 40 tahun.

Dalam tahun 1949, undang-undang Central Intelligence Act (Public law

81 — 110) memberi kuasa bagi CIA untuk menggunakan prosedur keuangan 

dan administratif rahasia, dan membebaskannya dari pembatasan￾pembatasan biasa dalam penggunaan dana Federal. CIA juga dibebaskan 

dari keharusan mengumumkan "organisasi, fungsi, pejabat-pejabat, titel-titel, 

gaji, atau anggota pejabat yang dipekerjakan."

CIA juga menyusun program "PL-110" untuk mengurus para pembelot 

dan "unsur-unsur asing penting" lainnya yang termasuk di luar prosedur 

imigrasi normal, demikian pula memberikan pada mereka bantuan ekonomi.

Allen Dulles yang bertugas sebagai perwira kunci operasi OSS di Swiss 

dalam Perang Dunia kedua, menggantikan kedudukan Bedell Smith, Kepala 

CIA. Pada waktu itu politik Amerika didominasi oleh anti-komunisme yang 

keras.

Terdapat berbagai kegiatan anti-komunis. Yang paling terkemuka adalah 

investigasi yang digalakkan oleh Senator Joseph McCarthy dan sedang 

dikembangkan secara sistematik doktrin of containment, yang berasal dari 

gagasan George Kennan. Juga berlangsung blokade Berlin dan Perang Korea.

Sebagaimana saudaranya, John Foster Dulles, yang menjabat menteri 

luar negeri waktu itu, perhatian Allen Dulles sangat terpusat pada Uni 

Sovyet, yaitu kesulitan-kesulitan mendapatkan informasi dari 

masyarakatnya yang tertutup, hanya sangat sedikit agen-agen yang bisa 

menyusup untuk mendapatkan informasi, maka pemecahannya dilakukan 

lewat teknologi tinggi.

Sukses pertama adalah dengan menggunakan pesawat terbang Lockheed 

U-2, yang dapat mengambil potret dan menghimpun sinyal-sinyal elektronis 

dari ketinggian yang jauh. Ini telah mengungguli pencapaian teknologi 

pertahanan udara Sovyet. Sesudah Gary Powers tertembak jatuh oleh roketbumi-udara SA-2 buatan Sovyet, maka Amerika mengembangkan pesawat 

SR-71 menggantikan pesawat Lockheed U-2.

Tujuan utama dari Cl A selama Perang Dingin adalah untuk mencuri 

rahasia-rahasia Sovyet, mengerahkan mata-mata. Tetapi Cl A tak pernah 

punya orang yang dapat menyusup dalam ke Kremlin. Hanyalah segelintir 

mata-mata Sovyet yang secara sukarela membocorkan informasi penting, 

tapi mereka segera ketahuan, tertangkap dan terbunuh. [Baca: Tim Weiner, 

Legacy of Ashes: The History of the CIA, Publisher: Anchor, May 20, 2008].

Menggulingkan Berbagai Pemerintah. Tahun 1954 —1958, perwira CIA 

Edward Lansdale selama empat tahun berusaha menggulingkan pemerintah 

Vietnam Utara, dengan menggunakan semua cara yang kotor. Cl A juga 

berusaha melegalisir pemerintah boneka Vietnam Selatan yang kejam 

dikepalai Ngo Dinh Diem. Usaha ini gagal, tak mendapat dukungan rakyat 

Vietnam Selatan karena pemerintah Diem anti demokrasi yang 

sesungguhnya, anti landreform dan anti langkah-langkah mengurangi 

kemiskinan. Kegagalan-kegalan CIA yang terus-menerus menyebabkan 

Amerika memperluas intervensi, sampai Perang Vietnam mencapai 

puncaknya.

Tahun 1956, Radio Free Europe menghasut rakyat Hongaria untuk 

memberontak sesudah disiarkannya pidato rahasia Khrusycyov mengutuk 

Stalin dalam Kongres ke-XX PKUS. Siaran radio itu juga menunjukkan, 

bahwa Amerika akan memberikan bantuan bagi rakyat Hongaria yang 

berjuang. Pemerintah Imre Nagy yang kanan menyatakan keluar dari Pakta 

Warsawa dan menyerukan agar Barat memberi bantuan. Pemerintah ini 

digulingkan berkat bantuan pasukan Sovyet, dan digantikan oleh 

pemerintah Janos Kadar yang memulihkan sistem demokrasi rakyat di 

Hongaria.

Tahun 1958, CIA mendukung pemberontakan bersenjata PRRI— 

Permesta di Indonesia. CIA membantu pemberontakan dengan pengiriman 

senjata dan penggunaan pesawat membom daerah Republik Indonesia, 

sampai pesawatnya tertembak jatuh dan pilotnya tertangkap hidup-hidup.

Militer Amerika dan CIA membantu 'T apa Doc" Duvalier menjadi 

diktator Haiti tahun 1959. Duvalier membangun polisi pribadi "Tonton 

Macoutes" yang melakukan teror atas rakyat. Terbunuh 100.000 rakyat 

selama keluarga Duvalier berkuasa. Amerika tak ambil pusing, mengenai 

pelanggaran hak asasi manusia ini.

Bulan April 1961, CIA mendaratkan 1.500 orang Kuba pengasingan 

menginvasi di Plaja Giron untuk menggulingkan pemerintah Fidel Castro.

Operasi dengan kode "Operation Mongoose" ini gagal. Perencana invasi ini 

membayangkan bahwa pendaratan ini akan memicu kebangkitan 

perlawanan rakyat terhadap Fidel Castro. Kegagalan CIA ini menyebabkan 

Presiden Kennedy memecat Direktur Cl A, Allen Dulles.

