Rabu, 13 September 2023

tertawa 4

James adalah seorang pria tunawisma yang menjadi pengemis di 
Austin, Texas. Ia suka mengubah-ubah caranya dalam mengemis.
Ia pernah melakukan “percobaan” dengan meletakkan sembilan 
mangkuk uang yang diberi label berdasarkan agama dan keyakinan. 
Untuk menarik pejalan kaki, ia juga memegang tulisan, “Agama 
mana yang paling peduli terhadap tunawisma?” 
Terlihat mangkuk yang paling banyak mengumpulkan uang 
adalah mangkuk atheis, disusul oleh agnostik, kemudian Budha. 
Yang hampir kosong adalah mangkuk Yahudi dan Hindu.
James berkata, “Para penganut atheis tampaknya sangat 
kompetitif. Bagi mereka, ini semua tentang kompetisi”. 
--------- 


Kamis, 19 April 2012, anggota BSNP mengadakan rapat pleno 
yang salah satu agendanya adalah membahas hasil monitoring 
pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK tanggal 16-19 April 2012. 
Menjelang rapat dimulai, Prof. Edy Tri Baskoro menanyakan posisi 
Prof. Mungin Eddy Wibowo. 
“Prof. Mungin ada di mana?” tanya Prof. Edy mengawali 
pembicaraan. 
“Beliau berhalangan hadir,” jawab Prof. Aman Ketua BSNP. 
“Mungkin di sini, mungkin di sana,” jawab Prof. Eddy yang 
langsung disambut dengan derai tawa anggota BSNP lainnya. --------------------------- 
--------- 


Pada hari Selasa, 3 April 2012, Kak Seto Mulyadi Ketua Asosiasi 
Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (ASAH PENA) bersama 
puluhan murid-murid sekolah rumah datang ke BSNP untuk 
melakukan dialog. Kak Seto : “Bagaimana rasanya sekolah di sekolah rumah?”
Murid : “Senang …. !”
Kak Seto : “Senang sebab  bisa bangun siang ya …?”
Gerrr... (hadirin tertawa)
Kak Seto : “Mengapa tertarik masuk sekolah rumah?”
Murid : “sebab  bisa cepat naik kelas ...!”
Kak Seto : “Kenapa? sebab  di sekolah rumah tidak ada 
 bullying ya...” --------------------------- 
--------- 


Di tengah-tengah rapat koordinasi persiapan pelaksanaan Ujian 
Nasional tahun 2012, seorang pejabat eselon satu di Kementerian 
Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, “Kecemasan yang 
moderat itu dapat meningkatkan prestasi belajar.” 
“Jika tidak cemas, itu bloon namanya,” tambahnya yang langsung 
disambut dengan tawa oleh para hadirin. “Mau melahirkan saja 
cemas. Mau ujian SIM juga cemas. Bahkan antri tiket pada saat peak 
season juga cemas,” kilahnya. --------------------------- 
--------- 


Ini pengalaman lain dari seorang Pejabat di Kementerian 
Pendidikan dan Kebudayaan ketika mengikuti ikrar pelaksanaan 
UN jujur dan berprestasi di Bali. Setelah ikrar, ada seorang peserta 
bertanya. 
“Bagaimana Pak, kalau jujur ternyata ajur?” 
“Ikrar yang ada kan jujur dan berprestasi,” kilahnya. ---------------------------


Salah satu anggota BSNP ada yang Guru Besar di bidang farmasi, 
berasal dari UNAIR Surabaya Jawa Timur. Dengan kesibukannya 
di BSNP, maka waktu yang selama ini lebih banyak digunakan 
di laboratorium, beralih ke lapangan. Diantaranya adalah untuk 
memantau pelaksanaan Ujian Nasional. 
“Memantau ke mana Prof. untuk UN SMA?” tanya saya kepada 
Prof. Gunawan Indrayanto. 
“Ke Lampung, maka selesai acara kegiatan standar ini saya tidak 
pulang ke Surabaya namun langsung ke Lampung,” jawabnya sambil 
menyebutkan jam penerbangannya. 
“Jadi Pak Gunawan sudah beralih dari lab (laboratorium) ke lap 
(lapangan),” komentar Prof. Edy Tribaskoro yang langsung diiyakan 
oleh anggota BSNP lainnya. --------------------------- 
--------- 


Orang di Nias sulit mengucapkan huruf ‘n’. Untuk kata ‘makan’ 
misalnya, mereka mengucapkannya tanpa hurup ‘n’, jadi ‘maka’. 
Suatu sore ada seorang remaja membawa adiknya jalan-jalan ke 
halaman sekolah. Kemudian sang adik pipis di celananya. Si remaja 
membuka celana adiknya dan menjemurnya di pagar sekolah. 
Hal itu kurang berkenan di pihak kepala sekolah. Kepala sekolah 
pun bertanya kepada remaja, “Ini celana siapa?”
sebab  saking takutnya remaja menjawab, “Ini buka … celana 
saya, Pak” 
Hahaha...! --------------------------- 
--------- 


Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan 
Wiendu Nuryanti di Bandung pertengahan Desember 2011 mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan ketidaktahuan 
beliau tentang kebudayaan. “Di Indonesia banyak perguruan tinggi 
kebudayaan asing seperti Geothe-Institut yang memperkenalkan 
budaya Jerman”
Wakil Menteri tampaknya belum bisa membedakan antara nama 
perguruan tinggi dan pusat kebudayaan. Padahal Geothe-Institut 
adalah nama Pusat Kebudayaan bukan nama Perguruan Tinggi. 
Ataukah Geothe-Institut sudah berubah menjadi perguruan tinggi 
sejak adanya jabatan Wakil Menteri Bidang Kebudayaan. 
Managetehe... --------------------------- 
 
--------- 

Kisah ini dialami istri saya saat mengikuti International 
Coference on Management and Artificial Intelligence di Bangkok 
pada awal April 2012. Istri saya berangkat bersama dua orang dosen 
dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta. 
Di Thailand, salah satu kendala adalah mencari makanan halal. 
sebab  khawatir makan makanan yang tidak halal, saat mau sarapan 
pagi, mereka sepakat makan nasi putih. Sementara untuk lauknya 
membawa abon sapi dari Jakarta.
“What do you want for your breakfast Sir?” tanya petugas restoran 
First Hotel Bangkok. 
“Ehm …. Do you have white rice?” tanya salah satu dari dosen 
FST yang memang bahasa Inggrisnya pas-pasan banget. 
“What?” tanya petugas restoran sebab  tidak paham apa yang 
dimaksud tamunya. 
sebab  merasa tidak dipahami, sang dosen malah jadi bingung. 
Sambil bertanya kepada kawannya, apa bahasa Inggrisnya nasi 
putih. Temannya tadi membisiki, “Steam rice.”
“I want steam rice,” ucap dosen kepada petugas restoran. 
“O Yes, we have it. Plese go over there Sir,” jawab petugas hotel 
sambil menunjukkan tempat nasi putih. ---------------------------






Ketika masuk kelas pertama kali, biasanya ada perkenalan. 
Dosen menanyakan nama, asal daerah, dan asal sekolah. 
Dosen : “Anda dari mana?” 
Mahasiswa: “Saya dari Jombang BSD.”
Dosen : “Maksud Anda, dari Jombang Bumi Serpong 
Damai (BSD)?” 
Mahasiswa: “Bukan Pak. Maksudnya, Jombang itu di Bintaro 
Sana Dikit.” 
Gerrr... Seisi kelas langsung tertawa. 
--------- 



