Rabu, 13 September 2023

tertawa 5

Pak Nanang anggota BSNP yang notabene koordinator kegiatan 
pemantauan implementasi Standar Nasional Pendidikan (SNP) 
dalam akreditasi sekolah/madrasah, PAUD dan PNF, dikenal 
dengan kepiawaiannya membuat singkatan. Hal ini terbukti ketika 
Pak Nanang memaparkan pokok-pokok pemikiran pemantauan 
SNP ini  kepada tim ahli, Sabtu, 2 Maret 2016 di BSNP.
“Output kita selama dua hari ini adalah menghasilkan Desain 
Metodologi Pemantauan”, ucapnya mengawali presentasi. 
Desain ini, tambahnya, mirip dengan NASMIK atau Naskah 
Akademik. namun bukan NASGOR alias Nasi Goreng, apalagi 
NASDEM atau Panas Dalem.
Hahahahaha. Anggota tim ketawa. 
Namun, tiba-tiba ada anggota tim ahli yang berkomentar, 
“NASGOR itu adalah kompromi antara Abu Rizal Bakri dan 
Surya Paloh untuk menciptakan partai yang selalu diminati rakyat 
Indonesia, yaitu penggabungan (merger) antara Partai NASDEM 
dan GOLKAR”. 
--------- 


“Semula Pak Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan bermaksud 
menutup kegiatan ini dan beliau sudah berada di tempat ini”, ucap Bu 
Dian Wahyuni mengawali sambutannya dalam kegiatan review draf 
standar kompetensi guru, Jumat (1/4/16) di Jakarta.
Sesuai pesan Pak Dirjen, tambahnya, Pak Ucok Ketua BSNP 
yang menutup kegiatan ini.
“Silahkan Pak Ucok”, ucap Bu Dian seraya memberikan mikrofon kepada Pak Ucok.
Gayung bersambut. Pak Ucok pun berdiri menyampaikan pesan 
penutupan. 
“Ini malah di luar kebiasaan saya. Saya biasa membuka, gak biasa 
penutup. namun malam ini saya diminta menutup”, ucapnya  yang 
langsung disambut dengan tawa dari para hadirin. 
--------- 




Obrolan ringan alias “ngalor ngidul” semakin seru dan gayeng
jika dilengkapi dengan joke. Sebab dengan joke ini , orang bisa 
ketawa. Ketawa itu sehat. Ini manfaat dari joke. 
Ketua BSNP, Zainal A. Hasibuan yang akrab dipanggil Pak Ucok, 
memiliki kisah tersendiri saat belajar di Amerika, sebagaimana 
dikisahkan di sela-sela penyusunan standar pengembangan 
kurikulum di BSNP (27/3/16).
“Saat itu ada kunjungan dosen-dosen dari Universitas Terbuka 
dan saya menjadi tour guide”, ucapnya mengawali cerita. 
Jumlah mereka, tambahnya, belasan orang dan sebagian besar 
ibu-ibu. Mereka punya agenda yang sangat padat, baik agenda resmi 
maupun agenda tambahan.
  Mereka ingin mengunjungi banyak tempat, termasuk tempat 
hiburan pertunjukan seni. Untuk menghemat biaya makan, lauk 
utama adalah telor. 
“Hampir tiap hari, lauknya telor dimasak balado”, ucap Pak Ucok 
penuh ekspresif. 
Nah, ketika sudah sampai di tempat pertunjukan seni, pengunjung 
membludak. Penuh dan ramai sekali. Sehingga mereka harus antri 
yang cukup panjang, termasuk warga Amerika sendiri.
Di tengah-tengah antri, ada peserta yang buang angin dan baunya 
luar biasa. Angin khas Indonesia, bau telor balado. Sementarta itu 
pengunjung warga Amerika  tidak tahan bahu dan selama antri 
tangannya kipas-kipas.“What hell is this”, kira-kira demikian gumam mereka, tanpa 
berprasangka buruk kepada siapapun. 
Yang mengherankan, ibu-ibu dari UT, 
tetap santai saja tanpa ada “guilty feeling”.  
Nah, ketika dalam perjalanan pulang, Pak Ucok menceritakan 
apa yang terjadi, maka seketika itu penumpang di mobil ketawa 
terpingkal-pingkal. 
--------- 


Pelaksanaan kegiatan penyusunan naskah akademik untuk 
standar pengembangan kurikulum pada hari Sabtu dan Ahad (26-
27/3/2016) berjalan dengan lancar. Seluruh anggota tim hadir dan 
masing-masing berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif. 
Lebih dari itu, selama kegiatan berlangsung, muncul jokes segar yang 
membuat anggota tim lebih gayeng dan akrab. Salah satu anggota tim 
ahli adalah Prof. Bambang Soehendro Ketua BSNP periode pertama. 
Pada sesi  perkenalan anggota BSNP dan tim ahli, sebagai 
pemandu acara, penulis menyampaikan informasi ada pengalaman 
tersendiri dengan Prof. Bambang Soehendro. 
Ceritanya,  pada tahun 2006, saat penulis masih membantu 
BSNP sebagai staf profesional di Gedung A lantai 3 Kemendikbud, 
ada staf keuangan yang memanggil nama Bambang. 
“Pak Bambang”, panggilnya. 
Secara spontan,  Prof. Bambang Soehendro   dan penulis langsung 
menoleh ke arah suara yang memanggil ini .  Setelah itu, penulis 
dipanggil Prof. Bambang dan ditanya, “Nama  Anda siapa?”. 
“Nama saya Bambang Suryadi”, jawabku singkat.
“Mulai sekarang, Anda dipanggil Suryadi ya”, pesannya yang 
langsung saya amini.   
Nah, di tengah-tengah tim ahli bekerja, setelah ada penjelasan dari 
Ketua BSNP tentang arah dan tujuan kegiatan penyusunan Standar 
Pengembangan Kurikulum, Prof. Bambang Soehendro  angkat bicara. 
“Di sini ada dua nama, yaitu  Bambang Soehendro dan Bambang
Suryadi. Untuk membedakan sangat mudah, yang tua ori, yang 
muda itu KW. Jadi memanggilnya, Bambang Ori dan Bambang 
KW”, ucapnya yang langsung disambut dengan ketawa oleh seluruh 
anggota tim. 
--------- 





Anak teman saya ini namanya Fira, duduk di kelas tiga SMP 
Al-Azhar Serang. Sejak TK sampai SMP, memang Fira belajar 
di sekolah ini . Suatu hari ia berbincang dengan mamanya, 
seorang dosen di IAIN Banten. 
“Mah … sejak dari TK sampai SMP, Fira tidak pernah diajarin doa 
qunut lho Mah di sekolahan, berarti Al-Azhar itu Muhammadiyah 
ya Mah?”
“Aaa ... duh,” desis Mama Fira bingung. “Mungkin ya, mungkin 
tidak.” --------------------------- 
--------- 


Seorang guru sejarah di sebuah pondok pesantren mengajarkan 
tentang perang Diponegoro. Seperti biasa, sebelum memasuki mata 
pelajaran baru, sang guru memberikan pertanyaan kepada murid￾murid. 
Guru : “Kapan terjadinya perang Diponegoro?”
Murid : “Bakda magrib Pak Guru.”
Guru : “Apa maksudmu. Perang Diponegoro kok bakda
 magrib?”
Murid : “Maksud saya, tahun 1825-1830, itu kan sama dengan 
bakda magrib, Pak Guru”
Gerrrrrrrr ... ! ---------------------------
--------- 


Guru Biologi : “Bagaimana cara manusia berkembang biak?” 
Murid : “Dengan cara melahirkan.” 
Guru : “Benar.Tiba-tiba seorang murid angkat tangan dan bilang,”Salah, Pak! 
Salah!” 
Guru : “Mengapa salah? Apa alasanmu?”
Murid : “Manusia itu berkembang biak bukan dengan 
 melahirkan tapi dengan cara stek. sebab  yang 
 ditanam ‘batang’ bukan ‘bijinya’.”
Seisi kelas tertawa terpingkal-pingkal.---------------------------
--------- 