Tahun 1957—1973, CIA beroperasi di Laos. CIA hampir tiap tahun 

mensponsori kup, berusaha menegasi pemilihan-pemilihan umum yang 

demokratis. Masalahnya adalah: di Laos terdapat Pathet Lao, grup kaum kiri 

yang dapat dukungan rakyat. Akhir tahun 50-an, CIA bahkan membangun 

pasukan "Armee Clandestine" dari orang-orang Asia bayaran untuk 

menyerang Pathet Lao. Sesudah pasukan yang didanai CIA mengalami 

kegagalan demi kegagalan, Amerika mulai melakukan pemboman atas 

daerah Laos. Tapi Pathet Lao tak terkalahkan.

Tahun 1961, CIA melakukan pembunuhan atas Rafael Trujillo, diktator 

kejam Republik Dominika yang semenjak tahun 1930 mendapat dukungan 

Washington. Laba perusahaan Trujillo berkembang demikian besar, 

mencapai sekitar 60 persen perekonomian negeri yang menyaingi kapitalis 

Amerika. Karena itu dia digulingkan.

CIA mensponsori pembunuhan atas Patrice Lumumba, Perdana Menteri 

Republik Demokratis Kongo yang terpilih secara demokratis. Lumumba 

digantikan oleh Antoine Gizenga, Secretary-General Unified Lumumbist Party

(Parti Lumumbiste Unifie), CIA tidak berhasil segera menggantikan Lumumba 

dengan orangnya. Empat tahun berlangsung kekacauan politik, akhirnya 

tahun 1965, di Kongo berlangsung kup militer yang didukung CIA untuk 

m endudukkan Mobutu Sese Seko jadi perdana menteri. Mobutu sejak 

semula adalah agen CIA di Kongo. Dengan kup ini Mobutu berhasil jadi 

penguasa Kongo yang kejam dan kaya-raya.

Tahun 1963, CIA menggulingkan Presiden Republik Dominika, Juan 

Bosch yang terpilih secara demokratis. Dan digantikan dengan sebuah junta 

militer kanan yang kejam.

Di Ekuador, CIA mendukung kekuatan militer Ekuador menggulingkan 

Presiden Jose Velasco yang terpilih secara demokratis. Wakil Presiden Carlos 

Arosemana menggantikannya. CIA menentukan orangnya untuk mengisi 

kedudukan kursi wakil presiden.

Kemudian CIA mendukung kup militer yang menggulingkan Presiden 

Arosemana, yang politiknya independen, bukan sosialis, tapi tak bisa 

diterima oleh Washington. Junta militer mengambil oper kekuasaan, 

membatalkan hasil pemilihan umum, dan mulai berlangsung pelanggaran￾pelanggaran hak asasi manusia.

Oktober 1965, CIA mendalangi penggulingan Soekarno. Cl A sudah 

berusaha melenyapkan Soekarno semenjak tahun 1957, dengan 

menggunakan berbagai usaha untuk membunuhnya, memfitnah dengan 

intrik seksual, serta mendukung pemberontakan PRRI/Permesta yang 

mendirikan republik tandingan.

Di Republik Dominika terjadi pemberontakan, rakyat memulihkan Juan 

Bosch sebagai presiden yang pernah dipilih. Amerika mendaratkan pasukan 

Angkatan Laut untuk menindas pemberontakan ini dan mendirikan 

pemerintahan militer. CIA memainkan peranannya di belakang layar.

Tahun 1964, CIA mendukung kup militer Brazilia menggulingkan 

Presiden Joao Goulart yang terpilih secara demokratis. Junta militer yang 

menggantikannya selama dua dasawarsa merupakan kediktatoran yang 

paling berlumuran darah. Jenderal Castelo Branco membangun "pasukan 

mati" yang pertama di Amerika Latin, yaitu gerombolan polisi rahasia yang 

mengejar kaum "komunis" untuk disiksa, interogasi, dan dibunuh. Sering 

terjadi bahwa "komunis" ini sesungguhnya hanyalah lawan politik dari 

Jenderal Branco. Kemudian ternyata, bahwa pasukan mati itu adalah dididik 

oleh CIA.

Dengan dukungan CIA, tahun 1965 Raja Yunani menggulingkan Perdana 

Menteri George Papandreou. Papandreou tidak berhasil dengan tangguh 

melindungi dan membela kepentingan Amerika di Yunani.

Tahun 1966 terjadi Peristiwa Ramparts di Amerika. Majalah radikal 

Ramparts mulai menyiarkan sejumlah artikel yang anti-CIA. Di antaranya 

ditulis bahwa CIA sudah membayar 25 juta dolar pada Universitas Michigan 

untuk menyewa para "profesor" buat mendidik siswa-siswa Vietnam 

Selatan dengan metode polisi rahasia. MIT dan universitas-universitas 

lainnya juga sudah mendapat pembayaran yang sama. Ramparts juga 

mengungkapkan bahwa National Students Association adalah organisasi front

CIA. Para siswa kadang-kadang direkrut secara main sogok dan "jalan 

belakang".

Tahun 1967, kup militer yang didukung CIA menggulingkan pemerintah 

Yunani, dua hari sebelum pemilihan umum. Yang diperkirakan akan 

menang adalah George Papandreou, seorang calon yang liberal. Selama 

enam tahun berikutnya berlangsung kekuasaan para kolonel yang didukung 

CIA dengan bersimaharajalelanya penyiksaan dan pembunuhan terhadap 

lawan-lawan politik.

