Tampilkan postingan dengan label bobo dikuburan 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bobo dikuburan 3. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

bobo dikuburan 3


 amuk! 

“Dara tolol!” gerutu Panglima sontoloyoloyo . Dia memberi isyarat 

pada ketiga kawan-kawannya dan serentak keempat orang itu 

menyerbu kembali. Dan di bawah hujan lebat itu dilanjutkanlah 

pertempuran empat lawan satu yang hebat itu. 

Pada waktu langit di sekitar puncak gunung  tertutup awan gelap dan udara 

menjadi mendung, di kaki puncak gunung  sebelah timur seorang, penulis  

berjalan seenaknya. Tampaknya dia cuma lenggang kangkung biasa 

saja namun luar biasa dalam tempo yang singkat dia sudah 

meninggalkan kaki puncak gunung  sebelah timur itu dan mencapai sebuah 

jalan buruk. 

Angin bertiup keras melambai-lambaikan pakaian putih serta 

rambutnya yang pirang . Mendongak ke atas langit penulis  itu 

berkata-kata dalam hati, “Celaka! Kalau hujan turun aku bisa basah 

kuyup!” Sambil ‘berjalan’ cepat itu dia memandang kian kemari 

mencari-cari tempat yang baik untuk kelak berteduh bila hujan turun. 

Lapat-lapat jauh di muka sana telinganya yang tajam mendengar 

suara ringkikan kuda betina . Cuma ringkikan kuda betina , pikir penulis  ini dan dia 

terus juga lenggang kangkung seenaknya, debu dan pasir jalanan 

beterbangan di belakangnya. Semakin jauh menempuh jalan itu 

telinganya kembali menangkap suara di depan sana. Kali ini bukan 

suara ringkikan kuda betina  lagi tapi suara bentakan-bentakan. Si penulis  

mempercepat ‘jalannya’. Hampir sepeminuman teh jelas sudah 

baginya bahwa di tempat atau di arah yang ditujunya itu tengah 

terjadi pertempuran sebab  telinganya menangkap suara beradunya 

senjata. saat  dia sampai dekat sebuah tikungan tajam meskipun 

dia sudah menduga tadi bahwa di situ terjadi pertempuran, tapi 

yaitu  tidak disangkanya sama sekali kalau yang bertempur itu 

yaitu  seorang dewi lesbi  berpakaian dan berkerudung ungu 

melawan empat orang laki-laki! Melihat kepada potongan tubuh serta 

kegesitannya si penulis  segera bisa memastikan bahwa dewi lesbi  

itu masih muda. Meski muda tapi dengan gerakannya yang gesit 

serta ilmu meringankan tubuhnya yang tinggi si gadis lesbi asli   masih dapat 

mengimbangi serangan keempat lawannya! 

gadis lesbi asli   berpakaian ungu itu memegangi  sebilah begal gaji mahal  perak 

sedang lawan-lawannya yang mengeroyok bersenjatakan tombak 

pendek bercagak dua, pentungan , jimat jengglot  dan rantai berduri. Sewaktu 

melihat pertempuan ini yang bukan saja tidak seimbang tapi juga 

sebab  empat laki-laki melawan seorang dara muda, maka 

memakilah si penulis  berambut pirang . Hati kesatrianya 

bergejolak untuk segera turun tangan membantu si gadis lesbi asli  . Namun 

sesudah  memperhatikan sejenak dan melihat kenyataan bahwa gadis lesbi asli   

berkerudung ungu itu dengan begal gaji mahal  mustikanya dapat 

mengimbangi kehebatan ilmu tenaga dalam  empat orang lawannya yang 

tangguh itu, maka si penulis  membatalkan niatnya dan melompat 

ke sebuah tebing untuk menikmati jalannya pertempuran yang seru 

itu!

Jurus demi jurus berlalu penuh ketegangan. Si penulis  rambut 

pirang  di atas tebing melihat bagaimana dara berbaju ungu mulai 

terdesak oleh tekanan-tekanan serangan keempat lawannya. 

Sementara itu hujan rintik-rintik mulai turun dan kemudian berganti 

dengan hujan lebat. Kilat sambar menyambar sedang guntur gelegar-

menggelegar! Si penulis  di atas tebing kalau tadi dia cemas akan 

kehujanan kali ini sama sekali tidak memperdulikan hujan yang 

mengguyurnya hingga basah kuyup dari rambut sampai ke kepala! Si 

penulis  mengatupkan mulutnya rapat-rapat saat  dalam satu jurus 

yang berkecamuk hebat salah seorang pengeroyok yaitu yang 

bersenjatakan tombak besi pendek bercagak dua berhasil menjepit 

dan memutar senjata si gadis lesbi asli   hingga begal gaji mahal  perak itu terlepas 

mental dan dirampas! 

Si gadis lesbi asli   agaknya marah sekali melihat senjatanya berhasil 

dirampas lawan lalu menjentikkan kelima jarinya ke muka. Lima 

sinar kegelapan  kekuningan menderu. Tapi sang dara terpaksa menarik 

pulang tangannya sebab  salah seorang lawan menebas dengan 

pentungan !

“Ilmu pukulan gadis lesbi asli   itu kelihatannya hebat sekali!” berkata-kata si 

penulis  di atas tebing dalam hatinya. 

Di bawahnya sementara itu terdengar suara bentakan salah 

seorang pengeroyok, “Sebaiknya kau menyerah saja! Niscaya kami 

akan memperlakukan kau secara baik-baik!” 

Si gadis lesbi asli   terdengar memaki lalu laksana seekor burung walet 

melompat ke udara, mematahkan sebuah cabang pohon dan 

melayang turun kembali menyerbu keempat lawannya! “gadis lesbi asli   

hebat!” kata penulis  di atas tebing. “Nyali besar, kepandaian tinggi 

sayang parasnya ditutup!” Di bawah hujan lebat itu pertempuran 

berkecamuk kembali. Namun bagaimanapun hebatnya si gadis lesbi asli   

memainkan cabang pohon itu sebagai senjatanya, lambat laun, jurus 

demi jurus cabang kayu itupun gundul daunnya dan semakin pendek 

akibat tebasan-tebasan senjata keempat lawannya! Di satu gebrakan 

yang tegang, laki-laki yang memegangi  rantai berduri berhasil 

menghancurkan cabang pohon di tangan si gadis lesbi asli   hingga untuk 

kedua kalinya kini sang dara bertangan kosong! 

“Apakah kau masih belum mau menyerah cara baik-baik?!” si 

penulis  di atas tebing mendengar laki-laki yang bersenjatakan 

tombak pendek bertanya pada si gadis lesbi asli  . 

“Lebih baik mampus daripada menyerah kepada tikus-tikus 

macam kalian!” semprot si gadis lesbi asli   lalu menggerakkan kedua 

tangannya. Sepuluh larik sinar kegelapan  kekuningan menderu di bawah 

lebatnya hujan! Keempat pengeroyok melompat mundur lalu secepat 

kilat menyerbu kembali! Dan kali ini sang gadis lesbi asli   tak punya daya lagi 

untuk bertahan! Dalam satu jurus yang penuh ketegangan kaki sang 

dara terpeleset. Tubuhnya terbanting ke kiri! penulis  rambut 

pirang  di atas tebing memencongkan hidungnya lalu garuk-garuk 

kepala. Laksana anak panah lepas dari busurnya dia melesat turun. 

Suara bentakannya mengalahkan deru hujan lebat. 

“anak manusia -anak manusia  edan! Masakan beraninya mengeroyok 

seorang dewi lesbi ! sungguh tidak bermalu!” 

Keempat orang itu terkejut. Belum habis kejut mereka tahu-tahu 

satu gelombang angin menerpa dan tubuh mereka terbanting ke 

belakang sampai lima enam langkah! gadis lesbi asli   baju ungu tak menyia-

nyiakan kesempatan segera melompat terlontar keluar  dari kalangan 

pertempuran!

***

bobo  angker  

RAJA begal gaji mahal  DARI UTARA 10

ARAH keempat orang itu bukan alang kepalang. “penulis  

lancang!” maki Sebrang Lor. “Ada urusan apa kau berani 

mencampuri persoalan orang lain?!” 

Si penulis  garuk-garuk kepalanya yang basah kuyup dan mengomentari  

sambil senyum-senyum seenaknya, “Empat orang laki-laki bersenjata 

mengeroyok seorang dewi lesbi  bertangan kosong, apakah itu 

bukan satu hal yang memalukan?!” 

“Apakah itu menjadi hakmu untuk ikut campur?!” 

“Lantas hak apakah yang membuat kalian melakukan 

pengeroyokkan?!” balas bertanya si penulis . 

Saking marahnya Sebrang Lor hendak buka suara mengatakan 

sesuatu tapi Panglima sontoloyoloyo  memberi isyarat. Panglima 

sontoloyoloyo  kemudian berkata-kata dengan nada tenang, “Orang muda, 

barangkali kau ada hubungan apa-apa dengan gadis lesbi asli   ini?!” 

Si penulis  menggeleng. “Aku menolongnya sebab  tidak suka 

melihat tindakan kalian yang terlalu pengecut! Yang sama sekali 

tidak memegangi  aturan dunia pertenaga dalam an!” 

Panglima sontoloyoloyo  tersenyum. “Kuhargai hati satriamu, 

kuhormati nyali jantanmu. Tapi apakah kau tahu siapa gerangan 

adanya gadis lesbi asli   ini?!” ujar Panglima sontoloyoloyo . 