Di suatu padepokan di Tiongkok pernah hidup seorang guru 
yang sangat dihormati sebab  tegas dan jujur. Suatu hari, dua murid 
menghadap guru. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu 
fisik. Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7. Murid pandai 
mengatakan hasilnya 21. Murid bodoh bersikukuh mengatakan 
hasilnya 27. Murid bodoh menantang murid pandai untuk meminta 
guru berbagai jurinya untuk mengetahui siapa yang benar di antara 
mereka.
 “Jika saya yang benar 3x7=27 maka engkau harus mau dicambuk 
10 kali oleh guru, namun jika kamu yang benar (3x7=21) maka saya 
bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri, ha ha ha ... !” ujar 
murid bodoh.
 Demikian si bodoh menantang, sangat yakin pendapatnya 
benar.
 “Katakan Guru  mana yang benar?” tanya murid bodoh. 
Ternyata Guru memvonis cambuk 10x bagi murid yang pandai 
(orang yg menjawab 21). Si murid pandai protes. “Bagaimana 
mungkin ini bisa, Guru?”
 Sang Guru menjawab,”Hukuman ini bukan untuk hasil 
hitunganmu, tapi untuk ketidakarifanmu yang mau berdebat 
dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3x7 adalah 21!”
Guru melanjutkan,”Lebih baik melihatmu dicambuk dan 
menjadi Arif dibandingkan  guru harus melihat satu nyawa melayang 
sia sia!” Pesan moral yang dapat kita ambil adalah jika kita sibuk 
mmperdebatkan sesuatu yang tak berguna, berarti kita juga sama 
salahnya atau bahkan lebih salah dibandingkan  orang yang memulai 
perdebatan. Sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi 
untuk hal yang tidak perlu.
 Bukankah kita sering mengalaminya? Bisa terjadi dengan 
pasangan hidup, tetangga atau kolega. Berdebat atau bertengkar 
untuk hal yang tidak ada gunanya, hanya akan menguras energi 
percuma. Ada saatnya kita diam untuk menghindari perdebatan 
atau pertengkaran yang sia-sia. Diam bukan berarti kalah, bukan? 
Memang bukan hal yang mudah, tapi janganlah sesekali 
berdebat dengan orang bodoh yang tidak menguasai permasalahan. 
“Merupakan suatu kearifan bagi orang yang bisa mengontrol diri dan 
menghindari amarah atas suatu kebodohan.” --------------------------- 
--------- 



“Kalau ada guru yang maksa orang tua untuk ambil rapor 
anaknya tuh ya aku. Wah, memang nyebelin banget. Kadang-kadang 
orang tua tuh tidak mau peduli sama anaknya. Jadi, aku kan kasihan 
sama anaknya. Kadang orang tua itu seenake dewe, naruh anak tuh 
kayak naruh barang aja. Pokoknya dia maunya beres, hmmmmm
…. Padahal kan keluarga sangat berperan. Tapi ya itu … yang kayak 
gini kan nyebelin banget.” Demikian pengakuan seorang guru di 
sebuah sekolah swasta di Ciputat. --------------------------- 
--------- 



Guru : “Cuaca ekstrim akan terjadi di hampir seluruh wilayah 
 Indonesia sampai bulan Februari 2012. Hari ini saja 
 (Minggu, 29/1/2012), di Jawa Timur 8 orang meninggal, 
 pohon-pohon tumbang dan perumahan rusak sebab  
 kena angin puting beliung.” Murid : “Bu Guru, kenapa sih harus disebut angin putting beliung? 
Kok kurang sopan. Boleh tidak diganti dengan nama lain.” 
Guru : “Hahahaha … bukan cuma susu yang boleh pakai 
 ‘puting’. Suka-suka yang memberi nama dong.”
Murid : “Kalau begitu, jika ada yang memberi nama dengan 
 putting pentil beliung boleh dong Bu Guru?”
Guru : “Ya boleh saja …. Kan tadi Bu Guru bilang suka-suka
 yang memberi nama. Coba saja kamu umumkan
 namanya, tapi kenapa kok harus pakai ‘pentil’ segala?
 Nanti dikira pentil ban sepeda lagi. Lagian enakkan
 pakai kata putting kok, kan lebih pas… ha ha ha ...” ---------------------------
--------- 



Ketika pertama kali saya menjadi guru pengabdian di Pondok 
Pesantren Modern Darul Ulum Bogor, saya ditugaskan oleh pesantren 
untuk mengajar Tafsir. Menurut cerita pengajar Tafsir sebelum saya, 
bahwa ada seorang murid perempuan yang sulit menghafal. Setiap 
kali diberi tugas menghafal, ia selalu tidak hafal. Namun ketika saya 
memberikan tugas kepada murid ini , ternyata ia mudah hafal. 
Akhirnya saya bertanya kepada murid ini . 
Guru : “Saya dengar, kamu dulu ketika diberi tugas untuk 
 menghafal selalu tidak hafal. namun sekarang kamu 
 selalu hafal. Apa yang membuatnya kamu menjadi 
 hafal?”
Murid : “sebab  saya mau menghafal.”
Guru : “Kenapa dulu tidak mau menghafal?”
Murid : “sebab  saya tidak mau aja.”
Guru : “Kenapa sekarang kamu mau menghafal?”
Murid : (Terdiam sejenak) “Tapi jangan bilang siapa-siapa ya 
 ustaz, sebab  saya suka sama ustaz.”
Guru : ???




Salah satu anggota tim ahli untuk Standar Pengembangan 
Kurikulum adalah Sri Hidayati Kepala Bidang Kurikulum 
Puskurbuk, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
Saat diskusi pada hari kedua kegaitan, Ahad (27/3/2016), bu 
Sri minta waktu untuk bicara kepada Prof. Ali  dalam kapasitasnya 
sebagai ketua tim yang sedang memimpin rapat. 
“Silahkan Bu Ida. Ee... Maaf, panggilannya bu Ida atau bu Sri”, 
tanya Pak Ali untuk memastikan tidak salah panggil. 
“Nama saya Sri Hidayati. Bisa dipanggil Sri atau Ida, Pak”, 
jawabnya.
Tiba-tiba Prof. Bambang Soehendro berkomentar. 
“Kalau hari Sabtu dipanggil Sri, tapi kalau hari Minggu dipanggil 
Ida”. 
Gerrr... Hadirin tertawa semua. 
Suasana semakin seru ketika Prof  Aris Munandar mantan Rektor 
Universitas Negeri Makassar berkomentar, “Asal tidak dipanggil Pak Sri 
atau Pak Ida saja”.
Hahahahaha. Suasana tambah seru.
--------- 



Meskipun agenda pleno perdana BSNP tgl 18-19 Jan 2016 
padat, suasana tetap ceria dan penuh semangat. Maklum, hari itu 
merupakan waktu lepas sambut untuk Pak Hafidz Muksin yang 
mendapat amanat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BSNP. Sebagai tanda kasih, BSNP memberikan kenang-kenangan kepala 
Pak Hafidz. 
“Pada kesempatan ini, saya juga akan memberikan sesuatu 
kepada anggota BSNP”, ucap Hafidz Muksin.
Anggota BSNP diam sejenak. Mikir apa gerangan yang akan 
diberikan Pak Hafidz.
“Saya memberikan artikel kuning. Isinya Peraturan Menteri 
Pendidikan dan Kebudayaan tentang BSNP, Permendikbud tentang 
pengangkatan anggota BSNP, dan keputusan BSNP tentang tata 
kelola. Ini artikel pegangan wajib bagi anggota. Sengaja saya pilih 
warna kuning supaya tidak ada anggota yang kena kartu kuning”, 
ucap Hafidz.
Gerrr... anggota jadi tertawa.
--------- 




Pada waktu senggang, Bu Guru bertanya kepada murid￾muridnya. 
“Anak-anak, kalau penyanyi sedang bernyanyi suaranya….?” 
(Bu Guru menduga jawabannya adalah ‘suaranya merdu’). namun 
jawaban murid-murid ternyata lain.
Mereka menjawab,“Suaranya, … berisiiiik, Bu Guru .…!” 
--------- 