Operasi Phoenix tahun 1967, mengikuti pengalaman CIA di Filipina 

membasmi gerilya komunis Huk Balahap. Operasi mahakejam, penuh 

penyiksaan dan pembunuhan. CIA membantu pejabat-pejabat Vietnam

Selatan untuk mengenal dan kemudian membunuh pemimpin-pemimpin 

Vietcong yang beroperasi di desa-desa Vietnam Selatan. Menurut laporan 

Congress tahun 1971, operasi ini telah membunuh 20.000 komunis Vietnam 

(Vietcong)

Tahun 1968, operasi militer di Bolivia yang dilakukan Cl A berhasil 

menangkap pemimpin gerilya yang terkenal Che Guevara. CIA ingin 

menangkap hidup untuk diinterogasi, tapi pemerintah Bolivia 

membunuhnya untuk mencegah tuntutan umum dunia untuk 

pengampunannya.

Tahun 1970, Cl A menggulingkan Norodom Sihanouk, digantikan 

dengan politisi anti komunis, antek Cl A, Lon Nol.

Tahun 1971, sesudah Bolivia selama lima tahun mengalami kekacauan 

politik, kup militer yang didukung CIA menggulingkan Presiden Juan 

Torres yang kiri. Selama dua tahun selanjutnya, diktator Hugo Banzer 

berkuasa dengan mengorbankan lebih dari 2.000 orang lawan politiknya 

dipenjarakan tanpa lewat pengadilan, disiksa, diperkosa, dan dibunuh.

Tahun 1973, CIA menggulingkan dan membunuh Salvador Allende, 

presiden beraliran sosialis yang pertama terpilih secara demokratis di 

Amerika Latin. Muncul masalah karena Allende menasionalisasi 

perusahaan-perusahaan Amerika di Chili. Maskapai ITT menyerahkan pada 

CIA satu juta dolar untuk keperluan kup. CIA mengganti Allende dengan 

Jenderal Augusto Pinochet, yang menjalankan penyiksaan dan pembunuhan 

ribuan penduduknya dan membasmi pemimpin-pemimpin serikat buruh 

dan partai politik kiri. [Baca: Tim Weiner, Legacy of Ashes: The History of the

CIA, Publisher: Anchor (May 20, 2008)]

Yang di atas ini adalah sebagian dari aksi dan operasi-operasi rahasia 

yang digalakkan CIA semenjak berdirinya. Pembasmian kaum kiri dan 

penggulingan pemerintah kiri bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi sudah 

terjadi di banyak negeri. Ini berakar pada doktrin pembasmian komunisme - the

policy of containment—Doktrin Trum an—dan gagasan rollback John Foster 

Dulles. Eksekutornya, badan pelaksananya yang utama adalah CIA.

4. RAND Corporation

BANYAK lembaga bernaung di bawah "Pemerintah Bayangan". Salah 

satunya adalah RAND (Reseach ANd Development) Corporation. Ini adalah 

sebuah lembaga prestisius yang berfungsi sebagai gudang tenaga ahli, 

sarjana-sarjana terkemuka yang menjadi tangan penting proyek-proyekintelijen yang melibatkan front-CIA, tentang perkembangan persenjataan, 

dan perkembangan basis-basis bawah tanah.

Di dalamnya terdapat para sarjana teoretikus pembela tangguh 

kapitalisme dan anti-komunis. Di antaranya ialah Walt Whitman Rostow 

yang tahun 1960 menampilkan karya anti Marxisme: The Stages of Economic

Growth: A Non-Communist Manifesto, Yoshihiro Francis Fukuyama, profesor 

Paul H. Nitze School of Advanced International Studies (SAIS) Johns Hopkins

University, yang bergendang paha dengan ambruknya Uni Sovyet dengan 

karyanya tahun 1992: The End of History and The Last Man.

Chalmers Johnson, seorang profesor Asian Studies University of California,

menulis dalam A Litany of Horrors, America's University of Imperialism, bahwa 

RAND Corporation of Santa Monica, California, didirikan segera seusai Perang 

Dunia kedua oleh Korps Angkatan Udara Amerika yang kemudian menjadi 

Angkatan Udara Amerika Serikat. Para jenderal Angkatan Udara yang 

mempunyai pikiran untuk mengabadikan hubungan selama masa perang 

yang berkembang antara kalangan pekerja ilmiah dan kalangan intelektual 

serta militer, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Proyek Manhattan yang 

mengembangkan dan menghasilkan bom atom.

Tak lama kemudian, RAND menjadi sebuah lembaga kunci dari empire

Perang Dingin Amerika. Sebagai jurupikir (thinktank) utama bagi peranan 

menghegemoni dunia Barat, RAND adalah alat dalam memberikan 

kedudukan militer dewasa ini dan tuntutan-tuntutannya yang kian luas 

terhadap bom atom, kapal-selam nuklir, peluru kendali antar benua, dan 

pesawat-pesawat pembom jarak jauh. Tanpa RAND, kompleks industri 

militer, demikian juga demokrasi Amerika tidak akan seperti sekarang ini.

