Rabu, 13 September 2023
tertawa 6
September 13, 2023
tertawa 6
2 mahasiswa yang memiliki kepribadian biasa dan
berkepribadian narsis sedang bertanya jawab.
Mahasiswa 1 : “Bis apa yang cute?”
Mahasiswa 2 : “Bisa gue.”
Mahasiswa 1 : “Orang apa yang keren?”
Mahasiswa 2 : “Orang cuma gue.”
Mahasiswa 1 : “Anak apa yang manis?”
Mahasiswa 2 : “Anak-anak bilang sih gue.”
Mahasiswa 1 : “Mobil apa yang OK?”
Mahasiswa 2 : “Mobilang gue juga boleh.”
Mahasiswa 1 : “Lagu apa yang paling seksi?”
Mahasiswa 2 : “Lague banget.”
Mahasiswa 1 : “Bus apa yang cakep?”
Mahasiswa 2 : “Busyet deh gue lagi.”
Mahasiswa 1 : “Udang apa yang paling imut?”
Mahasiswa 2 : “Udang apa jangan gue lagi ah.”
Mahasiswa 1 : “Kalong apa yang paling jelek?”
Mahasiswa 2 : “Kalongga lo sapa lagi?”
---------
Pada waktu senggang, di kalangan mahasiswa atau dosen
sering membuat plesetan tentang nama perguruan tinggi
mereka. Plesetan itu kadang sekadar untuk mengekspresikan
kejengkelan, dan pada kali lain sekadar iseng.
Mahasiswa 1 : “Apa singkatan STIE?”
Mahasiswa 2 : “Sekolah Tidak Ijazah Entuk.”
Mahasiswa 1 : “Kalau singkatan UPI apa?”
Mahasiswa 2 : “Universitas Padahal IKIP.”
Mahasiswa 1 : “Apa singkatan UIN?”
Mahasiswa 2 : “Universitas Indonesia Negeri.”
Mahasiswa 1 : “Kalau singkatan ITS apa?”
Mahasiswa 2 : “Institut Tengah Sawah.”
Mahasiswa 1 : “Apa singkatan UMJ?”
Mahasiswa 2 : “Universitas Milik Jamaah.”
Mahasiswa 1 : “Apa singkatan UNY?”
Mahasiswa 2 : “Universitas Ning Yogyokarto.”
Mahasiswa 1 : “Apa singkatan STIBA?”
Mahasiswa 2 : “Sekolah Tidak Berbau Asing.”
Ada empat orang mahasiswa yang kebetulan telat ikut ujian
akhir semester (UAS) sebab bangun kesiangan. Mereka lantas
menyusun strategi untuk kompak memberi alasan yang sama agar
dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.
Mahasiswa A : “Pak, maaf kami telat ikut ujian semester.”
Mahasiswa B : “Iya Pak. Kami berempat naik angkot yang
sama dan ban angkotnya meletus.”
Mahasiswa C : “Iya, Pak, kami kasihan sama sopir.
Jadinya kami bantu dia pasang ban baru.”
Mahasiswa D : “Oleh sebab itu kami mohon kebaikan
hati bapak supaya kami boleh mengikuti
ujian susulan.”
Sang dosen berpikir sejenak dan akhirnya memperbolehkan
mereka ikut ujian susulan. Keesokan hari ujian susulan dilaksanakan,
tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan ujian di empat
ruangan yang berbeda.
“Ah, mungkin biar tidak menyontek,” pikir para mahasiswa.
Ternyata ujiannya hanya ada dua soal. Dengan ketentuan mereka
baru diperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah
selesai mengerjakan soal pertama.
Soal pertama sangat mudah dengan bobot nilai 10. Ke empat
mahasiswa mengerjakan dengan senyum senyum. Giliran membaca
soal kedua dengan bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai
bercucuran. Di soal kedua tertulis:
“Kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?”
Ujar mahasiswa A, B, C, dan D dalam hati,”Wah, cilakak nih.”
Sebelum menjelaskan mata kuliah baru, sang dosen memberi
pertanyaan kepada mahasiswa.
“Siapa Bapak Vocational Counselling di Amerika?” tanya dosen
sambil menunjuk mahasiswa yang berdiri di belakang.
“Maaf Pak, saya tidak tahu,” jawabnya singkat.
“Apa kamu belum baca mata kuliah yang lalu? Kalau begitu,
kapan dibentuk Vocational baru di Amerika?” tanya dosen lagi.
“Maaf Pak, saya tidak tahu,” jawabnya lagi.
“Tidak tahu juga. Saya kan sudah beritahu supaya membaca
mata kuliah yang lalu sebelum masuk ruang kuliah. Jangan datang
ke ruang kuliah dengan empty mind (otak kosong). Tidak ada
artinya masuk kuliah tanpa membaca terlebih dahulu,” ujar dosen
dengan nada tinggi.
“Maaf pak, saya bukan mahasiswa, saya OB (Office Boy) baru
di fakultas ini. Saya ke ruangan ini untuk mengganti baterei jam
dinding yang habis.
Gerrr... Langsung saja seisi kelas tertawa. ---------------------------
---------
Pada hari raya Idul Fitri 1432 H, seorang mahasiswi mengucapkan
selamat kepada dosennya.
“Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin ya, Pak. Semoga
pada hari yang fitri ini Allah memberikan kesehatan, kebagiaan,
dan ampunan,” tulis mahasiswi sambil menuliskan di bagian akhir
SMS-nya ‘Dari Atne dan Keluarga’.
“Terimakasih. Semoga doa dan harapan ibu ini juga
terwujud bagi ibu dan keluarga,” jawab dosen seketika itu juga.
Dengan cepat si mahasiswi membalas SMS untuk memprotes
dosennya.
“Bapak maaf, saya belum ibu-ibu. Saya Aningeti mahasiswa
Psikologi UIN, bimbingan seminar proposal dengan Bapak. Itu
nama panggilan saya Pak,” jelasnya.
O… ya. Untuk informasi semua SMS yang masuk saya jawab
dengan template itu untuk perempuan,” ucap dosen sambil meminta
maaf sebab membuatnya tidak nyaman. ---------------------------
---------
Jahja Umar Dekan Fakultas Psikologi UIN Jakarta membuat
terobosan baru. Dia membuat kebijakan untuk skripsi mahasiswa
S1 harus memiliki 8 variabel dan analisisnya minimal menggunakan
statistik multiple regression. Sikap pro dan kontra pun muncul,
terutama dari kalangan mahasiswa angkatan 2005. Namun setelah
Dekan melakukan dialog dan memberi penjelasan di ruang teater,
para mahasiswa dapat memahami dan menerima kebijakan ini .