Bu Guru masuk kelas, dan kebetulan hari itu dia ingin 
mengetahui seberapa besar minat para siswa untuk belajar. Katanya 
sebelum memulai pelajaran. 
“Siapa yang mau belajar sungguh-sungguh silakan di dalam 
kelas, dan siapa yang tidak mau sungguh-sungguh belajar silakan 
di luar kelas. Ayo… siapa yang mau sungguh-sungguh belajar, 
acungkan tangan!” 
Semua mengacungkan telunjuk tangannya ke atas, kecuali si 
Alif yang mengangkat tangannya dengan mengepal. Ini tentu saja 
membuat Bu Guru kebingungan, kurang mengerti.
“Apa maksudmu mengepalkan tangan, Alif?” tanya Bu Guru. 
“Apa kamu menentang Ibu?”
Sambil nyengir-nyengir, Alif berkata,”Ini, Bu, maksud saya 
masih loading, Bu Guru. Coba Ibu lihat….! (Sambil menggerakkan 
kepalan tangannya, telunjuknya bergerak perlahan-lahan dan 
akhirnya ia mengacungkan telunjuknya). Nah, sekarang saya sudah 
mengacungkan telunjuk kan Bu!”
Seisi kelas pun akhirnya tertawa semua. ---------------------------



Kebijakan pemerintah pada tahun 1980-an untuk menerapkan 
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuai pro dan kontra. Mereka 
yang kontra dengan rasa sinis memplesetkan singkatan CBSA 
menjadi Cah Bodo Soyo Akeh (Bahasa Jawa, artinya anak bodoh 
semakin banyak). Ada juga yang mengartikan CBSA menjadi Catat 
artikel Sampai Abis. ---------------------------
--------- 



Menghadapi murid-murid di sekolah memerlukan teknik dan 
pendekatan tersendiri. Salah satunya adalah bersikap sabar. Berikut 
ini dialog antara murid dan guru tentang kesabaran di kelas. 
Murid : “Kok bisa sih Bu Guru sabaaaar banget?”
Guru : “Ya percuma marah-marah. Kalian pasti akan bilang
 kenapa sih ibu marah-marah?”
Murid : “Betul, Bu Guru.”
Guru : “Ingat... marah itu tidak enak. Perasaan kita jadi tidak 
enak terus.”
Murid : “Tapi kalau Bu Guru marah tambah cantik lho, Bu.” 
Seiisi kelas jadi tertawa semua. 
--------- 


Guru Biologi dan murid-murid di kelas 9A MTs Pembangunan 
UIN Jakarta sedang berdialog. 
Guru : “Apa yang menarik dari materi pelajaran minggu lalu?” 
Murid-murid : “Reproduksi, Bu... !”
Guru : “Baik. Kalau bagi kamu?” (Tanya guru sambil 
 menunjuk murid yang duduk di pojok belakang). Murid-murid : “Yang menarik ya tangan Bu. Masa kaki. Kaki kan
untuk menendang.” 
Guru : “Gubrakkk ...”
Gerrr... seisi kelas jadi tertawa. ---------------------------
--------- 


Peristiwa ini terjadi saat guru bahasa Inggris mengajarkan kata 
benda tentang alat tulis kepada murid-muridnya. 
Guru : “What is this?”
Murid : “That is a pen.” 
Guru : “Do you have a pen?”
Murid : “Yes I have a pen.” 
Guru : “Where is your pen?”
Murid : “My pen(is) here.”
Guru dan murid pun jadi cekikian semua. 
Spasi ternyata sangat penting! ---------------------------
--------- 


A secretary got an expensive PEN as birthday gift from 
her boss. She sent her boss a ‘Thank You’ via SMS. The wife 
read the text and angrily shows her husband the message: 
“Your penis wonderful, I enjoyed using it last night. Thanks.”
--------- 



Saat izin keluar dari sekolah tempat kerja untuk makan siang, 
tanpa direncanakan semula, seorang guru Madrasah Pembangunan 
UIN Jakarta ketemu tiga teman lamanya di sebuah restoran. Aku kalau ada waktu kosong biasa keluar. Kadang ke bank, kadang 
ke toko buku, dan kadang ke restoran untuk makan seperti ini,” ungkap 
guru Biologi ini  mengawali obrolan sambil makan siang. 
“Ya itu namanya guru luar biasa,” kementar temannya. 
“Bukan guru luar biasa kali, tapi guru biasa di luar,” ucap 
kawannya menimpali. 
“Bukan...Itu lebih tepat disebut guru liar,” tambah kawan lainnya. 
Hahahahahahah. Langsung saja semua tertawa seraya menikmati 
menu makan siang. --------------------------- 
--------- 



Menjelang hari guru, murid-murid mulai menyiapkan acara 
khusus di sekolah. 
“Ini momentum yang tepat untuk mengapresiasi jasa dan 
perjuangan guru kita,” kata ketua kelas. 
“Ya setuju. sebab  bagiku, guru adalah sumber inspirasi dan 
sumber ilmu pengetahuan,” tambah murid yang lain. 
Tiba-tiba bu guru menyeletuk,“Bagus...asal jangan jadikan sumber 
air mata ya...atau sumber cinta.” 
Seisi kelas jadi tersenyum semua. ---------------------------
--------- 



 “Serangga Tomcat merajalela di daerah Jember Jawa Timur. 
Tahukah anak-anak, apa serangga Tomcat itu?” tanya Pak Guru 
beberapa saat sebelum bel istirahat berdentang.
 “Tomcat itu singkatan dari tomato cat. Jadi, artinya serangga 
kucing tomat,” sahut seorang murid yang paling cerdas di kelas itu 
dengan suara lantang disambut gelak tawa semua siswa. ---------------------------


Kondisi anak-anak remaja usia sekolah saat ini mulai 
mengkhawatirkan. Mereka sudah terbiasa bicara hal-hal yang vulgar 
dengan gurunya. Berikut ini pengalaman seorang guru biologi di 
sebuah madrasah swasta. 
Murid : “Bu, apa yang kita pelajari sekarang?”
Bu Guru : “Ya, kita akan bahas pelajaran di kelas 8, terutama
 bagian yang sulit dipahami, untuk persiapan Ujian 
Nasional.” 
Murid : “Bu guru, mengapa kita tidak bahas reproduksi
saja?”
Bu Guru : “Kenapa harus kita bahas materi itu. Itu kan materi 
mudah dan kalian sudah paham semua. Siapa yang 
masih belum tahu bagian dari organ reproduksi?” 
Murid : “Ya, tapi kita kan belum praktek buat anak, jadi kita 
 belum tahu.” 
Bu Guru : “Ya … kalau praktik nanti saja kalau kalian sudah 
 menikah.” 
Murid : “Tidak boleh sekarang ya, Bu…?” 
Bu Guru : “Ya gak boleh lah …” ---------------------------
--------- 


Dari tanggal 27 sampai dengan 30 April 2012, usai Ujian Nasional, 
para siswa dan guru MTs Pembangunan akan mengadakan wisata ke 
Jogjakarta. Ketika sedang merencanakan wisata itu, Bu Guru mengatakan:
 “Mohon maaf ya, anak-anak. Kali ini Bu Guru tidak bisa ikut 
wisata ke Jogja.” 
“Memang kenapa, Bu?” tanya beberapa siswa hampir bersamaan. 
Mereka merasa kurang enjoy jika tidak ditemani wali kelas. 
 “Bu Guru sebagai wali kelas harus ikut kami. Bareng-bareng 
di bus. Kasihan kami. Kami perlu kasih sayang dan perhatian Bu Guru,” pinta Anto yang dikenal pemberani di kelas itu. 
 “Kalau kasih sayang, Ibu sudah memberikannya kepada 
kalian selama tiga tahun, sejak kalian di kelas tujuh. Kali ini Ibu 
kelihatannya ada acara lain. Ibu selalu sayang sama kalian dan 
berdoa yang terbaik untuk kalian. Nah, kalian bisa mengerti kan?” 
 “Ya, benar apa yang Bu Guru katakan. Kami setuju. Tapi, jangan 
sampai kebaikan tiga tahun itu terhapus dengan tiga hari sebab  ibu 
tidak bersama kami. sebab  perjalanan kami rasanya pasti hambar 
tanpa Ibu Guru.” 
“Ooow …,” sejenak Bu Guru mengerutkan kening dan berpikir. 
“Ya, baiklah, nanti Ibu lihat situasi dan kondisi dulu ya …” ---------------------------
--------- 
 


