Rabu, 13 September 2023
tertawa 1
September 13, 2023
tertawa 1
Terapi humor dalam bahasa Inggris disebut dengan humor
therapy atau laughter therapy (terapi ketawa). Dalam artikel ini
kedua istilah ini digunakan secara bergantian, namun penulis
lebih cenderung menggunakan istilah terapi humor. Apa itu terapi
humor? Terapi humor adalah terapi yang menggunakan kekuatan
senyuman dan tawa untuk membantu penyembuhan suatu penyakit.
Kedengarannya memang aneh dan nyeleneh. sebab di kota mana
pun di negeri kita ini belum ada seseorang yang membuka praktik
terapi humor. Yang ada adalah komunitas terapi humor, yaitu
sekelompok orang yang memiliki kegiatan melakukan humor
sebagai terapi. Bisa jadi kita pernah mendengar terapi dengan batu
giok, terapi dengan lintah, terapi dengan gigitan ikan, terapi dengan
air putih dan asmaul-husna, terapi dengan ion elektrolit, terapi
totok darah, dan masih banyak lagi. Kita belum pernah mendengar
dan melihat suatu klinik yang memberikan terapi pada seseorang
yang sakit dengan humor. Mengapa? sebab terapi humor ini bisa
diterapkan tanpa harus dalam bentuk formal seperti klinik ini .
Terapi humor bisa dilakukan oleh setiap individu di mana saja dan
kapan saja. Sangat praktis bukan!
Terapi humor bertujuan membantu kita untuk meringankan,
atau sekurangnya mengeliminir derita suatu penyakit, yang pada
akhirnya akan mempercepat proses penyembuhan. sebab , dengan
membaca atau mendengarkan banyak humor yang lucu akan
memancing kita untuk tertawa dan tersenyum. Atau memaksa kita
untuk tersenyum sejenak. Derai tawa dan sesungging senyum ini
bisa jadi akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang mahal. Atau jarang
kita miliki, sebab , mungkin kita terlalu sibuk dengan urusan
pekerjaan dan bisnis yang mengharuskan bekerja dan berpikir
keras.Wacana dan gagasan yang penulis ketengahkan di sini memang
agak aneh, meski sebenarnya juga bukan hal baru. Dibilang aneh,
sebab sejak dahulu belum pernah ada penderita suatu penyakit
yang diobati dengan membaca kumpulan naskah lelucon atau
disuruh melihat film-film kartun yang sangat lucu sekali pun.
Naskah-naskah humor, lelucon, atau dagelan model Arimulat
dan sketsa-sketsa yang pernah ditayangkan di televisi yang memang
hanya dimaksudkan untuk memancing tawa dan senyum pemirsa
dalam waktu singkat juga tidak bisa menjadi obat seseorang yang
sakit thypus, misalnya. Tetapi, humor dan sketsa nan jenaka itu
amat penting bagi kehidupan kita. Agar dalam kehidupan ini tidak
hanya berisi ketegangan dan kepanikan. Sekurangnya ketegangan
hidup dapat disingkirkan sejenak dengan menyaksikan tayangantayangan yang humoristik itu. Senada dengan pandangan ini, sejak
zaman dulu, beberapa filsuf dan psikiater kenamaan seperti Sigmund
Freud (1856-1939), Herbert Spencer (27 April 1820-8 Desember
1903), William Glasser (lahir 11 Mei 1925), David Anthony Levy
(lahir 1954) juga telah mengetengahkan pandangan mereka bahwa,
humor itu dapat menyingkirkan ketegangan psikis dan menjaga
kesehatan mental. Bahkan dengan sering tersenyum sebab sesuatu
yang kita anggap lucu, atau ganjil, atau bertolak belakang dengan
logika umum, kesehatan mental bisa terjaga dengan baik.
Terapi humor yang penulis ketengahkan di sini adalah sebuah
terapi psikologis bagi seseorang yang secara psikis dan fisik kurang
sehat. Singkat kata, penulis ingin mengajak Anda semua tersenyum
dan tertawa lebih banyak agar mendapatkan kesehatan jasmani dan
ruhani, dengan cara-cara yang sederhana, mudah dan yang penting,
tidak perlu mengeluarkan uang dalam jumlah banyak. Jika Anda
kebetulan sudah termasuk sosok yang humoris, dan berpenampilan
sedikit nyleneh, maka, tak pelak lagi, itu sudah merupakan nilai plus. sebab Anda akan mudah untuk membangkitkan tawa secara
spontan rekan-rekan dan kolega yang ditemui setiap hari, meski
tidak mengurangi esensi diri Anda yang sebenarnya juga termasuk
orang serius. Membangkitkan tawa dan memaksa teman-teman
tersenyum, berarti Anda telah memberikan hiburan gratis bagi
mereka, yang bisa menyegarkan psikis mereka.
Anda kini bisa melihat, di Jakarta ini, banyak dijumpai wajahwajah tegang, pucat, kering dari senyum dan tawa. Penulis
beranggapan juga begitu di kota besar lain, seperti Surabaya, Medan,
Bandung dan lain-lain. Semua orang seperti dikejar waktu untuk
bekerja dan menyelesaikan tugas. Wajah-wajah yang selalu tegang
dalam mengejar target serta sering dihinggapi was-was inilah yang
berpotensi untuk sakit secara psikologis, yang secara pelan-pelan
akan merusak sel-sel dan jaringan-jaringan dalam tubuh. Sebuah
teori yang dikemukakan oleh fisiolog Perancis, Waynbaum pada
abad ke-20, sekurangnya memperkuat pandangan itu. Menurut
Waynbaum, manakala otot-otot wajah bergerak, apakah disebabkan
pemiliknya tertawa ataukah marah dengan berapi-api, semuanya
berkait dengan neurotransmiter dalam otak. Neurotransmiter inilah
yang mengirimkan pesan-pesan kimiawi ke seluruh jaringan tubuh.
Senyum dan tawa akan mempengaruhi hormon-hormon dalam
tubuh secara positif. Sementara amarah, cemas, takut, dan perasaan
getir lainnya akan mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh
secara negatif.
Pengaruh positif ini secara nyata akan membuat kesehatan
jasmani dan ruhani kita akan semakin akurat dan terjaga. Namun
sebaliknya, dengan banyaknya, dan seringnya kita menerima pengaruh
negatif, disebab kan sering marah, cemberut, dan cemas, pada
akhirnya akan mempercepat proses merambat dan kesempurnaannya
suatu penyekit. Yang terakhir ini jelas bukan harapan kitaDi beberapa rumah sakit pemerintah atau swasta, menurut
hemat penulis memang diperlukan petugas khusus yang memiliki
sense of humor tinggi, ramah, bersahabat, tidak galak, dan yang
utama, bisa memberikan hiburan bagi para pasien. Demikian juga
bagi pekerja sosial di pusat rehabilitasi, atau konselor di sekolah,
perlu memberikan humor bagi para klien. Para pasien/klien perlu
mendapatkan motivasi dari kedalaman diri mereka bahwa mereka
dapat sembuh seratus persen; sehat seperti sedia kala. Pasien yang
berbaring sakit dan tak berdaya secara fisik, harus disenangkan
secara lahir batin. Para dokter bisa jadi terperangah dan tidak
menyetujui pandangan ini, terutama jika pasien mereka belum
melewati 60 persen kesembuhan. Itu wajar, sebab pasien yang
kesembuhannya masih di bawah 50 persen sangat membutuhkan
ketenangan. namun percayalah bahwa, hiburan segar, dan syukur
bisa memancing pasien untuk tertawa geli sangat diperlukan para
pasien yang mungkin merasa bahwa harapannya untuk sembuh
hanya 20 persen.