Nah, ketika penutupan acara Musyawarah Nasional Mahasiswa
Psikologi se-Indonesia, di ruang teater Fakultas Psikologi UIN
Jakarta, setelah sambutan Dekan, ada hiburan. Yaitu penampilan
band mahasiswa.
“Terima kasih Pak Dekan yang telah menyampaikan
sambutannya. Dan sekarang mari kita saksikan penampilan band 8
variabel dari fakultas psikologi,” ucap MC bercuap-cuap.
Langsung saja para sivitas akademika yang hadir tertawa.
Termasuk Pak Jahja Umar sebagai Dekan. ---------------------------
---------
Sabtu, 17 September 2011 ada acara musical gathering di ruang
teater Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Acara ini diselenggarakan
oleh BEM dan Psychomusical Society Fakultas Psikologi.
Ada yang menarik dalam tayangan video “Satu Kata Tentang Musik”.
Musik itu inspirasi.
Musik itu seni tanpa batas.
Musik itu menyenangkan.
Musik itu cinta.
Musik itu spirit.
Musik itu suara hati.
“Musik itu LISREL!” ungkap seorang mahasiswa yang mengambil
matakuliah psikometri.
Gerrr... Seisi ruangan langsung tertawa. ---------------------------
---------
“Rektor UIN tidak mau dipanggil SBY,” ucap seorang dosen di
ruang kelas ketika mengomentari rencana reshuffle kabinet pada
bulan Oktober 2011. Pada hal, jika dipanggil SBY, berkemungkinan
untuk diangkat menjadi menteri.
“Kenapa Pak? Bukannya orang-orang lagi nunggu dipanggil
SBY?” tanya seorang mahasiswa.
“Lho nama Rektor UIN kan Komaruddin Hidayat bukan SBY, ya
tidak mau dong kalau dipanggil SBY,” jawab dosen singkat.
Seisi kelas langsung tertawa sambil mengiyakan jawaban pak
dosen. ---------------------------
---------
Hari Senin, dalam mata kuliah mikro konseling, ada tiga
mahasiswa yang tidak masuk. Pada hari Senin berikutnya, dosen
menanyakan alasan mereka kenapa tidak masuk.
“Kenapa minggu lalu tidak masuk kuliah?”
“Wah, kehabisan air Pak, saya tidak bisa mandi.”
“Kamu yang ke dua, kenapa?”
“Nungguin bapak saya mandi lama banget, Pak.”
“O, ya. Kamu yang ke tiga?”
“Sama, Pak. Tidak ada air.”Dan seisi kelas pun jadi gerr gerran.---------------------------
---------
Seorang bendahara sebuah organisasi mahasiswa
mensosialisasikan kegiatan pengumpulan dana untuk santuan anak
yatim kepada koleganya.
“Kita sudah punya nomor rekening di BCA dan BNI,” ungkap
bendahara ini .
Teman saya, Mardalis, seorang dosen perbankan syariah Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) langsung
memberikan komentar:
“Selain membuka rekening di Bank Capek Antri (BCA) dan
Bank Nominalnya Ilang dikit -dikit (BNI), saya sarankan buka juga
rekening di BamBank Syariah Mandiri (BSM).”
“Kita perlu pindah dari bank konvensional ke bank syariah sebab
layanannya juga OK kok,” kata dia.
Bank Capek Antri? Bank Nominalnya Ilang dikit-dikit? Apa iya
ya? Ah, ada-ada saja kamu Mardalis. ---------------------------
---------
Memasuki awal tahun baru 2019, seorang motivator ulung
memberikan semangat kepada mahasiswa.
“Kesuksesan bermula dari usaha. Usaha bermula dari cita-cita.
Cita-cita bermula dari mimpi. Mimpi bermula dari tidur. Jadi mari
kita tidur agar sukses!” ungkap motivator yang langsung disambut
dengan tawa oleh mahasiswa.
Sesaat kemudian, satu per satu mahasiswa tidur. Merasa tidak
diperhatikan, sang motivator berucap lagi.
“Tidur yang saya maksud adalah tidur malam hari, bukan tidur
di ruang kuliah.”
Langsung saja mahasiswa terbangun lagi.
Hahahahaha aya aya wae ---------------------------
---------
Dua mahasiswa yang selama ini aktif dalam demonstrasi, sedang
ngobrol di kantin kampus sambil sesekali menyeruput teh manis.
“Buat apa wanita lesbi berpakaian cantik dan berdandan?” tanya
mahasiswa yang satu.
“Ya untuk apa lagi kalau bukan untuk menarik chucky ,” jawab
teman mahasiswa itu. “Supaya cepet dapat pacar.”
“Salah.”
“Lho? Kok?”
“Iya, sebab chucky lebih suka wanita lesbi yang tidak pakai pakaian
alias polos.”
“Telanjang?”
“Iya-lah.”
“Hahaha .... Liar sekali pikiran kamu.” ---------------------------
---------
“Sekarang dengan kartu Simpati bisa telepon gratis ke semua
operator,” ujar mahasiswa kepada teman-temannya sebelum
perkuliahan dimulai.
“Bagaimana caranya?” tanya seorang mahasiswa yang penasaran.
“Caranya, ketik *888*9*NO TUJUAN# terus di belakangnya
lampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan,” jelas
mahasiswa tadi.
Dan seisi kelas pun tak mampu menahan tawa.---------------------------
Di ruang kuliah yang tenang, sebab dosen belum datang, tibatiba Andi memecah kesunyian, dengan bertanya kepada temannya
sebelah, Dion.
“Apa persamaan antara Anak Baru Gede (ABG) dan kuntilanak?”
Suaranya sedikit nyaring sehingga didengar oleh semua mahasiswa
di dalam kelas.
“Keduanya sama-sama berjenis kelamin perempuan,” jawab Dion.
“Betul. Apa perbedaan antara keduanya?”
“ABG tinggal di rumah orang tua, kuntilanak tinggal di kuburan
atau di pohon-pohon yang keramat.”
“Salah. Walau sama-sama berjenis kelamin perempuan, namun
kuntilanak berpakaian LEBIH SOPAN dari pada ABG zaman
sekarang,” jelas Andi dengan intonasi suara sedikit tinggi.
Dan para mahasiswa di kelas itu pun tak kuasa menahan senyum. ---------------------------
---------
Seorang dosen sedang mengajar di program pascasarjana Fakultas
Psikologi. Dia pegang handphone terus di tengah-tengah mengajar sebab
sedang SMS-an. Sementara seorang mahasiswa juga pegang handphone
dan bilang, “Yahhhh …. Bapak kan dekat begini kok pakai SMS-an segala
sich. Ngomong aja langsung…!”