Menjelang pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) SMP/MTs, 
murid-murid Madrasah Pembangunan banyak yang penasaran, 
terutama mereka yang senang bermain dibandingkan  belajar. 
Sebagian dari mereka menanyakan ke guru wali kelas via SMS 
dan BBM. 
“Bu Guru, bagaimana kira-kira kelulusan kelas kita? Apa semua 
lulus atau ada yang tidak lulus?” tulis seorang murid dalam BBM. 
“Ya ditunggu saja, kan besok diumumkan. Kalau nanti malam 
ada yang ditelpon wali kelas, berarti ya tidak lulus,” jawab Bu Guru 
yang membuat murid-murid semakin deg-degan. 
Tidak mau menyerah begitu saja, murid masih tetap merayu 
gurunya untuk memberi bocoran pengumuman. 
“Bu… sedikit aja bocorannya. Lulus semua atau ada yang gagal?” 
tanya murid itu.
“Ya coba saja nanti malam tanya kepada teman-teman yang lain, 
ada yang dapat telpon dari wali kelas atau tidak,” pesan Bu Guru. 
“Tapi kalau Hp lagi dalam keadaan off bagaimana? Kan tidak 
bisa terima telpon?” tanya murid lagi. 
“Ya tidak boleh off.” Jadi semalaman kita tidak boleh tidur Bu?”
“Hahahaha … Siapa yang melarang tidur? Ya berdoa saja ya 
semoga lulus.” ---------------------------


--------------------


Salah satu kegiatan BSNP tahun 2015 adalah pengembangan 
Standar Data Sistem Pendidikan Nasional. Hari ini, Ahad 
(14/6/15)  dilakukan review internal terhadap draf standar ini . 
Diskusi dan tukar pikiran sangat dinamis dan ‘gayeng’.  Sebab dalam 
review ini ada beberapa reviewer dari direktorat terkait dan expert
alias pakar teknologi informasi dan komunikasi. 
“Permasalahan yang kita hadapi saat ini tidak hanya beragamnya 
data dan pemanfaataanya yang kurang optimal, tapi  data  vital  pun, 
kita belum punya semua”, ucap salah satu reviewer. 
“Benar, kita belum punya data vital, tapi   alatnya kita punya”, 
komentar peserta lainnya.
Gerrr... suasana langsung penuh tawa. 
Sebagai koordinator kegiatan Pak Djoko Luknanto langsung 
menenangkan suasana. 
“Tapi istilah yang digunakan dalam data adalah instrumen, bukan 
alat. Jadi, istilahnya instrumen vital, bukan alat vital”, ucapnya.
Hahahahaha... suasana   semakin   gayeng tapi tetap produktif. 
Maklum tim ini bekerja dan memikirkan urusan negara pada hari 
libur (Ahad/Minggu). Hebattt. 
----------------------------- 

Hari pertama rapat koordinasi anggota BSNP periode I (2005-
2009), periode II (2009-2013), dan periode III (2014-2018), Senin 
kemarin di kantor BSNP Cipete, selain menghasilkan rumusan pokok￾pokok pemikiran tentang pendidikan nasional, juga menambah 
keakraban, kekeluargaan, dan kebersamaan sesama anggota. Rakor 
ini layak disebut rakor lintas periode, sebab turut hadir dalam rakor 
ini para ketua dan sekretaris BSNP periode pertama,yaitu  Bambang 
Soehendro, M. Yunan Yusuf, dan Suharsono. Selain itu juga hadir 
para anggota BSNP periode II dan III. 
Meskipun agenda rapat sangat penting dan “berat” yaitu Rencara 
Strategis BSNP 2015-2019, suasana rapat berjalan dengan santai. 
Istilah yang lebih tepat adalah “sersan” alias serius tapi santai. Sejak 
rapat dimulai pada pukul 10.00 dan berakhir pukul 16.00, selalu ada 
jokes dan guyonan yang membuat suasana semakin gayeng. 
Dalam catatan penulis, figur yang sangat humoris dan kaya 
dengan joke segar dan spontanitas adalah Prof. Bambang Soehendro 
mantan Ketua BSNP Periode I. Berikut ini beberapa jokes yang 
sempat penulis rekam. 
--------- 



 Saat memberikan pengarahan kepada anggota tim ahli standar 
sarana dan prasarana, Edy Tri Baskoro, koordinator kegiatan Badan 
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berkata,“Pemantauan ini 
harus dilakukan oleh ITB.” 
Langsung para tim ahli berkomentar, “Oleh ITB atau BSNP Prof?” 
“O ya, maksud saya BSNP. Saya merasa seperti di ruang rapat 
senat ITB,” ucap Edy sambil meminta maaf sebab  slip of tongue tadi. 
Semua yang hadir pun jadi tak kuasa menahan tawa.
“Teringat rapat senat,” kata Denny anggota tim ahli dari ITB.
“Nah, teringat kampus ITB itu artinya masik aktif ngajar,” 
komentar Prof. Johny dari Universitas Indonesia yang menjadi 
salah satu anggota tim ahli. ---------------------------
--------- 

Tim pemantauan standar nasional pendidikan BSNP 
biasanya menginap di Hotel Boutique Blok M. Usai kegiatan, 
sebagian tim bersama anggota BSNP berjalan-jalan ke Mal di 
Blok M Square. 
Ketika melihat-lihat pakain, penjaga Mal bertanya. 
“Bapak anggota BSNP ya?” 
“Ya,” jawab seorang anggota BSNP sambil menenteng 
belanjaannya. 
“Kalau Bapak anggota tim pemantau ya?”
“Lho kok tahu?” tanya tim pemantau keheranan. “Ya, dari tadi kami amati Bapak melihat-lihat terus, tapi tidak beli.” 
Ha ha ha ... ---------------------------
--------- 

Kebiasaan melakukan copy paste ternyata tidak hanya terjadi 
di kalangan mahasiswa, namun juga dosen. Kisah ini dialami oleh 
seorang Guru Besar asesor sertifikasi dosen di sebuah perguruan 
tinggi di Yogyakarta. Sebagai seorang asesor, tugasnya adalah 
menilai evaluasi diri yang ditulis oleh dosen yang notebene seorang 
laki-laki. 
“Saya seorang ibu rumah tangga yang sudah mendidik 
anak selama 10 tahun dengan penuh disiplin dan kasih sayang. 
Pengalaman ini juga saya terapkan dalam mendidik mahasiswa 
saya,” demikian tulisan dosen ini  pada bagian dari evaluasi 
dirinya. 
Dengan mudahnya sang Professor memberikan catatan “Copy 
Paste” dalam lembar penilaiannya. Bagaimana tidak, dosen yang 
bersangkutan adalah laki-laki tapi isi tulisannya seorang ibu. ---------------------------
--------- 
 
Salah satu staf sekretariat BSNP tinggal di kantor. Namanya 
Djuandi, berasal dari Bandung. 
“Mana Doktor Djuandi?” tanya Prof. Johny dari UI seusai 
kegiatan standar sarana dan prasarana. 
“Punten, saya belum Doktor Pak, panggil saja Djuandi,” 
jawabnya. 
“Doktor itu artinya Mondok di Kantor,” jelas Prof. Johny. 
Tentu saja teman-teman di sekretariat langsung tertawa. ---------------------------118. MODUS MEMBUAT LAPORAN
Ini modus satuan pendidikan dalam membuat laporan tentang 
kondisi sekolahnya. 
Jika untuk kepentingan akreditasi, laporannya ‘dibaikin’.
Jika untuk mengajukan bantuan dana, laporannya ‘dijelekin’.
Jika diminta membuat laporan namun tidak terkait dengan 
kepentingan sekolah, maka instrumen laporan dicuekin (tidak 
diisi). ---------------------------
--------- 