Beberapa rumah sakit sekarang sebaiknya memiliki rak khusus yang
bisa berjalan dengan empat roda, menyediakan bahan humor lucu untuk
orang-orang dari segala usia, apakah itu komik, atau sketsa-sketsa pendek
yang lucu, dikemas dalam CD atau flash disk atau dalam memori-memori
lain, yang seketika bisa dinikmati pasien sambil tiduran, duduk, atau
berbaring. Perawat yang baik adalah perawat yang ketika mendatangi
pasien berwajah manis dan mampu menenangkan, mendinginkan jiwa
pasien. Sehingga pasien kala itu merasa damai, tentram, bahagia, dan
bangkit kembali semangatnya untuk hidup. Pasien harus bisa tersenyum
dengan dua bibirnya, atau sekali pun hanya dalam hati, dan matanya
masih menerawang jauh tentang hari-harinya yang akan datang, akan
bisa dilalui dengan selamat ataukah tamat riwayatnya.Sedangkan perawat yang buruk adalah yang suka mbesengut,
dan kerap berbicara dengan pasien atau para penunggu dengan
ketus, sama sekali tidak memiliki selera humor. Orang model ini
tentu kedatangannya bagaikan bola api, yang membuat gerah
para pasien dan penunggunya. Maka, penulis menyarankan bagi
perawat jenis ini untuk mengubah citra dirinya, sehingga menjadi
sosok yang humoris, cerdas, dan kedatangannya bagaikan bola es
yang menyejukkan. Beberapa rumah sakit harus bisa memberikan
training sehingga semua perawat dan petugas yang bekerja di sana
humoris, mampu menghibur pasiennya, namun tetap profesional.
Aspek yang tidak kalah penting, para perawat, pekerja sosial,
konselor dan mungkin juga para penunggu orang sakit, pada saat
tertentu mesti bisa menjadi motivator bagi pasien/klien. Mereka
harus bisa mengatakan kepada pasien/klien bahwa kesembuhan
itu sebenarnya bisa diperoleh dari diri pasien sendiri, sepanjang
dalam dirinya ada keyakinan dan harapan bahwa Tuhan masih akan
memberinya anugerah yang paling indah. Dokter, obat, perawat,
dan terapis hanyalah perantara. Dalam hal ini, ada sebuah wisdom
yang menyebutkan: With money you can buy medicine, but hot
health. Artinya, dengan uang Anda bisa membeli obat, namun Anda
tidak bisa membeli kesehatan.
Para ilmuwan telah meneliti hubungan antara pikiran dan tubuh,
terutama sehubungan dengan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan
suatu penyakit. Bidang ini yang biasa disebut psikoneuroimunologi. Derai
tawa yang memancarkan keriangan mampu mengubah kimia otak dan
dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Humor memungkinkan
seseorang untuk bisa mengendalikan situasi dan kondisi. Humor juga
memungkinkan orang untuk melepaskan ketakutan, marah, dan stres,
semua yang dapat membahayakan tubuh dari waktu ke waktu. Pendek
kata, humor meningkatkan kualitas hidup.Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh American
Physiological Society (2009) menunjukkan bahwa efek tertawa pada
sistem kekebalan tubuh. Sampai saat ini studi dan penelitian mereka
yang dipublikasikan menunjukkan bahwa, tertawa ternyata mampu
menurunkan tekanan darah, mengurangi hormon stres, serta
meningkatkan fleksibelitas otot. Selain itu, tertawa juga menambah
fungsi kekebalan tubuh dengan meningkatnya perlawanan terhadap
infeksi T-sel, melawan penyakit protein yang disebut gammainterferon dan sel-B, yang menghasilkan penyakit-menghancurkan
antibodi. Tertawa juga memicu pelepasan endorfin, obat penghilang
rasa sakit alami tubuh.
Siapa pun dapat menggunakan terapi humor, baik preventif atau
sebagai bagian dari pengobatan untuk penyakit apa pun. Orang
biasanya menggunakan untuk pengobatan jangka panjang untuk
penyakit kronis, terutama mereka yang diperburuk oleh stres
(seperti penyakit jantung dan asma). Penyakit kronis memiliki efek
negatif pada suasana hati dan sikap, yang membuat penyakit lebih
buruk. Tetapi, dengan humor segar dan lelucon-lelucon yang positif
membantu mengurangi efek negatif dari perasaan tidak sehat, lepas
kendali, takut, kecemasan, dan perasaan tak berdaya. Seiring dengan
arus globalisasi yang terus menggerus keaslian budaya kita, beberapa
perasaan terakhir memang kerap menghantui hati orang yang tidak
teguh pendirian, atau siapa yang sekadar mengikuti arus tanpa
memegangi filosofi hidupnya.
Terapi humor juga bermanfaat sebagai tindakan pencegahan bagi
pengasuh orang yang mengidap penyakit kronis. Pengasuh sendiri
beresiko tinggi menjadi sakit, sebab bisa jadi yang dihadapi
adalah sosok yang sakit dan bertahun-tahun tidak mengalami
kemajuan secara signifikan. Namun terapi humor dapat membantu melepaskan stres mereka. Pengasuh dan orang yang diasuh dapat
berlatih terapi humor bersama-sama. Selanjutnya, mereka akan
memiliki kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya.
Dagelan yang Bukan Terapi
Di kota-kota metropolis, seperti Jakarta, Surabaya, dan kotakota besar lainnya, tak dapat dipungkiri bahwa, tingkat stres yang
diderita warganya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kotakota kecil di daerah, atau di kawasanan pedusunan. Itu tak lain
sebab mayoritas warganya yang bekerja di bawah tekanan untuk
menyelesaikan suatu target. Sehingga, apa pun akan dilakukan asal
target terpenuhi. Akibat selanjutnya adalah banyak orang yang
terkena stres. Kepala pusing tujuh keliling, badan meriang, bahkan
banyak pekerja di beberapa perusahaan dan kantor pemerintah
yang sering mengalami kepala pusing dan sakit serta nyeri sebelah.
Bila tak mampu menerima keadaan itu, bukan mustahil mereka
akan bunuh diri, jika iman tidak kuat.
Berita tentang orang bunuh diri sebab depresi sudah sering kita
dengar. Tak hanya itu, para pekerja politik, apakah itu para pimpinan
partai politik yang memegang jabatan politis tingkat tinggi, dan para
politisi tingkat provinsi, juga akan lebih sering dihinggapi apa yang
namanya tekanan batin dan stres. Para wakil rakyat di Senayan yang
sering kita lihat berdebat dengan mimik serius, dengan ekspresi seolaholah sedang menjadi pahlawan, suara tinggi, lantang, dan kadang
nyaris terjadi kekerasan, juga sangat berpotensi memunculkan stres.
Apa lagi jika seperti kita dengar dari media, adanya wakil rakyat yang
pecicilan minta upeti ke pimpinan badan usaha milik negara, agar
pembahasan proyek-proyek yang disodorkan ke lembaga legistalif itu
bisa lolos dengan mulus tanpa banyak perdebatan, atau dengan sedikitdebat tak masalah –dengan akting yang prima seolah-olah serius–
asalkan ujung-ujungnya lolos. Dengan redaksi sederhana dapat
dikatakan, proyek-proyek yang dibiayai oleh uang negara, belum
dimulai, bahkan baru direncanakan, dananya sudah dikorup dulu.
Inilah keadaan yang tidak sehat, dan sangat berpotensi menghasilkan
situasi kenegaraan yang buruk, dan pada akhirnya, jika perilaku itu
sering dan terus berulang-ulang, maka akan menciptakan lingkaran
setan. Sebuah keadaan yang mampu menumbuhkembangkan emosi
negatif jamaah. sebab ada individu-individu yang menggunakan
senjata aji mumpung. Apa lagi jika itu terjadi secara berjamaah, atau
setengah kolektif dan terstruktur dengan melibatkan perantaraperantara yang kelihatannya sopan. Maka, keadaan seperti itu,
penulis menamainya dengan kejahatan kolektif dan pada suatu saat
nanti akan melahirkan dosa kolektif. sebab sudah pasti bahwa,
kejahatan itu melahirkan dosa. Dan siapa yang berdosa, dalam jumlah
banyak, akan merasa resah, gelisah, was-was, dan pada saat-saat
tertentu, ketika emosi negatif sudah mengkristal, dihinggapi depresi
dan ketakutan. Keadaan yang terakhir ini bukan saja berpotensi
menyerang psikis individu yang bersangkutan, tetapi, pada saatnya
nanti, juga memunculkan penyakit fisik. Orang yang depresi dan
mengalami tekanan luar biasa sebab korupsi, itu tandanya masih
memperhatikan suara hati nuraninya. Namun bagi sosok yang sudah
tak memperhatikan suara hati kecil, koruptor kelas kakap, yang
korupsi ratusan miliar rupiah tentu masih merasa tenang-tenang
saja. sebab hatinya sudah mati; semua makanan dan minuman yang
masuk ke dalam tubuhnya hasil korupsi; dan saking banyaknya itu
sudah mendarah daging.
Depresi yang luar biasa itu terjadi sebab perilaku pembenaran
seorang individu yang sebenarnya berperilaku tidak benar, atau
menyimpang, namun tetap dinyatakan dan diutarakan sebagai perilaku yang benar dan sesuai dengan tugas dan kewenangannya (sebab
sudah telanjur menjadi pejabat publik yang setiap hari disorot
kamera jurnalis dan sering menjadi head-line news), meski pun harus
berdusta, dan menyatakan orang lain yang salah, untuk menciptakan
drama politik yang tidak elegan. Semuanya telah dikerubungi oleh
emosi negatif, dan pikiran negatif. Dagelan-dagelan yang dilakukan
oleh para politisi itu, yang oleh sebagian pengamat dikatakan sebagai
dagelan paling lucu dan kelucuannya melebihi dagelan komedian
sejati, tentu tidak bisa dijadikan terapi bagi rakyat, atau pasien apa
pun dan sedang mondok di rumah sakit mana pun. sebab dagelan
mereka justru menyakitkan hati rakyat. Dengan kata lain, dagelan
dan lelucon mereka tidak mampu menimbulkan tawa spontan rakyat,
melainkan kegeraman yang dalam.
Sebenarnya penulis ingin mengusulkan agar setiap terjadi
pembahasan suatu masalah, agar tidak terjadi perdebatan sengit
yang keras dan frontal, sehingga pemandangannya seperti orang
kampung yang sedang padu (bertengkar secara lisan) di pasar
kecamatan, sampai anak-anak kecil usia SD kadang bisa melihatnya.
Itu sangat memalukan. Alangkah baiknya jika setiap kalimat dan
ungkapan yang dikatakan itu diutarakan dengan nada datar, dan
tenang, lalu diakhiri dengan tersenyum. sebab , sesungging
senyuman itu adalah sedekah. Dengan banyak tersenyum pada
situasi dan kondisi yang tepat, berarti banyak bersedekah, dan akan
terhindari dari depresi dan stres. Pasang senyum di sini bukan
berarti penulis ingin mengurangi materi dan esensi pembicaraan
yang sebenarnya merupakan masalah serius.
Dengan tersenyum, kita akan mendapat pahala yang lebih
dibandingkan yang tidak suka tersenyum namun lebih sering pencerengan.
Memang, kadang pernah kita melihat dan mendengar ada wakil
rakyat yang suka berpantun pada awal atau akhir pembicaraannya, sehingga sedikit memancing derai tawa para pendengar yang ikut
sidang atau para pemirsa di depan layar kaca. namun itu dulu. Dan
sangat sedikit.
Sesungging senyum yang ringan, sebenarnya itu sangat
menyehatkan. Menyehatkan fisik dan suasana. Teori dan hipotesis
Waynbaum di atas telah menerangkan hal itu. Dalam pelayanan
publik, kita sering mendengar motto 3S: Senyum, Salam, Sapa.
Aplikasi Terapi Humor
Menurut William Glasser dalam Corey (2008) manusia
memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu survival (makanan, tempat
tinggal, pakaian), connecting, belonging, dan love (interaksi dan
kasih sayang), power (kekuasaan), freedom (kebebasan), dan fun
(hiburan). Humor merupakan bagian dari fun (hiburan).
Humor merupakan terapi yang sangat sederhana dan efektif
sebab dengan tertawa kita dapat melepaskan emosi-emosi negatif,
seperti kegalauan, marah, kecemasan, kegelisahan dan kebosanan.
Terapi humor juga sangat menyenangkan dan menggembirakan.
Klien yang bersedia untuk memanfaatkan tawa dalam terapi
umumnya akan lebih cepat menyelesaikan masalahnya.
Tertawa merupakan obat terbaik. Laughter is the best medicine.
Obat yang tidak dijual di apotek atau farmasi, namun obat itu
ada dalam diri kita sendiri. Jadi sebenarnya, diri kita adalah
konselor atau terapis yang terbaik untuk setiap permasalahan
yang kita hadapi. Bukan dokter, bukan pula psikolog yang lain,
sebab dokter atau psikolog itu hanya mediator yang kadang tidak
mengetahui dengan sebenarnya apa masalah kita. Sayangnya kita
kadang tidak mengetahui bagaimana cara mendapatkan obat atau
memanfaatkannya. Kita kurang tertawa.
Sebenarnya diri kita adalah konselor atau terapis yang
terbaik untuk setiap permasalahan yang kita hadapi.
Bukan dokter, bukan pula psikolog yang lain, sebab
dokter atau psikolog itu hanya mediator yang kadang
tidak mengetahui dengan sebenarnya apa masalah
kita.
Pada saat Anda stres sebab beban kerja dan deadline pekerjaan,
Anda bisa memutar vidio lucu dari koleksi Anda, atau membuka
Youtube dan mencari hal-hal yang lucu. Dengan cara seperti
ini, rasa tertekan, gelisah, dan jenuh bisa hilang, atau minimal
berkurang. Atau mengunjungi blog, seperti http://blogtawa.com.
Secara singkat, senyum, humor, dan tawa merupakan karunia Allah
yang diberikan kepada manusia untuk mengatasi masalah dan
untuk bertahan hidup.
Berikut ini penulis akan menjelaskan aplikasi terapi humor dalam
tiga bentuk, yaitu aplikasi humor secara individu dan kelompok,
menyingkirkan emosi negatif, dan tersenyum saat menghadapi
masalah.
a. Aplikasi Terapi Humor Secara Individu dan Kelompok
Terapi humor dapat diterapkan secara individu atau kelompok.