Si penulis  rambut pirang  angkat bahu. Panglima sontoloyoloyo  

hendak berkata-kata tapi dari samping datang sambaran sinar kegelapan  

kekuningan yang sekaligus juga menyerang pada ketiga kawan-

kawannya. Di lain kejap terdengar suara dara baju ungu. 

“Bergundal-bergundal keparat! Aku dan ayahku pasti akan datang 

mencari kalian! Kalau bertemu jangan harap kalian bakal hidup lebih 

lama!” Si gadis lesbi asli   kemudian melompat ke atas kuda betina  coklat. 

“Betina sialan! Kau kira bisa lari dari sini?!” teriak Sebrang Lor 

marah sekali. Dia melompat dan kiblatkan pentungan  berkeluknya. 

nyi pandanajeng  untuk kesekian kalinya melepaskan pukulan Kuku Api 

membuat tokoh tenaga dalam  dari tanah Malaka itu terpaksa menghindar ke 

M

samping. Dan sebelum yang lain-lainnya bisa turun tangan, 

nyi pandanajeng  telah melesat pergi bersama kuda betina nya! 

Dengan sendirinya kemarahan total kini tertuju pada penulis  

tadi! Panglima sontoloyoloyo  yang sebelumnya masih berlaku lunak kini 

membentak garang, “penulis  sedeng! Kalau tidak sebab  kau gadis lesbi asli   

itu pasti tak akan lolos!” Sang panglima menutup kata-katanya 

dengan melemparkan begal gaji mahal  perak milik nyi pandanajeng  dengan 

tangan kirinya. Lemparan itu bukan lemparan sembarangan! Senjata 

itu sampai mengeluarkan suara mendesing saking kencang dan 

kerasnya daya lemparan! 

Dua jengkal dari ujung begal gaji mahal  akan mendarat di keningnya, tiba-

tiba si penulis  menggerakkan tangan kanan dan tahu-tahu begal gaji mahal  

perak itu sudah dijepit di antara jari tengah dan jari telunjuknya! 

Kejut Panglima sontoloyoloyo  dan kawan-kawan bukan alang kepalang! 

Kepandaian menjepit senjata yang dilemparkannya selihay itu bukan 

kepandaian sembarangan! 

“Orang muda berilmu tinggi!” kata Panglima sontoloyoloyo  pula. 

“Pameran yang kau lakukan tadi cukup menarik! Biarlah aku main-

main sebentar dengan kau!” 

Si penulis  tertawa tawar. “Apakah kau akan maju berempat 

dengan kawan-kawanmu itu?!” 

kegelapan lah paras Panglima sontoloyoloyo . Meski maklum betapa 

lihaynya penulis  itu, lebih lihay dari nyi pandanajeng  tapi untuk tidak 

kehilangan muka dia mengomentari , “Untuk meringkus tikus sombong 

macammu ini mengapa musti minta bantuan kawan-kawanku?!” 

Ucapannya itu ditutup dengan satu tusukan kilat tombak bercagak 

dua ke arah tenggorokan si penulis ! 

Dengan gesit penulis  itu mengelak ke samping lalu memukul ke 

muka dari jarak tiga langkah! Panglima sontoloyoloyo  terkejut sekali 

sewaktu begitu mengelak begitu lawannya balas menyerang. Angin 

pukulan lawan terasa keras laksana sebuah batu besar yang 

dilemparkan ke arahnya! Itulah ilmu pukulan Kunyuk Melempar 

Buah. Dan pendekar muda mana lagi yang memiliki pukulan itu 

kalau bukan bobo  angker  Pendekar Kapak Maut Naga Geni pendek kekar ! 

Dengan amat penasaran Panglima sontoloyoloyo  membentak keras 

lalu kembali menyerang dengan jurus-jurus tenaga dalam nya yang hebat dan 

mengandung tipu-tipu berbahaya! Tubuh bobo  angker  yang 

berkelebatan  terkurung oleh gulungan sinar senjata di tangan sang 

panglima. Lima jurus berlalu tanpa Panglima sontoloyoloyo  bisa berbuat 

sesuatu apapun! Memasuki jurus ke sepuluh. sribagindo rajo maudu  Nan Sabatang, 

Lembu Ampel dan Sebrang Lor tak dapat tinggal diam lebih lama. 

Ketiganya segera menyerbu ke dalam kalangan pertempuran 

membantu Panglima sontoloyoloyo ! Namun sebelum ketiga orang itu 

turun tangan melancarkan serangan, Pendekar pendek kekar  bobo  angker  

dengan mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya yang telah 

mencapai tingkat tinggi melompat ke atas, sekejap kemudian telah 

berdiri di cabang pohon yang ada di tepi jalan! 

“Sebelum meneruskan pertempuran brengsek ini mari kita bicara 

baik-baik dulu brow -brow !” kata bobo  dari atas pohon. 

“penulis  lancang! Sesudah kau meloloskan dewi lesbi  itu kini 

kau hendak bicara baik-baik?! Makan ini!” damprat Sebrang Lor. 

Tangan kanannya dihantamkan ke atas. Selarik angin dahsyat 

menyambar.

Kraak!

Cabang pohon di mana Pendekar pendek kekar  berdiri patah, penulis  itu 

sendiri sudah pindah meloncat ke cabang yang lain! Dengan 

sendirinya Sebrang Lor dan kawan-kawannya tambah penasaran! 

Serentak mereka sama-sama menghantamkan tangan ke atas! 

Terdengar suara berisik! Beberapa cabang pohon patah dan ranting-

ranting serta daun-daun berhamburan kian kemari! 

bobo  memaki dalam hati, dan melompat ke tebing di tikungan 

jalan. Jarak antara pohon dan tikungan jalan hampir mencapai 

sepuluh tombak. Tentu saja lompatan yang dibuat bobo  membikin 

kagum keempat orang yang berada di bawahnya. Namun kekaguman 

itu segera sirna oleh rasa marah yang menggejolak! Tanpa tunggu 

lebih lama Panglima sontoloyoloyo  segera melompat ke atas tebing 

diikuti oleh ketiga kawan-kawannya. 

Di atas tebing Pendekar pendek kekar  pentangkan kedua telapak tangan 

dan memukul ke bawah. 

Keempat orang yang telah melayang ke atas tebing amat terkejut 

saat  mendapatkan diri mereka merasa ditekan dari atas oleh satu 

tekanan dahsyat. Bagaimanapun mereka kerahkan tenaga dalam 

tetap saja tubuh mereka tak bisa melesat ke atas. Keempatnya 

terkatung-katung beberapa saat  lamanya. 

“Kurang ajar! Dia lihay sekali!” gerutu Sebrang Lor. Tokoh tenaga dalam  

dari tanah Malaka ini memberi isyarat pada kawan-kawannya. 

Tiba-tiba keempatnya sama membentak keras dan sama 

menghantamkan kedua tangan masing-masing ke arah Pendekar 

pendek kekar . Delapan gelombang angin menderu laksana topan prahara! 

Empat buah serangan yang luar biasa dan bukan alang kepalang 

hebatnya! Di atas tebing bobo  angker  kerahkan seluruh tenaga 

dalamnya ke tangan dan memukul ke bawah! Bagaimana hebatnya 

gelegar guntur, hampir seperti itu pulalah hebatnya benturan 

delapan angin pukulan dengan dua gelombang pukulan Dinding 

Angin Berhembus Tindih Menindih yang dilepaskan bobo  angker ! 

Sebrang Lor, sribagindo rajo maudu  Nan Sabatang, Panglima sontoloyoloyo  dan 

Lembu Ampel berpelantingan ke bawah. Untung saja mereka sudah 

memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi serta tenaga dalam 

yang sempurna hingga tidak mendapat celaka dan tak sampai jatuh 

tunggang langgang bergedebukan di tanah! Sebaliknya di atas tebing 

bobo  angker  merasakan pula hebatnya serangan keempat tokoh-

tokoh tenaga dalam  itu. Tubuhnya terdorong keras lalu terhuyung-huyung lima 

langkah ke belakang. Tidak sampai di situ tiba-tiba lututnya terasa 

goyah dan ujung tebing yang dipijaknya hancur berantakan. 

Tubuhnya mencelat sampai dua tombak dari atas tebing! 

“Gendeng betul!” gerutu bobo  angker  dalam hati. sesudah  

memeriksa dan mengetahui tubuhnya di bagian dalam maupun 

bagian luar tak ada yang terluka maka pendekar ini bersuit nyaring. 

Tubuhnya melayang ke bawah berkelebatan  dan lenyap dari 

pemandangan Panglima sontoloyoloyo  dan kawan-kawan. 

Di lain kejap terdengar dua keluhan tertahan! Sebrang Lor dan 

Lembu Ampel merasakan tubuh mereka kejang kaku tak bisa 

bergerak gerak . Betapapun mereka mengerahkan tenaga dalam namun tak 

sanggup membuka jalan darah yang telah ditotok oleh Pendekar pendek kekar  

bobo  angker . Kedua tokoh tenaga dalam  ini memaki habis-habisan! bobo  

angker  malah tertawa cengar-cengir. 

“penulis  kurang ajar!” teriak Panglima sontoloyoloyo  marah sekali, 

“tadi aku cuma berniat untuk meringkusmu hidup-hidup! Tapi mulai 

detik ini terpaksa kepalamu kupecahkan!” Habis berkata-kata begitu 

Panglima sontoloyoloyo  memukulkan tangan kiri ke depan lalu menyusul 

serangan ini dengan satu tusukan tajam tombak bercagak dua yang 

saat itu sudah berada kembali dalam tangan kanannya! 