Di gedung rektorat Universitas Indonesia ada tiga lift. Satu lift 
khusus untuk pimpinan dan guru besar dan dua lift untuk umum. 
Prof. Johny, Direktur Poltek Jakarta yang juga guru besar di Fakultas 
Teknik UI, suatu saat akan menggunakan lift khusus guru besar. 
namun oleh satpam ditegur. 
“Maaf Pak, tidak boleh pakai lift ini sebab  khusus untuk guru 
besar,” kata satpam. 
Akhirnya Prof. Johny pindah ke lift satunya lagi. Tentu harus 
antri. Tiba-tiba datang guru besar lain, kawan dekat Prof. Johny. 
Langsung dia menyapanya. 
“Eee kenapa tidak pakai lift ini. Ayo naik bareng,” ajak guru besar 
ini . 
“Oleh petugas keamaan, saya tidak boleh naik litf itu,” jawabnya 
sambil menenteng tas punggungnya. 
Petugas keamanan yang berdiri di dekat lift langsung minta maaf 
kepada Prof. Johny. 
“Maaf pak, saya karyawan baru,” ucap petugas keamanan 
ini . ---------------------------


--------------------------


Di Universitas Indonesia dibedakan antara lokasi parkir dosen 
dan mahasiswa. Seorang dosen Jurusan Arsitektur sebab  selalu 
pakai pakaian gaya kausal sempat ditanya satpam. 
“Maaf, bapak akan ke mana?” tanya satpam. 
“Ya akan ngajar,” jawab dosen dengan nada agak tinggi. 
Namun satpam masih kurang percaya apakah yang bersangkutan 
dosen atau bukan. 
Maka satpam menuju mobil dan mengamati stiker yang ditempel 
di kaca mobil. 
sebab  berpakain kausal satpam tidak percaya dia sebagai dosen. ---------------------------
--------- 


Prof. Zaki Baridwan, koordinator standar biaya di BSNP 
menyampaikan pentingnya biaya dalam melakukan kegiatan 
monitoring dan evaluasi standar. 
“Biaya ini penting sebab  kalau tidak ada biaya, surveyor jadi 
‘biayaan’ selama di daerah,” kata Prof. Zaki kepada tim ahli. 
Langsung saja anggota tim menyambut dengan tertawa. ---------------------------
--------- 



Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional SMA/MA tanggal 16-
19 April 2012, seorang anggota BSNP melakukan rapat koordinasi. 
Dihadiri oleh seluruh anggota BSNP, Direktur SMP, SMA, dan SMK,
Biro Hukum, Kepala Puspendik, dan Kepala Balitbang. 
“Salah satu Posko Ujian Nasional di Kementerian Pendidikan 
dan Kebudayaan adalah PIH,” kata Kepala Balitbang mengawali 
pembicaraannya. 
“Apa itu PIH?” tanya seorang anggota rapat. Pusat Informasi dan Humas,” jawab anggota BSNP. 
“Bukan, PIH itu artinya Pak Ibnu Hamad,” ungkap Kepala Balitbang 
yang langsung disambut dengan tawa oleh seluruh peserta rapat. Kepala 
PIH saat itu memang Ibnu Hamad dari Universitas Indonesia. --------------------------- 
--------- 


Seorang Professor Matematika dari perguruan tinggi terkemuka, 
memperkenalkan rumus matematika baru tahun 2014. Formulanya 
adalah sebagai berikut:
Su – aH = §i (1x – ta2x)
 Co sa 
Dibacanya adalah: Suminah diperkosa satu kali minta dua kali!
Catatan: Ini sekadar humor. Bukan untuk diterapkan. ---------------------------
 
--------- 

Titi dan Kamal, pasangan kekasih yang saling mencintai dan 
lama tak bertemu itu berceloteh panjang lebar setelah mereka 
berjumpa di rumah orang tua Titi pada suatu hari Minggu siang 
yang ceria. Kamal kelihatan lebih ganteng dan PD.
“Mas Kamal, ke mana saja kamu sih kok nggak calling aku?”
“Aku lagi kerja di Bandung, sayang. Maaf ya, aku baru nyari fulus 
yang banyak.”
“Sudah dapat fulus yang banyak … ?”
“Sudah, sayang. Tenang ….”
“Di mana sekarang? Mas tabung di bank ya?”
“Ya, tentu-lah. Di mana lagi menyimpan uang yang paling aman 
kalo tidak di bank.”
Titi tampak senyum-senyum, girang. Bahagia. sebab  kekasihnya 
sudah punya uang yang banyak. Berarti kalau mau jalan ke mana saja nggak perlu khawatir.
“Terus selama ini Mas juga kecantol wanita lesbi Bandung ya?”
“O, nggak sayang. Aku kan setia sama kamu.”
“Selain bekerja, Mas ke mana aja?”
“Ya kadang, jalan-jalan gitu, untuk mencari angin segar. Kalau 
ada waktu ya dugem-lah.”
“Haaa …? Dugem?!” tanya Titi kaget sekali. “Mas suka dugem?”
“Iya. Memang kenapa?”
“Mas suka yang gila-gilaan itu?”
“Eh, alahmak …jangan berpikiran yang aneh-aneh dulu, sayang. 
Maksud Mas dugem itu dunia gemar mengaji!”
“Ya, syukurlah kalau Mas masih seperti Mas yang kukenal dulu,” 
ujar Titi dalam hati, menatap kekasihnya penuh cinta. ---------------------------
--------- 


Pada hari Idul Adha 1434, seusai memotong hewan kurban, 
saya menerima pesan singkat (SMS) dari seorang teman di IPB. 
Isinya sebagai berikut. 
“Hasil penelitian metaanalisis terbaru, ternyata kambing 
tidak mengadung kolesterol. Dari penelitian dengan 1000 ekor 
kambing yang mengandung, ternyata kesemua kambing ini  
mengandung cempe (anak kambing)”. Hahahaha… ---------------------------
--------- 



Menjelang magrib hari terakhir puasa saya kirim pesan singkat 
(SMS) ke teman, kerabat, dan kolega. Salah satunya ke kolega (staf) 
di Fakultas Psikologi UIN Jakarta.
Ucapan idul fitri saya tulis dengan bahasa standar. “Kami 
sekeluarga mengucapkan selamat idul fitri. Minal aidin wal faizin. Semoga Allah menerima puasa dan ibadah kita. Mohon maaf lahir 
dan batin”. Dari Bambang dan keluarga
Tidak lama kemudian staf yang menerima SMS langsung 
menjawab. Tapi jawabannya di luar dugaan saya sebab  dengan 
bahasa gaul, “Iya Benk sama-sama ya benk... Maaf lahir batin juga...”
Membaca jawaban ini  saya hanya ketawa sambil bergumam. 
“Wah mesti salah kirim ini. Saudara atau anak saya aja tidak pernah 
manggil Benk, tapi abi”. Keesokan harinya, menjelang salat idul fitri, 
saya menerima SMS dari staf yang sama.
“Astaghfirullah Bapak mohon maaf saya baru ngeh (Sunda: 
mengerti) kalau ternyata kemarin salah kirim balasan sms. Maaf 
Bapak. Minal aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin ya Bapak. 
Selamat hari raya idul fitri 1434 H”.
Dengan singkat saya jawab, “O ya tidak apa-apa. Selamat idul 
fitri. Mohon maaf lahir dan batin”.
Kejadian di atas saya ceritakan kepada istri  anak-anak sambil 
santai usai salat idul fitri. Pasti aja semua ketawa terbahak-bahak.Ya 
selalu ada cerita lucu di balik indahnya silaturahim.
--------- 



Setelah sungkeman dan sarapan pagi, seorang ustaz bertanya 
kepada jamaahnya.
Ustaz : “Apa bedanya antara khotbah Jumat dan khotbah 
 idulfitri?”
Jamaah 1 : “Khotbah idulfitri dilakukan setelah shalat. 
Khotbah Jumat dilakulan sebelum shalat.”
Ustaz : “Benar. Sambil menunjuk jamaah lain untuk 
menjawab.”
Jamaah 2 : “Saat khotbah idulfitri banyak yang merokok, 
sedangkan saat khotbah Jumat tidak ada yang 
merokok.”
Gerrrr... ketawa semua.