Secara individu, terapi humor bisa dilakukan dengan cara
membaca buku-artikel humor atau menulis tentang humor dari
peristiwa dan kejadian sehari-hari. Penulis yakin masing-masing
dari kita mengalami hal-hal yang lucu, atau mendengarnya dari
orang lain. Saat itu, tulislah kejadian atau kisah-kisah lucu seperti
itu. Bisa ditulis di telepon genggam, note book, atau alat elektronik
sejenisnya, kemudian diupload di blog pribadi atau jejaring sosial,
dan bisa juga dijadikan koleksi humor pribadi. Dengan demikian,
jadilah diri kita pribadi yang humoris. Arti humoris disini Anda mampu memproduksi humor yang setiap saat bisa dijadikan obat
kegalauan, kecemasan, dan kesedihan.
Secara kelompok, terapi humor dapat diterapkan dalam acara
formal atau nonformal yang melibatkan banyak orang. Seorang
guru/dosen, sebelum memulai pelajaran atau perkuliahan, bisa
menyampaikan humor untuk mencairkan suasana. Jika tidak
di awal pelajaran atau perkuliahan, guru/dosen ini bisa
menyampaikannya di tengah-tengah kegiatan pembelajaran, supaya
murid-murid atau mahasiswa tidak ngantuk. Bisa juga dilakukan
di akhir pembelajaran, untuk mengakhirinya dengan happy ending
and smiling faces.
Humor, juga bisa dijadikan bahan obrolan sesama anggota
keluarga atau teman pada saat santai, makan bersama, kunjungan
keluarga dan sebagainya. Bagi Anda yang sedang memimpin rapat
bersama anggota, staf, atau karyawan, Anda juga bisa menyelipkan
humor di tengah-tengah pembahasan agenda rapat, sehingga
suasana tidak terlalu serius, apalagi menakutkan. Kita sering
mendengar istilah, serius tapi santai yang biasa disingkat dengan
SERSAN. Bagi Anda yang berprofesi sebagai da’i atau penceramah,
humor bisa dijadikan bahan untuk menarik perhatian para
pendengar. Dan masih banyak lagi, kegiatan atau aktivitas yang bisa
dilengkapi dengan humor.
b. Menyingkirkan Emosi Negatif
Dalam sebuah kehidupan rumah tangga, terjadi kesalahpahaman
antara suami dan istri sudah menjadi hal yang biasa dan wajar.
Bahkan, kadang kesalahpahaman itu memunculkan pertengkaran.
Ini juga sering terjadi. Lebih dari itu, diantara suami istri itu pun
yang akhirnya bercerai, juga tidak sedikit. Pertengkaran dalam rumah tangga, jika tidak diakhiri dengan win-win solution, juga
akan memunculkan depresi yang bisa berakibat buruk. Kadang
ada seorang suami yang menyimpan amarah, misalnya, disebabkan
istrinya mengatakan hal-hal yang tidak layak diucapkan. namun
sebab suami tadi masih mencintai istrinya, ia pun menerima
penghinaan itu, meski pun di dalam hati ada tekanan dan merasa
tidak nyaman. Hatinya tidak bahagia. Gundah. Bahkan dari detik
ke detik diliputi keresahan. Di sisi lain, ia masih ingin menjaga agar
rumah tangganya utuh. Perasaan tidak nyaman dan amarah yang
tersimpan dalam hati suami, pada suatu saat nanti, memang bisa
menjadi bumerang, misalnya, dia ngamuk membabi buta, sampai
melakukan kekerasan pada istrinya. Jika suami yang seperti itu,
kebetulan Anda, apa yang mesti dilakukan?
• Mencari pelampiasan di luar rumah, dan pada suatu saat
merencanakan balas dendam.
• Sabar dan berdoa agar Tuhan memberi pencerahan hati istri
Anda.
• Introspeksi diri, dan selalu berusaha agar istri bisa nyaman,
tertawa bahagia.
Dari tiga pilihan itu, jika ditanyakan kepada seorang psikolog, terapis,
konselor atau seorang ustaz di pondok pesantren, 99 % akan menghindari
pilihan pertama. Memang mencari pelampiasan di luar rumah pada
hal-hal yang tidak baik, distruktif, bisa berbahaya. Bahkan cenderung
meningkatkan depresi. Apa lagi jika masih terdetik keinginan untuk
balas dendam. Jika Anda terjebak dalam keadaan seperti itu, penulis
menyarankan untuk melakukan langkah ke dua dan ke tiga. Sabar,
berdoa kepada Tuhan agar memberikan jalan terbaik. Dalam keadaan
seperti apa pun, seyogianya kita tidak melupakan Tuhan. Dengan hati
kecil pun kita bisa menyebut nama-Nya. Dengan menyembut namaNya dalam hati saja, Tuhan akan mendengar apa yang kita harapkan.Kemudian mengoreksi diri sendiri. Keinginan balas dendam
yang menggebu, dalam berbagai perkara, pada intinya sama dengan
memelihara tekanan batin dan emosi negatif. Jika ini Anda lakukan,
maka depresi itu akan bersarang pada Anda lebih lama lagi. Ini
sangat berbahaya bagi kesehatan psikis. Maka untuk mengeliminir
tingkat stres yang tinggi itu, penulis mempunyai beberapa pemikiran
dan solusi sebagai berikut.
Belajarlah untuk membuka diri dalam kehidupan sehari-hari,
dengan melakukan hal-hal positif yang lebih banyak di masyarakat.
Pandangan bahwa, ‘selain sebagai makhluk individu, manusia itu
juga makhluk sosial’ ini perlu dicamkan, diresapi, dan diamalkan.
Hilangkah jauh-jauh sifat individualistik, dan lebih suka menolong
sesama, orang lain yang lebih dhaif. Ada benarnya, dan ada
manfaatnya bila seorang ustaz di desa mengatakan, misalnya, salat
berjamaah itu lebih baik dari pada salat sendirian. sebab dalam
pekerjaan itu, ada upaya untuk memupuk rasa kebersamaan.
Perkumpulan bulanan di tingkat RT, atau arisan ibu-ibu, dan
bentuk-bentuk perkumpulan dan perhimpunan atau organisasi apa
pun lainnya itu, jika diikuti dengan niat baik, bisa mengeliminasi
rasa kesendirian, dan tanpa disadari akan memupuskan tekanan
batin; serta menyingkirkan emosi negatif. Apa lagi jika di sana kita
bisa tersenyum, tertawa lepas, dan melupakan masalah pribadi dan
keluarga yang masih membebani pikiran. Dalam perkumpulan
RT itu, misalnya, kita harus bisa tersenyum, lalu tertawa dengan
lepas. Dan yang penting, wajar. Meski pun dua mata kita masih
memancarkan kekesalan dan suatu penderitaan. Menurut sebuah
teori, saat tertawa dengan lepas dan penuh kegembiraan, ibaratnya
kita sedang mandi oksigen, sehingga seketika semua jaringan saraf,
dan sel-sel dalam tubuh teraliri oksigen dengan cukup bahkan
berlimpah. Dan itu otomatis menjadikan tubuh kita lebih segar dan nyaman. Namun sebaliknya, jika kita tidak bisa tertawa lepas, maka
sel-sel darah serta jaringan dalam tubuh akan merasa, haus, lapar
oksigen dan kering. Keadaan ini sangat berpotensi menimbulkan
depresi, tekanan batin, kecemasan yang dalam, dan kemuraman.