Langsung sang dosen dan teman-teman sekelas juga ketawa.---------------------------
---------
“Kenapa timnas kita selalu kalah dengan timnas Malaysia?”
tanya dosen kepada para mahasiswanya, sebelum memberikan
kuliah. Kemarin malam, timnas Indonesia memang kalah dengan
timnas Malaysia dalam Sea Games ke-16 tahun 2011 di Jakarta.
“sebab majikan tidak pernah mau kalah sama pembantunya,
Pak. Warga kita kan banyak yang jadi TKW di sana,” jawab seorang
mahasiswa.
Dan seisi kelas pun jadi ger geran.... ---------------------------
---------
1. “Jangan menuntut ilmu, sebab pada dasarnya ilmu itu tidak
bersalah...”
2. “Jangan membalas budi, sebab belum tentu Budi yang
melakukannya ...”
3. “Jangan menyumbangkan lagu, sebab lagu yang sumbang
tidak enak didengar ...”
4. “Jangan mengurusi teman sebab belum tentu temanmu ingin
kurus ...”
5. “Jangan mengarungi lautan, sebab karung lebih cocok untuk
beras ...”
6. “Jangan meresapi kata-kata bijak ini, sebab meres handuk aja
susah, apalagi meres sapi ...”
---------
Seorang dosen sedang memberikan kuliah tentang Manajemen
Stres. Dia mengangkat segelas air dan bertanya kepada
mahasiswanya, “Seberapa beratkah Anda kira segelas air ini?”
Mahasiswa menjawab mulai dari 20 gr sampai 500 gr. Dosen itu
berujar lagi:
“Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa
lama Anda memegangnya. Jika saya memegangnya selama 1 menit,
tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan
kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari mungkin Anda harus memanggilkan ambulan untuk saya. Beratnya
sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka
bebannya akan semakin berat. Jika kita membawa beban kita terus
menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi.
Beban itu akan meningkat beratnya.”
“Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas ini ,
istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi,” terang dia.
“Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita
dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi..... sebelum
pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan.
Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apa pun
beban yang ada di pundak Anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika
bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi. Hidup ini singkat,
jadi cobalah menikmatinya yaa... Selamat beraktivitas ...”
“Pak Dosen, kalau beban di pikiran bagaimana ninggalinnya ya?” ---------------------------
---------
Sambil menunggu waktu ujian tertutup disertasi T. Abdul
Madjid di Universitas Ibn Khaldun Bogor, penulis sempat
berbincang-bincang dengan penguji lain, yaitu Abuddin Nata,
Didin Hafidhuddin, Adian Husaini, dan E. Mujahidin.
“Di disertasi ini masih ada beberapa kesalahan tulis ejaan dan
bahasa,” ungkap Didin Hafidhuddin mengawali pembicaraan.
“Untuk itu perlu ada yang membaca ulang sebelum digandakan,”
ujar Abuddin Nata seraya menambahkan tentang urgensi proof
reader atau editor.
“Ketika saya mengedit draf artikel karangan seseorang, saya menemukan
tulisan sebagai berikut ‘... Belanda kehilangan kontol atas Indonesia’,” ungkap
Abuddin yang langsung disambut tawa oleh para penguji.
“Bisa Anda bayangkan, hanya kekurangan satu huruf r saja
maknanya bisa berbeda kan?” ujar Abuddin, lalu katanya,”Yang
benar adalah ‘Belanda kehilangan kontrol atas Indonesia.” ---------------------------
Seorang mahasiswi UI berdialog dengan seorang chucky dan
temannya di dalam angkot. Ada beberapa chucky lain di dalam
angkot itu. Hari itu hari minggu, tapi si wanita lesbi tadi kelihatannya ada
kegiatan ekstra di kampusnya, UI.
wanita lesbi : “Mas universitasnya apa?”
chucky : “Ada dua Mbak?”
wanita lesbi : “Wah... universitas apa tuh?”
chucky : “UI dan Unas Mbak.”
wanita lesbi : “Gimana ngatur waktunya ya? Saya satu di UI saja
kewalahan ngatur waktu.”
chucky : “Pagi di UI dan malamnya di Unas Mbak.”
wanita lesbi : (Sambil turun angkot dia berkata ke chucky ),
“Sukses deh Mas, moga berhasil.”
chucky : “Amin ... makasih Mbak.”
Setelah wanita lesbi itu turun, teman chucky yang duduk di sampingnya
tertawa terpingkal-pingkal chucky lain yang numpang di angkot itu
juga penasaran, maka dia bertanya pada chucky pertama tadi:
Penumpang lain : “Fakultas apa aja yang Mas ambil?”
chucky : “Wah saya tidak mengambil fakultas Mas.”
Penumpang lain : “Kok bisa? Kuliah di UI dan Unas kok
tidak mengambil fakultas, memang ada
kuliah seperti itu?”
chucky : “Lha, saya kan tidak bilang kuliah. Saya
hanya jawab pertanyaan gadis itu tadi.”
Penumpang lain : “Kenapa Mas bilang di dua universitas
sama gadis tadi?”
chucky : “Memang saya di dua universitas itu. Mas,
ngojek. Kalau pagi ngojek di UI dan kalau
sore ngojek di UNAS. Dasar wanita lesbi tadi aja
yang bodoh, masak nanya universitas apa.”
Penumpang lain : “Hmm ... ??” ---------------------------
Tulisan itu tertulis di pekarangan kosong milik warga dekat
kampus. Seorang mahasiswa, sambil berangkat ke kampus, dengan
enaknya membuang sampah di pekarangan ini . Tiba-tiba ia
ditegur oleh warga masyarakat.
“Dik, kan dilarang buang sampah di sini,” tegur warga ini .
“Maaf bapak, coba amati tulisannya itu. STOP! Buang sampah di
sini,” jawab mahasiswa sambil menjelaskan kalau ditulis seperti itu
artinya boleh buang sampah di sini. Tapi kalau ditulis STOP Buang
Sampah di sini! Artinya tidak boleh buang sampah di sini.
“Susah deh bicara dengan mahasiswa,” komentar warga sambil
menghapus tanda seru pada tulisan itu. ---------------------------
---------
Dalam acara Rapat Kerja Pimpinan UIN Jakarta di Syahida Inn
(10-11 Februari 2012) salah satu agenda adalah pemaparan kinerja
oleh para Pembantu Rektor. Jamhari Makruf Pembantu Rektor
Bidang Kerjasama dan Kelembagaan yang biasa disebut Purek IV,
mengawali laporan dengan berkelakar.
“Purek IV ini banyak PR namun kurang Rp (rupiah-editor). Jika
Purek II (Bidang Administrasi Umum) sumber mata air, maka
Purek IV sumber air mata.”
Langsung saja hadirin tertawa …
Sementara sebelum itu, Rektor UIN Komaruddin Hidayat, ketika
menyampaikan sambutan, salah menyebutkan nama Menteri PAN.