Ketika perkuliahan pertama kali hendak dimulai.
“Saya termasuk yang sulit mengingat nama mahasiswa,” kata 
dosen saat membaca daftar hadir sambil bertanya apa ada cara yangmudah untuk mengingat nama. 
“Yang dipanggil diminta berdiri Pak,” usul seorang mahasiswa 
yang duduk di bangku paling depan. 
“Bagus. Bisa kita coba,” komentar dosen itu. 
Maka saat memanggil nama mahasiswa yang memberikan usul 
tadi, dosen meminta mahasiswa itu untuk berdiri. namun saat 
mahasiswa mau duduk, dosen melarangnya. “Jangan, nanti dulu.”
“Kenapa tidak boleh duduk Pak?” tanya mahasiswa. 
“Anda kan yang usul supaya yang disebut namanya berdiri. Kalau 
duduk lagi, ya saya bisa lupa lagi,” jawab dosen. 
sebab  tidak tahan berdiri lama, sang mahasiswa bilang, “Maaf, 
Pak, Usul saya cabut!” 
Hahahaha. Derai tawa pun memecah keheningan kelas itu. ---------------------------
--------- 


Bu Guru : “Anak-anak, sebelum mulai pelajaran Ibu 
 pengen kenalan sama kalian dulu satu persatu 
 ya?” 
Murid-murid : “Iya bu guru.”
Bu Guru : “Coba kamu, nama kamu siapa, dan hobimu 
 apa?”
Murid Cowo 1 : “Nama saya Aji, hobi saya liat pelangi Bu ...”
Bu Guru : “Bagus, hobi yang menarik, coba kamu yang 
 duduk di sebelah Aji?!”
Murid Cowo 2 : “Nama saya Emon, hobi saya liat pelangi Bu ...”
Bu Guru : “Looohh ... sama ... kalian emang bersahabat 
 yah? Selanjutnya!” 
Murid Cowo 3 : “Nama saya Jojo, hobi saya liat pelangi Bu ...” 
Bu Guru : “Wah... sama-sama laki-laki, hobinya jadi sama 
 ya?Coba deh, lanjutin ke murid perempuan. 
 Ya ... kamu yang cantik ... siapa nama dan apa 
 hobimu?” Murid Cewe 1 : “Nama saya Pelangi, hobi saya pake rok mini Bu” 
Bu Guru : “Alamak jangan ...” ---------------------------
--------- 



Istri : “Papah! Mamah barusan liat harga pakaian murah-murah 
banget Pah! Coba deh jas/blazer = Rp. 8.000,- kebaya = Rp. 
8.000,- kimono = Rp. 7.000,- safari stelan = Rp. 14.000,- !
Masih banyak yang lainnya juga Pah! Asli murah abiiiiisssz!”
Suami : “Di mana itu Mah?”
Istri : “Toko baru di ujung gang itu loh Pah!”
Suami : (???) “Mamah!! Itu bukan toko baju …. ! Itu laundry!” ---------------------------
--------- 


Pusat Kajian Agama dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah 
bekerjasama degan penerbit Rene Book mengadakan bedah artikel 
karya Irshad Manji dengan judul Allah, Liberty, and Love: Suatu 
Keberanian Mendamaikan Iman dan Kebebasan pada hari Jumat 
(4/5/2012). Bertindak sebagai moderator adalah Suparto. Pembahas 
artikel adalah Zuwairi Misrawi dan Irfan Abu Bakar. 
“Selamat datang. Ini artikel Irshad Manji yang baru dengan 
judul Allah Liberty and Love. Saya menikmati membaca artikel ini 
meskipun dalam bentuk foto kopi (bukan asli),” ungkap moderator. 
“Di Indonesia memang ada undang-undang tentang hak 
cipta (copy right) dan setiap kekayaan intelektual seperti artikel ini 
dilindungi oleh undang-undang. Jadi artikel ini memiliki copy right, 
namun saya juga memiliki right to copy,” lanjutnya. 
Secara spontan Irshad Mandji menirukan ungkapan moderator, 
“Copy right and right to copy,” yang langsung disambut tawa oleh 
para hadirin. ---------------------------



Sebelum memulai perkuliahan, seorang dosen membaca daftar 
hadir mahasiswa.
Dosen : “Ahmad.” 
Mahasiswa : “Hadir.”
Dosen : “Fuad” (bukan nama sebenarnya). 
Mahasiswa : “Hadir.”
Dosen : “Nah ini, mahasiswa kapal selam. Kadang timbul, 
kadang tenggelam. Kadang hadir, kadang tidak 
 hadir.” 
Seisi Kelas : “Gerrr...” ---------------------------







Seorang dosen Universitas Sriwijaya Palembang mendapat 
kesempatan mengikuti konferensi di Amsterdam Belanda. Peserta 
konferensi datang dari berbagai negara, termasuk negara dari benua 
Afrika. Yang dari Afrika ini baru pertama kali mengikuti koferensi 
seperti ini.
“Ada yang tidak bisa saya lupakan,” ungkap dosen ini  
mengawali ceritanya. “Pada saat petugas hotel membersihkan 
kamar, orang Afrika ini  terheran-heran.” 
“Mengapa Anda terheran-heran sampai mengambil foto segala?” 
tanya dosen. 
“Saya heran, kok ada orang kulit putih membersihkan kamar 
yang ditempati orang kulit hitam seperti saya,” jawab orang dari 
Afrika yang baru pertama kali ke luar negeri. ---------------------------
--------- 


Sebagai koordinator kegiatan pengembangan standar sarana dan 
prasarana sekolah, Edy Tri Baskoro Anggota BSNP, dalam beberapa 
kesempatan ke luar negeri, memperlihatkan foto-foto anggota tim 
ahli saat bekerja. Selain ada laptop dan artikel referensi, di atas meja 
juga ada makanan. 
“Orang Indonesia biasa bekerja sambil makan ya,” tanya orang 
Bule ini . 
“Ya supaya ada energi,” jawab Edy Tri Baskoro.
Tiba-tiba temannya, yang juga dari Indonesia menimpali, 
“Makan sambil bekerja atau bekerja sambil makan?”
Ha ha ha … ---------------------------169. LARANGAN MEROKOK
Larangan merokok biasanya seperti ini: KAMPUS BEBAS ASAP 
ROKOK. DILARANG MEROKOK. NO SMOKING, dan lain 
sebagainya. 
namun larangan merokok di ruang kuliah sebuah fakultas ini 
cukup humoris dan efektif. 
“MAAF KAMI TIDAK MELARANG ANDA MEROKOK DI 
RUANGAN INI, TAPI KAMI MOHON ASAPNYA DITELAN.” ---------------------------
--------- 


Setelah Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah 
menutup kegiatan penulisan soal UN SD di Pangkal Pinang, guru￾guru mulai bersiap-siap untuk pulang. Saat itu saya melakukan 
pemantauan atas nama BSNP.
“Pulang malam ini ibu?” tanya saya kepada seorang peserta 
pelatihan. 
“Ya Pak, sebab  kalau pulang besok pagi dimarahi suami,” jawab 
ibu ini  disambut derai tawa rekan-rekannya. --------------------------- 
--------- 


Berikut ini obrolan mahasiswa program pascasarjana yang 
sudah tergolong tua. 
“Malam begini kok masih mengerjakan tugas kuliah,” komentar 
seorang mahasiswa S3 kepada kawannya. 
“Ya, besok deadline. Aku harus menyelesaikan malam ini,” 
jawabnya. 
“Tugas lagi. Tugas lagi. Tugas lagi. Memang gak ada aktivitas lain 
apa di malam Jumat begini?” komentar mahasiswa kepada temannyayang lebih senior. 
“Jangan cerita masalah itu ah. Jangan membangunkan singa 
yang sedang tidur,” ucap sang senior. 
“Hahahaz... memang masih bisa bangun ya? Kan sudah kelamaan 
tidur?” ledek yuniornya.
“Jadi aku harus ngapain? Membangunkan yang lagi tidur? Atau 
menidurkan yang gak bangun-bangun?” jawabnya berargumen. ---------------------------
--------- 
 

Saat kebutuhan suplai kedelai bermasalah pada tahun 2013 yang 
akhirnya Pemerintah memutuskan impor kedelai, IPB menjadi 
sorotan masyarakat. 
“Indonesia kan punya IPB. Punya banyak fakultas pertanian/
teknologi pertanian di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) dan 
perguruan tinggi swasta (PTS), tapi mengatasi masalah kedelai saja 
tidak bisa”, ungkap seorang dosen dalam diskusi mingguan di sebuah 
PTN. 
Langsung peserta diskusi memberikan respon. 
“IPB itu tergantung tempat kerja. Kalau di bank, menjadi Institut 
Perbankan Bogor. Kalau di media massa, menjadi Institut Publistik 
Bogor. Kalau tidak kerja (nganggur) menjadi Institut Pengangguran 
Bogor”, komentar seorang dosen peserta diskusi. 
“Masalahnya bukan tempat kerja. Di IPB itu ada semua jurusan 
dan bidang keahlian, kecuali bidang pertanian”, sanggah peserta 
diskusi lainnya. 
Gerrrr... suasana diskusi jadi ramai. 
--------- 

“Anak-anak, siapa yang mau masuk surga?”, tanya pak guru 
agama di sebuah madrasah swasta di daerah Tangerang Selatan. Saya pak”, jawab murid-murid dengan serentak kecuali Ahmad 
yang diam saja sebab  asyik bermain dengan handphone-nya. 
“Yang mau masuk surga berdiri!”, kata pak guru. 
Semua murid berdiri kecuali Ahmad yang masih sibuk dengan 
HP-nya. 
“Ahmad, kamu tidak mau masuk surga?”, tanya pak guru. 
“Mau donk pak”, jawabnya. 
“Lho, kalau mau kok gak ikut berdiri?”, tanya pak guru.
“Lha memang mau berangkat sekarang pak guru?”
Pak guru…..???








--------- 


“Papa lihat tuh sapinya besar sekali,” kata anak kelas 4 SD kepada 
ayahnya saat terjebak macet di Pantura sambil menunjuk seekor 
kerbau di sawah, pada saat mereka hendak mudik lebaran. 
“Itu bukan sapi Nak, tapi kerbau,” sahut ayah keheranan sebab  
anaknya belum bisa membedakan antara sapi dan kerbau. 
“Si Dika, anak kita, belajar hewan kan lewat gambar doang Pa, 
makanya belum bisa membedakan antara kebau dan sapi,” jelas 
mamanya yang duduk di sampingnya.
“Bagaimana pun juga, ini adalah kegagalan guru kita mengajarkan 
jenis binatang kepada anak-anak sekolah,” ujar papanya dengan nada 
tinggi sambil meneruskan nyetir kendaraan. ---------------------------
--------- 


“Bu Guru, boleh gak saya bertanya?” tanya seorang siswa 
Madrasah Pembangunan (MP) kepada guru Biologi. 
“Ya, boleh silakan bertanya,” jawab Bu Guru singkat. “Tapi pertanyaannya saya ucapkan di depan, dekat Bu Guru ya,” 
ucap siswa laki-laki ini .
“Lho kenapa memang?” tanya Bu Guru sambil mempersilakan 
muridnya mendekatinya. 
“Bu kenapa punya saya selalu tegang setiap bangun tidur di pagi 
hari?”
Dengan entengnya Bu Guru menjawab, “Itu tandanya kamu laki￾laki sejati. Jadi harus bersyukur. Kalau tidak seperti itu kamu tidak 
normal.” 
“Terimakasih Bu Guru,” ucap siswa tadi sambil menuju tempat 
duduknya. --------------------------- 
--------- 


Guru Biologi di MP sedang menjelaskan topik reproduksi. Untuk 
menjelaskan topik ini , dia meminta anak-anak menggambar 
alat reproduksi. 
“Bu Guru, boleh gak saya ke kamar mandi sebentar?” tanya 
seorang murid laki-laki sambil angkat tangan.
“Lho mengapa di suruh menggambar kok malah ke kamar mandi? 
Ga’ usah melihat untuk menyamakan gambar ya,” ucap Bu Guru. 
Spontan saja anak-anak tertawa. ---------------------------
--------- 


Waktu pelajaran akan berlangsung, Ruslan mengacungkan 
tangannya ingin bertanya.
Guru : “Ya, apa yang ingin kau tanyakan, Ruslan?”
Ruslan : “Begini Pak, apakah orang bisa dihukum untuk 
 sesuatu yang belum diperbuatnya?”
Guru : “Oh, tentu saja tidak, Ruslan. Orang hanya boleh 
 dihukum untuk perbuatan salah yang telah diperbuatnya.”Ruslan : “Syukurlah kalau begitu, Pak. Saya belum membuat PR.”
Guru : “?????” ---------------------------





Prof. Moeloek anggota BSNP Periode Dua memiliki banyak joke
terkait dengan praktik kedokteran.
Dalam perbincangan santai dengan Ketua Tim Prof. Ali dan 
Ketua BSNP, di sela-sela penyusunan standar pengembangan 
kurikulum, Prof. Moeloek memberikan joke segar.
Menurut kode etik kedokteran, ucapnya mengawali cerita, 
seorang dokter mesti menggunakan ujung jarinya untuk mendeteksi 
pasian kanker payudara.
Namun dokter yang satu ini, tambahnya, melakukan hal yang 
berbeda.
“Apa itu Prof ”, tanya Pak Ali yang dari awal sudah serius 
menyimak cerita.
“Nah, dokter ini, setelah memeriksa dengan ujung jari, dia 
akhirnya meremas-remas dengan tangannya”, jawab Prof. Moeloek.
sebab  pasiennya itu tahu kode etik kedokteran, maka ia berkata, 
“Dok, semula saya sudah siap membayar jasa dokter, tapi kalau cara 
dokter memeriksa begini, sekarang dokter yang harus bayar saya”.
Nah, seketika itu sang dokter terdiam dan langsung berhenti 
memeriksa.
Hahahaha....aya aya wae
--------- 


Kanker serviks merupakan penyakit yang berbahaya bagi 
wanita. namun para wanita enggan dan malas untuk melakukan 
pemeriksaan sejak dini. Mengapa demikian?
“Ya sebab  harus HBCD,” ungkap dokter kepada peserta 
penyuluhan kesehatan. 
“Apa maksudnya Dok?” tanya seorang perserta penyuluhan.
“Harus Buka Celana Dalam. Memang proses pemeriksaan 
kanker serviks, pasien harus ngangkang, kemudian diambil sempel lendir dari vaginanya dan selanjutnya diperiksa di laboratorium,” 
jelas dokter. 
“Oooooooo begitu ……,” kata ibu-ibu. 
--------- 


Suatu sore datang seorang lelaki ke dokter ahli THT, sebab  
telinganya tak sengaja kemasukan biji kacang hijau sewaktu dia 
membeli sesuatu di pasar.
“Ada keluhan apa?” tanya dokter.
“Telinga saya kemasukan biji kacang hijau, Dok,” jelas lelaki itu.
“Mari tiduran. Saya periksa telinga Anda,” kata dokter lagi.
Dokter pun lalu memeriksa telinganya. Rupanya biji kacang itu 
cukup susah diambil malah mungkin dioperasi.
“Wah ini mungkin harus dioperasi kecil,” jelas dokter.
“Biaya operasi kecilnya kira-kira berapa Dok?” tanya pasien.
“Yaa, sekitar Rp 2 juta,” kata dokter.
“Mahal amat, Dok. Apa nggak ada yang lebih murah atau gratis 
kalau dapat ?” tanya pasien.
“Sebenarnya ada yang gratis, cuma modal sabar aja,” jawab si 
dokter.
“Baik dok, saya akan sabar. Bagaimana caranya?” sang pasien 
penasaran.
“Anda sirami telinga Anda dua kali sehari. Dan nanti jika sudah 
jadi toge, Anda tinggal menarik keluar,” jelas dokter. --------------------------- 
 sumber: http://www.inspirasidaily.com/humor-tauge
--------- 


Menjelang hari raya, seorang rekan saya yang tidak mudik 
menulis SMS ke kawannya di kampung halaman. sebab  masih pakai HP jadoel, maka tidak bisa panjang-panjang pesan yang 
ditulisnya.
Awalnya ia menulis “Ketika Mulut tak mampu berucap, ketika 
tangan tak mampu berjabat erat dan ketika kaki tak mampu 
melangkah.  Di hari yang fitri ini....”
Maksud hati, ia akan meneruskan tulisannya, “Maafkan segala 
kekhilafan dan kesalahan saya”. Tapi tiba-tiba telpon berdering. 
Maka ia menerima telpon ini  sebelum meneruskan SMS yang 
belum lengkap tadi.
Sementara teman yang di kampung merasa cemas dengan 
kondisi kawannya. Maka ia langsung membalas SMS, “Segeralah 
menuju ke RS terdekat, kawan! Itu   mungkin tanda-tanda Stroke 
Ringan. Semoga lekas sembuh”.
Usai menerima telpon, orang ini  mengecek SMS yang 
masuk. Dengan nada tinggi ia membalas, “Sejak kapan enta mulai 
berubah begini. Mendoakan hal-hal yang tidak baik untuk saya?”.
Teman yang di kampung semakin bingung.
--------- 


Saat masuk ke ruang sekretariat BSNP, sebelum mengikuti rapat 
pleno, tiba-tiba Mas Reyman memberi pertanyaan kepada saya. 
“Pak Apa bedanya Pil KB dan PILKADA”, tanya staf sekretariat 
BSNP yang baru dikarunia seorang anak pada bulan April 2013 
yang lalu. 
“Pil KB untuk mengatur keturunan, kalau PILKADA untuk 
memilih Gubernur/Bupati/Wali Kota”, jawabku. 
“Bukan… itu Pak. Pil KB kalau lupa JADI, PILKADA kalau jadi 
LUPA”, jawabnya yang langsung disambut dengan tawa oleh staf 
sekretariat yang lain. 6. JK
Bagi masyarakat Indonesia, nama JK sudah sangat popular. JK 
adalah singkatan dari Jusuf Kalla, mantan wakil presiden RI yang 
sekarang menjadi ketua PMI. 
Ternyata bangsa Arab juga akrab atau familiar dengan ungkapan 
JK. Mereka selalu menyebut dan mengucapkan JK (Je-Ka) untuk 
mengucapkan terimakasih, yaitu Jaza Kumullah.
Tapi orang bule kalo lagi bercanda juga suka bilang JK, “Just 
Kidding”.
Memang banyak banget JK di dunia ini mulai dari negarawan 
sampai artis,  seperti John Kennedy, Jimmy Karter, Jaja Kiharja, 
Jano Karno, Jay Kubiakto, Jenifer Kopez, Julia Keres, Jom Kruise, 
Jim Karey dan masih ada JK-JK lainnya. ---------------------------
 




Di ruang kuliah fakultas Ilmu Sosial dan Politik, seorang dosen 
muda sedang bertanya kepada para mahasiswanya, setelah mereka 
mengupas partai-partai yang akan bertarung pada 9 April 2014 nanti.
”Kamu Didin, Partai apa yang kamu suka dalam pemilu nanti?”
Didin dikenal slengekan dan separuh urakan.
“Ah, masa bodoh..., Pak, apa Nasdem, Golkar ..., atau apa-lah, eh 
kalau ada aku mau pilih yang Nasgor aja!”
“Partai apa?”
“Nasgor, Pak”
“Apa itu?”
 “Nasi Goreng, Pak. Gabungan Partai Nasdem dan Golkar ...!
Pak dosen tersenyum, dan menggelengkan kepala. “Memang 
benar, ada sebagian warga masyarakat yang anti partai atau emoh 
partai,” katanya dalam hati. ---------------------------
--------- 


Santi dan Sinta sedang ngobrol di bawah pohon, tak jauh dari 
kantin di kampus mereka. Beberapa saat kemudian, mereka main 
tebak-tabakan.
“San, buah apa yang rasanya sepet manis-manis?” tanya Santi.
“Tentu itu salak,” sahut Sinta.
“Betul. Lalu nanas apa yang rasanya sepet, kecut, dan nyegrak?”
“Lho memangnya nanas itu ada berapa macam?”
“Banyak. Tau nggak?”
“Nanas apa ya. Nanas hampir busuk!”
“Bukan!”
“Nanas apa?”
“Itu, Nanas Kurbaningrum.” ---------------------------



Setelah mengikuti persidangan, Nazaruddin memberikan 
keterangan kepada pers dengan mengatakan, “Semua data dan 
fakta tentang keterlibatan Anas Urbaningrum sudah saya sampaikan 
kepada KPK. Tinggal menunggu tindakan KPK berikutnya.” 
Terpisah, Anas menepis penjelasan Nazaruddin dengan 
mengatakan, “Apa Nazaruddin masih layak untuk dijadikan saksi.
Apa keterangannya masih perlu didengar? Itu Fiktif. Itu bohong,” 
ujar Anas dengan tenang. 
Nazaruddin membalas, teman-teman pers tahu tidak, apa arti 
Anas? Anas itu dari bahasa Arab yang artinya Anta wa ana Sawa’
(Kamu dan saya sama). Artinya, kamu (Anas) dan saya sama-sama 
terlibat dalam korupsi. ---------------------------
--------- 


Jaksa : “Anda sedang kuliah S3?” 
Engie : “Ya.”
Jaksa : “Di Jurusan apa?”
Engie : “Komunikasi.”
Jaksa : “Dimana?”
Engie : “Di UI.”
Jaksa : “Anda belajar Filsafat Ilmu?”
Engie : “Ya.”
Jaksa : “Dalam mata kuliah Filsafat Ilmu diajari teori mencari 
 kebenaran?” 
Engie : “Ya.”
Jaksa : “Tapi yang Anda sebutkan dalam persidangan ini semua 
 kebohongan belaka. Tidak menggambarkan apa yang Anda 
 pelajari.”
Engie : “????????” ---------------------------



Sebagai Bupati baru, jika akan pidato, staf ahlinya selalu 
menyiapkan teks pidato. Dalam teks pidato oleh stafnya ditulis: 
Yang terhormat Bapak2, Ibu2, dan Saudara2.
Namun Bupati yang baru dilantik ini  membacanya seperti 
apa yang tertulis. 
“Yang terhormat Bapak Dua, Ibu Dua, dan Saudara Dua”
Langsung saja para hadirin tertawa
Bupati keheranan dan bertanya kepada ajudannya, “Mengapa 
hadirin tertawa?” 
“Maaf, semestinya Bapak membacanya tidak seperti itu tetapi, 
‘Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara’.” 
“Ohhh inggihhhh. Matur nuwun.” --------------------------- 
--------- 


Jargon Partai Demokrat dalam memerangi korupsi adalah 
‘Katakan Tidak Pada Korupsi’. Kita perlu memberikan apresiasi 
yang tinggi jika itu bukan sekadar kata-kata.
Namun di kalangan dosen-dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta, 
jargon ini  diubah menjadi, ‘Katakan Tidak Pada(hal) Korupsi’. ---------------------------
--------- 


Menurut temuan KPK tahun 2011, Kementerian Agama RI 
menduduki peringkat tertinggi dalam tindak korupsi. Menanggapi 
hal seperti ini, seorang dosen bertanya kepada mahasiswa. 
Dosen : “Mengapa Kementerian Agama termasuk 
kementerian yang terkorup?”
Mahasiswa: “sebab  mereka lebih tahu bagaimana cara bertaubat.”Langsung saja seisi kelas tertawa. ---------------------------
--------- 


“Saya tidak serupiah pun korupsi dari proyek Hambalang. Saya 
siap digantung di Monas jika melakukan itu.” Demikian ungkap 
Anas Urbaningrum sebagaimana dimuat di Kompas (Sabtu, 10 
Maret 2012). 
Sementara komentar masyarakat di Jogja, kalau Anas digantung 
di Monas, maka bukan lagi Monumen Nasional, namun monumen 
Anas Urbaningrum. ---------------------------
--------- 



Jumat, 30 Maret 2012, anggota MPR mengikuti sidang paripurna 
tentang rencana kenaikan BBM. Namun malam itu, anggota dewan 
tidak mematuhi peringatan yang diberikan ketua sidang Marzuki 
Ali. Sehingga Marzuki Ali berulang-ulang memberikan peringatan.
“Silahkan duduk. Tolong dengarkan dulu. Saya ketua sidang. 
Tolong kembali ke tempat duduk. Kalau tidak kembali ke tempat 
duduk, silakan keluar. Dengarkan, masih ada yang bicara.” 
“Abi … apa anggota dewan itu tidak paham bahasa Indonesia 
ya?” tanya anak saya yang duduk di kelas satu SD Laboratorium 
Universitas Negeri Malang saat melihat televisi pagi harinya. 
“Mereka mengerti bahasa Indonesia, Nak,” jawab saya singkat. 
“Tapi mengapa mereka tidak menaati peringatan ketua sidang. 
Teman-temanku di kelas satu SD kalau Bu Guru memberi peringatan 
untuk diam langsung diam,” tambah anak saya.
“Ya adik kan kelas satu SD. Para anggota dewan itu masih di 
Taman Kanak-Kanak,” jawab saya mengutip ungkapan Gus Dur 
(almarhum). 
“Siswa TK kok besar-besar Abi?” tanya anak saya lagi dengan lugunya.
Ya … besar fisiknya, tapi kecil cara berpikirnya,” jawab saya 
sudah tak ingin meladeninya.
“Oooo begitu ya anggota dewan itu,” ucap anak saya sambil 
mematikan televisi. 
Anak, ya anak kecil yang masih lugu pikirannya. ---------------------------
--------- 



 Ibu Yasinta, dosen muda yang cantik di Fisipol itu berkata di 
depan para mahasiswanya. 
“Sebagai mahasiswa Fisipol jika kalian akan mengikuti 
pemilukada atau pileg, kelak, haruslah punya visi dan misi yang 
bagus. Paling tidak, dengan visi dan misi itu mayoritas warga 
masyarakat akan tertarik kepada kalian. Nah, siapa di antara kalian 
yang kelak ingin maju dalam pemilukada atau Pileg?” 
“Saya tak ingin ikut, Bu!” jawab Dodi seketika. 
“Kenapa, Dod?” Ibu Yasinta bukan tidak tahu siapa Dodi. Dia 
aktivis demo.
 “sebab  saya tidak ingin jadi anggota DPR, Bu! sebab  DPR itu 
Dagelan Paling Ribut, Bu!”
“Saya juga tak mau jadi anggota DPR, Bu. sebab  DPR itu 
Dagelan Pembohongan Rakyat semata!” Arya ikut nimbrung. 
“Oooo kalian ...,” suara Ibu Yasinta melemah. ---------------------------
--------- 


Fawzi Bowo : “Pilih yang Anda percaya tapi juga yang kenal 
Jakarta. Jangan pilih yang tidak kenal Jakarta.” (Ini slogan pada 
pemilukada DKI 2012 ).
Rakyat kecil : “Sok kenal Jakarta tapi gak becus membenahi 
Jakarta. Hahahahaha.” ---------------------------21. POLITIKUS VS PENDIDIK
Puji yang sohib deket Edi sedang ngobrol ketika mereka pulang 
dari kampus dengan jalan kaki, menuju ke kos.
“Apa bedanya politikus dan pendidik?” tanya Puji.
“Kalau politikus kerjanya dengan partai, sedangkan pendidik 
kerjanya dengan lembaga. Kalau politikus dipilih rakyat, 
sedangkan pendidik dipilih pemerintah. Kalau politikus pura-pura 
memperjuangkan aspirasi rakyat, sedangkan pendidik mencerdaskan 
rakyat. Kalau politikus menguras uang rakyat, sedangkan pendidik 
ikut terkuras tenaganya,” terang Edi panjang lebar. 
“Kalau rakyat curhatnya lewat demo, kalau murid curhat ke guru 
lewat konseling.” 
“Apa bedanya mahasiswa laki-laki dan perempuan saat curhat ke 
dosen perempuan?” 
“Kalau mahasiswa laki-laki curhat bermaksud PEDEKATE.” 
“Kalau mahasiswi?”
“Perempuan curhat sebab  ada masalah. Untuk meringankan masalah.” 
“Kalau laki-laki?”
 “Dia pura-pura bermasalah, sehingga melakukan aksi SKSD.”
“Apaan tuh?”
“Sok Kenal Sok Deket.” 
“Sok Kenal Sok Deket …?”
“Ya. Seperti kamu …” ---------------------------
--------- 



“Tahukan Anda, di Indonesia sekarang ini ada sekolah korupsi?” 
ujar dosen di depan kelas kepada para mahasiswanya, saat mereka 
sudah selesai membahas mata kuliah. 
“Ah… yang benar aja Pak, di mana?” respon seorang mahasiswa.
“Birokrasi pemerintah saat ini telah berubah menjadi sekolah korupsi.” “Bagaimana prosesnya?”
“Prosesnya berlangsung sistemis dan menghasilkan generasi 
baru koruptor,” jawab dosen sambil mengutip pendapat Indonesian 
Corruption Watch (ICW) sebagaimana dimuat Kompas, Sabtu 
(7/4/2012).
--------- 


Biasanya, kalau kita telpon dengan orang lain yang belum akrab, 
kita bilang, “Hallo, nama saya Anu, dari lembaga Anu dan ingin 
bicara dengan Pak Anu, lalu … bla bla bla, gitu kan?”
Tapi orang Medan yang satu ini begitu telpon langsung bilang, 
“Kau tahu siapa aku?” dengan logat khasnya.
Saya yang mendengarkan sahutan seperti itu, jadi bingung. 
Tetapi, dalam hati saya bilang,”’Menegetehe’ siapa loe?” 
--------- 



Kuntilanak sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yaitu Kunti 
(kamu perempuan, dari kana yakunu) dan alana, artinya sekarang. 
Dibaca secara washal atau bersambung sehingga menjadi Kuntilana. 
sebab  itu kuntilana selalu divisualisasikan dengan makhluk 
perempuan. Kalau ada yang berbentuk laki-laki, maka namanya 
KUNTALANAK. (Iding Rasyidin, FB)
--------- 


Kalau binatang punya Facebook kira-kira statusnya kaya gini 
kali yaaa.
Anjing pudel : Nunggu dijemput chayangku mo ke salon neeh.Kecoa : “Baru aja selamet dari injekan maut.” 
Sapi : “Huh sebel susuku di raba-raba lagi oleh 
 majikanku, dikiranya gw jablay apa, damn.”
Kucing : “Anak gw yg ke-7 barusan nanya siapa bapaknya, 
 gw bingung mau jawab apa, gw sendiri lupa 
 bapaknya siapa.” 
Nyamuk : “Gw positif HIV AIDS, gara-gara salah isep, hiks.”
Ayam : “Teman-teman kalau besok gw ga update berarti 
 gw digoreng, luv u all.”
Cumi-Cumi : “Abis isi ulang tinta neeh.” 
Babi : “Gw difitnah nyebarin flu, sialan.”
Kambing : “Jangan keluar rumah friends bentar lagi idul 
 adha.”
Kutu : “Salah masuk rambut nih kok bau pesing.”
--------- 


Kamu itu temen macem apa sih?
- Emang kenapa?
Teganya mencuri hatiku jadi aku ingat kamu selalu. 
(asseeek) :D
Nganggur gak? Temenin aku jalan yuk..
- Ke mana bang?
Temenin menjalani sisa hidupku.
(Haãjarrrrr blehh) :D
Eh, kamu tahu gak?
- Tahu apa?
Panas setahun dihapus hujan sehari,
- Jomblo setahun dihapus kamu sehari.
(priiikitiuwww):D
Senyum kamu kayak baking sodaKok bisa?
Bikin senyumku ikutan mengembang.
(tarrreeeek mang) :D
Kamu tau gak?
Orang-orang selalu berkata ada musim panas ada musim dingin.
- Kan emank iya.
Ya sech, tapi.... Sejak kenal kamu, yang aku tau cuma 1 musim... 
Musim rindu.
(galauuu...)
Dan kamu tau gak? Sejak kenal kamu, bawaanya pengen belajar 
terus deh.
- Masyak ceeeeih.
Belajar jadi yang terbaik buat kamu.
Temenin aku ke rumah sakit yuk?
- Ngapain?
Hati aku ilang nih.
- Kok bisa?
Diambil kamu. 
(iihiirr...)
Mencintaimu itu kaya mancing ikan.
- Maksudnya?
Sekali dapet, gk akan aku lepas lagi.
(yipi ye yipi yow) :D
Kamu suka makan kerupuk yah?
- Kok tau?
Tawa kamu renyah banget, suka deh. 
Tau motto yamaha?
- Tau bang ‘yamaha semakin di depan’
Biarin deh yamaha semakin di depan, aku maunya di samping 
kamu aja
(jiah..)Cuma ada 3 manis alami di dunia ini, gula, madu dan KAMU
- Hadoohh 
Jari kamu bagus ya?
- Masya sech?
Apalagi kalo ada jari aku di sela-selanya.
(Hahahha, ampunnnn) :D
Kita ke toko bunga yuk!
- Mau beli apa?
Beli bibit cinta buat ditanam di hatimu
(wkwkwk) :D
Motto Trans TV ap a?
- Trans TV milik kita bersama
Kalo aku milik kamu selamanya.
(yipi ye yipi yow) :D
Ntar tolong izinin aku, yah.
- Izinin apa?
Izinin aku mencintai kamu sekali ini saja
(Prikitiuw...) :D
Tau gak, mencintaimu kayak pipis di kolam renang.
- Hah, kok bisa?
Iya, gak keliatan, tapi hangatnya terasa.
--------- 


Seorang professor berdiri di depan kelas untuk mengajar mata 
kuliah filsafat. Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan 
mengisi dengan bola-bola golf.
Kemudian bertanya kepada mahasiswanya, “Apakah toples 
sudah penuh?”.
“Ya … penuh …,” jawab mahasiswa serentak. Kemudian dia menuangkan batu koral ke dalam toples, 
mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral mengisi tempat yang 
kosong di antara bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya kepada mahasiswanya, “Apakah toples 
sudah penuh?”
“Ya ... penuh ….” jawab mahasiswa serentak. 
Selanjutnya sang Profesor menabur pasir ke dalam toples. Tentu 
saja pasir menutupi semuanya. Profesor sekali lagi bertanya kepada 
mahasiswa, “Apakah toples sudah penuh?”
“Ya ... penuh,” jawab mahasiswa serentak. 
Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dalam toples, 
dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para 
mahasiswa tertawa.
“Sekarang ... saya ingin kalian memahami bahwa toples ini 
mewakili kehidupanmu. “
“Bola-bola golf adalah hal yang penting; Tuhan, keluarga, anak￾anak, kesehatan dan sebagainya. Jika yang lain hilang dan hanya 
tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh.”
“Batu-batu koral adalah hal-hal lain, seperti pekerjaanmu, 
rumah dan mobil,” lanjut dia. “Pasir adalah hal-hal yang sepele.”
“Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples, 
maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun 
untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu.”
“Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, 
kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting 
buat kalian. Jadi Beri perhatian untuk hal-hal yang penting untuk 
kebahagiaanmu.”
“Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk 
check up kesehatan. Ajak pasanganmu untuk keluar makan 
malam. Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf. 
Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang 
terakhir, urus pasirnya.”
Salah satu mahasiswanya mengangkat tangan dan bertanya, 
“Prof, kopi mewakili apa?”
Profesor tersenyum, “Saya senang kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah 
sangat penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi 
bersama sahabat.” ---------------------------
--------- 


Sumini seorang gadis yang sangat miskin. Seumur hidup belum 
pernah memakai BeHa (BH)
Tapi sebab  dia cukup cantik, banyak pemuda yang suka. 
Akhirnya Sumini dinikahi seorang pemuda kampung. 
Ibunya menjahitkan BH untuk Sumini.
sebab  tak punya cukup uang, BH Sumini dibuat dari kain bekas 
kantong terigu. 
Pada malam pertama, saat hendak bermesraan, tiba-tiba 
suaminya jatuh pingsan. Kaget melihat BH istrinya bertuliskan 
“BERAT BERSIH 50 KG !”
Tapi itu baru BH yang bagian kanan. Sementara yang bagian 
sebelah kiri si Ibu jahit pake bekas spanduk “Sumbangan untuk 
rakyat miskin 1 TON !”
Dan kisah penderitaan orang miskin yang tidak bisa menikmati 
malam pertama berlanjut. 
sebab  …
Sumini juga pingsan melihat celana dalam suaminya yang terbuat 
dari bekas spanduk jamu Nyonya Mener … bertuliskan ‘BERDIRI 
SEJAK 1918”. ---------------------------
--------- 


wanita lesbi : “Mas kerja di mana?”
chucky  : “Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di 
 Jakarta dan Bali ...”
wanita lesbi : (Wow ... kKonglomerat pasti!) “Mas tinggal di mana?”chucky  : “Pondok Indah”
wanita lesbi : (Wow keren... Rumah Orang-Orang “The Haves”)
 “Pasti gede rumahnya yah...?”
chucky  : “Nggak ah ... Biasa aja koq ... cuma 5000 m2.”
wanita lesbi : (Busett!) Pasti mobilnya banyak yah...?
chucky  : “Sedikit koq...Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW...”
wanita lesbi : (Wah chucky  idaman gue nih!!) Mas udah punya istri...?
chucky  : “Hmm...Sampai saat ini belum tuh ... hehe”
wanita lesbi : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya) 
 “Mas merokok??”
chucky  : “Tidak...rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh...”
wanita lesbi : (Wah sehat nihh!) “Mas suka minum-minuman keras?”
chucky  : “Tidak donk”
wanita lesbi : (Gilee...Cool abissss!!) “Mas suka main judi?”
chucky  : “Nggak...ngapain juga judi? Ngabisin duit aja.”
wanita lesbi : (Ooh ... so sweet) Mas suka dugem gitu gak?
chucky  : “Tidak, tidak ...”
wanita lesbi : (Iihh...sholeh banget nih chucky !) “Mas udah naik haji?”
chucky  : “Yah...baru 3x dan umroh sekitar 6x”
wanita lesbi : (Subhanallah ... cocok jadi imam gue) “Hobinya apa sih mas?”
chucky  : “Bohongin orang ...!”
wanita lesbi : “Dasaarrrr ...!”
--------- 



“Sore ini saya ada janji dengan seorang teman di Pamulang 
Square,” ungkap Usman Syihab mengawali cerita kepada saya. 
“Setelah saya tunggu lama, sekitar 45 menit, kok dia tidak datang ya.” 
Maka Usman telpon kawannya.
“Di mana?” tanya Usman melalui telepon genggamnya.
“Saya sudah nunggu Ustaz dari tadi di sini. Ustaz di mana?” 
teman itu kembali bertanya.
“Saya di lantai satu Pamulang Square, dekat pintu masuk,” jawab 
Usman. 
“Subhanallah, saya di Point Square Lebak Bulus,” jawab kawan itu.Lha kok tidak bilang dari tadi?”
“Maaf, Ustaz sebab  sama-sama squarenya kali ya ?” ---------------------------
--------- 

Pengalaman menggelikan ini saya alami belum lama ini. Yaitu 
ketika saya sedang di tempat pencucian mobil. Sambil menunggu mobil 
dicuci, saya duduk di kursi dekat tempat kasir. Di tempat pencucian 
mobil ini, dijual minuman panas seperti teh atau kopi dan roti. 
“Mas yang jaga ya. Saya pesan kopi susu,” tanya seorang 
pelanggan yang baru datang untuk mencucikan kendaraannya. 
“Apa Pak?” tanya saya singkat sebab  kurang kedengaran sebab 
saat itu saya membaca koran. 
“Kopi susu satu gelas,” jawabnya singkat. 
“Ya, tunggu ibu sebentar sebab  dia lagi menyemir ban,” jawab 
saya sambil meneruskan membaca. 
Tiba-tiba, tukang cuci memanggil saya untuk menurunkan 
mobil dari tempat cuci dengan suara keras. 
“Avanza hijau turun,” ucap tukang cuci. 
Langsung saja saya berdiri dan menuju mobil untuk 
menurunkannya. Usai parkir di tempat pengeringan, saya kembali 
lagi ke tempat duduk semula. 
“Maaf Mas, saya kira Mas sebagai kasir, ternyata sama-sama 
pelanggan ya,” ucap bapak itu sambil menunggu kopi yang masih 
disiapkan. 
“Tidak apa-apa, Pak. Kebetulan tempat duduknya lagi penuh 
tadi jadi saya duduk di dekat kasir,” ucap saya menjelaskan. ---------------------------
--------- 

Ini cerita dua teman saya, pegawai Bea Cukai Kementerian 
Keuangan yang sedang tugas ke daerah. Setelah selesai menjalankantugasnya, ia bergegas keliling kota dengan naik becak. Harga 
disepakati Rp. 20.000,- untuk dua orang penumpang dengan satu 
becak. Kebetulan satunya berbadan besar dan satunya berbadan 
kecil. 
“Berhenti di masjid ya, Pak, kita mau salat Ashar dulu dan 
kebetulan kaki saya semuten,” ungkap teman ini  kepada 
tukang becak. 
“Bapak yang duduk saja semuten, apalagi saya yang mengayuh 
becak,” ujar tukang becak.
Mendengar keluhan ini , yang semula transaksinya dua puluh 
ribu rupiah, akhirnya ditambahi, menjadi tiga puluh ribu rupiah. --------------------------- 
--------- 

Wisnu dan Dian sedang ngobrol di beranda.
“Wisnu, kenapa celana dalam laki-laki terbuat dari kain?” 
“sebab  kalau dari daun, bisa jadi lemper,” sahut Dian sekenanya. --------------------------- 
--------- 

Seorang wanita yang menjadi pejabat tinggi negara diundang 
untuk meresmikan pabrik tekstil di Semarang. 
Namun ketika membaca teks sambutan kata ‘tekstil’ huruf s-nya 
tidak jelas. 
“Dengan ini saya resmikan pabrik tektil,” ucap ibu ini .
Mendengar itu, ajudannya langsung mengingatkan, “Kurang ‘S’ Bu.” 
Ibu pejabat langsung mengulangi sambutannya,“Dengan ini 
saya resmikan pabrik tektil dan pabrik es.” 
Hadirin menjadi heran sebab  tidak ada pabrik es yang 
diresmikan. ---------------------------





--------- 

Sekarang SBY, Presiden RI, kesulitan menentukan Calon Ketua 
KPK, sebab  nama calon-calonnya unik bila disingkat.
Satriyo Panji Budi Utomo (SPBU), 
Kartiko Darma Rahmat Triaji (KDRT), 
Narto Komar Baharudin (Narkoba), 
Budi Burhanudin Ahmad Yamin (Bubur Ayam), 
Citro Lukman Bahar (Ci Luk Ba). 
Hamzah Hamdani Hasibuan (Ha Ha Ha) ---------------------------
--------- 


Naim, Ainun, Andi dan Haris, yang semuanya adalah mahasiswa 
Fisipol sedang bincang-bincang di bawah pohon dekat gedung 
fakultas mereka. Mereka selama ini aktif di kegiatan majalah kampus, dan kadang ikut demo, bahkan menjadi pengendalinya.
“Nun, bagaimana sih menurut kamu kinerja KPK itu? Sudah 
bagus belum?” tanya Naim kepada Ainun, yang sering membuat 
ilustrasi untuk majalah kampusnya. 
“Saya kira sudah bagus, buktinya tuh banyak kasus korupsi yang 
terangkat dengan tuntas.”
“Kalau menurut aku sih, ya agak mendingan-lah, tapi apa benar 
koruptor yang besar-besar sudah ditangani? Tuh kasus Century aja 
gak pernah selesai.”
“Terus apa yang tepat langkah kita untuk mendorong KPK agar 
lebih oke?” tanya Haris, yang selama ini dikenal sebagai pengatur 
strategi dalam demo.
“Bagaimana kalau kita demo aja?”
“Oke-lah.”
Lantas mereka pun membuat beberapa poster dan tulisan, yang 
rencananya akan digelar di depan gedung KPK dalam waktu yang 
tidak lama lagi.
KPK, tingkatkan kinerjamu, sebab  kamu bukan KESATUAN 
PELINDUNG KORUPTOR, KOMISI PEMBANTU KORUPSI, dan 
KAWAN PARA KORUPTOR. ---------------------------
--------- 

Bagi pegawai BUMN menggunakan kendaraan dinas untuk 
keperluaan keluarga sudah hal yang umum. Namun ada tiga 
pegawai BUMN yang dilarang keras membawa pulang kendaraan 
dinas operasionalnya untuk keperluan mudik. Mereka adalah:
Pilot Garuda, Merpati, dan Pelita
Manisis KAI, dan 
Nahkoda PELNI






Rapat pleno BSNP pada hari Selasa (28/6/2016) merupakan 
rapat pleno terakhir di penghujung bulan Ramadhan. Meskipun 
agenda rapat cukup padat, suasananya nampak gayeng, ditandai 
dengan gelak tawa dari para anggota. 
Tidak lama setelah rapat pleno dimulai, ada satu anggota yang 
datang.
“Yang baru datang mesti menyanyi satu lagu”, komentar Pak 
Ucok Ketua BSNP sambil mengarahkan pandangannya kepada Bu 
Khom panggilan akrab Ibu Khomsiyah. 
“Mending ngaji saja dibandingkan  nyanyi”, jawab Bu Khom sembari 
meletakkan laptopnya di atas meja. 
Rapat diteruskan oleh Sekretaris dengan membaca rumusan 
refleksi hasil penilaian buku. 
“Bapak dan Ibu anggota BSNP, agenda refleksi hasil penilaian artikel 
sudah selesai kita bahas. Agenda selanjutnya adalah pembahasan 
nama kegiatan BSNP tahun 2017  untuk Kemenristekdikti. Namun, 
sebelum kita bahas agenda ini, mumpung kita masih di bulan Ramadan, mari kita dengarkan bacaan ayat Suci Al-Qur’an dari Ibu 
Khom”, ucap Sekretaris BSNP. 
Gerrr… Semua anggota tertawa. 
Bu Khom langsung mengucapkan, Bismillahirrahmanirrahim”. 
Namun tidak dilanjutkan lagi. 
Pleno terus berjalan. Agenda yang dibahas adalah standar yang 
sudah direkomendasi ke Kemenristekdikti, namun belum ditetapkan 
menjadi Peraturan Menteri, salah satunya adalah Standar Akom. 
“Jika Kemenristekdikti bicara tentang pendidikan vokasi, 
BSNP telah merekomendasikan draf standar AKOM (Akademi 
Komunitas)”, ucap Pak Ucok. 
Pak Ucok berhenti sejenak… terus menambahkan, “AKOM ini 
hasil karya Bu Khom”. 
Gerrrr…
Anggota BSNP tertawa untuk kedua kalinya. 
--------- 



Kegiatan Pengembangan Standar Kompetensi Guru SMK sudah 
sampai pada  tahap penyusunan draf standar. Kegiatan berlangsung 
selama dua hari, 30 April dan 1 Mei 2016.  Sesuai dengan mekanisme 
kerja di sekretariat BSNP, tempat ruang kerja tim selalu digilir. Jika 
pada pertemuan sebelumnya di ruang sidang BSNP di lantai dua, 
peda pertemuan kali ini, tim ahli bekerja di ruang sidang lantai tiga. 
Pada hari pertama kegiatan, Sabtu, 30/4/2016, ada  satu anggota 
tim   yang terlambat hadir.  Yang bersangkutan hadir pada waktu 
menjelang sore hari. Ya, kira-kita satu setengah   jam sebelum 
kegiatan berakhir. 
“Mohon maaf, tadi ada kegiatan wisuda di kampus”, ucap yang 
bersangkutan kepada salah satu anggota SBNP seraya menambahkan 
untuk kegiatan pertama tidak bisa hadir.  
“Ya, Bapak. Terimakasih”, ucap anggota BSNP singkat. 
Pada hari kedua, yang bersangkutan juga terlambat hadir. Kegiatan 
mulai pukul 08.00, namun yang bersangkutan baru hadir pukul 08.48. Di tengah-tengah kerja, Pak Ucok Ketua BSNP yang juga terlibat 
dalam kegiatan pengembangan standar tata kelola dan layanan data 
di ruang sidang BSNP lantai dua, menyempatkan diri menyapa tim 
ahli di lantai tiga. 
“Selamat Pagi Bapak. Terimakasih sudah bersedia meluangkan 
waktu untuk BSNP”, ucapnya sambil berjabat tangan dengan yang 
bersangkutan. 
“Pagi juga. Tapi kemarin, sempat salah ruang”, jawabnya.
Saya yang duduk di dekatnya, pingin tertawa. Tapi saya tahan 
di dalam hati. Akhirnya saya tuangkan dalam tulisan dengan judul 
“Sudah terlambat, salah ruang lagi”. 
Hehehehe... Mohon maaf. Jika ada yang kurang berkenan. 
--------- 



Banyak pengalaman dari kegiatan pemantauan Ujian Nasional 
jenjang SMA sederajat yang berlangsung dari tanggal 4-6 April 2016. 
Selain mengetahui secara langsung pelaksanaan ujian di tingkat 
satuan pendidikan, anggota BSNP juga dapat mengembangkan hobi 
memotret.
Pada hari ketiga pelaksaan ujian misalnya, ada dua anggota 
BSNP yang berhasil memotret panitia dan peserta UN.
Di Purwakarta, Pak Zaki Su’ud berhasil memotret pengawas 
ujian di MAN 1 Purwakarta.
Pak Ucok yang mendampingi Pak Menteri sidak UNPK di 
Depok, juga berhasil mengabdikan dua peserta UNPK.
“Salah seorang peserta UNPK di Depok sedang siap-siap menuju 
ruang ujian”, tulisnya mengomentari foto yang diposting via WA.
Di foto kedua, nampak Ketua BSNP berpose bersama peserta 
UNPK dengan komentar, “Rileks sejenak bersama peserta UNPK 
(seorang perempuan cantik-Red)”.
Wah...Hobi memotret telah muncul. Bisa-bisa mengalahkan Pak 
Djokluk yang sudah lama memiliki hobi memotret.
Begitu foto diposting, reaksi pertama muncul dari Bu Ning.“Waduh, Pak Ucok bisa saja memilih yang bening-bening. Berkat 
batu akik nih”, tulisnya.
Dua menit kemudian, Ifan Firmansyah PPK BSNP yang 
mendampingi Ketua BSNP melakukan pemantauan UN dan 
sejak sudah dua hari ini tidak kirim informasi di grup, langsung 
bangkit dan menulis, “Pak Ucok, saya ajak foto dong”. Tapi langsung 
ditampik Bu Ning, “Mas Ifan, bayi di rumah NANGIS tuh”.
--------- 


“Mas, aku tanggal 9 April nanti ada RUPS. Aku izin telat datang 
ya untuk kegiatan pengembangan standar SMK. Saya sudah 
sampaikan juga ke Pak Nanang”, ucap Bu Khomsiah kepada penulis 
di tempat parkir mobil, Sabtu, 2/4/2016.
“Sik, Sik, opo sih artine RUPS? Kok aku rak ngerti”, tanya penulis 
dengan bahasa Jawa pingin tahu.
“Rapat Umum Pemegang Saham. Aku sebagai KOM di BPR 
Syariah ini”, jawab bu Khom.
“Lho, emang Bu Khomsiyah selalu dipanggil Khom kan selama 
ini?”, tanyaku lagi.
“Ora kuwi Mas, maksudku. Komisaris”, jawabnya sambil mesam￾mesem ngguyu.
“Ooo Komisaris. Wah, luar biasa ini. Nanti saya sampaikan ke 
teman-teman anggota BSNP tentang apa perbedaan antara Khom 
dan Kom”, ucapku.
Ketika rapat pleno BSNP, penulis menyampaikan pesan dari Bu 
Khomsiyah ini . 
“Bapak dan Ibu anggota BSNP. Breaking news. Sebagaimana 
kita ketahui, nama panggilan akrab Bu Khomsiyah adalah Khom. 
Ternyata ada perbedaan antara Khom (dengan huruf H) dan Kom 
(tanpa huruf H)”, ucap penulis.
“Maksudnya apa?”, tanya Ipung Yuwono anggota BSNP yang 
turut hadir dalam rapat pleno. 
“Hanya beda satu huruf H, tapi makna dan konteksnya beda. Jika kita sebut Bu Khom Kom, artiya Bu Khom Komisaris”, jelas penulis.
Gerrr… Peserta rapat pleno tertawa semua. 
--------- 




Seorang guru sejarah sedang memberikan pelajaran tentang 
pahlawan.
“Dari kisah perjuangan tadi, saya yakin, ada di antara kalian 
yang tidak setuju dengan perang,” kata Pak Guru. “Nah, siapa yang 
ingin memberikan alasan, kenapa perang harus ditentang?”
Seorang murid di belakang mengacungkan jari. “Saya benci 
perang,” ujar murid ini  seraya menambahkan,“Sebab perang 
menciptakan sejarah, dan saya sangat tidak suka pelajaran sejarah.” ---------------------------
Sumber: Ardiansyah - Rina Ariyani,
http://wakakak.net/Cerita-Lucu-Sekolah
--------- 


“Apa bedanya jatuh cinta dan jatuh dari sepeda?” tanya Amir 
kepada teman-teman sekelas suatu pagi sebelum Bu Guru datang 
ke kelas.
“Jatuh cinta berjuta rasanya... kalau jatuh dari sepeda cuma satu 
rasanya, saaaakiiit !” jawab teman Amir. ---------------------------
--------- 

Guru 1 : “Apa beda sayang murid dengan sayang istri?” 
Guru 2 : “Kalau sayang murid, celananya dinaikin. Kalau sa
yang 
istri, celananya diturunin.”
--------- �