Di kejap yang sama sribagindo rajo maudu  Nan Sabatang menggembor dan 

berkelebatan  kirimkan serangan dari samping kiri dengan jimat jengglot  birunya! 

bobo  angker  ingat pada begal gaji mahal  perak milik gadis lesbi asli   baju ungu yang 

tadi diselipkan di pinggang. Segera pendekar ini mencabut senjata 

itu.

Maka, traang trang! 

Terdengar dua kali berturut-turut suara beradunya senjata. Bunga 

api memercik! sribagindo rajo maudu  Nan Sabatang dan Panglima sontoloyoloyo  terkejut 

besar, dengan muka pucat sama-sama melompat ke belakang dan 

memandang dengan mata membeliak pada tangan kanan mereka 

yang kini kosong sebab  tangkisan bobo  angker  tadi telah memukul 

lepas senjata masing-masing! Jelas bahwa penulis  berambut 

pirang  itu memiliki tenaga dalam yang luar biasa tingginya dan 

bukan tandingan mereka! Namun sebagai tokoh-tokoh tenaga dalam  yang 

sudah mendapat nama besar dan memegangi  teguh jiwa kesatria, 

mana mereka mau menyerah begitu saja?! Lebih baik mati daripada 

menerima hinaan demikian rupa. Apalagi saat  melihat bagaimana 

bobo  angker  tertawa gelak-gelak dan mengejek! 

Dengan tangan kosong sribagindo rajo maudu  Nan Sabatang serta Panglima 

sontoloyoloyo  memasuki kalangan pertempuran kembali! Serangan 

mereka hebat sekali hingga air hujan yang bergenangan di lobang-

lobang jalanan muncrat berhamburan! 

“brow -brow ! Kalian keliwat menurutkan darah kemarahan!” seru 

bobo . “Orang mau ajak bicara baik-baik malah menyerang terus-

terusan!” 

“Tutup mulutmu penulis  keparat!” bentak sribagindo rajo maudu  Nan Sabatang. 

“Jaga batok kepalamu!” teriak Panglima sontoloyoloyo . Tinjunya 

menderu ke kepala Pendekar pendek kekar . 

Lalu terdengarlah suara keluhan! Tubuh Panglima sontoloyoloyo  

terbanting ke samping sewaktu angin dahsyat menyambar dadanya. 

Selagi dia berusaha mengimbangi tubuh tahu-tahu satu totokan 

mendarat di bahunya dekat leher dan kejap itu juga sang panglima 

berdiri dengan kaki mengangkang di tanah tanpa bisa bergerak gerak  

sedikitpun! 

sribagindo rajo maudu  Nan Sabatang juga bernasib sial. Baru saja serangannya 

bergerak gerak  setengah jalan tahu-tahu jari lawan sudah menyelusup di 

bawah ketiaknya! 

“Kurang ajar!” maki sribagindo rajo maudu  Nan Sabatang. Tangan kirinya 

memukul ke muka. Tapi tak ada artinya sebab  totokan yang 

dijatuhkan bobo  tadi telah membuat sebagian tubuhnya sebelah 

kanan menjadi kaku. Lucu sekali keadaan sribagindo rajo maudu  ini. Tangan kirinya 

mencak-mencak dan kaki kiri dibanting-bantingkan ke tanah sedang 

mulut memaki-maki habis-habisan tapi seluruh tubuhnya bagian 

kanan tak dapat digerakkan sama sekali, laksana menjadi batu! 

“Sekarang mungkin kita bisa bicara baik-baik.” kata bobo  sambil 

tertawa dan memasukkan begal gaji mahal  perak ke balik pinggang 

pakaiannya.

sesudah  menyapu paras keempat orang itu satu demi satu dengan 

sepasang matanya maka bobo  melangkah ke hadapan Panglima 

sontoloyoloyo  dan berkata-kata, “Bapak, tadi kau bertanya apakah aku tahu 

siapa adanya dewi lesbi  berkerudung itu...” 

Panglima sontoloyoloyo  diam saja. Hatinya kesal bukan main dan 

dadanya bergejolak menahan amarah. Kalau saja tubuhnya tidak 

ditotok pasti penulis  itu sudah diserangnya kembali! Sebaliknya 

sambil masih tertawa-tawa bobo  berkata-kata, “Aku memang tidak tahu 

siapa dia adanya...” 

“Kalau tidak kenal mengapa kau ikut campur urusan orang?! 

gadis lesbi asli   itu lolos sebab  kelancanganmu penulis  sialan!” 

bobo  angker  senyum-senyum saja dimaki penulis  sialan. “Meski 

aku tidak tahu siapa dia, tapi melihat kalian mengeroyoknya tentu 

saja aku tak bisa berdiam diri. Apalagi dia bertangan kosong sedang 

kalian berempat pakai senjata, mendesak gadis lesbi asli   itu! Bukankah 

sayang sekali kalau gadis lesbi asli   itu terpaksa mati muda?!” 

Hampir saja Panglima sontoloyoloyo  hendak meludahi muka penulis  

itu saking gemasnya. Dibukanya mulutnya, “Memang hati satriamu 

hendak menolong gadis lesbi asli   itu patut dihargakan! Tadinya kukira dia 

gendakmu hingga kau begitu kesusu turun tangan tanpa menyelidik 

lebih dulu! Sekarang dia telah lolos. Dunia pertenaga dalam an akan sukar 

untuk diselamatkan!” 

bobo  angker  kerenyitkan kening. “Harap kau suka menerangkan 

siapa adanya gadis lesbi asli   itu!” kata bobo  pula. 

Panglima sontoloyoloyo  mendengus. “Kalau kau mau tahu, gadis lesbi asli   itu 

yaitu  nyi pandanajeng ! Anak Raja begal gaji mahal  dari Utara!” 

Sepasang mata Pendekar pendek kekar  terpentang lebar dan memandang 

pada keempat orang di hadapannya itu satu persatu. 

“Anak gadis lesbi asli  nya Raja begal gaji mahal  dari Utara?” desis bobo  seraya 

garuk-garuk rambutnya yang basah kuyup oleh air hujan yang sampai 

saat itu masih juga turun meskipun tidak selebat semula. “Aku 

sendiri sebenarnya memang tengah mencari-cari si Raja begal gaji mahal  

itu!”

Keempat tokoh tenaga dalam  sama-sama mendengus. “penulis  edan! 

Kami muak melihat lagakmu! Lekas lepaskan totokan kami dan 

berlalu dari sini!” Yang bicara yaitu  Sebrang Lor. 

bobo  memandang pada Sebrang Lor sejenak sambil berpikir-pikir. 

Kemudian katanya, “Memang aku turun tangan keliwat kesusu. Tidak 

menyelidik lebih dulu! Kalau saja aku tahu bahwa gadis lesbi asli   itu yaitu  

anaknya Raja begal gaji mahal  dari Utara aku akan membantu kalian 

meringkusnya hidup-hidup.” 

“Tak perlu bicara ngelantur!” tukas Sebrang Lor gemas. 

“Semuanya sudah kasip! gadis lesbi asli   itu sudah lolos! Kau telah 

menghancurkan rencana yang kami susun selama satu bulan! Benar-

benar kau kurang ajar dan sialan sekali!” 

“Dengar,” kata bobo , “kalau aku bertemu gadis lesbi asli   itu aku akan 

tawan dia dan menyerahkan pada kalian. Tapi katakan dulu apa 

rencana kalian.” 

“Kau tak ada sangkut-paut dengan kami! sebab nya tak perlu 

bertanya!” sahut Panglima sontoloyoloyo . 

“Kalau begitu baiklah! Kuharap saja kalian bisa melupakan 

kelancanganku tadi.” bobo  membalikkan badannya hendak pergi. 

“Hai tunggu dulu! Lepaskan dulu totokan kami!” teriak Sebrang 

Lor dan Lembu Ampel hampir bersamaan. 

bobo  tertawa. “Sebenarnya aku memang bermaksud hendak 

melepaskan totokan di tubuh kalian! Tapi sebab  kalian memakiku 

terus-terusan seenaknya, biarlah kalian jadi patung-patung hidup 

sampai beberapa jam di muka!” 

“Keparat!”

“Setan Alas!” 

“Bedebah!”

“Edan kau!” 

Begitulah maki-makian yang dilontarkan keempat orang itu. bobo  

tertawa gelak-gelak. Sekali dia berkelebatan , tubuhnya sudah melesat 

sejauh sepuluh tombak. Di bawah hujan rintik-rintik akhirnya 

Pendekar pendek kekar  lenyap dari pemandangan keempat orang itu. 

***

bobo  angker  

RAJA begal gaji mahal  DARI UTARA 11

EDAI nasi itu yaitu  kedai nasi yang paling besar di seluruh 

daerah selatan. Sebenarnya kurang pantas kalau disebut 

kedai nasi, lebih tepat agaknya jika dikatakan gudang raksasa  makan. 

sebab  di samping besar, juga gudang raksasa  makan itu terkenal ke mana-

mana. Pemiliknya seorang laki-laki berbadan gemuk pendek persis 

babi buntak. Kata orang konon kabarnya pemilik kedai yang 

bernama Dang Lariku itu ada memasukkan sejenis bumbu ke dalam 

masakannya hingga apa saja yang dijualnya di gudang raksasa  makan itu 

terasa enak sekali. Bumbu apa yang dimaksudkan Dang Lariku itu 

tak seorangpun yang mengetahuinya. Tentu saja Dang Lariku sendiri 

kegelapan asiakannya agar tidak ditiru oleh lain orang. 