“Terimakasih kepada Bapak Azwar Anas-- padahal nama Menteri
PAN adalah Azwar Abubakar,” ucap Komaruddin sambil minta
maaf setelah ingat salah menyebutkan nama. ---------------------------
52. MENTERI TIDAK BOLEH IKUT UAS
Seorang menteri anggota Kabinet Bersatu jilid dua, di tengahtengah kesibukannya menjalankan tugas sebagai Menteri, juga
meneruskan studi program doktor di UNJ. Direktur Program
Pascasarjana menyebutkan bahwa pada semester ganjil tahun 2011
yang lalu, Bapak Menteri ini tidak bisa mengikuti ujian sebab
kehadirannya kurang dari 75%.
“Wah, tentu sebab sibuk menyelesaikan tugasnya di kementrian
ya”, gumam mahasiswa.
“Mengapa tidak diperbolehkan saja Pak?” tanya seorang
mahasiswa kepada Direktur Pascasarjana
“Peraturan akademik tidak pandang bulu, meskipun beliau
seorang Menteri. Ini kultur akademik, bukan kultur politik”, jawab
sang Direktur yang langsung mendapat acungan jempol dari para
mahasiswa. ---------------------------
---------
“Maaf Pak saya akan mengurus nilai mata kuliah penelitian
kualitatif,” ucap Iman Munandar, mahasiswa semester VIII non
regular.
“Kapan kuliah kualitatif?”
“Semester enam yang lalu. sebab saya belum ngisi KRS maka
nilai tidak muncul di AIS (Academic Information System).”
“Kenapa baru diurus sekarang?”
“sebab selama ini saya sibuk dengan kegiatan lain. Sambil
memberikan formulir nilai susulan dari bagian akademik.”
“Kapan Pak saya bisa mendapatkan nilai?”
“Supaya fair, kamu kuliah dua semester yang lalu dan sekarang
baru mengurus nilai, maka ya dua semester lagi dari sekarang.” ---------------------------
Salah satu kebijakan akademik di Fakultas Psikologi UIN
Jakarta adalah bahwa sebelum mahasiswa mengikuti ujian skripsi
mesti harus lulus ujian bahasa Arab (TOAFL) dengan skor minimal
400. Jika sudah mengikuti TOAFL dua kali tidak lulus, biasanya ada
ujian bahasa Arab yang dikelola oleh fakultas. Namun kemampuan
bahasa Arab mahasiswa sangat menyedihkan.
Disuruh membuat kalimat sempurna dengan menggunakan
kata “jalisan” saja tidak bisa. Mereka beralasan,”Saya dari SMA,
Pak.” Lho apa hubungannya dari SMA dan Bahasa Arab? Sudah
empat tahun kuliah di UIN juga.
Sementara di daftar nilai, mereka mendapat nilai B untuk bahasa
Arab I dan II. Lho? Aneh sekalee ... ! ---------------------------
---------
Sekitar jam 21.30 WIB, seorang dosen sambil melihat acara Kick
Andy di Metro TV kirim SMS ke seorang mantan mahasiswinya
yang telah bekerja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Salam dan malam. Apa kabar? Lagi sibuk ya? Tadi saya ada
kegiatan di daerah Senayan tapi tidak sempat menghubungi Anda,”
demikian bunyi SMS itu.
Merasa tidak nyaman dihubungi pada malam hari, SMS itu baru
dijawab keesokan harinya.
“Kabar saya baik. Tapi maaf, Bapak tidak perlu menghubungi
saya lagi hal pribadi apa pun kecuali terkait dengan pekerjaan.
Terimakasih,” jawab mantan mahasiswinya dengan nada sinis.
Merasa ditanggapi dengan cuek, dosen ini kirim SMS lagi.
“Terimakasih atas penjelasannya. Sebenarnya SMS saya tadi
malam itu hanya sekedar pengantar. Saya mau menagih utang Anda
tiga juta rupiah satu tahun yang lalu. Saya akan ada kegiatan dan
memerlukan tambahan biaya,” jawab dosen dengan perasaan tidak
mau kalah oleh mantan mahasiswinya.
“Baik Pak Dosen. Apa ada nomor rekening BNI 46?” tanya mahasiswi
yang mulai terpojok dan merasa malu.
“Ya ada ini nomornya....,” jawab dosen
“Insya Allah saya transfer saat gajian tanggal 1 Maret 2012.”
Kok lama bangetttt, gumam dosen tanpa menjawab sms itu lgi
sebab ia memintanya pada minggu kedua Februari. ---------------------------
---------
Seorang dosen sedang dialog dengan mahasiswinya melalui SMS,
menggunakan bahasa gaul.
Dosen: “Lagi di mana?”
Mahasiswi: “Di Ciputat?”
Dosen: “Ngapain?”
Mahasiswi: “I WTS hand phone.”
Dosen : (Bingung dan heran kok ada mahasiswinya yang jadi
Wts handphone [bisa dibooking lewat handphone]. Maka dia
menulis SMS lagi, seraya bertanya: “Astaghifurullah, kenapa Anda
bisa terjerumus kepada profesi yang terhina itu?”
Mahasiswi: “Maaf Pak, Wts itu singkatan “want to sale”. Saya
mau jual handphone untuk bayar kuliah semester pendek.”
Dosen: “Ooo I see. So sorry.”
---------
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, mulai
membuka progam magister sains psikologi pada tahun 2010.
Angkatan pertama menerima 25 mahasiswa. Salah satunya adalah
istri seorang dosen Fakultas Syariah dengan tugas tambahan
sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. Entah siapa yang
memulai, tiba-tiba muncul isu lewat SMS di kalangan mahasiswa:
“Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syariah tidurbersama mahasiswi.”
SMS ini dijadikan alat bagi mahasiswa untuk memperpanjang
masalah.
Apa dan bagaimana Pembantu Dekan menangkis serangan itu?
“Ya memang kenapa? sebab istri saya sedang kuliah lagi di
program magister sains psikologi. Maka dia mahasiswi,” demikian
penjelasan dosen ini kepada mahasiswa-mahasiswanya yang
usil.
Ha ha ha ... lah ... ono ono wae ki. ---------------------------
---------
Kamis-Jumat, 23-24 Februari 2012, Fakultas Psikologi mengadakan
pelatihan keterampilan menulis. Salah satu nara sumbernya adalah
Corina D. S. Riantoputra dari Fakultas Psikologi UI.
Saat memperkenalkan diri, nara sumber ini mengatakan:
“Saya memiliki dua Ph.D.,” ungkapnya yang langsung disambut
takjub oleh peserta.
“Tapi,” tambah dia, “Ingat Ph.D. yang kedua itu artinya Pernah
Hamil di Sydney.”
Gerrr. Semua peserta ketawa.