Jarang tersenyum, dan suka cemberut, akan menjadikan wajah
penuh keriput. Itu tandanya tidak sehat. Lebih sering tersenyum,
menghilangkan semua keriput di wajah, sehingga kelihatan lebih
muda dari usia sebenarnya. Dan Anda harus lebih sering tersenyum
dibandingkan suka marah dan mempunyai ekspresi buruk lainnya. Agar
tampak lebih muda, dan energik.
Di sisi lain, memelihara emosi negatif, itu tidak ada manfaatnya
sama sekali. Bahkan itu, akan membuat kita semakin hari bertambah
sedih, sebab merasakan bahwa hidup di dunia ini terasa sempit
dan tidak ada ruang gerak yang leluasa. Juga pikiran-pikiran
negatif yang tak berdasar apa pun hendaknya dihilangkan, agar
tak mengganggu kesadaran dalam benak paling dalam. Su’udhan
atau buruk sangka pada orang lain, juga membuat pikiran kita
kusut, yang pada akhirnya mengganggu sirkulasi sel-sel darah dan
jaringan-jaringan dalam tubuh.
Coba Anda simak pengalaman penulis berikut ini.
Pada suatu malam, penulis menghadiri sebuah pertemuan di
pusat kota, untuk sebuah diskusi publik. Disebabkan aktivitas yang
begitu padat sejak pagi, rasanya memang penulis letih, lemah dan
seperti kekurangan tenaga. Meskipun sebenarnya sudah mencoba
makan dan minum yang banyak, rasa letih dan lelah itu tampaknya
terbaca oleh seorang kawan. Ketika acara belum dimulai, kawan
ini bertanya apakah saya sakit. Saya memang tidak sakit, namun
rasanya letih sekali. Kawan yang sebenarnya belum terlalu lama
penulis kenal itu, baik hati. Dia meminta saya untuk mendekat, dan duduk membelakanginya. Katanya saya mau diterapi. Dari kepala
bagian belakang, dia mengangkat telapak tangan, bak seorang ahli
sihir. Lalu dia menurunkan telapak tangan dan menaikkannya,
seakan ingin mendeteksi ada apa di dalam tubuh saya bagian kepala
dan dada.
“Mas terlalu banyak bekerja sampai kekurangan tenaga. Aliran
darah ke otak tidak cukup oksigen,” katanya sesaat kemudian.
Ini tentu hopotesis yang jitu, batin saya.
“Jadi saya kurang darah?”
“Bisa begitu. Coba saya terapi lagi, biar otak dialiri darah yang
mengandung banyak oksigen.”
Saya hanya diam. Dan ingin merasakan terapinya.
Bagaikan ahli sihir, tanpa menyentuh tubuh saya sedikit pun,
masih dengan telapak tangan kanannya, dia mencoba menambah
aliran darah ke daerah kepala. Beberapa saat dia menggerakkan
telapak tangan ke atas dan ke bawah. Lalu agak lama berhenti di
belakang tengkuk. Saya merasakan ada sesuatu yang lain. Tiba-tiba
saya merasakan sensasi aneh. Seakan ada kipas angin di belakang
kepala saya. Hangat. Sempriwing. Saya pun membatin kalau kawan
yang satu ini memang terapis yang ahli. Mungkin dengan tenaga
dalam, atau ilmu lain. Ilmu yang sudah lama dia pelajari.
“Di rambut seperti ada kipas angin?” tanyanya.
“Ya.”
Dan singkat kata, malam itu saya merasa lebih sehat dan segar
lagi. Malam itu dia menyarankan saya untuk selalu minum dua
gelas air putih sehari. “Gelas yang besar. Pagi dan sore.”
Saya hanya mengiyakan. ”Memang saya pernah mengkonsumsi air beroksigen yang dikemas dalam botol kecil itu.” Lalu saya
sebutkan mereknya, dan harganya.
“Itu bagus. Kalau bukan itu ya air putih biasa yang matang.”
Ketika acara malam itu berakhir kawan terapis itu memberi
kartu nama. Ternyata profesinya yang tertulis dalam kartu nama
itu, bukan terapis, melainkan salah seorang staf yang bekerja di
perusahaan pertambangan. Saya bersyukur kepada Tuhan, sebab
punya kawan yang baik, dan juga berdoa semoga pada suatu saat
bisa memberikan kebaikan kepadanya. Sarannya persis saran dari
dokter yang pernah saya dengar. Dalam keseharian, kita harus
banyak minum air putih.
Dari cerita di atas, bisa diperoleh kesimpulan bahwa, bila
otak kita tidak mendapat aliran darah yang cukup oksigen, maka
akibatnya adalah lemas, letih, lesu, dan sinar mata kita tampak
suram, dan redup. Tidak bercahaya. Dalam keadaan seperti itu,
bila masih dipaksakan untuk bekerja, bisa bertambah pusing tujuh
keliling, dan hasilnya pun bisa tidak memuaskan.
Keadaan di dalam tubuh kita, sebenarnya bisa dibaca lewat
pancaran dua bola mata. Keadaan letih, lelah, lesu dan tak bertenaga
itu, sama dengan keadaan orang yang memendam emosi negatif
yang tidak segera dipecahkan dengan derai tawa atau senyuman.
Penulis memang tidak menanyakan kepada kawan itu apakah
dia menerapi saya dengan tenaga dalam, atau apa. Yang jelas
bukan terapi humor atau tawa. namun yang jelas, terapinya sangat
bermanfaat, khususnya bagi penulis.
c. Tersenyum Saat Menghadapi Masalah
Pada bagian ini, penulis ingin mengajak para pembaca untuk lebih sering tersenyum, tertawa, dan merasa riang, meski pun misalnya,
kita hanya mempunyai waktu yang tidak lama untuk menyelesaikan
suatu masalah. Memang rasanya sangat sulit untuk rajin tersenyum
dan tertawa tanpa alasan yang menggembirakan. Bahkan, boleh jadi,
setiap hari kita mempunyai dan menghadapi masalah yang secara
nyata tidak membuat kita gembira. Lalu, mana mungkin pada saatsaat seperti itu kita bisa tersenyum apa lagi tertawa? Untuk bisa
tersenyum dan tertawa sebenarnya bukan mesti kita sedang atau
akan menerima sejumlah uang banyak. Ketika kita ingat ceritacerita lucu atau adegan-adegan komedian atau aktor dalam sebuah
film pun kita bisa tertawa dan tersenyum. Kita bisa menertawakan
diri sendiri yang kemarin merasa bodoh dan tidak berpengalaman.
Ketika ingat orang tua kita di desa pun sebenarnya bisa memancing
senyum. Seorang pengarang cerita, bisa jadi dalam kesendiriannya,
diantara komputer, buku-artikel dan HP di kamarnya, bisa tersenyum
manakala ingat kejadian lucu yang kemarin dialaminya. Apa dia
tidak gila jika tertawa sendirian? Jawabnya,”Tidak.” sebab sejatinya
dia tidak dalam kondisi mental yang amburadul; masih mempunyai
kesehatan fisik dan psikis yang prima.
Kita harus bisa menyisihkan tekanan-tekanan psikologis yang
menjadikan hati tak nyaman. Tekanan-tekanan psikologis yang
dirasakan berulang-ulang, dan dalam waktu lama, pada suatu
waktu akan memperburuk kesehatan fisik; menimbulkan suatu
penyakit, apalagi jika tidak ada sentuhan-sentuhan psikologis yang
menggembirakan. Begitu pula ketegangan-ketegangan pikiran
yang disebabkan suatu masalah, lambat laun akan menyumbang
hormon-hormon negatif dalam tubuh, sehingga bisa mengganggu
saraf-saraf dalam otak, dan alat-alat pencernaan, bahkan merambat
sampai daerah tenggorokan, lidah, gusi dan bibir. Ketika penulis
sedang dihimpit masalah, dan itu harus diselesaikan dalam hitungan waktu yang pendek, ketika itu jelas rasanya tegang sekali. Pikiran
yang tegang itu, beberapa hari kemudian, ternyata membuahkan
rasa sakit, yaitu adanya bengkak-bengkak dan nyeri di bibir dalam.
Penulis kena sariawan. Ini salah satu contoh yang paling mudah,
dekat, kongkrit dan nyata. Kelelahan berpikir, saking banyaknya
beban pikiran yang bertubi-tubi dirasakan, juga sangat potensial
untuk menimbulkan kelelahan psikis. Apa lagi jika tidak diimbangi
dengan ketahanan fisik.
Tersenyum, tertawa, dan bergembira setiap hari. Ini yang
beberapa hari terakhir penulis coba untuk melakukannya, dan
mengajak beberapa orang lain untuk tetap senang. Tentu saja
tersenyum dan tertawa dengan cara yang wajar dan tak dipaksakan.
Yang tidak kalah penting, adalah bagaimana kita bisa tetap menjaga
diri, sehingga mampu tertawa dan tersenyum secara wajar.
Artinya, jika memang di sekitar kita terjadi sesuatu yang ganjil dan
menerjang logika umum, kita lebih baik tersenyum dan tertawa.
Sebab, menurut seorang dokter dari Inggris, Steven Greer (dalam
Crichton, 2000), saat kita tersenyum, maka itu akan mendorong
terjadinya relaksasi; dan manakala tertawa, kita akan merasakan
adanya goncangan-goncangan dalam tubuh, dan seluruh sistem
tubuh menjadi bergerak. Goncangan dan gerakan itulah yang akan
menghilangkan ketegangan.
Bagaimana dengan orang yang terpaksa tersenyum atau dipaksa
untuk tertawa? Jika kita terpaksa tertawa dan pada kali lain dipaksa
untuk tersenyum sebab suatu hal, itu masih lebih baik dibandingkan
berwajah murung dan cemberut. Itu akan menjadikan tubuh
kita lebih baik dan sehat. Ketika kita menghadapi masalah yang
sangat berat dan seakan tidak ada jalan keluar, misalnya saat kita
harus melakukan pembayaran tunai dalam jumlah yang banyak,
sementara uang kontan yang kita pegang tidak mencukupi, bukan mustahil kita akan merasakan pening dan pusing tujuh
keliling. Kawan penulis yang sering merasa pening dan pusing
tujuh keliling dalam keadaan terjepit seperti itu berperilaku yang
sangat memprihatinkan. Dia yang pensiunan TNI-AD itu biasanya
memegangi kepalanya yang nyut-nyutan, lalu bangkit dan berjalanjalan di ruang tamu, masuk kamar, dan keluar lagi. Beberapa hari
kemudian, kawan penulis yang sudah purna tugas itu ternyata
sudah kena vertigo, sebab terlalu sering merasakan ketegangan,
dan menghadapi banyak masalah. Penulis mengetahui hal itu
dari kawan lain yang bercerita tentang dia. Sungguh kasihan dia.
Dia konon sering dilarang istrinya untuk keluar sendirian dengan
membawa mobil. namun ketika sedang berada di Jakarta, di sebuah
jalan yang ramai, dalam perjalanan hendak ke stasiun, diserempet
mobil dan terjatuh. Kepalanya sempat berbenturan dengan jalan
beraspal, keras, sampai dia tsak sadarkan diri. Ujung ceritanya, dia
dilarikan ke rumah sakit, dan berbulan-bulan sakit, dirawat secara
intensif di rumah sakit, sebelum akhirnya tidak sembuh-sembuh,
lalu berobat ke luar negeri, dan baru sembuh, meski pun mungkin
hanya 99%. Sekarang dia sudah baik-baik, namun ketahanan
pikirannya sudah tidak optimal lagi. Di sini penulis hanya ingin
mengajak para Pembaca, agar bisa menghadapi masalah apa pun
dengan tenang, bahkan dengan tersenyum, namun berpikir secara
cerdas, dan rasional, sehingga menemukan jalan keluar yang terbaik.
Untuk itu, pada bab empat dan lima nanti, penulis ingin mengajak
para Pembaca untuk sejenak menikmati humor-humor dan sketsasketsa segar yang sudah beberapa tahun terakhir ini penulis himpun,
dengan tujuan, memang semata hanya untuk memancing kita lebih
banyak tersenyum dan tertawa. Sebagai seorang yang mempunyai
latar belakang pesantren, terus terang penulis memang bukan seorang
yang berprofesi sebagai komedian, yang dari menit ke menit harus memproduksi humor dan perilaku jenaka lainnya. Namun, beberapa
bulan terakhir ini, penulis sangat menyadari bahwa betapa urgennya
bagi kita yang belum menginjak usia setengah abad, untuk menjaga
kesehatan psikis dengan lebih banyak tersenyum dan tertawa, untuk
menyingkirkan ketegangan dan beban pikiran.
Saking pentingnya derai tawa ini, seorang peneliti dan pakar
neurologi dari Perancis, Henri Rubenstein menyatakan dalam
penelitiannya bahwa setiap kali kita tertawa satu menit, maka itu
akan memberi dampak relaksasi selama empat puluh lima menit.
Gerakan serta goncangan dalam tubuh saat kita tertawa, itu
sesungguhnya merupakan gerakan yang tidak kalah bermanfaat dari
olahraga apa pun. Jika penelitian Henri itu benar dan akurat, tentu
dapat disimpulkan bahwa membaca buku-artikel humor merupakan
perbuatan dan tindakan untuk menjaga kesehatan dengan biaya
yang sangat murah, dan mudah, di mana pun dan kapan pun kita
bisa melakukannya.
Itulah beberapa alasan mengapa kita mesti lebih banyak tertawa
dan tersenyum, sepanjang masih dalam batas-batas kewajaran dan
kenormalan. Para komedian yang sudah malang melintang di dunia
mereka, dan menjadikannya sebagai profesi untuk mendapatkan
penghasilan, tentu, tanpa disadari mereka mempunyai jasa yang
sangat penting bagi masyarakat pemirsa. sebab mereka mampu
dan bisa memancing puluhan juta warga masyarakat untuk
tersenyum dan tertawa.
Singkat kata, tersenyum dan tertawa itu sangat penting bagi
kehidupan kita. ---------------------------
10 Tips Meningkatkan Rasa Humor
Untuk meningkatkan rasa humor, Anda bisa melakukan tips
berikut in1. Isi waktu luang anda dengan membaca artikel humor. Saat
menunggu pesawat di bandara, saat menunggu teman/
kolega untuk sebuah janji, atau saat menjelang tidur malam.
Pengalaman penulis ketika di Jepang, ada tiga hal yang
biasa dilakukan orang Jepang ketika menunggu kereta atau
saat duduk di dalam kereta. Pertama mendengarkan musik,
kedua, membaca artikel yang ringan bacaannya (komik,
humor), dan ketiga, tidur. Jarang sekali mereka ngobrol satu
dengan lainnya. Dari tiga jenis, itu, ternyata yang paling
banyak adalah membaca.
2. Tulis dan catat humor yang terjadi dalam kehidupan seharihari dalam artikel harian/diary Anda. Caranya, simak dan
perhatikan ketika orang lain sedang tertawa. Apa obyek
yang mereka bicarakan atau tertawakan. Nah, setelah itu
ungkapkan humor ini dengan bahasa Anda sendiri.
Dengan demikian Anda akan memiliki koleksi humor
tersendiri. Baca kembali humor-humor ini pada saat
waktu luang. Anda akan bisa tertawa dan tertawa itu sehat.
Artinya, anda akan tetap sehat.
3. Selingi dengan humor pada saat Anda sedang presentasi
dan/atau ceramah dalam suasana formal atau nonformal. Hal
ini penting untuk membuat audiens tidak ngantuk dan tetap
semangat.
4. Lihat video atau komedi di televisi atau putar VCD yang
memuat humor atau cerita-cerita lucu lainnya, seperti Stand
Up Comedy, Mr. Bean, atau sejenisnya. Hal ini akan membuat
Anda segar dan fresh sebab Anda bisa tertawa.
5. Abadikan peristiwa atau kejadian lucu di sekitar Anda
dengan gadget yang Anda miliki: handphone, kamera
digital, perekam vidio dll. Rekaman video ini suatu saat bisa
Anda jadikan kompilasi dan Anda putar kembali. Sangat
memungkinkan jika ada kontes atau pertandingan membuat
rekaman video lucu, seperti program Home Funniest Vidio,
Anda bisa berpartisipasi.
6. Beli buku-artikel humor. Di Indoensia sudah banyak sekali
buku-artikel humor. Ada yang dalam bentuk kartun, narasi, dan cerita. Anda bisa pergi ke toko artikel terdekat. Diantara
judul-judul buku, seperti yang penulis ungkapkan di Bab I
dari artikel ini.
7. Ikuti klub atau kelompok humor seperti Klub Tawa Ceria
Sehat (KTCS) yang diadakan setiap dua minggu sekali di
Monas. Mengikuti klub ini tidak ditarik biaya alias gratis.
8. Berikan senyuman kepada orang lain. Memberi senyuman
dengan ikhlas merupakan sedekah kerana menimbulkan
kegembiraan bagi orang lain dan memperkuat tali
persaudaraan. Untuk bisa memberikan senyuman kepada
orang lain, Anda tidak perlu modal satu rupiah pun, namun
Anda akan mendapat pahala yang besar.
9. Hadapi permasalahan dengan tenang dan hati lapang,
meskipun Anda dalam keadaan tertekan sekalipun. Tidak
perlu panik dan gegabah. Ketenangan Anda adalah solusi
terhadap permasalahan yang Anda hadapi.
10.Berbagi perasaan dengan orang lain (sharing). Jika Anda
sedih dan galau, kemudian Anda berbagi kesedihan dan
kegalauan ini kepada orang lain, maka perasaan sedih
dan galau itu akan berkurang. Sebaliknya, jika perasaan itu
Anda rasakan sendiri, maka ia akan bertambah. Demikian
juga, ketika Anda merasakan kegembiraan dan kesenangan,
kemudian Anda berbagi kepada orang lain, maka perasaan
gembira dan senang itu akan bertambah. Sebaliknya, jika
kegembiraan dan kesenangan itu Anda rasakan sendiri,
maka ia akan cepat hilang. Please share your feelings with
others.
Pada bab selanjutnya dari artikel ini, ada koleksi humor yang
lumayan banyak, semoga bisa memberikan terapi bagi Anda yang
kebetulan membutuhkan penyegaran atau refreshing. Sebuah cara
yang mudah, murah meriah untuk menuju sehat lahir batin.
Islam mengajarkan kepada pengikutnya untuk bersikap santai,
rileks, murah senyum, dan tidak berlebihan dalam tindakan,
ucapan, dan perilaku di seluruh aspek kehidupan. Artinya dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah harus diisi dengan keseriusan.
Perlu ada senyum, tawa, canda, dan humor, namun tidak boleh
berlebihan. Islam mengajarkan kita untuk selalu tersenyum, sebab
sesungguhnya senyum yang kita berikan kepada orang lain adalah
sedekah. Dengan senyuman itu, dunia yang gelap menjadi terang.
sebab itu kita tidak perlu bermuka masam dan tetaplah tersenyum
walaupun Anda dihina atau disakiti.
Terkait dengan tertawa, Islam mengajarkan untuk sedikit tertawa
dan banyak menangis. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam
al-Quran:
“Maka biarkanlah mereka tertawa sedikit dan menangis yang
banyak, sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat”.
(Q.S. At-Taubah: 9: 82)
Menurut Al-Quran dan Tafsirnya (Kementerian Agama,
2011), ayat ini menerangkan bahwa orang-orang munafik itu
sepantasnya lebih banyak menangis dibandingkan tertawa memikirkan
nasib dan dosa mereka di dunia dan di akhirat sebab mereka akan
menerima azab yang pedih, sesuai dengan perbuatan mereka di
dunia. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan kerugian sebab
perbuatan mereka sendiri, yaitu menghina dan mengejek orangorang mukmin, membuat propaganda busuk untuk menghalanghalangi orang Islam dan mematahkan semangat perjuangan.
Sedang di akhirat nanti mereka membawa dosa yang banyak dan
tidak dapat ampunan dari Allah SWT. Hal ini sesuai pula dengan
sabda Rasulullah saw yang ditujukan kepada orang-orang mukmin.
Telah besabda Rasulullah SAW: Jika kamu ketahui apa-apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan
sedikit tertawa dan banyak menangis, meluaskan kemunafikan dan
lenyapnya amanat, dicabutnya rahmat, orang yang jujur dituduh
dan orang yang curang dipercayai. Hura-hura mencekam kamu,
fitnahpun mencekam keadaan menjadi gelap seperti malam yang
gelap gulita”. (H.R. al-Hakim dari Abu Hurairah)
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa larangan untuk
banyak tertawa dan perintah untuk banyak menangis ini dalam
konteks orang-orang munafik yang selalu menjelek-jelekkan umat Islam.
Orang-orang munafik seharusnya lebih banyak menangis dibandingkan
tertawa, sebab kesalahan-kesalahan mereka sudah terlalu banyak yang
menyebabkan mereka malu dan terhina.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tertawa dan humor
tidak dilarang dalam ajaran agama Islam, asalkan tidak berlebihan.
Rasulullah SAW sendiri termasuk orang yang suka humor, namun
segala tindakannya selalu terkontrol oleh kesadaran. Humor yang
dilakukan Rasulullah SAW adalah humor dalam arti cara untuk
menghilangkan ketegangan dan menimbulkan keakraban, bukan
humor dalam arti mengejek atau mengolok-olok orang lain. Artinya,
materi humor menjadi penting untuk diperhatikan.
Dwi Bagus (2006) dalam bukunya Nabi Aja Bercanda!
menggambarkan Rasulullah SAW sebagai pribadi yang akrab, lucu, dan
selalu ingin menyenangkan hati setiap orang. Para istri dan sahabatnya
pun tidak sungkan-sungkan bercanda dengan pribadi agung ini. Nabi
Muhamamd saw yang super sibuk ternyata sering meluangkan waktu
untuk bercanda dengan istri dan sahabat-sahabatnya. Hari-hari yang
dilalui Rasulullah SAW dan keluarganya, juga para sahabat, bukanlah
melulu dipenuhi keseriusan belaka. Ada saatnya mereka meluangkan
waktu untuk bercanda. Beliau bukan pribadi yang terlalu serius seperti
yang sering dibayangkan orang. Orangnya rileks dan suka menggoda. Mari kita simak kesaksian salah satu sahabat beliau, Abdullah alHarits, tentang pribadi Rasulullah SAW yang suka bercanda.
“Aku tidak pernah menyaksikan ada orang yang begitu murah
senyum melebihi Rasulullah SAW. Beliau punya sense of humor
yang tinggi dan suka bercanda. Beliau biasa melepaskan beban dan
kejenuhan hidup dengan bercanda bersama keluarga. Bahkan, beliau
pernah berkata, ‘Sesungguhnya saya senang bercanda, tapi saya
hanya mengatakan hal-hal yang benar’. Begitulah”.
Lebih lanjut Dwi Bagus (2006) menyebutkan dalam bukunya
ini bahwa orang yang religius adalah orang yang sikapnya
santai, suka bercanda, enjoy dalam menjalani kehidupan, tapi segala
tindakannya selalu terkontrol oleh kesadaran. Meminjam istilahnya
Gamal Kamandoko (2009), Canda Rasulullah adalah bercanda
beneran. Canda yang mengandung kebenaran. Bukan canda yang
digunakan untuk menghina, apalagi melecehkan orang lain.
Berikut ini adalah contoh-contoh humor ala Rasulullah SAW
dengan istri dan sahabat-sahabatnya.
a. Tersenyum dan tertawa bila bersama istri, sebagaimana
dikutip oleh Mustabaie (2010). Dalam sebuah hadis
diriwayatkan sebagai berikut. “Dari Umarah, ia berkata:
‘Saya bertanya kepada Aisyah r.a., Bagaimana keadaan
Rasulullah saw bila berduaan dengan istri-istrinya?’ Jawabnya:
‘Dia adalah seorang lelaki seperti lelaki-lelaki lainnya, namun
bedanya baginda seorang lelaki yang paling terhormat, paling
lemah-lembut, serta senang tertawa dan tersenyum” (H. R.
Khara’iti dan Ibnu Asakir)
Dari hadis ini sangat jelas bahwa Rasulullah mudah
sekali tersenyum dan tertawa, namun tetap berlaku sopan
ketika sedang berduaan bersama istrinya. Hal seperti ini
perlu dijadikan teladan bagi para suami untuk menciptakan suasana yang penuh kesenangan, kecerahan, dan kegembiraan
ketika bersama istri. Sebaliknya, jangan sampai ketika
suami dan istri berduaan, malah menciptakan suasana yang
menegangkan atau mencemaskan. Satu hal lagi yang perlu
diingat adalah, meskipun dalam suasana canda dan tawa,
tetap harus sopan, tidak melukai perasaan orang lain atau
berbau hal-hal yang tidak menyenangkan.
b. Khadijah istri Rasulullah SAW, ketika melihat Rasulullah
sedang dalam keadaan sedih, ia selalu menghibur dan
menenangkan hati Rasulullah saw dengan kata-kata yang
menggembirakan. Demikian ucapan Khadijah kepada
Rasulullah SAW, saat dalam kesedihan sebab menerima
waktu pertama kali: “Wahai Rasulullah, tenanglah dan tetaplah
bergembira hati. Demi Allah, sesungguhnya orang itu adalah
malaikat dan sama sekali bukan syaitan”. Ucapan Khadijah
ini dimaksudkan untuk menghibur hati Rasulullah supaya
tidak sedih dan supaya gembira selalu dalam kesehariannya.
c. Menyuruh para istri bergurau, sebagaimana dikutip oleh
Mustabaie (2010). Dalam sebuah Hadis dinyatakan: “Dari
Aisyah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW berada di tempatku
bersama Saudah, lalu aku membuat bubur. Aku bawa (bubur
itu) kepada baginda, kemudian aku berkata kepada Saudah:
Makanlah! Akan namun ia menjawab: Saya tidak menyukainya.
Aku pun berkata: Demi Allah, kamu makan atau aku sapukan
ke wajahmu? Ia berkata: Saya tidak selera memakannya.
(Kata Aisyah): Lalu aku ambil sedikit, kemudian aku sapukan
ke wajahnya, sedangkan Rasulullah saw ketika itu duduk di
tengah-tengah di antara aku dan dia, kemudian Baginda
merintangi dengan lututnya supaya dia dapat membalasku,
lalu ia mengambil bubur dari piring ini , kemudian dia membalas menyapukannya kepadaku dan Rasulullah SAW
tertawa”. (H. R. Ibnu Najjar)
Dari Hadis di atas, dapat dipahami bahwa ketika Aisyah
menyapu wajah Saudah dengan bubur, sebenarnya Rasulullah
SAW menyuruh Saudah membalas perbuatan Aisyah. Hal ini
tidak dimaksudkan untuk membalas dendam, namun untuk
menciptakan suasana akrab dan senda gurau diantara istriistrinya.
Implikasi dari hadis di atas adalah, para suami istri hendaknya
selalu berusaha untuk saling menghibur antara satu dengan
lainnya, saling memberi dukungan, dan saling menguatkan
hati masing-masing. Salah satu caranya adalah dengan
memberikan senda gurau dan menimbulkan tawa antar
sesama pasangannya.
d. Tidak dapat masuk surga seorang tua, sebagaimana dikisahkan
Gamal Kamandoko (2009). Suatu hari, seorang perempuan
tua mendatangi Rasulullah SAW. “Ya Rasulullah, doakan
aku agar bisa masuk surga”, kata perempuan itu. Perempuan
tua itu terperanjat saat Rasulullah SAW bersabda, “Tidak
dapat masuk surga seorang tua”. Tak lama, perempuan tua
itu menangis. Dia merasa tak ada harapan memasuki surga
seperti yang disabdakan Rasulullah saw. Berarti, dia hanya
akan menjadi penghuni neraka! Masya Allah! Terbayang,
betapa perihnya siksaan yang akan diterimanya di neraka.
Perempuan tua itu pun berlalu dari hadapan Rasulullah
dengan hati sedih.
Sejenak kemudian, perempuan tua itu dipanggil oleh salah
seorang sahabat untuk kembali menghadap Rasulullah saw.
“Wahai, Ibu yang baik hati,” kata Rasulullah, “sesungguhnya, nanti pada hari masuk surga itu tidak ada yang tua lagi.
Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Allah menjadikan kaum
perempuan tumbuh baru dan Allah ciptakan sebagai gadis
remaja.’”
Tak tergambarkan kegembiraan perempuan tua itu. Dia
sudah salah menduga ucapan Rasulullah SAW. Berarti,
dia masih mempunyai kesempatan untuk memasuki surga.
Dan, kegembiraan perempuan tua itu kian menjadi-jadi saat
memahami kalau dia bisa menjadi gadis remaja lagi jika Allah
memperkenankannya memasuki surgaNya. Begitulah canda
Rasulullah.
e. Kisah Nu’aiman, sebagai