“Maaf, apa Bapak ada di fakultas? Saya mau menyerahkan skripsi 
untuk sidang pada hari Senin depan,” tanya seorang mahasiswa 
Fakultas Psikologi UIN Jakarta kepada dosen melalui telepon 
genggamnya.
“Maaf, saya lagi di Bandara Soekarno Hatta, akan ke Pangkal 
Pinang,” jawab dosen. 
“Pangkal Pinang itu Palembang ya Pak?” tanya mahasiswa lagi 
dengan PD-nya (percaya diri). 
“Pangkal Pinang itu ibu kota Bangka Belitung. Di fakultas 
psikologi tidak ada mata kuliah geografi ya...,” ujar dosen. 
“Hahahahaha ya Pak… mohon maaf,” jawab mahasiswa sambil 
tersipu malu. --------------------------- 
--------- 



Dosen : Apa nama kopi termahal di Indonesia? 
Mahasiswa : Kopi luwak. 
Dosen : Betul. Nah, apa kopi yang paling murah dan 
 cenderung murahan? 
Mahasiswa : Kopi tubruk. 
Dosen : Bukan. Kopi yang paling murah dan cederung 
 murahan adalah copy paste.
(Seisi kelas jadi tertawa semua.) ---------------------------
--------- 



Seusai rapat paripurna tentang kenaikan harga BBM, seorang 
dosen memberikan penjelasan kepada mahasiswa, sambil 
menunggu mahasiswa datang ke kelas. BBM memiliki arti yang berbeda bagi rakyat biasa, pendemo, dan 
ABG (Anak Baru Gede),” ungkap dosen mengawali pembicaraannya. 
“Bagi rakyat biasa, BBM itu artinya Bahan Bakar Minyak. 
Maka jika BBM naik, rakyat menjadi susah dan gelisah sebab  
harga sembako juga naik. Bagi pendemo, BBM artinya Bambang￾Boediono Mundur. Maka terjadi demo anarkis di mana-mana sebab 
target mereka melengserkan Bambang-Boediono. Nah, bagi ABG,
BBM artinya Black Berry Messanger. Ini yang membuat mereka jadi 
berperilaku seperti anak autis. Sibuk sendiri dengan BB-nya tanpa 
peduli kepada orang di sekitarnya.” 
“Nah, bagi Anda mahasiswa, apa arti BBM?” tanya dosen kepada 
mahasiswa. 
“BBM itu artinya Bapak Bambang Mengomel-ngomel sebab  
Belum Banyak Mahasiswa Masuk Kelas,” jawab mahasiswa.
“Oh kalau itu singkatannya BBMMK,” komentar dosen sambil 
tertawa. 
Hahahahaha... ---------------------------
--------- 


“Hari ini kita akan membahas client-centered therapy. Tapi 
sebelum itu kita akan melakukan brainstorming terlebih dahulu. 
Tahu apa itu brainstorming?” ujar seorang dosen di depan para 
mahasiswanya.
 “Adu argumen,” sahut seorang mahasiswa.
 “Bukan.” 
 “Badai otak,” mahasiswa lain menyahut. 
“Hahahahaha bukan. Itu terjemahan langsung. Brainstorming itu 
artinya curah pendapat.” 
“Oooo, I see,” kata mahasiswa tadi diikuti derai tawa kawan￾kawannya. ---------------------------



Seorang mahasiswi sedang menerima telepon dari teman prianya.
“Di sini sepiiiii sekali, Yang.... Orang tua lagi keluar dan adik￾adik sedang pergi ke rumah tante.” 
“Aku ke sana ya. Tuk menemani dirimu supaya tidak kesepian.” 
“Hahahaha…. aku bilang di rumah sepiiii….. tapi aku ga’ 
kesepian kok.” 
“Ahhhhh ....,” sahut lelaki itu lemas dan sedih sebab  tawarannya 
ditolak. HP-nya pun langsung dimatikan. --------------------------- 
--------- 



Seorang professor di universitas terkemuka di Australia 
mendapat tugas mempersiapkan pembukaan jurusan baru untuk 
orang-orang Asia. Maka ia melakukan survei ke beberapa negara 
di Asia, termasuk ke Indonesia. Salah satu yang disurvei adalah 
kondisi toilet. 
“Saat membuat toilet, harus ada toilet jongkok, selain toilet 
duduk,” papar professor ini  saat presentasi di fakultas. 
“Kenapa? Mohon dijelaskan?” tanya anggota senat fakultas. 
“Kalau tidak ada toilet jongkok, orang Indonesia tidak ada yang masuk 
kuliah ke sini. Hasil survei saya, di Indonesia sebagian besar bentuk toilet 
itu jongkok,” jawabnya. “Ini pendekatan kultural yang harus kita ambil.” 
“Oooooo I see,” sahut anggota senat mengangguk-anggukkan kepala. --------------------------- 
--------- 


Seorang dosen ilmu politik memberi pertanyaan kepada mahasiswa 
sebelum memulai mata kuliah baru. 
“Apa arti M16 di Inggris?” tanya dosen itu. “Ada yang tahu?”
Agen rahasia,” sahut seorang mahasiswa. 
“Betul. Kalau di Amerika?”
“Di sana M16 adalah senapan tempur.” 
“Betul. Kalau di Indonesia?”
“Kalau di Indonesia, M16 itu artinya mikrolet jurusan Kampung 
Melayu-Pasar Minggu, Pak!” jawab seorang mahasiswa dengan 
mantap. 
Seisi kelas pun jadi tertawa. ---------------------------
--------- 



Dengan adanya teknologi komputer yang semakin canggih, 
tradisi copy paste, membudaya di kalangan mahasiswa. Berikut ini 
kisah seorang dosen dan mahasiswa bimbingannya yang sedang 
menyusun skripsi. 
“Pak, saya sudah melakukan revisi sesuai arahan Bapak pada 
minggu yang lalu,” ungkap mahasiswa sambil menyerahkan draf 
revisi skripsinya.
“Di mana tempat penelitian Anda?,” tanya dosen setelah 
membaca beberapa halaman. 
“ Di dua SMA Negeri di wilayah Ciputat, Pak,” jawab mahasiswa 
singkat dan mantap. 
“Coba Anda baca ini,” kata dosen pembimbing sambil 
menunjukkan tulisan yang harus dibaca. 
“Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darunnajah” 
baca mahasiswa ini . 
“Jadi penelitian Anda ini di SMA atau di Pondok Pesantren?” 
tanya dosen kembali. 
“Di SMA Pak,” jawab mahasiswa. 
“Mengapa tertulis di Pondok Pesantren?” kejar dosen lagi. 
“Maaf Pak, salah tulis.” 
“Ini bukan salah tulis, tapi ini copy paste. Mana mungkin SMA 
salah tulis jadi Pondok Pesantren. Ya, kalau melakukan copy pasteitu yang cerdas lah. Dicek lagi sebelum diserahkan,” ungkap dosen 
menasehati mahasiswanya. 
Dengan penuh rasa malu, mahasiswa mohon maaf kepada 
dosennya. --------------------------- 
--------- 



Rombongan turis dari manca negara sedang dalam perjalanan 
ke Pantai Anyer Banten. Sebelum sampai Anyer, turis dan pemandu 
wisata singgah di sebuah restoran di kota Cilegon. 
Pemandu: “Ini namanya sate bandeng tanpa duri. Makanan khas 
Cilegon. Silahkan dicoba!”
Turis : “Wauu …. Very delicious. I like it very much. But I don’t 
like the bone inside it. (Wauu…. Enak sekali. Saya sangat suka, namun 
saya tidak suka tulang di dalamnya). 
Hahahaha aya …. aya …. wae . ---------------------------