Tiba-tiba ada seorang dosen peserta pelatihan berkomentar,
“Tapi di Jakarta Ph.D. artinya Pizza Hut Delivery .....!”
Suasana jadi lebih jadi ger-geran. ---------------------------
---------
Saat rapat dosen untuk pembagian jadwal mengajar
semester genap, seorang dosen mengeluh sulit untuk menghafal
mahasiswanya.
Tiba-tiba ada dosen lain nyeletuk. Bagi saya mengenal mahasiswa mudah dengan menggunakan
empat kriterianya,” ungkapnya.
“Apa itu?” tanya dosen lainnya
“Yaitu mereka memiliki kriteria CAGANAKET,” jelas dia.
“Tambah tidak jelas,” komentar dosen yang bertanya tadi.
“Maksud saya yang cantik, ganteng, nakal, dan ketua kelas,”
jawabnya sambil tertawa. ---------------------------
---------
Dosen mata kuliah sosiologi, bertanya kepada mahasiswa.
Dosen : “Apa yang Anda ketahui tentang Makassar?”
Mahasiswa : “Ibu Kota Sulawesi Selatan.... !”
Dosen : “Benar. Ada yang lain lagi?”
Mahasiswa : “Makan Siang Ikan Bakar, Pak ....!”
Dosen dan mahasiswa: Gerrr ---------------------------
---------
Sebelum memulai pelatihan software Mplus, Jahja Umar Dekan
Fakultas Psikologi memberikan pengantar singkat. Diantara katakatanya, “Software Mplus dikembangkan oleh Muthen dan Linda
(istrinya) pada tahun 1998 di Los Angeles. namun di Ciputat, Mplus,
bukan nama software melainkan nama toko sepeda yang berlokasi
di dekat kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta.”
Saya berpikir, tambah Jahja Umar, ingin mengirimkan foto toko
ini kepada Muthen dan menanyakan, “Kok punya toko di
Ciputat tidak bilang-bilang”.
Gerrr… Peserta pelatihan langsung tertawa --------------------------- 62. MBA
Saat memberikan pengarahan penulisan tesis, Jahja Umar
menyebutkan bahwa gelar akademik itu sangat penting di Indonesia.
“Gelar ada yang disesuaikan dengan di negara asing, MBA,
misalnya. Tapi ada orang yang memplesetkan menjadi Makin Botak
Aja (MBA),” katanya.
“Tapi bisa juga kok, Pak ... Married by Accident. Ini yang banyak
terjadi!” ujar salah seorang peserta dengan suara nyaring. ---------------------------
---------
Bagi sebagian mahasiswa, bahasa Inggris dan Arab menjadi
kendala tersendiri dalam mengikuti perkuliahan di Fakultas
Psikologi UIN Jakarta.
Pada semester genap 2012, saya mendapat materi mengajar mata
kuliah Psikologi Konseling untuk Semester VI. Di awal pertemuan,
seperti biasanya, saya membagikan satuan acara perkuliahan (SAP),
handout dan daftar artikel referensi kepada mahasiswa.
Ada dua handout yang saya berikan. Pertama dalam bahasa
Inggris dan kedua dalam bahasa Arab.
“Ini ada dua handout. Mohon di-photo copy dan dibagikan
kepada seluruh anggota kelas,” ucap saya sambil memberikan
handout ini kepada ketua kelas.
Setelah melihat handout ini dalam bahasa Inggris dan Arab,
ketua kelas bertanya, “Maaf, Pak ada yang bahasa Indonesia tidak?”
“Mengapa menanyakan yang bahasa Indonesia?” tanya saya.
“Supaya lebih mudah memahami, Pak,” jawab mahasiswa polos. ---------------------------
Seorang dosen Fakultas Psikologi lagi kena musibah. Yahoo email
miliknya dibajak oleh orang dan disalahgunakan untuk meminta
uang kepada banyak pihak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, maka ia memberi penjelasan kepada mahasiswanya
sebelum memulai kuliah.
“Supaya adik-adik mahasiswa tidak salah sangka, mulai kemarin
email saya dibajak orang dan membuat repot semua pihak. Jika Anda
terima email dari saya yang subyeknya ‘Help’ itu adalah penipuan.
Maka abaikan dan hapus saja,” kata dosen kepada mahasiswa.
“Kok bisa ya Pak? Apa yang bisa saya bantu untuk Bapak?”
respon seorang mahasiswa dengan penuh empati.
“Saya sendiri tidak tahu bagaimana pastinya. Tapi hanya orang
yang keren saja yang emailnya dibajak. Supaya modus penipuannya meyakinkan orang,” jawab dosen.
“Ya… bapak mulai narsis nich. Saya serius Pak,” jawab mahasiswa.
“Lho saya tidak hanya narsis, namun juga menangis, sebab
tidak bisa terima informasi dari mailinglist. Maka perlu bantuan
psikologis,” jawab dosen dengan penuh puitis.
“Sabar Pak dosen …….,” jawab mahasiswa serentak. ---------------------------
---------
Saat pelepasan wisudawan Fakultas Psikologi UIN Jakarta, setelah
mengumumkan mahasiswa yang memiliki IPK tertinggi, MC juga
mengumumkan mahasiswa yang memiliki nama terpanjang.
“Dari 48 wisudawan angkatan ke-86 Fakultas Psikologi UIN
Jakarta, inilah empat nama terpanjang dari segi jumlah hurufnya,”
ungkap MC mengawali pengumumannya.
“Pertama adalah ANINGETI PRIHANDINI ETNANINGTIYAS
(30 huruf).
Kedua adalah RENNY ANGGARAINI NUR PRASASTI (26
huruf).
Ketiga adalah TEDDY DJULIARKI KURNIAWAN (23 huruf)
Keempat adalah EKA FEBRIKA HERDIYANTI (20 huruf).”
Usai diumumkan, seorang dari mereka bertanya, “Hadiahnya
apa nich?”
Gerrrrrr. Langsung saja seisi ruangan tertawa. ---------------------------
---------
Seorang mahasiswa iseng-iseng kirim SMS ke dosennya.
“Salam dan malam. Apa kabar, Pak? Belum makan malam nich.
Bapak mau traktir?” tulis mahasiswa itu.
Dosen pun menjawab SMS itu: “Alhamdulillah, baik. Baru sampai rumah usai ngajar di fakultas. Dengan senang hati saya
traktir. Silahkan pergi ke restoran atau café sendiri. Pilih menu
sendiri. Makan sendiri. Struk bayarannya kasihkan ke saya.”
“Maksudnya? Waaah sama saja bohooong. Ah Bapak mah …,”
balas mahasiswa.
Dosen balik membalas SMS itu: “Lho apa saya ada tampang
sebagai pembohong?”