Saat itu hari sudah petang, matahari hampir tenggelam. Sore 

berebut dengan senja. Keadaan di gudang raksasa  makan Dang Lariku agak 

sepi. Hanya ada satu dua orang yang duduk bercengkrama sambil 

menikmati kopi pahit. 

Dang Lariku baru saja menyalakan sebuah lampu besar di 

ruangan tengah gudang raksasa  makan sewaktu didengarnya suara derap 

kaki kuda betina  yang kemudian berhenti tepat di hadapan gudang raksasa  

makannya. Dang Lariku merasa gembira. sebab  suara derap kaki 

kuda betina  yang berhenti di depan gudang raksasa  makannya, itu berarti datangnya 

seorang tamu dan berarti uang dalam kasnya akan bertambah pula. 

Dia memandang ke pintu dan tersenyum hendak menyambut 

tamunya! Namun begitu sang tamu masuk maka berubahlah paras 

Dang Lariku dari gembira menjadi pucat seperti kertas! Tamu yang 

masuk seorang dewi lesbi  berpakaian ungu. Parasnya tak bisa 

dilihat sebab  tertutup dengan kerudung biru! Gerakannya 

melangkah menggetarkan lantai gudang raksasa  makan! Beberapa orang yang 

tengah asyik mengisi perutnya dalam gudang raksasa  makan segera berdiri 

dan dengan ketakutan cepat-cepat angkat kaki lewat pintu belakang! 

Siapakah sesungguhnya tamu yang datang ini? Tentu pembaca 

sudah dapat menduga. Dia bukan lain nyi pandanajeng , anak Raja 

K

begal gaji mahal  dari Utara. Dan siapakah di daerah selatan yang tidak kenal 

dengan gadis lesbi asli   itu?! nyi pandanajeng  sudah terkenal kekejamannya! 

Menghajar seseorang yang terlalu berani memandang kepadanya 

sampai setengah mati bukan apa-apa bagi gadis lesbi asli   itu! membunuhi  

orang-orang yang berlaku kurang ajar sudah menjadi kebiasaannya! 

Bahkan belakangan ini dia laksana seekor harimau lapar yang 

sengaja mencari mangsanya! 

Meski hatinya kecut berdebar dan parasnya sepucat kertas 

namun dengan semanis dan seramah mungkin Dang Lariku 

menyambut tamunya, mempersilahkan duduk lalu berteriak pada 

pelayan agar segera menyediakan hidangan yang paling lezat serta 

tuak yang paling harum! Sementara itu nyi pandanajeng  duduk di sudut 

gudang raksasa  makan, memandang berkeliling dan tersenyum kecil sewaktu 

menyaksikan bagaimana gudang raksasa  makan itu menjadi sunyi akibat 

kedatangannya! Tak lama kemudian Dang Lariku sendiri yang 

muncul membawakan hidangan dan minuman ke meja nyi pandanajeng . 

Seorang pelayan membawakan sepiring besar buah-buahan. 

“Sungguh satu kehormatan besar lagi bagiku sebab  puteri Raja 

begal gaji mahal  dari Utara kembali berkenan mampir di gudang raksasa  makanku 

yang buruk ini,” kata Dang Lariku pula. 

nyi pandanajeng  tak mengomentari . Diputarnya kerudung mukanya sedikit 

hingga mulutnya bisa menyantap hidangan dengan leluasa. gadis lesbi asli   ini 

baru menghabiskan setengah bagian dari hidangannya sewaktu 

sebuah kereta berhenti dan tak lama kemudian dua orang penulis  

memasuki gudang raksasa  makan. Melihat kepada pakaiannya yang serba 

bagus dapat diduga bahwa kedua penulis  ini yaitu  anak 

bangsawan. Sedang melihat kepada paras masing-masing jelas 

mereka bersaudara, adik dan kakak. sebab  dalam gudang raksasa  makan itu 

hanya nyi pandanajeng  yang ada maka dengan sendirinya gadis lesbi asli   ini 

menjadi perhatian kedua penulis . Sambil mencari tempat duduk, 

mereka tiada berhenti memandang nyi pandanajeng . 

“aneh aneh saja .” kata penulis  yang seorang. Namanya Djebat Seloka. 

“Baru kali ini kulihat ada orang berkerudung begini. Bahkan tengah 

makanpun dia tak mau membuka kain penutup anu nya itu.” 

“Bukan aneh aneh saja .” menyahuti penulis  yang seorang Namanya 

Gandra Seloka dan dia yaitu  adik Djebat Seloka. “Bukan aneh aneh saja ,” 

mengulang lagi Gandra Seloka, “tapi lucu!” Kedua penulis  itu 

tertawa-tawa. Dang Lariku yang sudah berada di dekat meja kedua 

bangsawan menjadi cemas sekali! Siapa yang berani mengganggu 

apalagi menghina pasti akan dihajar babak belur bahkan tidak jarang 

dibunuh Oleh nyi pandanajeng . 

Tapi agaknya si gadis lesbi asli   kali ini tidak mengambil perduli. Mungkin 

juga tidak mendengar ucapan-ucapan kedua orang itu sebab  dia 

terus saja menyantap makanannya. 

“Mungkin juga dia bangsa pepasukan jahat .” berkata-kata lagi Djebat Seloka. 

Kawannya tertawa. “Kurasa kurang tepat!” dia menyahuti. “Kalau 

pepasukan jahat  seperti ini tentu semua orang akan mau menyerahkan 

barang-barangnya, bahkan dirinya sekaligus!” 

Kembali kedua penulis  bangsawan itu tertawa gelak-gelak. Tawa 

mereka masih belum berakhir tiba-tiba gadis lesbi asli   berkerudung 

menggebrak meja dan tahu-tahu dua buah piring melesat ke arah 

kepala Gandra dan Djebat Seloka! 

Kedua penulis  ini kaget kelangit  bukan main! Dengan cepat mereka 

melesat dari kursi masing-masing! Dua buah piring menghantam 

dinding gudang raksasa  makan hingga pecah berantakan sedang isinya 

berhamburan di lantai! Dang Lariku meramkan mata melihat 

hancurnya kedua piring itu. Dan dia tahu bahwa sebentar lagi bukan 

hanya kedua buah piring itu saja yang menjadi kerugian baginya! 

“Bagus! Kalian tikus-tikus busuk rupanya punya ilmu juga, huh?!” 

bentak nyi pandanajeng . Dia sudah berdiri di depan meja dengan kedua 

tangan di pinggang sedang matanya menyorot penuh amarah! 

“Saudari kau galak sekali!” kata Gandra Seloka dan kembali dia 

mulai cengar-cengir. 

Saudaranya menimpali. “Bukalah kerudungmu itu agar kami bisa 

melihat, betapa cantiknya parasmu kalau sedang marah!” 

“Keparat! Kalian minta mampus!” bentak nyi pandanajeng . Kursi di 

depannya ditendang hingga hancur berantakan dan hancuran kursi 

itu melesat ke arah dua bersaudara Seloka. Tapi lagi-lagi keduanya 

bisa mengelak! Ini membuat nyi pandanajeng  semakin meluap 

amarahnya.

“Anjing-anjing bermuka anak manusia ! Kalian tahu dengan siapa 

berhadapan? Aku nyi pandanajeng  anak Raja begal gaji mahal  dari Utara!” 

Kini rasa terkejut kedua penulis  itu bukan rasa terkejut main-

main lagi. Lutut mereka menggigil sedang mata mereka membeliak, 

mulut menganga. Meski mereka menguasai ilmu tenaga dalam  yang dapat 

diandalkan, tapi berhadapan dengan anak Raja begal gaji mahal  dari Utara 

benar-benar mereka tidak punya nyali, bukan tandingan mereka! 

“Celaka kakak,” bisik Djebat Seloka, “baiknya kita segera saja 

angkat kaki dari sini!” 

Gandra Seloka menganggukkan kepala. Lalu. kedua penulis  ini 

cepat melompat ke pintu. 

“Bedebah, mau kabur ke mana?!” teriak nyi pandanajeng . Tubuhnya 

berkelebatan  dan tahu-tahu dia sudah menghadang di ambang pintu! 

Kedua penulis  laksana kain kafan pucat paras mereka. 

Djebat Seloka bicara tergagau-gagau, “Saudari ha... harap kau 

mau mememaafkan. Ka... kami tidak mengira kalau kau... yaitu  

anaknya Raja begal gaji mahal ...!” 

Di balik kerudungnya nyi pandanajeng  mendengus. Dia melompat ke 

muka. Kedua tangan terpentang lebar dan tahu-tahu kedua penulis  

bangsawan itu merasakan rambut mereka dijambak lalu, praak! 

Kedua kepala penulis  bersaudara itu diadu satu sama lain oleh 

nyi pandanajeng , hingga mengeluarkan suara keras! Batok kepala Djebat 

dan Gandra Seloka pecah. Darah dan otak bermuncratan. 

“Itu hadiah yang paling bagus buat kalian.” Kata nyi pandanajeng  

seraya melepaskan jambakannya. Tubuh Djebat dan Gandra Seloka 

melingkar di lantai. Dang Lariku si pemilik gudang raksasa  makan saat  

menyaksikan bagaimana kepala kedua penulis  itu pecah lantas saja 

roboh pingsan! Para pelayan tak ada seorangpun yang berani 

menjengukkan muka! 

Seperti tak ada kejadian apa-apa nyi pandanajeng  kembali ke mejanya 

lalu berteriak memanggil pelayan. Pelayan datang dengan tubuh 

menggigil muka pucat. 

“Hidangkan makanan baru buatku!” kata nyi pandanajeng . 

“Ba... baik yang mulya.” kata pelayan. 

Sesaat kemudian nyi pandanajeng  sudah duduk pula menyantap 

hidangannya. Belum lagi waktu berjalan sampai lima menit tiba-tiba 

di luar terdengar derap kaki kuda betina  banyak sekali dan suara seseorang 

memberi aba-aba berhenti. nyi pandanajeng  tidak mengambil perduli 

suara berisik di luar gudang raksasa  makan. Juga tidak menoleh saat  

seorang laki-laki bertubuh tinggi besar, berkumis melintang serta 

membawa sepasang pentungan  di pinggang, diiringi oleh lima orang 

yang juga rata-rata berbadan tegap memasuki gudang raksasa  makan! 

“Hai!” Keenam orang itu sama-sama mengeluarkan seruan dan 

menghentikan langkah di ambang pintu sewaktu mata mereka 

membentur dua sosok tubuh yang menggeletak di lantai gudang raksasa  

makan dengan kepala-kepala pecah! 

“Apa yang terjadi di sini?!” ujar laki-laki paling depan lalu dia 

memandang seputar ruangan dan sewaktu matanya melihat 

nyi pandanajeng  yang duduk di sudut kanan enak-enak menyantap 

hidangan kembali laki-laki ini berseru terkejut, “Hai! Dia yaitu  

anaknya Raja begal gaji mahal ! Musuh besar yang kita cari-cari! Kurung 

seluruh gudang raksasa  makan ini!” 

Kelima orang di samping laki-laki itu segera memencar dan 

memberikan perintah beruntun hingga dalam sekejap saja seluruh 

gudang raksasa  makan itu telah dikurung lebih oleh dua puluh orang. 

Siapakah laki-laki berkumis melintang serta pengiring-

pengiringnya itu? Dia yaitu  Dipa Warsyah seorang perwira tinggi 

balatentara Kesultanan Deli, yang tengah menjalankan tugas Sultan 

Deli yaitu mencari dan menangkap Raja begal gaji mahal  dari Utara baik 

hidup atau mati! sebab  Raja begal gaji mahal  sudah dikenal kehebatan dan 

kesaktiannya, meskipun Dipa Warsyah bukan seorang yang 

berkepandaian rendah namun perwira ini tidak mau ambil resiko. 

Dalam menjalankan tugas Sultan itu maka Dipa Warsyah membawa 

serta lima orang tangan kanannya dan dua puluh orang prajurit-

prajurit yang terlatih baik! Mendengar seruan Dipa Warsyah tadi, 

nyi pandanajeng  berpaling sebentar lalu meneruskan makannya dengan 

sikap yang kelihatannya tetap acuh tak acuh, tapi diam-diam gadis lesbi asli   

ini mempertinggi kewaspadaannya sebab  dia tahu siapa adanya 

orang-orang itu! Melihat sikap si gadis lesbi asli   demikian rupa, sang perwira 

merasa dongkol dan dianggap sepele. 

“Anak Raja begal gaji mahal ! Kau berhadapan dengan perwira 

Kesultanan Deli!” 

Sebelum Dipa Warsyah meneruskan bicaranya, nyi pandanajeng  sudah 

berpaling dan memotong, “Apa urusanmu, Perwira? Apa mau 

mengemis saat  orang sedang makan? Hanya Raja pengemis tak sakti -

Raja pengemis tak sakti lah yang suka mengusik orang makan!” 

kegelapan lah paras Dipa Warsyah. Dia berpaling pada kelima 

bawahannya yang berkepandaian tinggi dan memerintah, “Atas 

nama Sultan Deli tangkap gadis lesbi asli   itu!” 

Kelima orang yang diperintah segera bergerak gerak . 

“Tunggu dulu!” seru nyi pandanajeng  dengan suara keras dan sambil 

mencampakkan tulang ayam yang di tangan kanannya ke lantai 

papan hingga tulang ayam itu menancap di lantai! 

“Atas alasan apa Sultan kalian menyuruh tangkap aku?!” bentak 

nyi pandanajeng  lantang. 

Dipa Warsyah mengomentari , “Sebenarnya ayahmu yang kami cari! 

Tapi menangkap anaknyapun cukup berharga!” 

nyi pandanajeng  tertawa gelak-gelak. Suara tertawa itu merdu sekali 

namun kemerduan itu dibayangi oleh sesuatu yang mengerikan. Dia 

memandang pada kelima bawahan Dipa Warsyah. “Kalian mau 

menangkap aku? Majulah!” 

Mengandalkan jumlah yang banyak serta kepandaian mereka 

yang tinggi maka tanpa cabut senjata kelima anak buah Dipa 

Warsyah melompat ke muka. Lima pukulan dan lima totokan 

menderu bersirebut cepat! Sekejap kemudian mengumandanglah 

lima pekikan di dalam gudang raksasa  makan itu! 

***

bobo  angker  

RAJA begal gaji mahal  DARI UTARA 12

EDUA mata Dipa Warsyah membelalak besar seperti mau 

melompat dari rongganya sewaktu menyaksikan bagaimana 

kelima bawahannya jatuh bergedebukan di lantai dalam 

keadaan tubuh hangus dihantam pukulan Kuku Api yang dilancarkan 

oleh nyi pandanajeng . “gadis lesbi asli   jahanam! Jaga batang lehermu!” Tubuhnya 

melompat ke muka dan hampir tak kelihatan kapan dia mencabut 

sepasang pentungan nya, tahu-tahu dua sinar putih telah menyambar 

pinggang dan leher nyi pandanajeng  dari kanan dan kiri! 

nyi pandanajeng  terkejut melihat datangnya serangan hebat dan cepat 

ini. Lekas-lekas dia menyingkir ke samping lalu menyusupkan satu 

tendangan ke arah perut sang perwira. Permainan pentungan  Dipa 

Warsyah hebat sekali sebab  begitu serangannya mengenai tempat 

kosong, sepasang pentungan  itu laksana kilat menderu ke bawah 

membuat nyi pandanajeng  terpaksa tarik pulang kaki kanannya dan 

sewaktu dia melancarkan dua jotosan ganas ke dada dan ke kepala 

lawan, kembali sepasang pentungan  membabat ke atas menggagalkan 

serangannya! 

Panaslah hati si gadis lesbi asli  . Dia bersuit nyaring dan sekali tubuhnya 

berkelebatan  lenyaplah dia dalam jurus-jurus serangan yang ganas! 

Kedua orang itu berkecamuk dalam pertempuran yang luar biasa 

hebatnya! Meski sang perwira dalam hal tenaga dalam masih kalah 

satu tingkat dari nyi pandanajeng  namun dengan permainan sepasang 

pentungan nya yang hebat luar biasa dia berhasil memberikan tekanan-

tekanan yang berbahaya pada lawannya! Kalau saja ilmu 

meringankan tubuh nyi pandanajeng  belum mencapai tingkat yang lebih 

tinggi dari sang perwira, niscaya gadis lesbi asli   ini sudah sejak tadi kena 

celaka tersambar ujung pentungan ! 

Melihat lawan begitu tangguh dengan hati memaki nyi pandanajeng  

mulai terlontar keluar kan jurus-jurus simpanannya yang terlihay. Dipa Warsyah 

terkesiap melihat bagaimana permainan tenaga dalam  si gadis lesbi asli   berubah total 

dan sukar diduga sasaran yang ditujunya. Dengan serta-merta 

K

perwira ini percepat permainan pentungan nya hingga gudang raksasa  makan itu 

terbenam dalam deru sepasang pentungan ! 

“Perwira edan! Makan pukulan Selaksa Palu Godam ini!” teriak 

nyi pandanajeng . Tubuhnya berkelebatan  dan tahu-tahu tangan kanannya 

menyusup di bawah pentungan  sebelah kiri Dipa Warsyah, menderu ke 

atas mengarah muka sang perwira! 

Meski kaget kelangit nya bukan alang kepalang, tapi perwira ini tidak 

kehilangan akal. Dengan sebat pentungan  di tangan kanannya 

digerakkan ke atas! nyi pandanajeng  terkejut dan tak menyangka 

lawannya akan bergerak gerak  sekalap dan secepat itu. Namun demikian 

meskipun pentungan  datang menyambar gadis lesbi asli   ini tidak takut. Sedikit 

saja dia merubah gerakan pukulannya tadi maka lengannya telah 

menghantam badan pentungan . pentungan  itu bukan saja mental dari 

tangan kanan Dipa Warsyah tapi juga patah dua! Sambil 

mengirimkan satu tusukan sang perwira melompat ke samping kiri 

dan terlontar keluar  dari kalangan pertempuran. Justru ini yaitu  kesalahan 

besar.

Dengan memisah jarak sejauh itu dia memberi kesempatan pada 

nyi pandanajeng  untuk melepaskan pukulan Kuku Api yang ganas! Perwira 

ini berusaha mengelak sambil menangkis tapi sia-sia saja. Tubuhnya 

sebatas dada ke atas hangus dilanda lima larik sinar kegelapan  

kekuningan yang melesat dari lima kuku jari tangan kanan 

nyi pandanajeng ! 

“dewi lesbi  iblis!” teriak seorang kepala prajurit yang mengurung 

gudang raksasa  makan. Sekali dia berteriak maka dua puluh prajurit-prajurit 

lainnya menyerbu! 

gudang raksasa  makan itupun hiruk pikuklah! Tapi hanya sebentar sebab  

setiap kali nyi pandanajeng  berkelebatan , setiap kali dia menjentikkan 

kelima jari tangannya maka sekelompok demi sekelompok prajurit-

prajurit itu rebah ke lantai tanpa nyawa dan dalam keadaan tubuh 

hangus! Akhirnya enam orang sisa-sisa yang masih hidup segera 

ambil langkah seribu! gudang raksasa  makan itu kini penuh dengan 

gelimpangan mayat. Suasana yang mengerikan itu ditambah pula 

bergidiknya oleh beberapa orang prajurit yang masih hidup megap-

megap merintih menjelang ajal sampai! Kursi dan meja centang 

perenang tak karuan. Piring-piring dan gelas berhamburan di mana-

mana. Makanan berhamparan! Satu-satunya meja dan kursi yang 

tidak berpindah dari tempatnya ialah yang tadi diduduki oleh 

nyi pandanajeng ! 

gadis lesbi asli   ini melangkah ke kursi, duduk di situ dan meneguk tuak 

harum di dalam piala perak beberapa kali. Di tengah-tengah suasana 

yang mengerikan itu dia meneruskan menyantap hidangannya 

kembali!

nyi pandanajeng  sudah menyelesaikan makannya dan tengah 

meneguk tuak sewaktu dari pintu terdengar suara keras 

menggetarkan seantero ruangan, “Busyet! Ini gudang raksasa  makan apa 

tempat pembantaian anak manusia ?!” 

Anak gadis lesbi asli   Raja begal gaji mahal  dari Utara terkejut dan cepat berpaling. 

“Ah, dia.” kata nyi pandanajeng . Kedua bola matanya bersinar. Dia 

merasa geli dan juga merasa aneh aneh saja  melihat sikap orang di ambang 

pintu menyaksikan mayat yang malang melintang dalam gudang raksasa  

makan dengan mata membeliak, mulut ternganga dan sambil garuk-

garuk kepala! 

Tiba-tiba orang itu berpaling kepadanya dan, “Hai kau!” seru 

penulis  rambut pirang . Dia melangkah melompati mayat-mayat 

yang bergelimpangan mendadak dia menghentikan langkahnya 

saat  salah seorang dari mayat-mayat itu dikenalnya. 

“Ini Dipa Warsyah, perwira pasukan Kesultanan Deli!” katanya 

setengah berseru dan kembali memalingkan kepala pada 

nyi pandanajeng . Sambil melangkah ke meja gadis lesbi asli   itu dia bertanya, “Apa 

yang terjadi di sini?” 

“Siapa tanya siapa?!” 

“Eh!” si penulis  tertegun. Dua alis matanya yang tebal naik ke 

atas lalu sekelumit senyum tersungging di mulutnya. “Tentu saja aku 

bertanya dengan kau Saudari, kecuali kalau mayat-mayat itu masih 

sanggup diajak bicara!” 

nyi pandanajeng  pelototkan matanya. Si penulis  juga beliakkan 

sepasang matanya meski senyum tadi masih belum pupus dari 

mulutnya.

“Berlalu dari hadapanku sebelum aku jadi muak!” bentak 

nyi pandanajeng . 

“Saudari, kau galak sekali! Tidak percuma kau jadi anaknya Raja 

begal gaji mahal  dari Utara?!” 

nyi pandanajeng  terkejut. “Dari mana kau tahu aku anak Raja 

begal gaji mahal ?!”

“Ah kehebatan ayahmu dan kehebatanmu disampaikan orang 

dari mulut ke mulut. Dihembuskan angin ke pelbagai penjuru...” 

penulis  itu kemudian menyeret sebuah kursi yang terbalik lalu 

duduk di hadapan nyi pandanajeng  dengan sikap seenaknya. 

“penulis  lancang! Kalau kau sudah tahu siapa aku mengapa 

tidak lekas angkat kaki dari gudang raksasa  makan ini?!” 

Si penulis  tertawa perlahan. “Kau tak punya hak mengusirku. 

gudang raksasa  makan ini bukan milikmu!” 

Si gadis lesbi asli   mendengus. “Kalau begitu berarti akan bertambah satu 

mayat lagi di tempat ini!” 

Si penulis  yang bukan lain bobo  angker  si Pendekar pendek kekar  adanya 

tertawa perlahan. “Jadi kau rupanya yang telah membunuhi i semua 

anak manusia  ini!” bobo  gelengkan kepala dan leletkan lidah. “Dan aku 

yakin mereka bukan anak manusia -anak manusia  berdosa! Sekalipun punya 

salah tapi sangat tak berperikeanak manusia an menjagal mereka seperti 

ini!”

“Punya dosa atau tidak, salah atau tidak itu bukan urusanmu! 

Lekas menyingkir dari hadapanku!” bentak nyi pandanajeng . “Kecuali 

kalau mau segera mampus!” 

Kembali Pendekar pendek kekar  tertawa. Dia memandang ke luar lewat 

pintu gudang raksasa  makan lalu berkata-kata, “Seekor binatang jika dilepaskan 

dari bahaya besar, mungkin masih bisa menyatakan terima kasih! 

Tapi seorang anak manusia  malah sebaliknya!” 

“Keparat! Kalau tidak mengingat pertolonganmu tadi siang-siang 

aku sudah bunuh kau!” bentak nyi pandanajeng . “Soal pertolongan yang 

tak seberapa itu jangan diungkap-ungkap! Lagi pula siapa yang minta 

tolong padamu sewaktu aku bertempur melawan empat anak manusia  

hina-dina itu?!” 

“Aku sama sekali bukan bermaksud mengungkap-ungkap 

pertolongan kecil itu” sahut bobo , “tapi cuma sekedar 

membandingkan seorang anak manusia  dengan seekor binatang...” 

Ejekan ini membuat nyi pandanajeng  menjadi marah sekali. “Keparat! 

Kau betul-betul mau mampus cepat-cepat!” nyi pandanajeng  mengangkat 

tangan kanannya. Lima jadi tangannya siap dijentikkan ke arah 

Pendekar pendek kekar  bobo  angker . 

Yang hendak diserang sebaliknya tenang-tenang saja malah 

tersenyum-senyum. Ketenangan ini membuat nyi pandanajeng  menjadi 

ragu.

“Eh, kenapa maksudmu tidak diteruskan? Bukankah kau mau 

membunuhi  aku?!” kata bobo  saat  dilihatnya nyi pandanajeng  berada 

dalam kebimbangan. 

“Setan alas!” maki nyi pandanajeng  geram. Sekali tangan kirinya 

digerakkan maka meja makan yang di hadapannya melesat ke arah 

bobo  angker . Piring mangkuk dan gelas menyambar lebih dahulu! 

“Benar-benar anak manusia  yang tak tahu budi orang!” damprat bobo  

angker .

Laksana panah lepas dari busurnya tubuhnya mencelat ke atas. 

Piring mangkuk dan gelas lewat di sampingnya. Begitu meja makan 

menyusul datang, tanpa tedeng aling-aling bobo  angker  tendangkan 

kaki kanannya. Meja itu hancur berantakan. Pecahan-pecahan 

papan dan kaki-kaki meja yang keseluruhannya berjumlah delapan 

belas keping langsung menyerang ke tubuh nyi pandanajeng ! Dengan 

cekatan gadis lesbi asli   ini melompat ke atas seraya memukulkan tangan kiri 

ke muka. Kepingan-kepingan meja yang menyerangnya 

berpelantingan kian ke mari. bobo  kemudian susulkan dengan satu 

jotosan ke arah perut si gadis lesbi asli  . Dengan gerakan gesit nyi pandanajeng  

berhasil mengelakkan malah di lain kejap dia berhasil menyambar 

patahan kaki meja dan menyerang bobo  angker  dengan benda itu. 

Wut! 

bobo  membuang diri ke samping kanan. Terlambat sedikit saja 

pasti pipinya kena disambar ujung kaki meja itu! Melihat serangan 

untuk kesekian kali luput lagi maka nyi pandanajeng  berkelebatan  cepat dan 

serangan dahsyatpun bertubi-tubi melanda Pendekar pendek kekar  bobo  

angker ! Diam-diam bobo  angker  memuji kehebatan ilmu tenaga dalam  dan 

kegesitan nyi pandanajeng . Sebelum dirinya kena didesak, bobo  segera 

berkelebatan  cepat untuk mengimbangi kegesitan lawan. 

Lima jurus pertempuran berkecamuk dengan hebat. Kaki meja di 

tangan nyi pandanajeng  merupakan senjata yang ampuh, menderu kian 

ke mari laksana belasan buah banyaknya dan menyerang dalam 

gerakan-gerakan yang sukar diduga. Penasaran sekali, bobo  angker  

terlontar keluar kan sebuah jurus tenaga dalam  tangan kosong yang dipelajarinya dari 

Tua Gila (Mengenai siapa adanya Tua Gila harap baca serial bobo  

angker  yang berjudul, Banjir Darah di Tambun Tulang). Jurus ini 

bernama, Ular Gila Membelit Pohon Menarik Gendewa! Jurus ini 

sepenuhnya mempergunakan kecepatan gerakan tangan. Bagi 

nyi pandanajeng  yang tak bisa melihat kecepatan tangan lawannya, dan 

hanya melihat tubuh lawan berada dalam keadaan tak terlindung 

segera hantamkan kaki meja di tangan kanannya secepat kilat ke 

arah dada bobo  angker ! 

Wuutt! 

Kaki kursi itu menderu dan di antara dahsyatnya deru ini  

nyi pandanajeng  mendengar suara tertawa lawan yang menjengkelkan 

hatinya. Tenaga dalamnya dilipatgandakan hingga dalam satu 

kejapan mata lagi akan hancur remuklah dada Pendekar pendek kekar  

dilanda kaki meja! Namun betapa terkejutnya nyi pandanajeng  sewaktu 

merasakan gerakan tangan kanannya itu tertahan oleh satu 

kekuatan yang tak kelihatan, dan tahu-tahu kaki meja terlepas dari 

genggamannya! Bila dia menyurut mundur dan memandang ke 

depan dilihatnya bobo  angker  berdiri tertawa-tawa sambil 

membolang-balingkan kaki meja itu! 

“Saudari, kurasa cukup sudah kita main-main! Sekarang kau 

dengarlah baik-baik! Sewaktu melihat kau bertempur melawan 

empat orang tokoh tenaga dalam  itu dan berada dalam keadaan terdesak aku 

telah membantumu! Tapi sesudah  kau lolos dan tahu siapa kau 

adanya, nyatalah bahwa aku telah membuat kesalahan besar! Aku 

berjanji pada keempat orang itu untuk menangkap dan 

menyerahkanmu kepada mereka. Nah bagaimana tanggapanmu! 

Menyerah baik-baik atau terpaksa kita musti main-main lagi barang 

beberapa jurus?!” 

“Menyerah diri pada anak manusia  macammu lebih baik bunuh diri!” 

“Ah jangan! Jangan bunuh diri!” tukas bobo  sambil senyum-

senyum. “Kalau kau bunuh diri kekasihmu tentu akan sedih dan 

menangis sedih , lalu mengamuk macam orang gila! Aku khawatir anak manusia -

anak manusia  tak berdosa akan jadi korban amukannya!” 

“penulis  sombong kurang ajar! Aku mengadu jiwa sampai seribu 

jurus!” teriak nyi pandanajeng . Didahului oleh satu pekikan yang dahsyat 

maka gadis lesbi asli   ini menyerang hebat sekali. Gerakannya jauh berbeda 

dari jurus-jurus serangan sebelumnya. Sebelum serangan itu sampai 

anginnya sudah menyambar keras! 

bobo  tetap berdiri di tempatnya sambil bolang-balingkan kaki 

meja di tangan kanannya. Dia terkejut sewaktu merasakan angin 

serangan yang tajam menyelusup ke arah barisan tulang-tulang iga di 

sisi kanannya! bobo  angker  sebatkan kaki meja dengan sigap. 

Buuk!

bobo  angker  mengeluh! Kaki meja terlepas dari tangan kanan 

sedang tubuhnya terjajar ke belakang sampai tiga langkah! saat  

memandang ke lengannya sebelah kanan lengan itu kelihatan 

bengkak dan kegelapan . Ternyata tumit kiri nyi pandanajeng  telah berhasil 

menghantam lengan itu! 

“Itu baru lenganmu! Sebentar lagi kepalamu yang bakal pecah!” 

bobo  terlontar keluar kan suara bersiul. “Rupanya kau memang tak boleh 

dibuat main! Baik, kau mulailah!” kata Pendekar pendek kekar  bobo  angker  

dan memasang kuda betina -kuda betina  untuk menyerang. 

Namun sebelum dia bergerak gerak  tubuh si gadis lesbi asli   sudah berkelebatan  

dan lenyap! Angin serangan yang dahsyat menelikung sekujur tubuh 

bobo . Untuk mengimbangi gerakan lawan mau tak mau penulis  ini 

kerahkan ilmu meringankan tubuhnya dan sesaat kemudian 

tubuhnya itu hanya merupakan bayang-bayang putih saja! 

Diam-diam bobo  angker  merasa kagum juga dengan permainan 

tenaga dalam  nyi pandanajeng . Saat itu mereka sudah bertempur sepuluh jurus 

lebih. Meski nyi pandanajeng  tak berhasil menjatuhkan serangan 

kepadanya namun dia sendiri dipaksa untuk bertahan terus-terusan, 

sama sekali tak punya kesempatan untuk balas menyerang! Ini 

membuat bobo  angker  menjadi penasaran. Beberapa kali 

totokannya tak mengenai sasarannya. Kalau saja dia tidak 

bermaksud untuk meringkus gadis lesbi asli   itu hidup-hidup, itu lain perkara, 

dia bisa turun tangan dengan ganas! Dalam telikungan serangan 

yang dahsyat itu mendadak bobo  angker  menyaksikan 

berkelebatan nya sinar kegelapan  kekuningan! 

Melihat lawan menyerang dengan ilmu pukulan sakti yang berarti 

menginginkan jiwanya maka bobo  angker  tentu saja tak mau tinggal 

diam lagi. Tenaga dalamnya yang sejak tadi sudah disiapkan secepat 

kilat dialirkan ke tangan kanannya. Sesaat kemudian tangan itupun 

didorongkan ke depan. Gerakan bobo  angker  ini sekaligus 

merupakan campuran dari pukulan Benteng Topan Melanda 

Samudra dan Tameng Sakti Menerpa Hujan. 

Terdengar suara letusan yang dahsyat. Langit-langit gudang raksasa  

makan hancur hangus berantakan. Tubuh nyi pandanajeng  mencelat 

sepuluh langkah, terbanting ke dinding! bobo  angker  sendiri 

terhuyung gontai. Kejutannya bukan olah-olah sewaktu menyaksikan 

bagaimana ujung lengan bajunya mengepul hangus terasa panas 

dan perih! Buru-buru penulis  ini merobek robek  ujung lengan baju itu. 

saat  dia memandang ke jurusan dinding di mana tubuh 

nyi pandanajeng  tadi terbanting keras, astaga! gadis lesbi asli   itu sudah lenyap! 

bobo  melompat ke pintu depan! Kasip sudah! Si gadis lesbi asli   tak kelihatan 

lagi! bobo  memaki dalam hati. Segera pula dia meninggalkan gudang raksasa  

makan itu. 

***

bobo  angker  

RAJA begal gaji mahal  DARI UTARA 13

ARI itu tanggal satu, saat peresmian berdirinya Partai Topan 

Utara. Puluhan perahu kelihatan menyeberangi Danau Toba 

menuju ke pulau besar yang terletak di tengah-tengah danau. 

Penumpang perahu-perahu itu ialah tokoh-tokoh tenaga dalam  dari pelbagai 

penjuru yang sengaja datang untuk menghadiri peresmian berdirinya 

Partai Topan Utara. Semua mereka ini tiada menduga bahwa 

kedatangan mereka itu ke sana hanya untuk mengantar nyawa 

sebab  Raja begal gaji mahal  yang berhati sejahat iblis itu telah berniat 

untuk menamatkan riwayat semua tokoh-tokoh tenaga dalam , tak perduli dari 

golongan manapun mereka adanya! 

Di Arena Topan Utara yang terletak di bawah bangunan tua di 

puncak gunung  Toba suasana penuh sesak oleh para tetamu. Kelihatannya 

para tamu itu sudah tak sabar lagi menunggu kemunculan Raja 

begal gaji mahal  dari Utara. Namun sampai sedemikian lama sang tuan 

gudang raksasa  masih juga belum muncul. Ini menimbulkan kegelisahan di 

kalangan para tamu. 

Sementara itu di lereng puncak gunung  kelihatan sekelebatan sosok tubuh 

anak manusia . Paras dan perawakannya tidak dapat diteliti dengan jelas 

sebab  luar biasa cepat larinya. Dalam tempo yang singkat dia sudah 

lenyap ke dalam rimba belantara, meneruskan larinya dengan 

melompat dari atas cabang pohon yang satu ke cabang pohon 

lainnya hingga akhirnya dia sampai di hadapan bangunan tua, satu-

satunya bangunan yang ada  di puncak gunung  Toba itu. 

Suasana kelihatan sepi tapi matanya yang tajam dapat 

mengetahui bahwa sebelumnya belasan orang telah memasuki 

bangunan itu. Apalagi sebelumnya dia telah melihat perahu banyak 

sekali di tepi pantai. sesudah  memandang berkeliling, orang di atas 

pohon ini melompat ke bawah dan tanpa menimbulkan suara dia 

bergerak gerak  ke bagian belakang bangunan. Berlindung di balik sebuah 

runtuhan dinding tembok dia meneliti bagian belakang bangunan itu 

dengan cepat hingga akhirnya pandangannya membentur serumpun 

H

semak belukar lebat di hadapan sebatang pohon nyiur melambai lambai . Jika saja 

dia tidak mendapat penjelasan dari gurunya Si Tua Gila pasti dia 

tidak mengetahui bahwa di bawah rerumpunan semak belukar itu 

ada  sebuah lobang yang merupakan jalan rahasia menuju ke 

bagian bawah bangunan tua! 

Segera orang ini melompat tanpa suara ke arah semak belukar, 

menarik semak belukar itu ke atas hingga kini kelihatan sebuah 

lobang yang sangat kotor dan besarnya hanya untuk tempat masuk 

sesosok tubuh anak manusia . Tanpa ragu-ragu orang ini masuk ke dalam 

lobang itu dan menyeret rumpunan semak-semak hingga lobang 

kembali tertutup seperti sedia kala. Lobang itu ternyata hampir lima 

belas tombak dalamnya. Setengah bagian sebelah atas dari tanah 

sedang setengah bagian sebelah bawah dilapisi dengan batu. 

Dengan mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya, orang yang 

masuk ke lobang ini menyerosot turun tanpa mengeluarkan sedikit 

suarapun!

Dia sampai di satu lorong sempit dan gelap. Lantai, dinding dan 

atap lorong yang terbuat dari batu itu penuh dengan debu tebal. 

Agaknya lorong ini  tak pernah dilalui orang selama bertahun-

tahun. Ditempuhnya lorong itu hingga dia mencapai sebuah 

pengkolan. Tepat di pengkolan ini ada  dua buah pintu. 

Pengkolan itu sendiri buntu. Orang itu menggaruk rambutnya yang 

pirang .

Rambut pirang  dan kebiasaan menggaruk kepala yang tidak 

gatal bukan lain dua ciri-ciri khas dari Pendekar Kapak Maut Naga 

Geni pendek kekar ! Dan memang orang yang menyelinap masuk ini yaitu  

bobo  angker ! Dengan penuh hati-hati bobo  mendekati pintu sebelah 

kiri. Ternyata pintu itu tidak dikunci. Dan saat  dibuka, kelihatanlah 

sebuah ruangan empat persegi. Di dalam ruangan ini ada  

sebuah roda besi yang amat besar. Bagian pusat dari roda besi ini 

berhubungan dengan dua puluh helai kawat-kawat halus. 

Selanjutnya kawat-kawat halus ini menyelusup ke bagian atas 

ruangan tak diketahui bobo  ke mana seterusnya. 

“Mungkin sekali ini yaitu  senjata rahasia” pikir bobo  angker . 

Ditutupnya pintu itu kembali lalu bergerak gerak  ke pintu yang satu lagi. 

Begitu dibuka maka kelihatanlah sebuah tangga batu pualam yang 

menuju ke atas. Tak membuang-buang waktu bobo  segera melompat 

dan sampai di sebuah lorong yang sangat bagus. Dinding-dindingnya 

penuh dengan lukisan-lukisan sedang sebagian dari gang itu tertutup 

permadani berbunga-bunga. Pada sisi kiri kanan lorong ada  

masing-masing sebuah pintu. Pintu yang ketiga terletak di ujung 

gang.

Perlahan-lahan dan hati-hati sekali bobo  angker  bergerak gerak  

mendekati kedua pintu di kiri kanan lorong. Tiba-tiba dia 

menghentikan langkahnya. Dari pintu sebelah kanan terdengar suara 

orang bercakap-cakap. Seorang laki-laki dan seorang dewi lesbi . 

Suara yang dewi lesbi  ini rasa-rasa pernah didengar bobo  angker . 

Cepat pendekar ini tempelkan telinganya ke daun pintu untuk 

mendengarkan pembicaraan kedua orang di dalam kamar. 

Sementara itu di dalam kamar Raja begal gaji mahal  dari Utara duduk di 

sebuah kursi besar. Dia mengenakan pakaian ungu yang baru 

bertaburkan mutiara. Di tangan kirinya ada sebuah piala berisi 

anggur harum. sesudah  meraba sebentar kumisnya yang tebal hitam 

melintang, laki-laki ini bertanya, “Apakah semua tamu sudah 

datang?” Pertanyaannya itu diajukan pada gadis lesbi asli   berbaju ungu yang 

berdiri di hadapannya, parasnya cantik jelita dan dia bukan lain 

nyi pandanajeng  anak Raja begal gaji mahal  sendiri. 

“Sudah.” mengomentari  nyi pandanajeng . “Agaknya sudah waktunya bagi 

ayah untuk terlontar keluar .” 

“Ya sudah waktunya.” kata Raja begal gaji mahal  pula dengan tersenyum. 

Diteguknya anggur dalam piala. Tangannya yang memegangi  piala 

tiba-tiba diturunkan dan dia memandang lagi pada anaknya. 

“penulis  rambut pirang  yang bertempur denganmu di gudang raksasa  

makan Dang Lariku apa juga kelihatan?” 

“Sampai saat terakhir saya mengintai dari jendela rahasia di 

Arena Topan Utara dia tidak kelihatan.” 

“Panglima sontoloyoloyo  dan ketiga kawannya itu juga hadir?” 

nyi pandanajeng  mengangguk. Raja begal gaji mahal  dari Utara meletakkan 

piala anggur ke atas meja lalu berdiri. 

“Segera aku meninggalkan kamar ini, kau cepat menuju ke kamar 

pesawat rahasia itu. Di mimbar telah kupasang sebuah tombol. 

Kelak bila tombol itu kutekan pesawat rahasia itu akan berbunyi dan 

detik itu juga kau harus mencabut dua puluh helai kawat-kawat halus 

pada pusat pesawat secara sekaligus! Kau mengerti tugasmu, 

nyi pandanajeng ?!” 

“Mengerti ayah.” komentari Si gadis lesbi asli  . 

Raja begal gaji mahal  dari Utara tertawa lalu berkata-kata, “Sekali kawat-

kawat itu terlepas dari pusat pesawat, lantai Arena Topan Utara akan 

ambruk, atau akan runtuh! Semua keparat-keparat yang ada di situ 

akan tertimbun hidup-hidup! Akan mampus!” 

“Dan kita ayah dan anak akan menguasai dunia pertenaga dalam an di 

seluruh Pulau pegunungan khaf  ini!” 

“Benar! Benar sekali!” kata Raja begal gaji mahal  dengan tertawa gelak-

gelak. “Namun demikian, meski keparat-keparat di Arena Topan 

Utara itu sudah berada dalam perangkap kita, segala hal yang tak 

terduga mungkin saja terjadi. Agar kau dapat menjalankan tugas 

dengan aman, kau bawalah pentungan  ini.” Raja begal gaji mahal  dari Utara 

menyerahkan sebilah pentungan  ke tangan anaknya. “Senjata ini tidak 

kalah hebatnya dengan begal gaji mahal  Perakmu yang hilang itu. 

nyi pandanajeng .” 

nyi pandanajeng  menerima senjata itu. Kemudian dilihatnya ayahnya 

mengeluarkan sehelai lipatan kertas. 

“Sekali lagi kukatakan,” ujar Raja begal gaji mahal  pula, “segala 

kemungkinan yang tak diingini bisa terjadi. Surat ini kuberikan 

padamu, anakku. Kelak kau baru boleh membukanya jika aku 

menemui ajal secara tak terduga di Arena Topan Utara nanti. Jika 

segala sesuatunya berjalan beres, surat itu musti kau kembalikan 

padaku.”

“Ayah, apakah artinya ini?” tanya nyi pandanajeng . Kata-kata dan surat 

yang diserahkan ayahnya itu membuat hatinya tidak enak. 

Raja begal gaji mahal  dari Utara tertawa perlahan. Ditepuknya bahu 

nyi pandanajeng . Dibukanya mulutnya hendak mengatakan sesuatu tapi 

mendadak kepalanya dipaling ke pintu kamar. 

“Seperti ada seseorang yang tengah mencuri dengar 

pembicaraan kita, Pandan.” 

nyi pandanajeng  menoleh ke pintu lalu berkata-kata, “Ah itu cuma perasaan 

ayah saja. Siapa orangnya yang berani menyusup ke sini dari Arena 

Topan Utara? Sekali dia memasuki lorong pertama pasti tubuhnya 

akan tertambus senjata-senjata rahasia meski bagaimana pun tinggi 

ilmunya!”

Raja begal gaji mahal  membenarkan hal itu. Namun kekhawatiran belum 

lenyap dari hatinya. “Menyusup dari Arena Topan Utara memang 

tidak mungkin. Tapi yang aku khawatirkan ialah penyusupan lewat 

lobang rahasia di bagian belakang bangunan tua. Dari lobang sampai 

ke lorong dan sampai ke sini sama sekali tidak dirintangi oleh satu 

senjata rahasiapun!” 

“Ayah.” kata nyi pandanajeng  tertawa. “Menurut keteranganmu satu-

satunya anak manusia  yang mengetahui seluk-beluk dan jalan rahasia 

masuk ke tempat ini ialah Tua Gila. Dan orang itu sudah mati 

belasan tahun yang silam. Apakah dia mungkin hidup kembali dan 

menggerayang ke sini?!” 

Raja begal gaji mahal  dari Utara merasa malu pada dirinya sendiri. 

Namun telinganya yang tajam itu tadi telah mendengar suara 

hembusan nafas tepat di belakang daun pintu kamar di mana dia 

berada.

Melihat ayahnya masih berada dalam kebimbangan, nyi pandanajeng  

berkata-kata lagi, “Kalaupun ada seseorang yang berhasil masuk ke sini, 

masakan telinga ayah tak sanggup mendengar gerakan 

langkahnya?!”

“Aku belum puas kalau belum menyelidikinya sendiri.” kata Raja 

begal gaji mahal  pula. Lalu dengan cepat melompat ke pintu! 

***

bobo  angker  

RAJA begal gaji mahal  DARI UTARA 14

I LUAR kamar sewaktu mendengar ucapan Raja begal gaji mahal  

bahwa dia mer