Kegiatan RAND banyak menyangkut ideologi, mendukung nilai-nilai 

Amerika yaitu individualisme dan kepentingan pribadi, serta menentang 

Marxisme, tapi penampilan ideologisnya diselimuti oleh statistik-statistik 

dan persamaan-persamaan, yang membuatnya seperti analisa yang 

//rasional,/ dan //ilmiah,/. Kesimpulan-kesimpulan dari riset RAND mengenai 

Dunia Ketiga, mengenai perang terbatas, dan mengenai perang kontra￾pemberontakan selama Perang Vietnam menyatakan bahwa Amerika Serikat 

haruslah mendukung "modernisasi militer" di negeri-negeri yang 

terbelakang, yang berarti adalah hal yang baik jika militer mengambil alih 

kekuasaan, harus bekerja sama dengan perwira-perwira negeri lain. Maka 

selama tahun-tahun 1960 — 1970, Amerika memberi dukungan pada 

sejumlah negara kediktatoran militer seperti di Vietnam Selatan, Korea 

Selatan, Thailand, Filipina, Indonesia, dan Taiwan.

Sekitar tahun 1958, PKI tampil sebagai gerakan massa yang luas di 

Indonesia. Pada masa itulah, sekelompok kecil intelektual peneliti akademis 

Angkatan Udara Amerika dan "thinktank' yang dapat subsidi Cl A mulai 

membangun kontak dengan militer Indonesia secara terbuka, dengan 

menggunakan majalah-majalah ilmiah dan penerbitan Amerika lainnya, 

mendorong militer Indonesia untuk merebut kekuasaan dan 

menghancurkan PKL

Contoh yang paling menonjol adalah Guy Pauker, yang dalam tahun 

1958 mengajar di Universitas-Universitas California dan Berkeley serta 

bekerja sebagai konsultan dari RAND Corporation. Dalam kedudukan 

terakhirnya ini, dia sering melakukan kontak dengan apa yang dia sebut 

"kelompok sangat kecil" intelektual PSI dan sahabat-sahabat mereka dalam 

tentara.

Dalam sebuah buku RAND yang diterbitkan oleh Princeton University

Press, Pauker mendesak sahabatnya di dalam tentara Indonesia untuk 

mengambil "penuh tanggung jawab" bagi kepemimpinan bangsa mereka, 

satu "tugas penuh" dan kemudian "memukul, menyapu bersih rumah".

Ungkapan-ungkapan Pauker "penuh tanggung jawab", "tugas penuh", 

"membersihkan rumah", adalah kata-kata kiasan bagi pemberontakan dan 

pembunuhan besar-besaran, kata-kata kiasan yang sering dipakai untuk 

suatu kup. Perintah pembunuhan yang pertama oleh perwira-perwira 

militer bagi mahasiswa-mahasiswa Islam pada awal bulan Oktober 1965 

adalah kata-kata sikat yang berarti sapu, bersihkan, "basmi", atau "bunuh 

besar-besaran".

RAND Corporation berkolaborasi dengan Ford Foundation di bawah 

koordinasi Cl A berhasil membangun kelompok sarjana ekonomi dan politik 

berupa Berkeley Mafia yang menjadi unsur penting dari Grup Soeharto — CIA.

Bahkan melalui Brigjen. Soewarto, wakil komandan Seskoad menampilkan 

doktrin Angkatan Darat Tri Ubaya Shakti yang melandasi gagasan Dwi Fungsi

ABRI.

5. Ford Foundation

FORD Foundation adalah sebuah lembaga swasta yang didirikan di 

Michigan dengan pusatnya di New York, yang diciptakan untuk 

menghimpun dana bagi program-program Edsel Ford dan Henry Ford 

tahun 1936. Lembaga ini memberi bantuan melalui markas besarnya di New 

York dan dua belas kantor di bidang internasional.Dilaporkan bahwa pada tahun 2007 memiliki aset sebesar 13,7 miliar 

dolar dan telah mengeluarkan bantuan sebesar 530 juta dolar untuk proyek￾proyek yang dipusatkan buat memperkuat nilai-nilai demokrasi, 

perkembangan masyarakat dan ekonomi, pendidikan, media, kesenian dan 

budaya, serta hak-hak manusia.

Mengenai Ford Foundation, James Petras menulis 15 Desember 2001, 

bahwa dari awal tahun 50-an sampai sekarang, CIA telah menyusup ke 

dalam Ford Foundation secara sangat dalam. Hasil penelitian Congress

Amerika tahun 1976 menunjukkan bahwa hampir 50% dari 700 pemberian 

dana di bidang kegiatan internasional oleh lembaga-lembaga utama adalah 

didanai oleh CIA. [Frances Stonor Saunders, Who Paid the Piper? The CIA and

the Cultural Cold War, Granta Books, 1999, pp.134 —135].

CIA berpendapat, bahwa lembaga-lembaga seperti Ford Foundation 

adalah "jenis yang terbaik dan sangat masuk akal untuk selubung dana." 

[Ibid, p.135].

Kerja sama lembaga-lembaga yang prestisius, menurut seorang mantan 

pekerja CIA, memungkinkan CIA untuk mendanai "program-program aksi 

rahasia yang luas tak terbatas, menyangkut golongan-golongan pemuda, 

serikat buruh, universitas-universitas, badan-badan penerbitan, dan badan￾badan swasta lainnya." [Ibid, p.135].

Akhir tahun 1950-an, Ford Foundation memiliki kekayaan seharga tiga 

miliar dolar. Pada mulanya Ford Foundation hanya merupakan 

perpanjangan tangan pemerintah di bidang propaganda kebudayaan 

internasional. Ford Foundation tercatat dalam keterlibatannya dalam aksi￾aksi rahasia di Eropa, bekerja sama dengan erat dalam penyusunan Plan

Marshall dan proyek-proyek khusus dari para pejabat CIA.

Richard Bissel adalah Ketua Ford Foundation tahun 1952. Selama dua 

tahun menjabat ketua, dia sering bertemu dengan Kepala CIA, Allen Dulles, 

dan pejabat-pejabat CIA lainnya dalam "sama-sama mencari" ide-ide baru.