“Tidak-lah. Just kidding. Maksudnya, saya kok disuruh makan
sendiri. Hehe…”
“Ya, ada berapa orang di rumah? Apa makanan kesukaan orang
tua? Beli dan makan bersama keluarga. Struk bayarannya kasih ke
saya.”
“Wah… Makasih Pak. Bapak baik sekali deh.”
Dosen terus nulis SMS untuk yang ke sekian kalinya,”Kalau ada
orang bilang saya baik itu biasa. Tapi kalau ada mahasiswa bilang ke
dosennya bohoooong … itu kurang ajar namanya.”
“Maaf Pak. Ternyata setelah kenal Bapak, bapak baik banget.
Benar-benar berwibawa dan humoris. Maaf Pak, kalau dulu
saya beranggapan Bapak galak. Saya banyak belajar dari Bapak
bagaimana bersikap pada tempatnya,” tulis mahasiswa itu lagi. ---------------------------
---------
Suatu hari Jahja Umar Dekan Fakultas Psikologi UIN Jakarta
memberikan pengarahan tentang belajar kepada mahasiswa
semester VII di ruang teater fakultas.
“Belajar itu perjuangan. Perjuangan itu memerlukan pengorbanan.
Yang dikorbankan adalah hal-hal yang menyenangkan, diantaranya
nonton TV. Ibarat kata pepatah, berakit-rakit ke hulu, berenangrenang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang
kemudian,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Tiba-tiba seorang mahasiswa angkat tangan dan bertanya,“Pak,
mengapa kita harus naik rakit untuk sampai ke hulu, kalau
sekarang sudah ada kapal pesiar? Kan lebih enak. Naik rakit itu cara konvensional, sebab sekarang sudah ada cara modern dalam belajar.”
Seluruh mahasiswa langsung tertawa.
Setelah tenang, Pak Jahja kembali menjelaskan. “sebab jika naik
kapal pesiar banyak proses yang tidak dialami dalam perjalanan.
Jika tidak mengalami proses yang sulit, kita tidak bisa merasakan
sulitnya perjalanan. Berakit ke hulu itu penting, walaupun di
sebelahnya ada kapal pesiar.”
Mahasiswa tertawa kembali. ---------------------------
---------
Seorang dosen psikologi kepribadian sedang menjelaskan
perbedaan kepribadian antara orang Jepang dan orang Indonesia.
Setelah menerangkan banyak hal, dosen akhirnya bertanya:
“Apa perbedaan antara orang Jepang dan Indonesia saat bunuh
diri?”
“Kalau orang Jepang bunuh diri disebut hara-kiri. Kalau orang
Indonesia bunuh diri disebut tewas, sahut seorang mahasiswa.
“Boleh, tapi bukan itu yang saya maksud.”
“Apa Pak?”
Dosen itu menjawab,”Orang Jepang bunuh diri sebab menjaga
martabat diri. namun kalau orang Indonesia bunuh diri sebab
frustasi dan putus asa.” ---------------------------
---------
Di kalangan mahasiswa Pascasarjana IAIN Cirebon, jurusan
Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dipelesetkan menjadi
Mahasiswa Pendownload Internet.
“Bagaimana asal-usul munculnya istilah ini?” tanya saya kepada
mahasiswa.
“Biasa Pak, mahasiswa saat menulis paper mayoritas referensinya dari internet yang tidak jelas penulisnya,” jawab seorang mahasiswa.
“Mengapa Anda melakukan itu?” tanya saya lagi.
“Ya, biasa Pak, kejar tayang sebab banyak tugas dan terbatasnya
waktu,” tambah mahasiswa.
“Itu namanya defence mechanism atau mekanisme pertahanan
diri,” ujar saya yang langsung disambut tawa para mahasiswa. ---------------------------
---------
“Maaf Pak saya terlambat datang ke kelas sebab tadi bapak saya
jatuh di kamar mandi dan saya harus menolongnya,” ujar seorang
mahasiwa Psikologi Konseling kepada dosennya.
“Inna lillahi wa inna ilahi rajiun. Bagaimana keadaan Bapak
kamu?” tanya dosen.
“Maaf pak, bapak saya masih hidup. Kenapa Bapak bilang
inna lillahi wa inna ilahi rajiun?” jawab mahasiswa dengan penuh
kesedihan.
“O maaf, sebutan itu bukan hanya untuk orang yang meninggal
saja, namun untuk setiap musibah yang menimpa kita. Saya tidak
bermaksud mengatakan bapak Anda sudah meninggal,” jelas dosen
sambil menambahkan bahwa pemahaman ummat Islam tentang
penggunaan istilah inna lillahi wa inna ilaihi rajiun masih terbatas
pada kematian saja.
“Oooo… begitu ya Pak. Saya baru mengerti sekarang.
Terimakasih ya, Pak,” jawab mahasiswa. ---------------------------
Dalam acara kolokium Psikologi ke-23 di Bandung (16-18 April
2013), salah satu nara sumbernya adalah Dr. Dwiwahyu Sasongko,
Sekretaris Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT).
Menurut nara sumber, dalam managemen mutu ada prinsip
PDCA, yaitu Plan, Do, Check, Action.
“Jika prinsip ini dijalankan dengan betul, mutu pendidikan di
sebuah satuan pendidikan akan meningkat”, ungkap Pak Sasongko
dengan penuh semangat.
Tetapi, sayangnya, tambahnya, ada pihak yang memiliki
pemahaman salah terhadap prinsip ini . Mereka mengartikan
PDCA menjadi Please Don’t Change Anything.
Gerrr untuk kedua kalinya peserta tertawa.
---------
Saat presentasi di kelas, seorang mahasiswa sedang menjelaskan
perkembangan psikososial menurut teori Eric Ericson. Slide
presentasi ditulis dengan bahasa Indonesia, namun pemakalah dalam
presentasi menyelinginya dengan bahasa Inggris.
“Perkembangan berikutnya adalah fase Terus dan Misterus
(tulisannya: Trust vs Mistrust)”, ungkap pemakalah.
Langsung saja teman-teman sekalas berteriak membenarkan
ungkapan pemakalah.
“Trust versus Mistrust”, ungkap mereka serentak.
Sebagai dosen saya langsung ketawa dan berkomentar singkat.
“Mohon dimaklumi, ini Inggris Ciputat”, ungkapku.
Gerrr seisi kelas langsung ketawa.
Pada presentasi berikutnya, judul makalah adalah Reality Therapi
(terapi realitas). Tokoh dari terapi realitas adalah William Glesser.
“William Glesser lahir pada tahun 1925 di Ohio (pemakalah
menyebutnya Ohio)”, ungkap pemakalah mengawali presentasinya.
Mendengar ungkapan yang salah, mahasiswa di kelas langsungmembenarkan, “Ohaio”.