“Selamat datang Pak Gunawan”, ucap Ketua BSNP Zainal A. 
Hasibuan menyambut kehadiran anggota BSNP dari Surabaya 
ini  saat memasuki ruang rapat sesaat setelah rapat dimulai 
Edy Tri Baskoro yang duduk di baris depan langsung menimpali, 
“Selamat kepada Pak Gunawan yang sudah mendapatkan Bakrie 
Award”.Itu Bakrie Award atau Holand Bakrie”, ucap Bambang Soehendro 
yang duduk di samping Edy Tri Baskoro.
Gerrr… seluruh peserta langsung ketawa. 
--------- 



“Pertemuan ini merupakan pertemuan yang luar biasa, sebab  
kita bisa mendengar pengalaman dari para sesepuh  BSNP”. 
Demikian Titi Savitri anggota BSNP periode III mengawali 
pembicaraannya.
Saat mendengar kata “sesepuh” ada anggota yang komentar, 
“belum sepuh kok”. 
Bu Titi dan para peserta rapat langsung diam sejenak sebab  
merasa ada kata-kata yang kurang pas. Tetapi, tiba-tiba Pak 
Bambang Soehendro memecahkan keheningan ini  dengan 
memberikan pertanyaan (jokes). 
“Usia lanjut itu singkatannya lansia atau sialan?”, ucapnya seraya 
menambahkan itu terserah saja tinggal mau pakai singkatan yang mana. 
Gerrr… suasana jadi hidup kembali.  
--------- 



Salah satu anggota BSNP yang menjadi perhatian menjelang 
acara makan siang adalah Prof. Edy Tri Baskoro. Sebab gaya rambut 
Pak Edy saat itu agak berbeda dari biasanya. 
“Pak Edy hari ini nampak lain ya gaya rambutnya”, komentar Pak 
Jamaris Jamna. 
“Lho Pak Edy itu orangnya dari dulu sampai sekarang selalu 
Modis”, ucap Pak Bambang Soehendro.
Semua anggota BSNP terdiam dan saling mengarahkan 
pandangan ke Pak Edy yang saat itu memakai baju batik warna 
hijau lengan pendek. Namun, tiba-tiba Pak Bambang Soehendro 
memberi penjelasan, “Modis itu Modal Diskon”. 
Langsung saja semua tertawa. Hahaha...
--------- 



Standar yang dikembangkan BSNP jika sudah ditetapkan 
menjadi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bersifat 
mengingat. 
“Mengikat itu artinya seluruh satuan pendidikan di Indonesia, 
mulai dari Aceh sampai Papua, harus mengacu kepada standar 
ini ”, ucap Edy Tri Baskoro dengan nada serius. 
Mendengar ucapan ini , Bambang Soehendro yang duduk persis 
di samping kiri Edy Tri Baskoro langsung menimpali. 
“Maksudnya seluruh sekolah harus mengacu supaya jangan 
mengacau?”.
 Gerrr…suasana jadi gempar lagi. 
--------- 




Suharsono mantan Sekretaris BSNP periode I mengusulkan 
kemungkinan perlunya penerapan standar ISO dalam pelayanan 
BSNP kepada masyarakat. Dengan adanya sertifikat ISO, menurut 
Suharsono, BSNP akan lebih dikenal lagi oleh masyarakat nasional 
dan internasional.  
“Pada masa mendatang, BSNP perlu menjajaki kemungkinan 
diterapkannya standar ISO di dalam manajemen internal BSNP meskipun lembaga ini sudah memiliki tata kelola organisasi 
tersendiri”, ungkap Suharsono. 
Lagi-lagi Bambang Soehendro yang duduk di sebelah kanan 
Suharsono langsung berkomentar. 
“ISO ora ISO kudu ISO”, ucap mantan Dubes RI untuk UNESCO 
ini . 
 Gerrr…
--------- 



Menjelang potong tumpeng, Hafidz Muksin mengatakan bahwa 
tumpeng ini adalah simbol rasa kesyukuran kepada Allah yang telah 
memberikan berbagai nikmat, rezeki, dan petunjuk   kepada kita 
semua sehingga program BSNP dapat berjalan dengan baik. Dengan 
alasan ini, acara potong tumpeng diawali dengan doa bersama. 
“Mohon Pak Bambang Suryadi berkenan memimpin doa”, ucap 
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BSNP ini . 
Usai pembacaan doa, Pak Suharsono langsung bekomentar, “Bambang 
itu memang populer, memang. Pada periode pertama BSNP ada Bambang 
Soehendro.  Menteri Pendidikan Nasional saat itu juga Bambang Soedibyo 
dan sekarang ada Bambang Suryadi”. 
“Maksudnya nama populer itu nama pasaran?”, ucap Pak Aman 
yang langsung disambut  dengan tawa oleh seluruh anggota. 
--------- 



“Selanjutnya, mohon Ketua BSNP Pak Zainal A. Hasibuan 
untuk mengawali pemotongan   tumpeng dan diserahkan kepada 
Pak Bambang Soehendro Ketua BSNP Periode I”, ucap Pak Hafidz 
sambil memberi isyarat dengan jari jempol. “Saya ini selalu grogi dan gak PD (percaya diri) dalam acara 
seperti ini kalau diminta baca doa atau motong tumpeng”, ucap Pak 
Ucok panggilan akrab Zainal A. Hasibuan.
Semua anggota BSNP langsung terdiam dan mengarahkan 
pandangan mereka kepada Pak Ucok yang sudah melangkah 
mendekati posisi tumpeng.
“Saya nggak PD sebab  saya kidal”, ucap Pak Zainal memecahkan 
keheningan seraya meminta Bu Kiki salah satu anggota untuk 
memotongkan tumpeng. 
Tentu saja seluruh hadirin tertawa lagi. 
--------- 



Salah satu anggota BSNP periode II adalah Farid Anfasa Moeloek 
yang biasa dipanggil  Pak Moeloek. 
Selama acara berlangsung, suami dari Nila Djuwita Moeloek 
Menteri Kesehatan dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK ini  sangat 
aktif dan kontributif. 
“sebab  nama saya Moeloek, otak saya mungkin muluk-muluk”, 
ungkap mantan Menteri Kesehatan pada Kabinet Reformasi 
Pembangunan di bawah kepemimpinan B.J. Habibie, mengakhiri 
pembicaraannya.  
Tentu saja seluruh hadirin langsung tertawa. 
--------- 



Selain nama Bambang, di antara anggota BSNP periode II juga ada 
nama yang mirip, yaitu Pak Djemari Mardapi dari UNY dan Pak Jamaris 
Jamna dari UNP.  Bagi Pak Ucok, panggilan akrab Zainal A. Hasibuan 
yang memimpin rapat, masih agak sulit membedakan dua nama ini.Silahkan Pak Jamaris untuk menyampaikan pandangannya 
terlebih dahulu dan kemudian Pak Djemari”, ucap Pak Ucok. 
sebab  salah sebut, salah satu anggota langsung mengingatkan, 
“ Pak Djemari, bukan Pak Jamaris”. 
“O, maaf. Bagi saya Pak Djemari dan Pak Jamaris ini seperti 
kakak adik”, ucapk Pak Ucok. 
“Dia  (Djemari) lebih senior dari  saya. Jadi silahkan lebih dulu bicara”, 
ucap Pak Jamaris yang disambut dengan tawa para peserta rapat. 
--------- 



Pada hari kedua kerja awal Ferbuari 2014, Bu Sri salah satu anggota 
grup WhatsApp Sarpraser BSNP kirim pesan sebagai berikut.
”Maaf...BUAT YANG SUKA NGOPI”, demikian Bu Sri dari 
IPB mengawali postingnya pada hari Selasa malam (4/2/14) 
yang diikuti dengan cerita dalam bahasa Jawa sebagai berikut.
Slamet mertamu nang omahe Faisol disuguhi kōpi. Jarene kōpine 
énak tenan, soalé Faisol ngelem kōpi sing disuguhno. Slamet 
akhire nyruput kōpine sampek entek, soale penasaran karo rasané.
Slamet, karo merem2 ngrasakno : Iki kōpi opo thō Sol? Kōk 
rasané rodo kecut?
Faisol : Iku kōpi istimewa, mèh podo karo kōpi luwak sing larang 
iku.
Slamet : Woo ngono thō, kōpi opo jenengé?
Faisol : Kōpi kucing, aku gawé déwé iki.
Slamet : Opo’o kok jenenge kōpi kucing??
Faisol : Soale diolah lewat kucing. Kōpi luwak kan kōpine dipangan 
luwak ndisik sakdurunge diolah, kōpi kucing iki yo dipangan kucingndisik sakdurungé diolah dadi kōpi bubuk.
Aku terinspirasi karo kōpi luwak, cuman bèn gampang aku gawe kucing ae.
Slamet : Lah opo kucing doyan kōpi to Sol??
Faisol : Sakjane yow ora, kōpine tak gerus rodo kasar ndisik, trus tak 
campur iwak asin, mari ngono tak pakakno kucing.
Slamet wetengé wis mulai rodo mules : Terus piye prosese Sol..??!
Faisol : Kopine khan metu bareng tèk kucing, gerusan kōpiné 
disAring, dikumbah, terus dipépé sampek gAring, trs digiling manèh 
sampek alus dadi kopi bubuk.
Lha iki yo kebetulan awakmu sing pertama nyubak kōpi kucing iki, 
ωōng yo durung onok sing tak suguhi kōpi kucing iki, aku déwé arep 
nyoba kok yo gak kolu..
Yo’opo Met, rasané..?
Slamet: Djanncuukkkkk...seetaaaannn kowe sol..JuuuaaanggkrriKk..
Iki duduk Kopi Kucing jenenge Sol, tapi nek iki yo Taek Kucing 
jenenge....:
Mengingat cerita ini  ditulis dalam bahasa Jawa, seorang anggota 
sarpraser dari Surabaya, Pak Ganden langsung komentar,” Huahuahua... 
Pasti Pak Denny nggak ngerti”.
Pak Ganden menulis demikian sebab  dia tahu bahwa Pak Denny 
adalah anggota Sarpraser yang notabene dosen ITB dan domisili di 
Bandung. Menurut Pak Ganden, Pak Denny mesti Sunda banget alias 
ora Jowoni.
Tidak disangka-sangka, tiba-tiba Pak Denny langsung merespon.
“Aku yo ngerti,  rong taun neng yojo....”
“Piye, gelem ora kopi taek kucing. ...?” ucap Pak Denny lagi.
Merasa anggapannya salah terhadap pak Denny, Pak Ganden 
menyaut, “Huahahaha Pak Denny memang hebat. Ngomong Jowo logat 
Bandung”
Dari Ciputat, Bambang, nimbrung. “Aku pesen kopine sak cangkir yo”. 
Sementara Pak Ganden di Surabaya ketawa ngakak. Kok ada juga orang 
yang pesen kopi kucingMerasa pesanannya gak direspon, Bambang komentar lagi, “Lho 
sak jane sing dodolan kopi sopo tah iki?”.
Usai ketawa ngakak, Pak Ganden nimbrung lagi, “Bu Sri”.
Sayangnya Bu Sri gak merespon cukup lama setelah mengirim 
cerita ini . Maka Bambang protes, “Lha dipeseni kok meneng 
wae. Sak jane serius opo ora tah dodolane?”.
Bu Anita, dokter gigi dari UNAIR, setelah baca posting-an 
ini  akhirnya nimbrung juga.
“Lo bu Sri saiki dodolan kopi ta?”, ucapnya.
Merasa sudah diserang dengan berbagai pertanyaan, Bu Sri 
akhirnya muncul juga dengan berbagai alasan. “Ssssstttt tenang lagi 
difermentasi pak Ganden...disaring cara terbaru... Sabar nggeh pak 
Bambang nunggu dipublikasi dulu..”.
Untuk meyakinkan Pak Bambang supaya tidak merasa lama 
menunggu, Bu Sri memberi argumen lain.
“Juga nunggu perhitungan harga secangkirnya berapa...pak Edy 
Guru Besar Matematika ITB belum bisa menghitung...”.
Sayangnya setelah 24 jam pesanan disampaikan, Pak Edy yang 
mendapat tugas dari Bu Sri untuk menghitung harga secangkir kopi 
gak muncul-muncul. Tidak tahu mengapa. Apakah masih mencari 
rumus matematika yang cocok untuk diterapkan pada kopi kucing 
atau memang lagi sibuk.
Sementara, bu Kiki dari UNSRI Palembang, hari Rabu pagi (5/2/14) 
menyimpulkan obrolan di warung kopi kucing para Sarprasers.
 “Ada-ada saja..... Lucu banget dan komentar Sarpraser lebih 
lucu. Makasih Bu Sri...”.
Ternyata kesimpulan Bu Kiki bukan akhir dari obrolan Sarprases 
ini . Dari Sendai Jepang, Prof. Edy yang sedang melakukan 
penelitian menyapa para Sarprasers.
“Selamat pagi semuuuaaa…Selamat makan pagi dan terus 
beraktivitas…Salam dari Sendai nan cerah pagi ini” ucap Pak Edy 
sambil mengirimkan foto menu sarapan pagi. 
Thanks to all Sarprases for being good friends and having good 
sense of humor. 27. SELAMAT NGECENG
Pak Ganden pada saat para sarprasers ngobrol via WhatsApp 
sedang berada di Tretes. Ada acara liburan keluarga. 
“Pak Eko, saya jadi ketagihan fotografi nih”, ungkap Pak Ganden 
mengawali pembicaraan. 
“Selamat ngeceng, Pak Ganden. Nikmati segala pemandangan. 
Kalau mau hunting ajak-ajak saya”, jawab Pak Eko. 
Bu Ari yang jeli dengan penggunaan bahasa langsung nimbrung. 
“Wah…untung Pak Eko gak salah tulis ya Pak Ganden”, ungkapnya. 
Note: Tanyakan ke Bu Ari, salah tulis apa yang dimaksud itu.
--------- 



Sejenak sebelum rapat pleno BSNP (11/2/2014), Edy Tri Baskoro,
Ketua BSNP saat memimpin rapat memulai pembicaraan sbb:
Untuk menangani banjir di Jakarta, seharusnya Pak Jokowi 
mengeluarkan SK. 
“SK apa pak?”, Tanya seorang anggota rapat
“SK Berhenti Banjir”, jawabnya.
“Tidak cukup dengan SK Gubernur, namun harus dengan Perpres”, 
sahut anggota BSNP yang lain. 
Semua hadirin jadi tertawa semua. Hahahaha
--------- 



Dalam grup Whatsapp BSNP 2014, suatu saat, salah satu anggota 
mengirim berita tentang Presiden Amerik
a. Judulnya adalah 
“Obama temporarily barred from Air Force One due to durian￾breath” diikuti dengan alamat situs berita ini . 
Posting ini  mendapatkan banyak respon dari anggota. �
Berikut ini percakapannya. 
Anggota 1: “Bagaimana caranya memasukkan alamat website ke 
WA?”
Anggota 2: “Saya hanya copy and paste saya, Pak.”
Anggota 1: “Yang saya tanya, bagaimana dapat copy and paste. 
Saya coba di Lumia tidak ada fitur itu. Mungkin Lumia 
saya tidak lengkap.”
Anggota 2: “Bapak sudah waktunya hijrah ke Android.”
Anggota 3: “Kalau dengan Samsung jadi lebih mudah. Nampaknya 
Bapak perlu ganti Samsung.”
Anggota 4: “Dengan Blackberry 10 juga mudah.”
Anggota 1: “Nanti kalau Lumia saya sudah rusak saya ganti 
Samsung. Sekalian tunggu model baru. Lumia kalah 
pintar rupanya.”
Anggota 3: “Ada Lumia yang baru. Namanya LUNIAMAYA. Ini 
yang lebih hot.”
Anggota 1: “Wah…. Kalau itu mahal sekali. Tambah sulit lagi.” 
Semuanya langsung menulis. Hahaha… Real joke in the morning. 
---------