Tahun 1954, Bissel meninggalkan Ford Foundation untuk menjadi 

pembantu khusus Allen Dulles. Di bawah pimpinan Bissel, Ford Foundation 

adalah "pelopor pemikir Perang Dingin". Satu di antara proyek Ford 

Foundation adalah mendirikan badan penerbitan. Inter-cultural Publications,

dan penerbitan majalah Perspectives di Eropa dalam empat bahasa. Menurut 

Bissel, tujuan Ford Foundation bukanlah untuk "mengalahkan intelektual 

kiri dalam perjuangan dialektis, tapi untuk menarik mereka supaya 

meninggalkan posisinya." [Ibid, p.140].

Para dewan direksi dari balai penerbitan sepenuhnya didominasi oleh 

budaya pembela Perang Dingin. Karena kuatnya aliran kiri dalam

kebudayaan di Eropa seusai Perang Dunia kedua, majalah Perspectives gagal 

menarik pembaca dan jadi bangkrut. Disusul dengan majalah lainnya, Der

Monat, yang didanai dengan dana rahasia dari militer Amerika Serikat di 

bawah pimpinan Melvin Lasky, diambil oper oleh Ford Foundation, dengan 

memberinya wajah merdeka. [Ibid, p.140].

Yang jadi Ketua Ford Foundation tahun 1954 adalah John McCloy, yang 

sebelumnya adalah pembantu menteri peperangan, presiden Bank Dunia, 

High Commissioner Jerman yang diduduki ketua Rockefeller's Chase 

Manhattan Bank. Sebagai High Commisssioner Jerman yang diduduki, 

McCloy telah memberi wajah bagi sejumlah besar agen CIA. [Ibid,p.141].

McCloy mengintegrasikan Ford Foundation dengan operasi-operasi Cl A. 

Dia menciptakan ikatan khusus antara CIA dengan Ford Foundation. 

McCloy mengepalai komite konsultasi tiga orang dengan CIA untuk 

memudahkan penggunaan Ford Foundation untuk mendapatkan dana. 

Dengan ikatan struktur demikian, Ford Foundation menjadi salah satu 

organisasi yang dapat dimobilisasi untuk perjuangan politik melawan kaum 

kiri pro-komunis yang anti imperialis.

Berbagai "front” CIA menerima dana bantuan yang besar dari Ford 

Foundation. Mereka dinyatakan sebagai organisasi kebudayaan 

"independen" yang disponsori CIA, grup-grup human rights, seniman￾seniman dan intelektual yang menerima dana CIA/Ford Foundation. Salah 

satu penerima donasi terbesar dari Ford Foundation adalah Kongres untuk

Kebebasan Kebudayaan yang diorganisasi CIA awal tahun 1960 yang 

menerima 7 juta dolar. Berbagai operasi CIA mendapat jaminan tenaga dari 

Ford Foundation dengan kerja sama yang berlanjut dengan CIA. [Ibid, p.143].

Semenjak awal, sudah terdapat hubungan struktural yang erat dan saling 

bertukar personil dalam tingkat tinggi antar CIA dan Ford Foundation. 

Hubungan struktural sudah didasarkan pada kepentingan bersama yang 

mereka anut. Hasil dari kolaborasi ini adalah penerbitan dan penyebaran

sejumlah majalah yang isinya dipakai oleh media massa yang dipergunakan 

oleh intelektual pro-Amerika untuk melancarkan polemik melawan kaum 

Marxis dan kaum anti imperialis. Ford Foundation memberi dana bagi 

organisasi-organisasi anti-Marxis dan kaum intelektuil untuk mendapat 

lindungan legal bagi kedudukannya sebagai "independen" dari dana 

pemerintah (CIA).

Adalah penting artinya dana Ford Foundation bagi front kebudayaan 

CIA untuk merekrut intelektual non-komunis yang didorong untuk 

menyerang kaum Marxis dan komunis kiri. Banyak kaum kiri yang non￾komunis ini kemudian mengaku bahwa mereka "ditipu", dan bahwa jika

mereka tahu bahwa Ford Foundation adalah berfront dengan Cl A, mereka 

tidak akan membiarkan nama dan prestise mereka dikorbankan.

Kekecewaan mereka yang anti-komunis ini jadi terbuka setelah media 

pers menerbitkan pengakuan kolaborasi Ford Foundation dengan Cl A. 

Tujuan dari kongres-kongres mewah yang diselenggarakan di villa-villa luks 

dan hotel berbintang lima di Lake Como, Paris, dan Roma, semua pameran 

megah dan mahal serta majalah-majalah gemerlapan hanyalah untuk 

mengkritik "imperialisme Sovyet", dan "tirani komunis" serta "kediktatoran 

yang dibela kaum kiri"—walaupun dalam kenyataannya Amerika 

melakukan intervensi penggulingan pemerintah demokratis Jacobo Arbenz 

di Guatemala, dan pemerintah Mossadegh di Iran, dan Amerika dengan 

tangguh mendukung para diktator Batista di Kuba, diktator di Republik 

Dominika, Nikaragua, dan lain-lainnya.

Sejarah kolaborasi Ford Foundation dengan Cl A demi Amerika 

mencapai hegemoni dunia merupakan kenyataan yang terdokumentasi. 