“Ya, maaf, maksud saya Ohaio”, ungkap pemakalah.
Saya langsung berkomentar,” sekali lagi, mohon dimaklumni,
ini Inggris Ciputat”.
Gerrr…Seisi kelas langsung tertawa.
Pada saat rapat senat fakultas psikologi (2/12/2013), salah satu
anggota senat berhalangan hadir sebab ada acara di luar fakultas.
Dosen yang bersangkutan menulis surat ke Dekan sebagai Ketua Senat.
“Saya sedang mengikuti fit and property test untuk calon anggota
Komisi Perlindungan Anak Indonesia”, tulis sang dosen dalam suratnya.
Dekan ketika itulangsung komentar, “Maksudnya fit and proper
test, tapi ditulis fit and property test”.
Ya, itu bahasa Inggris Ciputat lagi, gumamku.
---------
Pada hari Sabtu, 18 Mei 2013 saya mendapat jadwal mengajar
di Program Magister di sebuah perguruan tinggi swasta di Bekasi.
Kali ini merupakan pertemuan yang ketiga dan ada tugas
presentasi dari mahasiswa.
Pemakalah menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi
inteligensi (kecerdasan), diantaranya adalah faktor bawaan dan
lingkungan.
Dalam slide presentasi pemakalah menulis kata kunci NATURE
dan NURTURE.
Nah saat menjelaskan, dengan penuh percaya diri, pemakalah
membacanya NATUR dan NURTUR.
sebab tidak tahu kalau itu salah, maka mahasiswa yang lain
diam saja. Tidak memberikan komentar apa-apa.
namun tiba-tiba dosen memberikan komentar.
“Membacanya bukan natur dan nurtur, namun yang benar adalah
nature (dibaca neice) dan nurture (nercer)”, ucap dosen sambil
menambahkan mohon dimaklumni sebab ungkapan tadi adalah ungkapan Bahasa Inggris Bekasi.
Gerrrrr seisi kelas langsung ketawa.
Berikutnya, pada saat menjawab pertanyaan dari mahasiswa,
pemakalah menjelaskan tentang klasifikasi temperamen anak.
“Mungkin dia termasuk anak easy cil (child), atau difficult cil
(child).
Untuk kedua kalinya saya mengoreksi bacaan mahasiswa tadi.
“Yang benar adalah cail (child) bukan cil”, ungkap dosen seraya
menekankan, “tidak apa-apa, kalau yang pertama tadi bahasa
Inggris Bekasi Barat, yang ini Bahasa Inggris Bekasi Timur”
Hahaha. Seisi kelas langsung ketawa lagi.
---------
Kisah ini terjadi saat saya menguji disertasi Iis Abdul Haris di
Universitas Ibn Khaldun Bogor (15/5/2013). Judul disertasi adalah
Model Pengelolaan Pendidikan Integratif Dalam Pencapaian
Tujuan Pendidikan Nasional: Studi Kasus di Pesantren Darul
Muttaqien Parung Bogor dan Pesantren Al-Karimiyah Sawangan
Baru Depok Jawa Barat.
Ujian dipimpin oleh Rektor UIKA, H. E. Bahruddin,
sedangkan tim penguji adalah Prof. Didin Hafidhuddin Direktur
Program Pascasarjana, Prof. Sofyan Sauri Guru Besar UPI, dan
Adian Husaini, Ph.D. Sebagai promotor adalah Prof. Didin
Saefuddin dan saya sebagai co-promotor.
Pada menit-menit pertama, nampak promovendus agak
cemas dan Prof. Sofyan Sauri mengetahui kondisi emosional
promovendus ini .
“Saya harap Saudara Promovendus tidak usah cemas dan
deg-degan. Santai dan rileks saja dalam menjawab pertanyaan”,
ungkap guru besar dari UPI ini .
Dengan adanya motivasi ini , semangat dan rasa
percaya diri promovendus mulai tumbuh. Bahkan promovendus
sangat semangat sekali ketika menjawab pertanyaan saya tentang keistimewaan pendidikan pesantren. Semua hadirin
juga terpengarangah dengan kehebatan pendidikan pesantren
sebagaimana dijelaskan oleh promovendus.
“Pendidikan pesantren bukan lagi pendidikan kelas dua yang
terpinggirkan, kumuh, kolot, dan antikemajuan. Pendidikan
pesantren merupakan wadah kaderisasi generai masa depan
yang tangguh, handal, kompeten, dan berakhlak mulia. sebab
itu pesantren merupakan pilihan yang tepat untuk pendidikan
anak-anak kita”, ungkap promovendus yang notabene seorang
pejabat di Kementerian Agama RI.
Menanggapi penjelasan ini , dengan santai dan tenang
saya langsung bertanya, “Apakah anak-anak Saudara ada yang
belajar di pesantren?”
“Tidak ada yang mau masuk pesantren”, jawabnya singkat.
Gerrr... hadirin langsung tertawa.
Sementara, Prof. Didin Hafidhuddin langsung menanggapi,
“Jadi kalau begitu pendidikan pesantren itu baik untuk orang
lain, namun tidak baik untuk anak-anak Saudara Promovendus?”
Gerrr... untuk kedua kalinya hadirin tertawa.
---------
Saat pulang dari kampus, istri saya langsung cerita kalau SK
pengangkatan dirinya sebagai Sekretaris Jurusan Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi sudah turun.
“SK Rektor sudah turun, Abi. Ada di atas meja”, uncapnya singkat.
Saya langsung menuju ke meja kerja dan saya temukan SK
Rektor di sana.
“Abi tolong ajari saya membuat RBA (rencana bisnis anggaran)”,
ucapnya sebelum tidur.
“Ya besok lah”, jawabku.
Begitu bangun pagi, sebelum salat subuh, istri saya bilang lagi,
“Abi ajari membuat RBA, ya”.Ya. Tahu nggak, RBA itu apa? RBA itu ‘Rencana Bangun Awal’
sebab pagi-pagi kita harus sudah berangkat ke kampus”, jawabku
sambil berdalih Ini mau tidur mikir RBA. Bangun tidur mikir RBA
lagi. Wahhhhh begitu pentingnya RBA.
Hahahaha...
---------
Tamu kita malam ini adalah seseorang yang sekolah SD di
Jakarta kemudian kuliah di Amerika dan pernah memegang posisi
strategis di sebuah perusahaan ternama di sana. Namun ia terpanggil
untuk pulang ke Indonesia. Sekarang ia menjadi anggota Kabinet
Indonesia Bersatu. Inilah, Gita Wirjawan Menteri Perdagangan RI.
Demikian Rossy memperkenalkan bintang tamu dalam acara
talk show “Rossy Goes To Campus” di UIN Jakarta, Sabtu malam
(18/5/2013). Setelah Rossy mempersilahkan Gita Wirjawan untuk
duduk, ia bertanya lagi.
“Makan apa sih kok badannya bisa tinggi, besar, dan paling
ganteng lagi di Kabinet Indonesia Bersatu. Siapa tahu di sini ada
mahasiswa yang kurang gizi sehingga pola makannya bisa ditiru”,
tanya Rossy yang langsung diikuti tawa dari hadirin.
Gita diam sejenak. Sambil memegang mikrofon, dia menjawab,
“Daging sapi”.
Gerrr... hadirin kembali tertawa. Maklum saat ini isu ‘daging
sapi’ lagi menjadi sorotan utama di KPK.
---------
Salah satu pertanyaan yang dilontarkan Rossy ke Gita Wirjawan adalah
tentang cita-citanya saat masih kecil.
“Sebenarnya apa sih cita-cita Pak Gita waktu kecil?” tanya Rossy
kepada Gita Wirjawan. Ingin jadi musisi, tapi ibu saya tidak setuju sebab profesi musisi
itu kurang menguntungkan saat itu”, jawab Gita.
“Bagaimana perasaan Pak Gita saat ibu melarang untuk menjadi
musisi?”
“Sangat jatuh hati”.
Saat itu Rossy langsung berdiri dari tempat duduk sambil
menghadap kepada hadirin dan berkata dengan suara lantang,
“Nilai Bahasa Indonesia-nya empat”.
Pak Gita langsung menimpali lagi, “sangat sedih, maksud saya.
Maaf saya kali ini agak nervous sebab ada di samping Rossy.”
Gerrrrrr hadirin tertawa lagi.
---------
Pada penghujung acara, Rossy meminta masing-masing
narasumber untuk memberikan kata penutup, termasuk kepada
Ahok.
“Untuk bisa sukses, kita harus kerja keras namun tetap pada
koridor perundang-undangan”, kata Wakil Gubernur DKI ini .
“Selain kerja keras apa lagi?”, tanya Rossy
“Sesuai dengan nasihat ustaz saya, kita harus Man Jadda Wa
Jada”, ucap mantan Bupati Belitung Timur ini .
Gerrr... seluruh hadirin langsung ketawa.
---------
Ketika mengadakan road show ke kampus-kampus, Iwan
Setyawan pernah diminta untuk memotivasi mahasiswa.
“Saya juga memiliki pengalaman yang serupa dengan Mas Iwan.
Saya termasuk orang yang lahir dari keluarga kekurangan. Tolong
berikan motivasi kepada saya supaya sukses dalam belajar dan
meniti karir”.Dengan entengnya, Iwan menjawab, “Kesulitan yang Anda
hadapi itu merupakan motivasi yang luar biasa. Maka saya tidak
perlu lagi memotivasi Anda”.
---------
Ini kisah anak teman saya yang bekerja di Telkomsel. Anaknya
saat ini sedang duduk di kelas I Sekolah Dasar.
“Ayah, saya minta uang saku tiga ribu”. Kata anak sebelum
berangkat ke sekolah.
“Ya ini”, kata ayahnya sambil menyodorkan uang lima ribu
rupiah.
“Ga mau ayah, saya minta tiga ribu?”
Ayahnya jadi heran, kenapa anaknya tidak mau diberi uang lima
ribu.
Akhirnya sang ayah baru paham, setelah anaknya bercerita kalau
harga jajanan di sekolah tiga ribu.
---------
Dalam sebuah majelis, Rasulullah dan para sahabat sedang
makan kurma. Seperti yang kita ketahui, kurma itu ada bijinya.
Nah, saat itu, Rasulullah tidak menaruh biji kurma di depannya,
namun ditaruhnya di depan sahabat yang duduk di sebelahnya.
Akibatnya, biji kurma di depan Sahabat ini menjadi lebih
banyak jumlahnya dibanding biji kurma dari sahabat yang lain.
“Wahai Sahabatku, Engkau banyak sekali makan kurma, sampai
bijinya bertumpuk-tumpuk?”, tanya Rasulullah.
Sahabat ini sebenarnya tahu apa yang dilakukan Rasulullah
tadi. sebab itu, dengan rileks ia menjawab, “Ya Rasulullah, tahukah
Baginda mengapa banyak biji kurma di depan saya? Ini terjadi
sebab saya makan kurma tidak dengan bijinya.Berbeda dengan Rasulullah yang makan kurma dengan bijibijinya, sehingga tidak ada sebijipun tersisa, apalagi menumpuk
seperti ini”, jawab sahabat yang langsung disambut dengan tertawa
oleh Rasulullah dan Sahabat yang lain.
---------
Kita sudah biasa mendengar atau membaca peringatan dari
perusahaan seperti ini, “Sebelum dibuka pastikan ‘safety seal’ masih
utuh”. Atau peringatan yang senada, “Jangan diterima, jika segel rusak”.
Namun, peringatan yang satu ini agak lain. Peringatan ini penulis
baca di sebuah stiker yang ditempel di sepeda motor. Saat itu penulis
sedang terjebak kemacetan di jalan RS. Fatmawati menuju kantor
BSNP.
Tulisan yang penulis maksud adalah sebagai berikut:
WARNING
Jangan di-nikah-in
Jika segel robek.
Penulis hanya tersenyum saat membaca tulisan itu. Pikir-pikir
bisa menghilangkan stress akibat macet di jalan raya. Hahahaha.
---------
Seorang editor artikel pelajaran untuk kKurikulum 2013 memiliki
pengalaman lucu ketika mengedit draf buku. Berikut ini diantara
temuannya.
“Saya bingung ketika membaca ‘perasaan susu”, kata editor
mengawali ceritanya.
Setelah berpikir sejenak, sang editor menemukan jawabannya,
yaitu perasan susu atau perahan susu.
Ketika mengedit draf artikel yang lain, sang editor menemukan
tulisan ‘perawan barang elektronika’. Sang editor bingungmemikirkan apa maksudnya. Setelah dipikir kembali, ternyata
maksudnya adalah perawatan barang elektronika.
Yang lebih parah lagi, ketika mengedit artikel sejarah Indonesia.
Sang editor menemukan tulisan, ‘kontol Raja terhadap rakyat sangat
penting’. Padahal yang benar adalah kontrol Raja terhadap rakyat
sangat penting.
---------
Berikut ini dialog via pesan singkat atau SMS antara dua anak
kelas VI SD. Tanpa sengaja, sang ayah menemukan pesan singkat ini
saat mengecek isi SMS di handphone milik anaknya.
wanita lesbi : “Aku mau tanya, tolong dijawab ya?”
chucky : “Ya.”
wanita lesbi : “Jujur ya, selain saya apa ada orang lain di sampingmu?”
chucky : “Jujur. