Rabu, 13 September 2023

tertawa 3

persaudaraan. 
Secara singkat humor itu sangat bermanfaat sebab  dapat 
menjaga kestabilan emosional sehingga ia bisa membawakan dirinya 
dengan lebih rileks, santai, dan percaya diri. Humor juga dapat 
mempererat persahabatan dan persaudaraan serta mencairkan 
suasana. Manfaat yang terpenting, humor tidak memiliki efek 
samping yang membahayakan kesehatan fisik dan psikis.
Menurut Morrison (2008), dalam konteks proses belajar 
mengajar, rasa humor dapat meningkatkan aspek-aspek psikologis 
peserta didik, yaitu:
1. Menangkap dan mempertahankan perhatian siswa.
2. Memperluas pemahaman siswa.
3. Meningkatkan kesempatan untuk menjaga ingatan.
4. Membangun hubungan dengan siswa dan kolega.
5. Membuat suasana pengasuhan untuk belajar.
6. Mendukung manajemen kelas.
7. Membantu orang mengatasi masalah yang dihadapi.
8. Meningkatkan rasa gembira dalam proses belajar mengajar.
Kedelapan kegunaan rasa humor dalam proses belajar mengajar 
ini  diilustrasikan oleh Morrison (2008) dalam gambar sebagai 
berikut. Proses belajar mengajar yang monoton, kaku, serius akan menimbulkan kebosanan dalam diri peserta didik. Humor bisa 
menjadi solusi untuk mengatasi kondisi ini . Mari kita cermati 
ungkapan Loomans dan Kolberg sebagaimana dikutip oleh Sunarto 
(2012) berikut ini. 
Mungkinkah sebagian masalah disiplin 
dewasa ini bersumber dari pendekatan terhadap 
proses belajar yang serius dan ketat? Seringnya, 
badut kelas atau siswa pengganggu dianggap 
guru sebagai masalah disiplin terbesar di kelas. 
Padahal, si pemberontak dan si badut mempunyai 
kesamaan yang jelas: Mereka menolak menyerah 
kepada kebosanan belajar tanpa spontanitas dan 
tawa. Kebanyakan ulah mereka muncul akibat 
hasrat bawaan untuk adanya humor dan stimulasi 
di kelas. Jika kelas merupakan lingkungan yang 
hidup, kreatif, dan penuh tawa, murid dari segala 
usia memiliki saluran keluar alamiah di mana 
keingintahuan mereka berkembang (Loomans 
dan Kolberg, 1993:153)
Perkembangan Humor di Indonesia
Pada bagian ini penulis mencoba memetakan perkembangan 
humor/lawak di Indonesia. Dalam konteks ini, penulis memetakan 
ke dalam tiga katagori, yaitu buku-buku, humor di media elektronik 
(radio dan TV), dan Klub Tawa Ceria Sehat (KTCS). 
a. Buku-artikel Humor 
Di Indonesia, banyak artikel humor yang diterbitkan oleh 
berbagai penerbit dan terjual dalam jumlah yang sangat banyak. 
Dari penelusuran penulis, mulai tahun 2002-2013, sedikitnya 
ada 13 (tiga belas) artikel tentang humor sebagai berikut. 
1. 365 Hari Hua Ha Ha Ha, karya Tim Hua Ha Ha (2002). 
Diterbitkan oleh Mitra Utama Jakarta. artikel ini berisi kumpulan humor: rohaniwan, negara-negara tirai besi, 
suami istri, dokter, psikiater, seks, cinta-kasih, guru & 
murid, antar tetangga, orang-orang kantoran, jual-beli, 
dongeng-dongeng modern, penegak hukum, profesor, 
politisi, pemabuk, dan antar bangsa. 
2. Politik dan Seks Hua Ha Ha Ha, karya Tim Hua Ha Ha 
(2002). Diterbitkan oleh Mitra Utama Jakarta. artikel ini 
berisi kumpulan humor: kekuasaan, seks, militer, bisnis, 
neraka, percintaan dan ratusan hua ha ha ha eksklusif 
lainnya.
3. Humor Populer, karya Alimin (2005). Diterbitkan oleh 
Restu Agung Jakarta. Cerita yang ada dalam artikel ini 
merupakan fiksi belaka. artikel ini mengajak pembaca 
tertawa sejenak dengan terpingkal-pingkal untuk 
menghilangkan kepenatan, ketegangan, dan kecapaian 
setelah seharian bekerja. 
4. Humor Gaul, karya Kandy Irawan (2005). Diterbitkan 
oleh Restu Agung Jakarta. Sama halnya dengan artikel 
Humor Populer, cerita dalam artikel ini merupakan fiksi 
belaka. Namun tetap menggelitik dan membuat pembaca 
tertawa. 
5. Nabi Aja Bercanda! Humor Rasulullah dan Orang￾Orang Saleh, karya Dwi Bagus M.B., (2006). Diterbitkan 
oleh Mizania Bandung. artikel ini berisi humor segar Nabi 
Muhammad dan sahabat-sahabatnya, ditambah kisah 
lucu orang-orang saleh zaman dulu yang sarat hikmah. 
artikel ini menceritakan sisi lain kehidupan Rasulullah 
yang jarang terungkap. Bisa menjadi bahan dakwah yang 
menarik. 6. Humor Ngereez 24 jam Nonstop, ditulis oleh Echo_tea 
(2007) dan diterbitkan oleh Hi-Fest Publising Jakarta. 
artikel ini memuat tentang humor fiktif yang terkait dengan 
kehidupan sehari-hari, utamanya masalah seksual. 
7. Humor Go Kill Acak Adut. Penulis artikel ini adalah 
N_dy (2008) dan penerbitnya adalah Hi-Fest Publising 
Jakarta. Humor yang ditulis dalam artikel ini juga bersifat 
fiktif yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. 
8. 100 Kisah Jenaka untuk Anak Muslim, karya Gamal 
Kamandoko (2009). Diterbitkan oleh Dar Mizan Bandung. 
artikel ini berisi cerita-cerita yang lucu dan menarik. Dua 
tokoh kocak, Arsyad dan Yusman, akan mengajak adik￾adik menikmati cerita-cerita lucu dan seru dalam artikel 
ini. Cerita-cerita lucu ini pun mengandung hikmah yang 
sangat bermanfaat. 
9. 50 Kisah Lucu Ibu Menyusui, karya Kate Davis “The 
Funny Mommy”, diterjemahkan oleh Prima Roza Yulia 
(2010). Diterbitkan oleh PT Bhuana Ilmu Populer 
Jakarta. artikel ini berisi 50 kisah lucu ibu menyusui—
yang mungkin ketika terjadi hal itu dianggap sebagai 
malapetaka. Pengalaman-pengalaman mereka akan 
menginspirasi pembaca, terutama seorang ibu baru atau 
sudah berpengalaman. Ceritanya dikemas ringan, dan 
pasti akan membuat pembaca terhibur. Diantaranya kisah 
ibu yang ditilang polisi sebab  kedapatan memompa ASI 
sambil menyetir. 
10.Nguping Jakarta, karya Kuping Kiri & Kuping Kanan 
(2011). Diterbitkan oleh B First Yogyakarta. artikel 
ini menggambarkan di balik segala keruwetan, Ibu Kota kita tak kalah penuh kelucuan. Nguping Jakarta 
menunjukkannya melakui kompilasi dialog absurd 
kiriman langsung para penduduk Jakarta yang selalu 
siaga membuka kuping lebar-lebar. Berisi berbagai dialog 
terbaik dari situs ngupingjakarta.blogspot.com dan 
ratusan lainnya yang belum pernah dipublikasikan, artikel 
ini menampilkan potret Jakarta masa kini. 
11.Radio Galau FM, disusun oleh @Radio Galau FM (2011). 
Diterbitkan oleh Gradien Mediatama Yogyakarta. artikel 
ini berisi tentang percakapan-percakapan atau ungkapan￾ungkapan singkat tapi lucu melalui twitter. 
12.Tebak-Tebakan Supor Konyol, ditulis Kevin Deandra 
(2011) dan diterbitkan oleh Better Book Jakarta. artikel ini 
memuat tentang humor yang ditulis dalam bentuk tebak￾tebakan dari kejadian sehari-hari. Ada tujuh bab, yaitu 
Tebakan Garing, Tebakan G3li, Tebakan Gil@, Tebakan 
Gokil, Tebakan Spesial, Tebakan S3ru, dan Tebakan Kocak. 
Contoh: Kapan PSSI berdiri? Setelah PSSI capek duduk. 
Bola apa yang bikin kita bingung? Bolak-balik melulu. 
Bola apa yang cantik? Bola Amaria dan Bola Saphira. 
13.99 Canda Penyegar Jiwa, karya Abu Tamnais (2012). 
Diterbitkan oleh Khitah Publising Yogyakarta. artikel ini 
berisi 99 kisah jenaka yang membuat pembaca tertawa 
jungkir balik. Kisah lucu di berbagai tempat yang terjadi 
dalam artikel ini memaksa pembaca untuk membuka mata 
bahwa ternyata kejadian lucu bisa terjadi di mana saja: di 
rumah, di atas kendaraan umum, di kantor, di kampus, 
bahkan di pesantren. artikel ini memberikan sensasi 
tertawa yang dapat menyegarkan jiwa.Judul artikel yang penulis sebutkan di atas merupakan sampel 
dan contoh dari sekian artikel yang beredar di Indonesia. Sebenarnya 
masih banyak lagi buku-artikel humor lainnya.
Sebagai perbandingan, di Malaysia ada artikel humor yang 
menjadi ‘Best seller’, yaitu karya David Tong (2010) dengan judul 
“Laughter, The Best Medicine Malaysia”. artikel yang ditulis dalam 
bahasa Inggris ini merupakan kompilasi kisah-kisah lucu dan 
humor yang terjadi di Malaysia dalam berbagai aspek kehidupan: 
sosial, politik, budaya, agama, ekonomi, dan sebagainya. 
Perlu dicatat, buku-artikel yang penulis sebutkan di atas, hanya 
memuat kumpulan atau kompilasi humor dan kisah-kisah lucu 
baik yang riil maupun fiktif. Tidak ada ulasan dari aspek teoritis 
dan konseptual. Inilah yang menjadi alasan dan sumber inspirasi 
bagi penulis untuk menyatukan antara aspek teoritis, konseptual, 
dan kompilasi humor dalam sebuah artikel yang saat ini berada di 
tangan pembaca. 
Banyaknya artikel tentang humor seperti yang ini  di atas, 
menunjukkan bahwa humor merupakan bagian dari kehidupan kita. 
Humor tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, dan sebaliknya 
kehidupan kita tidak bisa dipisahkan dari humor. Bagi pembaca 
yang tertarik untuk mendapatkan sensasi humor dalam buku-artikel 
ini  dapat membeli di toko buku. Maaf, penulis bukan hanya 
bermaksud mempromosikan buku-artikel ini , namun lebih 
dari itu, penulis bermaksud untuk mempromosikan hidup sehat 
melalu canda, tawa, dan humor, sehingga menjadi pribadi yang 
humoris, rileks, dan sehat secara fisik dan psikis untuk menggapai 
kebahagiaan hidup. 
b. Humor di Media Elektronik (Radio dan TV)
Di Indonesia, banyak televisi yang menayangkan program hiburan dalam bentuk humor, komedi, lawak, sinetron, dan 
sejenisnya. Melalui acara ini, pihak produsen ingin mengajak 
pemirsa untuk tertawa, rileks, dan menghilangkan pikiran￾pikiran yang mengganggu dengan humor yang disajikan oleh 
komedian. Mari kita amati program humor yang ada di televisi 
Indonesia sebagai berikut. 
1. Warkop DKI. Istilah ini merupakan singkatan dari 
Warung Kopi DKI. DKI sendiri juga merupakan akronim 
dari Dono-Kasino-Indro yang merupakan plesetan dari 
Daerah Khusus Ibu Kota. Personil yang terlibat dalam 
group lawak ini adalah Nanu (Nanu Mulyono), Rudy 
(Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono, Kasino (Kasino 
Hadiwibowo), dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). 
Tiga orang pertama merupakan alumni Unversitas 
Indonesia, sedangkan Indro kuliah di Universitas 
Pancasila. Dari keempat personil ini , kini tinggal 
satu orang, yaitu Indro. Nanu meninggal pada tahun 1983 
sebab  sakit liver, Kasino meninggal pada tahun 1997, dan 
Dono tutup usia pada tahun 2001. 
Grup lawak ini mengawali karirnya melalui obrolan di 
Radio Prambors, setiap Jumat malam antara pukul 20.30 
hingga pukul 21.15, di kawasan Mendut, Prambanan, 
Borobudur, alias Menteng Pinggir. Sebelum mengisi acara 
lawak di Radio Prambors, mereka telah biasa melawak di 
kampus Universitas Indonesia. Temmy Lesanpura, Kepala 
Bagian Programming Radio Prambors, akhirnya meminta 
mereka untuk melawak di radio ini. 
Sukses di Radio Prambors, grup Warkop DKI meniti karir 
di layar lebar atau dunia film. Film komedi ini diminati 
banyak penonton di gedung-gedung bioskop di Indonesia, terutama pada era 1980 dan 1990-an, grup lawak DKI ini 
juga memulai serial komedi di televisi. 
Grup lawak ini bisa dikatagorikan sebagai gaya humor 
afiliatif. Jika kita amati dari empat personil ini , 
Dono adalah orang yang terkesan paling intelek. Maklum, 
Dono juga pernah menjadi asisten dosen di Jurusan 
Sosiologi FISIP UI. Satu catatan ringan, meskipun sukses 
dalam meramu materi lawak, sebenarnya grup lawak ini 
juga sempat mengalami konflik internal terkait materi. 
Ada anggota yang tetap idealis supaya materi tetap 
mengedepankan unsur atau aspek intelek, namun ada 
pihak yang ingin menyisipi materi dengan penampilan 
cewek-wanita lesbi seksi seperti yang bisa Anda saksikan di film 
komedi mereka. 
2. Grup Lawak Sri Mulat. Nama Ari Mulat ini diambil 
dari nama salah satu pendiri kelompok lawak ini. Selain 
Ari Mulat juga ada figur lain, yaitu Timbul, Tessy, Jojon, 
Gogon, Basuki, dan Nunung. Grup lawak ini merupakan 
pertunjukan panggung. Pada Era 1990-an Ari Mulat 
sangat populer. Namun sekarang sudah tidak populer, 
dan figur-figurnya sudah pindah ke grup lawak lain, 
seperti Nunung yang bergabung dengan Opera Van Java 
(OVJ). Pada dasarnya ide yang diangkat dalam Ari Mulat 
ini tidak jauh dari Warkop. 
3. Grup Patrio. Figur dalam grup lawak ini adalah Parto, 
Eko, dan Akri. Sejak 2009, ketika Eko menjadi anggota 
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Amanat 
Nasional (PAN), group ini tidak eksis lagi. Parto 
bergabung ke OVJ, sementara Akri menjadi pemain 
sinetron. 4. Ekstravaganza. Figur dalam kelompok variety show yang 
ditayangkan di Trans TV ini diantaranya adalah Indra 
Birowo, Tike Priatnakusumah, Ronal Surapradja, Aming, 
Sogi Indra Dhuaja, Ence Bagus, TJ, Omesh, Icut, Maya 
Septha, dan Gilang. Beberapa figur sebenarnya bukan 
pelawak atau komedian, melainkan pemain sinetron. 
Namun mereka diarahkan untuk melucu. Materinya 
mengangkat berbagai cerita seru dalam bentuk sketsa 
komedi. Satu hal yang menarik adalah bahwa materi 
ini  diangkat dari kisah dan peristiwa sehari-hari, 
film, dan legenda masa lalu. Dalam seminggu ada dua 
kali tayang, yaitu setiap Jumat malam dan Sabtu, pukul 
19.00. Acara ini pertama kali ditayangkan pada tanggal 30 
Mei 2004 (Sabtu). Cukup lama bertahan dan eksis, sekitar 
lima tahun, sampai acara ini berakhir pada hari Sabtu, 
28 November 2009 dan tayang kembali pada tanggal 1 
Januari 2011. 
5. Bajaj Bajuri. Bajaj Bajuri merupakan sinetron komedi 
yang mengangkat isu-isu kehidupan sehari-hari. sebab  
itu orang menyebutnya sebagai Sitkom alias Situasi 
Komedi. Ditayangkan oleh stasiun Trans TV, ANTV, dan 
SCTV, dengan durasi 20 menit dan 40 menit. Tayang 
pertama pada tahun 2002 sampai dengan 22 Mei 2005. 
Figur yang bermain dalam sinetron ini diantaranya adalah 
Mat Solar (Bajuri), Rieke Diah Pitaloka (Oneng), Nani 
Widjaja (Emak), Fanny Fadillah (Ucup), Saleh Ali (Said), 
Tuti Hestuti (Mpok Hindun), Leslie Sulistiowati (Mpok 
Minah), Wiwin Burhani (Mpok Leha), Nana (Mila), Winni 
Zuraida (Karmilla), Sinta Dewi (Nurmala), dan H. Darmin
(Pak RT). Sinetron ini mendapat respon yang positif daripemirsa. Bahasa yang digunakan sederhana dan lokasi 
shootingnya juga sederhana. Menurut informasi, sinetron 
ini telah menghasilkan 1065 episode.
6. Republik BBM (Benar Benar Mabuk). Acara tayangan 
di salah satu TV swasta ini sangat menghibur dan sarat 
dengan kritik sosial yang dapat dijadikan bahan koreksi 
untuk para pejabat pemerintahan. Penanggung jawab 
acara ini  adalah Effendi Gazali yang berperan 
sebagai Penasihat Presiden. Tokoh yang menjadi ikon 
dalam acara ini adalah Taufik Savalas (alm) yang berperan 
sebagai Presiden dan Kelik Pelipur Lara yang berperan 
sebagai Wakil Presiden. Kelik memiliki nama asli Raden 
Kelik Sumaryoto berasal dari Yogyakarta. Kelik sendiri 
memiliki grup lawak yang disebut dengan LBH (Lembaga 
Bantuan Humor). Acara serupa adalah Republik Mimpi
yang kemudian mengalami metamorfosa menjasi 
Democrazy. 
7. Opera Van Java (OVJ). Setelah dunia lawak dan 
komedi Indonesia mengalami kevakuman, TV Trans7, 
menayangkan program humor dalam bentuk OVJ pada 
era 2000-an. Figur yang terlibat dalam grup ini diantaranya 
adalah Parto, Sule, Aziz Gagap, Andrew Taulani, Nunung, 
dan Desta. Nuansa dan corak lawak ala Ari Mulat juga 
terasa di OVJ dengan bergabungnya Nunung ke grup 
ini. Tema humor yang diangkat OVJ adalah tema lama, 
yaitu tema wayang, namun disampaikan dengan gaya 
humor kontemporer (masa kini), sehingga banyak 
diminati para pemirsa. Dari segi gaya humor, group OVJ 
ini memadukan atau menggabungkan gaya agresif, self 
defeating, self enhancing, dan afiliatif. Namun gaya humor agresif masih dominan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi 
Aziz yang sering menjadi korban perlawakan, dengan 
pelaku Sule dan Andrew. Pada saat Sule menjadikan Aziz 
sebagai ‘korban’, biasanya Andrew mengikutinya sehingga 
lengkaplah penderitaan Aziz. Namun kondisi inilah yang 
malah menggugah tawa para pemirsa. 
7. Stand Up Comedy. Humor ala stand up comedy ini muncul 
pada awal 2011, ditayangkan di Metro TV. Ini merupakan 
jenis komedi baru dan berbeda dengan group lawak atau 
komedi sebelumnya. Sebab untuk mencerna materi 
humornya, pemirsa memerlukan konsentrasi khusus dan 
pengetahuan tentang materi yang disampaikan. Misalnya, 
ketika seorang peserta menyampaikan humor tentang 
keagamaan (pengajian) atau politik, hanya orang tertentu 
yang bisa mengikuti. Akibatnya, di satu sisi ada orang 
yang tertawa terbahak-bahak, namun pada saat yang sama 
ada yang bertanya, “Apaan sih maksudnya, kok orang pada 
ketawa” sebab  tidak nyambung dengan materi humor 
yang disampaikan. Singkat kata, stand up comedy ini 
cenderung lebih ‘intelek’ dalam memilih materi humor. 
Untuk segmen kelas menengah ke atas, perlu nalar untuk 
memahaminya. 
8. Sketsa. Sketsa merupakan acara humor atau lawak yang 
baru di program televisi Indonesia. Humor ini disebut 
dengan twist humor, yaitu humor yang cerita akhirnya 
itu tidak terbayangkan sebelumnya bahwasanya cerita 
itu merupakan sebuah humor. Misalnya, ada pemulung 
mendapat hadiah TV 21 Inc. Mestinya dia senang sebab  di 
rumahnya yang selama ini tidak ada TV, sekarang ada TV. 
namun apa yang terjadi setelah mendapat hadiah? Ternyata sang pemulung itu tidak memanfaatkan TV ini , tapi 
ia malah menggunakan kardus pembungkus TV untuk 
dijadikan dinding rumahnya. Bagi seorang pemulung, 
kardus TV lebih bermanfaat bagi dirinya dibandingkan  TV itu 
sendiri. Di sinilah, para pemirsa bisa tertawa pada akhir 
cerita dalam program Sketsa itu. Materinya diangkat dari 
hal-hal yang tidak biasa terjadi, tapi ditayangkan dengan 
cara yang lucu. Dengan pengertian lain “kehidupan nyata 
diplesetkan sehingga lucu”.
. Sentilan Sentilun. Jenis humor ini memiliki ciri 
tersendiri, yaitu kritis namun tetap humoris. Ini sesuai 
dengan namanya, yaitu sentilan yang artinya kritik. Figur 
dalam Sentilan Sentilun ini adalah Pak Sentilan (Slamet 
Rahardjo) dan Mas Sentilun (Butet Kertaradjasa). Dalam 
acara ini , Slamet Rahardjo berperan sebagai tuan 
yang lebih banyak tahu tentang berbagai hal, mulai dari 
masalah sosial, ekonomi, budaya, politik, agama, sampai 
pendidikan. Sedangkan Butet Kertaradjasa berperan 
sebagai pembantu yang sedikit ceriwis dan kritis serta 
memiliki sense of curiosity atau rasa ingin tahu yang 
tinggi. Dialog antara kedua figur ini  kental dengan 
logat Jawa, namun tetap renyah dan bersahaja. Selain dua 
figur ini , kadang-kadang ada bintang tamu lainnya, 
seperti Markonah Janda Sebelah yang sumringah, 
diperankan oleh Happy Salma.
Berikut ini adalah isu yang pernah ditayangkan oleh 
televisi: Perbudakan modern, Cermat memilih Caleg, Intel 
Gadungan, Menghargai Perempuan Indonesia, Belajar 
Ilmu Punk, KUHP Pasal Santet, Lakon Sengkuni, Jongos 
Juga Boleh Sakit, Rapimnas. Dari judul-judul ini jelas sekali bahwa Sentilan Sentilun sangat peka terhadap isu-isu politik, 
sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi di Indonesia. 
. Bukan Empat Mata. Dalam acara talk show ini yang menjadi 
ikon adalah Tukul. Disampaikan dengan cara yang lucu, 
tidak serius, dengan menghadirkan bintang tamu dari para 
artis dan public figure lainnya. Pada awalnya, nama program 
ini adalah Empat Mata. Setelah sempat dilarang tayang, 
akhirnya berganti nama dengan Bukan Empat Mata. 
Dalam konteks Indonesia, dari beberapa grup lawak sebagaimana 
dijelaskan di atas, dari cara menyampaikan humor, sebagian besar 
masih cenderung pada gaya agresif, yaitu humor yang menjadikan 
penderitaan orang lain sebagai bahan komoditi humor. Jenis humor 
seperti ini, pada kenyataannya, cenderung diminati banyak pemirsa. 
Secara faktual program TV yang menayangkan humor seperti itu 
cenderung mendapat rating tinggi, seperti OVJ, Pesbukers, dan acara 
Ramadan (menunggu sahur atau buka puasa). 
Sebagai catatan, tontonan humor yang kurang sehat juga masih 
sering muncul di televisi Indonesia. Humor kurang sehat yang penulis 
maksud di sini adalah humor yang memiliki efek samping yang 
tidak baik bagi perkembangan anak, sebab  ada tindakan memukul, 
mengejek, menghina, mendorong, dan benturan secara fisik. Adegan 
seperti ini jelas sangat tidak mendidik bagi anak-anak bangsa. Untuk 
mengatasi dampak negatif ini , belakangan ini, dalam adegan 
tertentu, selalu ada catatan, misalnya: ini hanya akting, jangan meniru 
adegan ini atau bahan yang digunakan dalam adegan ini tidak 
berbahaya sebab  terbuat dari bahan lunak dan tidak berbahaya. 
Mengingat dampak humor yang kurang mendidik sangat 
berpengaruh terhadap perkembangan anak, maka pihak pengusaha 
televisi harus mempertimbangkan dampak acara yang ditayangkan 
terhadap aspek moral generasi muda kita, sebelum memutuskan sebuah program layak tayang atau tidak. Artinya, mereka perlu 
mengedepankan aspek moral dibandingkan  aspek keuntungan materi. 
Masa depan generasi muda kita lebih berharga dibandingkan  nilai rupiah 
yang dihasilkan dari acara humor yang tidak mendidik ini . 

Humor Therapy
Tontonan humor yang kurang sehat masih sering 
muncul di televisi Indonesia. Humor kurang sehat adalah 
humor yang memiliki efek samping yang tidak baik bagi 
perkembangan anak, sebab  ada tindakan memukul, 
mengejek, menghina, mendorong, dan benturan secara 
fisik.
Pihak pengusaha televisi harus mempertimbangkan 
dampak acara yang ditayangkan terhadap aspek 
moral generasi muda kita, sebelum memutuskan 
sebuah program layak tayang atau tidak. Mereka 
perlu mengedepankan aspek moral dibandingkan  aspek 
keuntungan materi. Masa depan generasi muda kita 
lebih berharga dibandingkan  nilai rupiah yang dihasilkan dari 
acara humor yang tidak mendidik ini .
c. Klub Tawa Ceria Sehat (KTCS)
Selain buku-artikel humor dan program humor di televisi 
seperti yang telah diuraikan di atas, di Indonesia ada Klub Tawa 
Ceria Sehat (KTCS) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan 
Circle of Laughter. KTCS melakukan kegiatan pertama kali 
pada tanggal 2 Februari 2011. Setiap dua minggu sekali, klub ini 
melakukan kegiatan di Monas. Yang menarik, jika klub-klub lain 
untuk menjadi anggota perlu membayar, keanggotaan di KTCS 
ini gratis. KTCS memiliki motto 5S, yaitu Sehat Sukses Senang 
Sadar Selalu. Kegiatan tertawa bersama KTCS dikemas dalam 
topik tertentu, misalnya Tertawa Silaturahmi, Tertawa Tepuk 
Tangan, Tertawa dan Berdansa Hore. Intinya klub ini mengajak 
kita untuk tertawa, sebab  tertawa itu sehat. Bagi Anda yang 
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang KTCS atau ingin 
bergabung menjadi anggota dapat mengakses situs resmi KTCS 
berikut ini: http://circleoflaughter.com.




Selama dalam perjalanan dinas untuk melakukan benchmarking 
tentang standar nasional pendidikan khususnya tentang kurikulum 
dan sistem penilaian di Australia, Pak Fasli Jalal sebagai Ketua 
Rombongan selalu berbagi pengalaman inspiratif. Pada hari Selasa 
(15/9/2015) dalam perjalanan ke Melbourne University, Pak Fasli 
cerita tentang gerakan membaca yang dilakukan seorang pemuda 
di Kabupaten Malang.
“Di Malang, ada seorang pemuda yang prihatin dengan kondisi 
minat baca anak-anak yang rendah dan fasilitas yang serba terbatas”, 
ungkap Pak Fasli mengawali cerita.
Pemuda ini , tambah Pak Fasli, bukan seorang sarjana, namun 
memiliki kepedulian terhadap lingkungan dengan cara membuat 
perpustakaan bagi warga sekitar. Ruang tamu di rumahnya, ia sulap 
menjadi perpustakaan.
Untuk mendapatkan buku, ia melakukan survei di toko artikel 
Gramedia. Setiap ada pembeli yang keluar dari Gramedia dan 
membawa banyak buku, pemuda ini  akan menanyakan nama 
dan alamat rumahnya. Ketika ada waktu luang, ia akan datang ke 
rumah ini  dan menanyakan sekiranya ada artikel yang bisa 
dihibahkan. Dari sekian orang yang didatangi, ada beberapa orang 
tertentu yang berkenan menghibahkan buku. 
Cara lain untuk mendapatkan artikel yang ia lakukan adalah menjadi 
volunter pameran buku. Setiap ada pameran artikel (book fair), pemuda 
ini  akan datang dan menawarkan waktu dan tenaganya kepada 
penerbit untuk menjaga stand, tanpa harus dibayar penuh. 
Nah pada akhir pameran, biasanya, artikel dijual murah bahkan ada 
yang dihibahkan. Maka pemuda ini  akan membelinya dengan 
uang yang ia terima sebagai penjaga stand. Bahkan tidak sedikit 
penerbit yang menghibahkan artikel dari pameran ini . 
Uniknya, di perpustakaan itu, katalognya tidak mengikuti 
ketentuan umum di sebuah perpustakaan. Klasifikasi yang dibuat 
pemuda itu aneh dan lain dibandingkan  lainnya. Contohnya ada 
klasifikasi “artikel wajib dibaca”. Ada juga “artikel Serius”. Selain itu, orang yang mau pinjam artikel tidak perlu daftar jadi anggota. artikel 
yang dipinjam tidak perlu dicatat dan tidak ada batas berapa lama 
masa pinjam buku. Pemuda ini  tidak pernah berpikir artikel itu 
kembali atau tidak. Ia tidak khawatir sama sekali. Ia benar-benar 
berfikir out of the box. Beda dari kebanyakan orang. 
Suatu ketika, Pak Fasli bertemu dengan pemuda penggerak Warga 
Cinta Membaca (WCM) ini  dan memberikan pertanyaan. 
“Gimana kalau artikel ini  hilang sebab  tidak dicatat?”, tanya 
Pak Fasli Jalal.
“artikel itu tidak akan hilang”, jawabnya singkat. 
“Kok bisa, kan tidak ada catatan nama peminjam dan tidak ada 
batas waktu kapan peminjam harus mengembalikan?”
Pemuda ini  diam sejenak. Kemudian kembali bertanya 
kepada Pak Fasli Jalal. 
“Bapak, berapa banyak punya buku?”
“Ya, ada lah”.
“Nah, saya yakin artikel bapak banyak. Bapak tahu gak, artikel 
Bapak yang dibeli dengan harga mahal namun tidak ada yang minjam 
dan tidak dibaca, artikel itu sebenarnya hilang”. 
“Hemm.... benar juga ya”, ungkap Pak Fasli yang langsung 
disambut dengan tawa peserta rombongan. 
--------- 


 
Menjelang perayaan tahun baru Imlek, Bu Ari anggota tim 
Sarprasers (istilah khas untuk tim ahli BSNP untuk standar sararan 
dan prasarana) dari Bandung mengalihkan isu pembicaraan dari 
cuaca buruk dan banjir ke obat herbal. 
“Bu Sri, tahu gak Malaysia mau buka Herbal University? Wah 
kumaha Indonesia nih?”, tanya Bu Ari dengan nada provokatif. 
“Bu Ari, di Indonesia sudah ada Institut Pertanian Bogor (IPB) 
gitu koq”, jawab bu Sri yang notabene dosen IPB. 
Bu Kun dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kurang setuju dengan pendirian Herbal University di Indonesia. “Kalau 
kita mendirikan Herbal University gantian kita dituduh menjiplak”, 
ucap bu Kun memberikan argumen sambil tertawa ringan. 
“Kalau begitu ya namanya Universitas Tumbuh-Tumbuhan saja”, 
usul Pak Ganden supaya tidak dituduh menjiplak. 
Kalau namanya Universitas Tumbuh-Tumbuhan, tambah Bu 
Sri, di IPB sudah diajarkan segala macam tumbuhan. “Kalau Pak 
Ganden mau jadi Rektor Universitas Tumbuh-tumbuhan, didukung 
deh. Beres”, ucap bu Sri dengan nada menyindir. 
Pak Eko seorang arsitek dari ITB yang juga anggota Sarprasers 
mencoba menawarkan solusi. 
“Herbal itu cukup jadi program studi saja. Di ITB bahkan 
hanya jadi obyek kajian satu kelompok keahlian di bawah Sekolah/
Fakultas Farmasi”, ucap Pak Eko yang punya hobi fotografi ini . 
Di ITB, tambah Pak Eko, ada kelas internasional yang isinya 
selalu full mahasiswa Malaysia. 
“Dulu ITB juga penuh dengan mahasiswa Malaysia Pak Eko. 
namun ternyata sekarang publikasi Malaysia 16.000-an dan Indonesia 
hanya 4.000-an. Mudah-mudahan paten herbal kita tidak akan 
pernah lebih rendah dari Malaysia kelak ya, sebab  pusat kajiannya 
sudah banyak”, kata Bu Ari sambil mengamini harapannya. 
Pengalaman empiris di UNY, sebagaimana disampaikan Bu Kun 
bisa dijadikan argumen. 
“Mantan Warek Satu UNY, Ibu Nurfina Aznam adalah pakar 
kunyit putih dan jamu-jamuan. Sekarang sakit sudah satu bulan 
tidak bisa jalan”, ucapnya sambil menambahkan menurut dokter itu 
sebab  virus. 
“Tetapi,” tambah Bu Kun, “Menurut pendapat umum, itu sebab  
kebanyakan minum herbal. Setiap kali beliau minum teh, kapan 
pun dan dimana pun, selalu dicampur jamu buatannya. Ternyata 
ahli jamu kalau sakit beresiko ya. sebab  dianggap penyakitnya 
disebabkan obat buatannya sendiri.” 
Mendengar cerita pengalaman empiris ini , Pak Ganden 
yang semula mengusulkan nama Universitas Tumbuh-Tumbuhan 
akhirnya ketawa ngakak. Sementara Bu Sri malah tidak mau 
berkomentar. Wah… Saya gak komentar apapun aja deh...”, ungkapnya sambil 
menanyakan kabar Pak Eko. Membaca komentar yang begitu 
banyak, Bu Ari yang pertama kali menggulirkan isu herbal merasa 
perlu mengakhiri obrolan.
“Waduh komentarnya sudah banyak nih. Wah sensitif juga ya 
pertanyaan saya. Maksud saya apakah ada bagian dari universitas 
kita yang secara terintegrasi mengkaji tentang tanaman, fabrikasi 
dan pengobatannya. Kalau sudah ada berarti Indonesia sudah punya 
(Herbal University). Jadi tidak perlu khawatir disaingi Malaysia, supaya 
tidak keluar hak paten yang seharusnya punya Indonesia, tapi diakui 
Malaysia”. 
--------- 



Saat liburan sekolah yang bertepatan dengan liburan akhir 
tahun 2013, dalam akun twitter ada promosi tiket murah. 
“Jalan-jalan yuk dengan Merpati, cuma Rp 51 ribu lho”.
Demikian bunyi promosi ini  dalam rangka ulang tahun 
Merpati.
Seorang pemilik akun langsung berkomentar, “dijamin pulang 
ke rumah gak?”
“Ke rumah sakit”, jawab pemilik akun yang lain.
“Masih mending pulang ke rumah sakit, pulangnya ke rumah 
abadi alias di liang kubur”
“Hihhhhh ngeri deh”
--------- 
 

Dalam sebuah acara halal bi halal alumni Gontor,   seorang 
alumni berdiri dan angkat bicara.
Alumni 1 : “Breaking news. Ada perkembangan baru di Gontor
 Abun sapi sekarang dijual di kiftir (kafetaria). Santri 
bisa makan dengan nikmat sebagai pelengkap 
salatoh/sambal dan tewel.”
Alumni 2 : “Alhamdulillah. Bisa meningkatkan gizi santri.”
Alumni 1 : “Ya, jenisnya juga bervariasi. Ada   Abun Lifeboy, 
abun cuci, dan abun sapi.”
Alumni 2 : “Kalau itu mah, di midhaah (tempat wudhu) dan 
hammam (kamar mandi) juga banyak. Dari dulu 
sudah ada.”z
Alumni 1 dan 2 serta seluruh undangan: hahahahahaha. Ayak 
ayak wae.
130. BIDAH
“Di Gontor, untuk mata pelajaran fikih ternyata diajarkan bidah”, 
ungkap seorang alumni yang sudah menjadi pengusaha perkebunan 
di Sumatera lewat BBM grup.
“Ah, jangan ngarang ente. Bisa kwalat nanti nyebarin berita 
bohong”, ucap alumni lainnya.
“Haqiqatan (Beneran). Santri-santri diajari fikih dengan 
menggunakan kitab Bid’ayatul Mujtahid”.
Hahahahaha
--------- 


Setiap santri dan alumni Gontor pasti ingat lagu “Oh Pondokku”. 
Lagu ini selalu dinyanyikan dalam berbagai event dan kegiatan 
pondok. Saat khutbatul arsy (Pekan Perkenalan), kunjungan tamu 
dari luar pondok, perpisahan alumni, pertemuan alumni dan 
banyak lagi, lagu ini  selalu dinyanyikan. Bahkan tidak jarang 
para santri dan alumni menangis saat menyanyikan lagu ini .
Namun bagi sebagian santri lagu itu juga diplesetkan. Salah 
satunya adalah plesetan yang dibuat anggota BBM Group “Bulis 
Komsol”. Lirik yang benar adalah “Oh Pondokku tempat naung 
kita”, namun diplesetkan sebagai berikut. 
Alumni 1 : “Oh pondokku tempat naum kita....” (naum=tidur)
Alumni 2 : “Oh pondokku tempat ane kenal syijar”
 (Syijar=rokok)
Alumni 3 : “Oh pondokku tempat ane ghosob sandal”
 (ghosob sandal=ambil sandal orang lain tanpa izin)
Alumni 4 : “Oh pondokku tempat ane madhrub ma’a 
 qismul amni.” (ane madhrub ma’a qismul
 amni=saya dipukul bagian keamanan).



Berikut ini beberapa contoh bahasa pasaran yang hanya dipakai 
dan dipahami dikalangan alumni Gontor saja. Bahasa ini jarang 
kita temukan di Gontor sebab  jika ada yang menggunakannya, 
maka ia akan dilaporkan oleh jasus (mata-mata) dan dipanggil ke 
mahkamah lughah (hakim bahasa).
Tuhmil ente, ana firjaun ba’din (Meremehkan  kamu, saya sikat 
nanti).
Anta min aina ya akhi? Ana min ansharul adhim. (Kamu dari 
mana asalnya? Saya dari Tulung Agung).
Ana la maza maza akhi (saya tidak apa-apa saudaraku).
Huwa faqod la kaef kaef, enta alladzi masyghul (Dia saja tidak apa￾apa. Malah kamu yang sibuk).
Ada lagi santri yang membuat ungkapan dengan menggunakan 
nama-nama ustaz, seperti berikut ini.
wa idzaa husnul ma’aafi rif’at (Nama Ustaz Rifat Husnul Maafi)
wa idzaa zubaidi sujiyat (Nama Ustaz Sujiyat Zubaidi)
wa idzaa muhtarom umar ahmad (Nama Ustaz Muhtarom 
Umar)
--------- 


Berikut ini kisah santri yang melanggar bahasa di Pondok 
Gontor. Ceritanya nama santri ini  ditulis di papan tulis yang 
ditempel di dinding Asrama Gedung Baru Kibar (GBK). Muharik 
lughah (pengurus bahasa) yang bertugas saat itu adalah Iskandar 
Efendi dari Bangka. Begitu sang santri melihat namanya ditulis di 
papan pelanggaran, dia langsung menghapus namanya. 
“Saya hapus sebab  saya merasa tidak bersalah. Saya juga tidak 
menghadiri penggilan mahkamah bahasa”, ungkap sang santri. 
Esok harinya santri ini  dipanggil langsung oleh hakim 
lughah GBK. 
“Limaza la tahdur bil amsi?” Artinya, kenapa kemarin tidak hadir ke mahkamah bahasa?”, tanya Iskandar Efendi pengurus bahasa.
“Ana la a’rif kak mad’u mahkamah lughah. Artinya, saya tidak 
tahu kalau dipanggil ke mahkamah bahasa”, jawab sang santri sambil 
menambahkan pengurus bahasa langsung memukul punggungnya 
dengan sajadah. 
 “La yumkin anta la ta’rif mad’u mahkamah lughah, lianni 
anzhuruka tumsih binafsi ismaka fi saburah”, ungkap pengurus 
bahasa yang maksudnya adalah. “Tidak mungkin kamu tidak 
mengetahui dipanggil ke mahkamah bahasa. Sebab saya melihat 
sendiri kamu menghapus namamu di papan tulis”.
Sang santri terpaksa menjawab, “na’am kak, azhunnu antum 
la tanzhuruni. Summa maza khothoi, lianni insan muthi” kak, 
atakallam arobiatan kulla yaum”. Artinya “Ya kak. Saya kira Kakak 
tidak melihat saya. Kemudian apa kesalahan saya? Sebab saya anak 
yang taat dan patuh” 
Iskandar sedikit kesal sambil memperlihatkan kertas jasus. 
Sang santri langsung sigap dan membantah “alaisa hazihil kalimah 
arobiyyatan?” Artinya, “Bukankah ini kalimat bahasa Arab?”.
“Maza al-murod wa ghorduka? Ana firjaun anta” ungkap 
pengurus bahasa yang artinya “Apa maksudmu? Saya sikat kamu”. 
Sang santri tersenyum dan tau bakal dipukul oleh pengurus 
bahasa. Sambil cengengesan sang santri bilang, “ana sikat anta”. 
Pengurus bahasa itu akhirnya ketawa lupa mukul sang santri. 
Yessss merdeka...
--------- 



Pada tanggal 21-23 Agustus 2013 BSNP melaksanakan validasi 
standar nasional pendidikan di Hotel Quality Yogyakarta. Dalam 
kegiatan ini ada lima standar (pengelolaan, biaya, pendidik dan 
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, dan pendidikan 
nonformal) serta penilaian karya sastra.
Usai salat magrib, pada hari pertama, saya bersama Ibu Ari dan Ibu Kun menikmati santap malam di Bale Raos Keraton Jogjakarta. 
Di tempat ini menu makanannya adalah tradisional. Ada bebek 
ungkep, gudeg komplit, nasi gurih dan lainnya. Meskipun tradisional 
rasanya sangat nikmat. Tidak kalah dengan menu makan malam di 
hotel tempat kami menginap.
Di tengah-tengah makan, saya menerima SMS dari Prof. Eko 
Indrajit anggota BSNP yang juga ikut acara validasi.
“Kamar 529. Kalau lewat beliin kabel extensi yang bisa 4 colokan”.
Saya baca pesan ini  sambil menikmati nasi gurih. “Ada pesan 
dari Pak Eko untuk nyari kabel” ungkapku ke Bu Ari dan Bu Kun. 
“Hanya saya ragu apakah SMS ini ditujukan ke saya atau salah kirim 
ya”, ujarku sambil menambahkan dari bahasanya sepertinya sudah 
ada pembicaraan sebelumnya. Ini diawali dengan “kamar 529”.
“Di kamar memang colokan listriknya terbatas” komentar bu Ari 
sambil menambahkan Pak Eko membawa banyak jenis peralatan.
“Dalam perjalanan pulang, nanti kita cari”, ucap Bu Kun memberi 
solusi.
Saya jadi merasa tenang dengan solusi ini  dan terus 
meneruskan makan malam.
Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba telepon saya berdering. 
Saya lihat dari BSNP (Bu Ning).
“Pak Bambang dimana? Kita dan para peserta lainnya sudah 
menunggu di ruang rapat”.
“Saya masih di jalan, menuju hotel”, jawabku singkat. Malam 
itu memang ada rapat koordinasi, mulai jam 20.00. Sementara 
saya sebagai ketua tim masih di jalan padahal jarum jam sudah 
menunjukkan angka 20.30. Saya merasa guilty feeling.
“Nanti kalau ada Alfamart atau Indomaret kita berhenti ya, untuk 
cari kabel pesanan Prof. Eko”, pesanku ke Bu Kun yang membawa 
kami keliling Jogja dengan mobil Yaris warna merah.
“Ada kabel ekstensi mas?” tanyaku ke pegawai Alfamart. 
“Tidak ada pak”.
Saya langsung kembali ke mobil yang sedang menunggu di 
pinggir jalan.
“Sekarang saya antar Bu Ari dan Pak Bambang ke hotel dan nanti saya carikan kabelnya”, ungkap Bu Kun memberi solusi.
Tiba di hotel saya langsung menuju ruang rapat di lantai dua. Kira￾kira lima belas menit kemudian, bu Kun datang membawakan kabel.
Tidak lama klemudian, ada sms dari Prof. Eko. “Wah sudah 
ditanyakan lagi nih kabelnya”, gumamku sambil mengetik di laptop.
Tapi di luar dugaan saya, ternyata isi sms-nya adalah “Maaf tadi 
salah kirim”.
“Saya sudah dapat kabel Prof dan sekarang akan saya antar ke 
kamar”, balasku lewat SMS.
“Maksud saya tadi kirim sms ke Bambang teman saya. Bukan ke 
Pak Bambang”, jelas Prof. Eko saat saya memberikan kabel kepada 
beliau di kamar 529.
“Tidak apa-apa Prof. Eko. Selamat bekerja kembali”, ucapku sambil 
minta permisi meninggalkan kamar.
Setelah sampai kamar, Pak Eko kirim pesan lagi. “Terimakasih 
Pak Bambang. Maaf merepotkan”.
“Inggih sami-sami Prof Eko. Tidak apa-apa”, jawabku.
--------- 


Sebelum tidur saya masih memikirkan peristiwa ini. Akhirnya saya 
sampai pada kesimpulan sebagai berikut. 
• Inilah makna sebuah persahabatan dan networking yang 
dijalin melalui kegiatan BSNP. Sejak awal saya tidak terbayang 
akan makan malam di Bale Raos Kraton Yogyakarta. 
Ternyata Bu Kun, teman anggota tim standar sarana tiba-tiba 
menawari makan malam bersama.
• SMS (baca keperluan)   yang salah kirim, ternyata juga 
memberi solusi, bukan menimbulkan masalah.
• A friend in need a friend indeed. Make friends as many as 
possible but never make  any single enemy.
• Kebaikan yang kita lakulkan kepada kawan, sekecil apapun, 
pasti akan dibalas oleh Tuhan dengan kebaikan. sebab  itu kita 
tidak boleh berhenti melakukan kebaikan kepada siapapun.Demikian wisdom tentang persahabatan. Terimakasih Prof. Eko, 
Bu Kun, Bu Ari for being good  friends. 
--------- 


Selasa siang (19/2/3013) saya dihubungi pihak telemarketing 
sebuah bank swasta di Jakarta. 
“Selamat siang Bapak. Kami dari bank ingin menawarkan kredit 
dengan jaminan BPKB mobil untuk kredit sampai dengan lima 
puluh juta rupiah. Proses sehari selesai dan pihak bank bersedia 
untuk menemui Bapak di tempat kerja Bapak”. 
sebab  tidak ingin mendengarkan penjelasan yang lebih lama lagi, 
maka saya langsung menjawab dengan singkat, “Maaf, saya naik sepeda 
motor” (kebetulan hari ini saya tidak naik mobil). Secara spontan pihak 
telemarketing langsung menjawab “Terima kasih Bapak”.
Ternyata efektif juga cara itu untuk menolak tawaran kredit bank. 
--------- 
 


Rabu, 20 Februari 2013, usai salat magrib saya terima telpon dari 
Prof. Edy Tri Baskoro yang sedang berada di Papua untuk sosialisasi 
Ujian Nasional. 
“Pak Bambang, tolong dicek, jadwal ujian nasional pendidikan 
kesetaraan tahap kedua, untuk Program Paket A, B, dan C 
dilaksanakan pada tanggal yang sama pada bulan Juli. Biasanya 
untuk Program Paket A dan B dilaksanakan satu minggu setelah 
UN Program Paket C”, ungkap Prof. Edy seraya minta penjelasan 
dengan segera. 
Untuk memastikan informasi ini , maka saya langsung 
buka laptop dan mengecek POS Ujian Nasional. Dalam POS UN 
memang untuk ujian program paket A, B, dan C tahap kedua dimulai pada tanggal yang sama, yaitu 1 Juli 2013. Wah.. mengapa 
begini, pikirku. sebab  itu saya langsung menelepon Pak Candra 
untuk meminta penjelasan tentang jadwal yang sama ini . 
“Prof. Edy, saya sudah konfirmasi dengan Pak Candra, memang 
untuk UNPK Tahap II, Program Paket A, Program Paket B, dan Program 
Paket A dilaksanakan pada tanggal yang sama. Alasannya sebab  tidak 
ada ujian formal dan untuk efisiensi anggaran pemantauan. sebab  itu 
pengumuman hasil ujian juga dilaksanakan pada tanggal yang sama, 
yaitu tanggal 27 Juli 2013”, tulis saya melalui SMS ke Prof. Edy. 
“Wah tidak bisa jalan-jalan ke daerah dua kali”, jawab Prof. Edy 
via SMS yang diakhiri dengan tulisan hik hik hik…. 
“Benar Prof. Edy. Untuk UNPK tahap pertama, pagi sampai siang 
kita harus memantau UN formal dan siang sampai sore memantau 
UNPK”. 
“Wah iya eh. Enggak bisa makan ikan bakar lagi. Alamat harus 
makan nasi kotak di sekolah”. 
“Ya. Itupun kalau ada kelebihan nasi kotak di sekolah. Jika tidak 
ada, ya bisa puasa”, jawabku.
“Ha ha ha …..Monitoring UN sambil puasa Senin-Kamis (baca 
Senin sampai Kamis, bukan Senin dan Kamis)”, jawab Prof Edy.
--------- 



Jumat siang (3/5/2013) saat saya sedang menyiapkan makalah 
seminar di ruang kerja, Fakultas Psikologi UIN Jakarta, tiba-tiba telepon 
genggamku berbunyi. Tanda ada pesan singkat atau SMS masuk. 
“Pak Bambang, bisakah hari Minggu (5/5/2013) menemani 
Ketua dan anggota BSNP untuk rapat dengan Komite Pendidikan 
di kediaman Wapres?”. Demikian bunyi pesan singkat yang dikirim 
oleh Nurul Najmah staf Sekretariat BSNP. 
“Insya Allah bisa. Mohon informasi, pukul berapa dan dimana 
alamat rumah Wakil Presiden?”, jawabku melalui pesan singkat. Tidak lama kemudian, SMS masuk lagi. Isinya cukup panjang, yaitu: 
“Selamat siang Pak, dimohon kehadirannya pada Rapat Intern (Komite 
Pendidikan), yang akan dipimpin oleh Wapres RI pada hari Minggu, 
5 Mei 2013, pukul 20.00 WIB di Kediaman Resmi Wapres RI, Jalan 
Diponegoro No. 2 Jakarta Pusat. Peserta rapat: Menko Kesra, Mendagri, 
Menkeu, Mendikbud, Menteri Agama, Menteri PPN/Ka Bappenas, 
Menpora, Ka UKP4, Wamendikbud Bidang Pendidikan, Ka BPKP, 
Sekjen Kemendikbud, Kepala Badan Standarisasi (Estándar-red) Nasional 
Pendidikan, Dirjen Pendidikan Dasar, Dirjen Pendidikan Menengah, 
Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan 
Penjaminan Mutu Pendidikan, Kemendikbud. Dimohon konfirmasi 
kehadiran. Terimakasih. Hp Persidangan Wapres. Euis.”
Langsung saya jawab. 
“Ya, insya Allah bisa. Saya lagi berharap semoga motor tidak 
dilarang masuk ke sana”.
“Nanti kusewakan Hercules”, jawab Nurul Najmah. Sebagai 
catatan, pesawat Hercules ini merupakan pesawat milik TNI yang 
dipakai mengirimkan bahan UN ke 11 provinsi yang bermasalah 
dalam penyelengaraan UN tahun ini. 
“Wah, malah gak boleh mendarat di sana Hercules. Gak apa-apa, 
saya sudah punya solusi, yaitu di bagian depan motor akan saya 
tempeli tulisan PESERTA RAPAT BUKAN TERORIS.”. 
Alternatif solusi ini  langsung saya kirimkan ke Nurul 
Najmah di Sekretariat BSNP. Dia setuju dan memberi masukan, 
“harusnya ditulis PESERTA RAPAT VIP, Jangan diganggu”. 
Bagus juga ide ini, gumamku. Dengan demikian, tulisan 
di bagian depan motor Honda Kharisma saya adalah sebagai 
berikut: PESERTA RAPAT VIP BUKAN TERORIS. JANGAN 
DIGANGGU”. 
Tidak lama kemudian, ada saran dari Reny, staf Sekretariat BSNP. 
“Jangan bawa kantong kresek hitam ya pak.. nanti disangka bom”.
“Ya… terima kasih. Semoga lancar dan sukses”, jawabku sambil 
meneruskan menulis makalah. Hahahahahaha 139. TIDAK BOLEH MASUK 
Ketika saya sedang menulis di komputer, tiba-tiba ada seorang 
mahasiswi Pascasarjana membuka pintu ruangan. 
“Boleh masuk pak?”, tanya mahasiswi ini . 
Dengan spontanitas dan bermaksud canda, saya jawab, “Tidak boleh”. 
Ternyata mahasiswi ini  menanggapinya dengan serius 
dan dia langsung menutup pintu kembali. Sementara saya tetap 
meneruskan menulis makalah di komputer. 
Tidak lama kemudian, dia datang lagi, tapi kali ini mengucapkan, 
“Assalamu’alaikum”. 
“Waalaikum salam”, jawabku sambil menambahkan, “Nah lebih 
baik mengucapkan salam dibandingkan  bertanya boleh masuk”. 
“O ya, maaf Pak”, jawab mahasiswi sambil mohon izin untuk 
duduk sebelum bimbingan tesis dimulai. 
--------- 



Tema Kolokium Psikologi ke-23 yang diselenggarakan di 
Bandung (16-18 April 2013) adalah Peningkatan Mutu Tata Kelola 
Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia. Salah satu nara sumbernya 
adalah Dr. Dwiwahyu Sasongko, Sekretaris Badan Akreditasi 
Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT). Di tengah-tengah 
menjelaskan mutu tata kelola, Pak Sasongko yang notabene Dosen 
ITB ini  melontarkan beberapa jokes. 
“Sebelum ke acara ini, saya mengajar terlebih dahulu. Sudah saya 
pertimbangkan tidak akan terlambat. namun Pak Seger Handoyo, 
Ketua Panitia menelpon saya terus, sebab  khawatir kalau saya 
terlambat hadir. Maka saya tegaskan, Pak Seger, saya ini DOSEN,
artinya berDOSA kalau ABSEN”, ucap Pak Sasongko ketika 
mengawali presentasinya. 
Meskipun banyak kesibukan, tambah Pak Sasongko, saya tetap 
memperhatikan MUTU dalam mengajar. Mutu yang saya maksud 
adalah berMUka TUa. 
Gerrr... peserta kolokium langsung ketawa.



Para Sarprasers setuju tidak perlu ada universitas herbal sebab 
di Indonesia sudah banyak pusat kajian herbal. Mereka juga sepakat 
produk herbal merupakan salah satu produk unggulan dari hasil 
penelitian di Indonesia. 
Menurut Bu Anita, UNAIR punya Tropical Diseases Center 
(TDC) yang baru saja dikukuhkan sebagai pusat unggulan riset 
nasional bidang kesehatan dan obat-obatan. Di dalamnya berisi 
peneliti multi disiplin ilmu termasuk ahli herbal. 
Tidak mau kalah dengan UNAIR, Bu Sri dari IPB memberi 
informasi lain. 
“Di IPB juga ada Pusat Studi Biofarmaka yang mengkaji herbal 
mulai dari proses tanam sampai makan/minumnya”, ungkapnya.
Pak Ganden salah satu peneliti di UNAIR menambahkan bahwa 
salah satu produk unggulan TDC adalah obat KB Pria. 
“Hebatnya obat ini sifatnya temporary (sementara) dan efek 
sampingnya meningkatkan libido”, ulas ahli Kimia ini  seraya 
menambahkan para pria lebih menyukai efek sampingnya. 
“Pak Ganden, apa sudah mengonsumsi pil KB Pria? Cerita-cerita 
dong ke Pak Denny dan Pak Eko!”, ucap Bu Anita menanyakan 
bukti empiris dampak pil KB Pria. Bu Anita langsung menanyakan hasil klinis nih”, tanya Bu Ari. 
“Hasil uji klinis sudah dilakukan, yang saya dengar hasilnya OK”, 
jawab bu Anita. 
Mengetahui namanya disebut Bu Anita, Pak Denny dari ITB 
langsung bangkit. Ibarat singa tidur yang diusik orang. 
“Kelihatannya Bu Anita sudah merasakan efek samping pil KB 
Pria”, ungkapnya sambil tertawa. 
“Pak Denny, bukannya efek depan?”, tanya bu Kiki. 
“Tanya Bu Anita tuh…efek samping atau efek depan”, balas Pak 
Denny. 
“Yang benar memang efek depan…”, jawab Pak Ganden yang 
sudah mengonsumsi pil KB Pria berkali-kali dan diiyakan oleh Bu 
Anita.
“Itu Pak Denny, sudah dijawab Pak Ganden yang sudah 
merasakan efeknya”, jelas Bu Anita. 
Melihat Pak Denny penasaran, Bu Sri mulai memprovokasi. 
“Pak Denny ingin memastikan biar langsung berefek ya, Pak 
Ganden? Saya bagian mencatat saja barangkali bisa dipublikasikan”, 
kata Bu Sri. 
“Sip… Sip… Bu Sri. Nanti saya sebagai co-author saja”, ucap Bu 
Anita mengakhiri pembicaraan pil KB Pria. 
--------- 


Pada hari kedua lebaran, Kamis, 7/7/16, Prof. Edy Tri Baskoro, 
salah satu anggota Grup WA Sarpras BSNP, kirim foto-foto di Kelok 
9 dan Lembah Harau Padang, Sumatera Barat. Semuanya ada 12 
foto. 
Pemandangan alam pegunungan dengan jembatan layang serta 
lahan pertanian yang hijau, sangat indah dan menarik. Benar-benar 
menggambarkan kedamaian hari idul fitri 1437 H. 
Oleh sebab  itu, Kang Danny dari Bandung langsung 
berkomentar.  “Indah sekali, baik latar depan dan belakangnya”, ucapnya 
sembari memberi gambar jempol. 
Pak Eko Purwono yang memiliki hobi traveling dan fotografi 
turut memberikan gambar jempol.
Bagian yang menjadi joke lebaran adalah, ketika Prof. Edy kirim 
foto di Lembah Harau. Dalam foto itu, Prof. Edy berpose bersama 
istri. Dalam posisi duduk di atas rumput, dengan latar belakang air 
dari sungai buatan dan langit yang biru cerah, Prof. Edy memegang 
tangan sang istri. 
Foto inilah yang dikomentari Pak Eko Purwono. 
“Foto Postwedding”, tulisnya singkat. 
“Hahahaha....Pak Eko, ada aja”, balas Prof. Edy. 
Maklum, selama ini kita sering melihat foto pre wedding, tapi 
kali ini ada foto post wedding. 
--------- 





Seorang dosen sedang menjelaskan teori Sigmund Freud 
tentang perkembangan psikoseksual. Untuk menggugah perhatian 
mahasiswanya, sang dosen melontarkan pertanyaan kepada mahasiswa. 
“Apa yang menarik dari laki-laki bagi perempuan?” tanya sang dosen sambil berdiri di depan kelas. 
“Berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Itu sangat 
tergantung persepsi masing-masing,” jawab mahasiswa yang duduk 
di pojok kanan belakang. 
“Boleh. Anda memakai teori persepsi. Tapi, apa kira-kira 
mayoritas bagi wanita yang menarik dari laki-laki?” tanya dosen 
lagi sambil meminta mahasiswa yang duduk di bagian belakang 
untuk menjawabnya. 
“Kalau mayoritas sich pasti bilang yang menarik dari bagian 
tubuh pria ya ….. tangan lah. Kalau kaki kan untuk jalan atau 
nendang, mata untuk melihat dan mulut untuk mencium. Tapi 
kalau wanita lesbi matrek sich yang pasti menarik yaaaa isi kantong 
chucky ,” jawab mahasiswi. 
Gerrrrrrrrrr, seisi kelas langsung ketawa. ---------------------------
--------- 




Tukang ikan : “Bu, ikan kembung seger nih!”
Pembeli : “Kecil-kecil gini, ini sih bukan kembung, tapi 
 kempes!” (Tukang ikan nyengir)
Tukang Ikan : “Atau ini bu, ikan belanak?”
Pembeli : “Lho, ikan bukannya bertelur, bang?!” (Tukang 
 ikan mulai jengkel)
Pembeli : “Ee, sebetulnya saya mau cari ikan baronang, 
 bang.”
Tukang ikan : “Semua ikan dari dulu juga baronang, bu. Belum 
 ada yang jalan kaki atau naik ojeg...! Hehehehe”
--------- 



Ada sepasang anak remaja, laki-laki dan perempuan, naik mobil 
berdua di tepi pantai. Kemudian datang polisi untuk melihat apa 
yang terjadi sebab  ada yang patut diduga mencurigakan. Polisi 
menyenter ke dalam mobil. wanita lesbi di dalam mobil lagi merajut, 
sedangkan laki-lakinya bermain komputer. 
Polisi bingung dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan?” 
“Saya menunggu dua jam lagi”, jawab sang lelaki sambil bermain 
dengan laptopnya. 
“Mengapa harus menunggu jam 12 malam?”, tanya polisi dengan 
tegas tapi sopan.
“Maaf, pacar saya dua jam lagi 18 tahun”.
Di negara ini , ada undang-undang yang menyebutkan jika 
laki-laki melakukan hubungan suami istri dengan pasangannya 
yang belum berusia 18 tahun, maka ia akan didakwa melakukan 
pemerkosaan. namun setelah

h 18 tahun, tindakan ini  
dikatagorikan suka sama suka.
Nah, lesson learned dari kisah ini adalah begitu taatnya pasangan 
ini  terhadap undang-undang. Untuk “soal itu” saja, dia taat 
menunggu dua jam lagi. Bagaimana dengan remaja di negara kita? �

------------------------