Sesudah tahun 60-an terdapat perubahan yang tidak mendasar. Ford 

Foundation lebih fleksibel dalam memberikan dana bantuan dalam jumlah 

kecil bagi grup-grup hak asasi manusia dan bagi peneliti akademis yang 

kadang-kadang berbeda dengan politik Amerika. Yang lebih penting, Ford 

Foundation bekerja lebih terbuka dalam hal kerja sama dengan pemerintah 

Amerika dalam proyek-proyek kebudayaan dan pendidikan, terutama 

dengan Agency of International Development.

Sebagaimana di tahun-tahun 50-an dan 60-an, Ford Foundation sekarang 

ini secara terpilih memberi bantuan bagi grup-grup hak-hak asasi manusia 

yang anti-kiri yang memusatkan serangan pada pelanggaran-pelanggaran 

hak asasi manusia oleh lawan-lawan Amerika, dan mengambil jarak dengan 

organisasi-organisasi serta para pemimpin hak-hak manusia yang anti￾imperialis. Ford Foundation sudah mengembangkan satu strategi yang 

canggih dalam memberi dana bagi grup-grup hak asasi manusia yang 

menyerukan pada Washington agar mengubah politiknya sambil memblejeti 

lawan-lawan Amerika tentang pelanggaran-pelanggarannya yang 

"siste m a tisFord Foundation mendukung grup hak-hak asasi manusia yang 

tidak ikut dalam aksi-aksi massa anti-globalisasi dan anti neo-liberal.

Dalam periode ofensif besar militer-politik Amerika Serikat dewasa ini, 

Washington menampilkan masalah "terorisme atau demokrasi", sebagaimana 

halnya menampilkan masalah "Komunisme atau Demokrasi" dalam masa 

Perang Dingin. Kini, Ford Foundation dengan baik memainkan peranannya 

sebagai kolaborator untuk jadi pelindung Perang Dingin Kebudayaan Baru. Ini

adalah tetap dalam rangka realisasi the policy of containment. Khusus 

mengenai Indonesia, Ford Foundation mempunyai strategi 20 tahun.

6. Pakta-Pakta Militer:

N o r th A tla n tic T re a ty O r g a n iz a tio n (NATO),

S o u th -E a s t A s ia n T re a ty O r g a n iz a tio n (SEATO),

C e n tra l T r e a ty O r g a n iz a tio n (CENTO).

UNTUK membendung dan membasmi Uni Sovyet dan negeri-negeri sosialis 

lainnya, Amerika Serikat memprakarsai pembentukan pakta-pakta militer 

yang mengepung negeri-negeri sosialis.

Tanggal 4 April 1949, di Eropa dibentuk North Atlantic Treaty

Organization (NATO), di Timur Tengah dibentuk CENTO (Pakta Baghdad), 

1954 di Asia Tenggara dibentuk SEATO, dan di Selatan dibentuk pakta 

Australia—New Zealand—US (ANZUS).

Pernah direncanakan pembentukan Latin American Treaty Organization

(LATO) tapi tidak terwujud.

Ketika pembentukannya, yang jadi anggota NATO adalah Amerika 

Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Denmark, Swedia, Kanada, 

Portugal, Italy, Norway, Denmark, dan Iceland dengan kedudukan 

markasnya di Brussel.

Karena tak sudi pimpinan militer NATO hanya dikuasai Amerika dan 

Inggris, 1966, Perancis di bawah pimpinan Jenderal De Gaulle 

m engundurkan diri dari struktur militernya. NATO lumpuh secara militer.

Tapi sesudah Partai Sosialis Perancis di bawah pimpinan Francois 

Mitterand memerintah, Perancis kembali aktif dalam struktur militer NATO. 

NATO berjaya lagi sebagai Pakta Militer.

Di samping mendukung NATO, Partai-partai sosial demokrat Eropa 

aktif mendukung Perang Dingin yang digalakkan Amerika Serikat untuk 

membendung dan membasmi URSS dan negara-negara sosialis lainnya di 

Eropa. Sesudah URSS ambruk, NATO memperluas keanggotaannya sampai 

masuknya sejumlah bekas negara sosialis, bekas anggota Pakta Warsawa.

Sekjen pertama NATO, Lord Ismay, menyatakan, bahwa tujuan NATO 

adalah: "menjaga Rusia supaya herada di luar, Amerika masuk, dan Jerman di

bawah." [Reynolds, The origins of the Cold War in Europe. International

perspectives, p.13].

Pasal V dari perjanjian Pakta NATO berbunyi: "serangan terhadap satu

anggota, herarti serangan terhadap semua anggota NATO." ["NATO and the fight

against terrorism". North Atlantic Treaty Organization, http://www.nato.int/

issues/terrorism/evolve02.html. Retrieved 27 May 2011].

Sesudah robohnya Tembok Berlin tahun 1989, NATO terlibat dalam 

berantakannya Yugoslavia tahun 1990 sampai 1995, dengan ikut operasi￾operasi militer, dan kemudian di Serbia dalam tahun 1999. Secara politik, 

NATO berusaha membuka hubungan baik dengan bekas musuh-musuhnya, 

yang bermuara pada penerimaan bekas negara-negara Pakta Warsawa 

menjadi anggotanya pada tahun 1999 dan 2004.

Sesudah terjadinya serangan 11 September terhadap gedung Pusat 

Perdagangan Dunia New York, yang dianggap sebagai serangan terhadap 

salah satu anggota NATO, maka dengan mendasarkan pada Pasal V Pakta

NATO, pasukan NATO dikerahkan melawan terorisme Al Qaida yang 

dipimpin Osama Bin Laden di Afganistan. Di samping itu, NATO berperan 

mengirim para pendidik militer ke Irak, membantu operasi kontra 

pembajakan. Dan kegiatan NATO berlanjut, dengan atas nama 

melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1973, Angkatan Udara 

NATO dikerahkan demi pelaksanaan putusan tentang no-fly zone di udara 

Libya.

Tanggal 16 Desember 2002 tercapai persetujuan antara NATO dan 

Persatuan Eropa yang disebut Persetujuan Berlin Plus. Dengan persetujuan ini. 

Persatuan Eropa diberi kemungkinan untuk menggunakan alat-alat NATO 

di kala diperlukan untuk bertindak secara bebas dalam situasi krisis 

internasional, dengan syarat-syarat bahwa NATO sendiri tidak mau 

bertindak—yang disebut "right of first refusal"—hak penolakan pertama.

Sekarang terdapat 28 negara anggota NATO. Yang paling baru adalah 

Albania dan Kroasia yang masuk NATO dalam April 2009. Gabungan 

pengeluaran kepentingan militer semua anggota NATO adalah lebih dari 

70% pengeluaran dunia untuk pertahanan. Amerika Serikat sendiri menge￾luarkan sebesar 43% dari jumlah anggaran militer dunia. ["The 15 countries

with the highest military expenditure in 2009". http://www.sipri.org/research/

armaments/milex/resultoutput/15maj or spenders. Retrieved 22 August 2010.]

Sampai Juli 2011, NATO berjaya melakukan operasi menggunakan 

pesawat pembom dan tempur membantu kekuatan penentang Moammar 

Gadafi di Libya.

South-East Asian Treaty Organization (SEATO) dibentuk tahun 1954 di kala 

John Foster Dulles sedang galak melawan komunisme, membendungperkembangan pengaruh RRT ke Asia Tenggara. Yang menjadi anggotanya 

adalah: Amerika Serikat, Inggris, Filipina, Pakistan, Thailand, dan Ceylon.

Indonesia di bawah pimpinan Bung Karno menentang masuk SEATO. 

Bahkan aktif menyelenggarakan Konferensi Asia—Afrika di Bandung. 

Usaha Cl A menyabot Konferensi Bandung dengan meledakkan pesawat 

Kashmir Princess, milik Pakistan Air Lines yang membawa delegasi Tiongkok 

ke Konferensi, mengorbankan sejumlah wartawan, tapi tak berhasil 

membunuh PM Zhou Enlai.

Dengan hadirnya PM Zhou Enlai dan Presiden Ho Chi Minh dalam 

Konferensi Bandung, maka RRT dan Republik Demokrasi Vietnam tak 

terbendung masuk dunia internasional.

SEATO tak berdaya membendung RRT dari Selatan. Kekalahan Amerika 

dalam Perang Vietnam untuk membasmi komunis Indocina dan 

melenyapkan Republik Demokrasi Vietnam mengalami kegagalan total. 

Thailand, Ceylon, dan Pakistan, anggota SEATO berkembang menjadi 

sahabat-sahabat Republik Rakyat Tiongkok. Demikian pula Filipina. Maka 

SEATO pun jadi tak berdaya, dan secara diam-diam menjadi lenyap.

Central Treaty Organization (CENTO), asalnya bernama Middle East Treaty

Organization (METO), juga terkenal dengan Pakta Baghdad, didirikan tahun 

1955. Anggota-angotanya adalah Iran, Irak, Pakistan, Turki, dan Inggris. 

Tahun 1958, Amerika Serikat masuk Komite Militer Pakta ini. Markasnya 

berkedudukan di Baghdad (1955 —1958) dan di Ankara (1958 —1979). Tahun 

1979, Pakta ini dibubarkan. Pakta Militer ini dinilai sebagai yang paling tidak 

sukses dalam persekutuan Perang Dingin. [Martin, Kevin W. (2008). 

"Baghdad Pact". In Ruud van Dijk, et.al.. Encyclopedia of the Cold War, New 

York: Routledge, pp.57.]

7. Dari Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), Jadi Pasukan

Anti Ajaran Bung Kamo dan Jadi Pembasmi Komunis 5

5 OKTOBER 1945, Presiden Soekarno mendekritkan pembentukan Angkatan 

Perang Republik Indonesia. Waktu itu disebut Tentara Keamanan Rakyat

(TKR). Selanjutnya, 5 Oktober diperingati setiap tahun sebagai Hari Angkatan

Perang Indonesia.

Pasukan bersenjata yang dibentuk Jepang, Pembela Tanah Air (PETA),

secara resmi dibubarkan Jepang 22 Agustus 1945. Lahirnya Angkatan 

Bersenjata Republik Indonesia didahului oleh munculnya berbagai barisan 

bersenjata Rakyat yang terbentuk dalam rangka melucuti pasukan-pasukan

Jepang yang kalah dalam Perang Dunia kedua, dan untuk membela 

kemerdekaan setelah diumumkannya Proklamasi 17 Agustus 1945.

Organisasi Badan Keamanan Rakyat (BKR) telah lahir pada awal September 

dan organisasi BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang) dan BPP

(Badan Pembantu Prajurit) yang dibentuk oleh Pemerintah Surabaya Jawa 

Timur pada tanggal 3 September 1945, dilebur dalam organisasi BKR, karena 

dua organisasi tersebut dianggap sudah tidak relevan dengan situasi dan 

kondisi pada waktu itu. BKR dibentuk pada 9 September 1945 dalam 

Gedung GNI yang bersejarah, satu bulan sesudah Jepang menyerah kepada 

Sekutu. [Hario Kecik, Pemikiran Militer 1 Sepanjang Masa Bangsa Indonesia,

Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2009, hal.192].

Di Surabaya terbentuk Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR) dengan 

markas di bekas Markas Kempei Tai yang mereka duduki. PTKR terbentuk 3 

Oktober 1945 dan menjadi instansi resmi setelah diumumkannya Dekrit 5

Oktober 1945. Polisi Militer itulah yang mengawal perundingan antara wakil￾wakil Pemerintah Indonesia dan Inggris memakai seragam rapi dengan ban 

lengan (MP) dan bersenjata pistol.

Seluruh kekuatan Kempei Tai dapat dievakuasi ke kamp POW (Prisoners

of War) di Jaar Markt di Ketabang dengan meninggalkan seluruh persenjataan 

dan ratusan pedang samurai. Kemenangan terakhir ini menimbulkan konsep 

militer untuk menyerbu semua pos tentara Jepang di semua keresidenan 

Surabaya dan memindahkan seluruh persediaan senjata, amunisi, dan 

bahkan peledak tentara Jepang dan bekas tentara Belanda yang sangat besar 

di gudang-gudang bawah tanah di daerah Batu Poron Pulau Madura, ke 

daerah Madiun dan Kediri. [Hario Kecik, 2009, hal.199].

M enurut Hario Kecik, mungkin latar belakang Dekrit Pemerintah 5 Oktober

1945 asal inspirasinya dari fakta bahwa rakyat Surabaya sudah mendapat 

semua senjata ringan, senjata berat, dan lain-lain alat perang Jepang dan 

bekas Belanda yang ada di Jawa Timur dan secara nyata dapat membentuk 

kekuatan bersenjata terdiri atas kurang lebih 140.000 orang. [Hario Kecik, 

2009, hal. 201].

Di kala Amir Sjarifuddin menjabat Menteri Keamanan, dengan 

ditandatangani Presiden Soekarno 7 Januari 194, pemerintah mengeluarkan 

Ketetapan No 2/S.D. yang menetapkan nama Tentara Keamanan Rakyat

menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, singkatnya tetap TKR; Kementerian 

Keamanan diubah menjadi Kementerian Pertahanan.

Menurut Kolonel Cba Dr.Ir.Drs. Djoko Susilo, MT, TNI pada awal 

kelahirannya hingga sekarang ini merupakan hasil metamorfosis lebih 5 kali. 

Mulai dari BKR (Badan Keamanan Rakyat) - TKR (Tentara Keamanan Rakyat) -

TKR (Tentara Keselamatan Rakyat) - TRI (Tentara Republik Indonesia) - TNI

(Tentara Nasional Indonesia). Dalam perkembangan selanjutnya berubah 

sampai menjadi ABRI dan kemudian menjadi TNI kembali. [Kolonel Cba 

Dr.Ir.Drs. Djoko Susilo, MT, Wakil Kepala (Waka) Dinas Sejarah Angkatan 

Darat., TNI dalam Refleks Sejarah Dikotomi Sipil-Militer dan Uninstended Result, 

12 Oktober 2012]

Dalam pembentukan Angkatan Bersenjata RI, mencuat masalah pucuk 

pimpinannya. "Pada waktu itu disebut dua nama, yaitu Soedirman bekas 

Daidanco PETA dan Oerip Soemohardjo bekas kapten KNIL (Koningkelijke

Nederlansch Indische Leger—Tentara Kerajaan Hindia Belanda) yang 

dipensiun sebagai mayor. Masalah itu ternyata menimbulkan pertentangan 

di kalangan politik. Golongan intelektual penganut Sjahrir mendukung 

bekas Mayor Oerip Soemohardjo dan golongan intelektual kelompok 

Nasionalis dan pemuda pejuang bersenjata mendukung Soedirman. Hal ini 

mungkin karena Soedirman ikut dalam pertempuran di Ambarawa yang 

pernah terjadi antara pemuda pejuang Semarang—Magelang melawan 

kekuatan satu batalyon tentara Inggris yang diboncengi beberapa elemen 

bersenjata dari NIC A (Belanda), sedangkan kelompok Tan Malaka atau 

Murba tidak setuju dengan kedua calon itu. Mereka memperjuangkan Tan 

Malaka sebagai "Bapak Republik" yang tidak setuju diadakannya 

perundingan dengan Belanda dan Inggris [Hario Kecik, 2009, hal.250—251]. 

Kalangan yang mendukung Oerip menentang Soedirman dengan 

menyatakan bahwa Soedirman hanyalah sebagai "de dorps onderwijzer" (guru 

sekolah desa yang tidak mengerti bahasa Belanda).

Dalam tahap permulaan pembentukan Markas Besar Tentara pada waktu 

itu sudah nampak upaya-upaya dari kelompok politik tertentu untuk 

menempatkan orangnya. Mayor Jenderal Oerip Soemohardjo adalah jagonya 

para intelektual pemuda kelompok sosialis. [Hario Kecik, 2009, hal.253].

Akhirnya diputuskan oleh pemerintah bahwa Soedirman sebagai 

Panglima Besar dan Oerip Soemohardjo sebagai Wakil Panglima Besar. Para 

bekas opsir KNIL yang dikalahkan oleh Jepang akhirnya masuk jajaran TRI

di eselon teratas tingkat komando tentara Indonesia. Hal ini akan 

mempunyai pengaruh dalam rangka panjang perkembangan selanjutnya 

Tentara Republik Indonesia. Di samping Tahi Bonar Simatupang, terdapat 

Abdul Haris Nasution yang berasal dari perwira KNIL, menduduki jabatan 

menentukan dalam pucuk pimpinan Angkatan Darat. Sejak semula 

T.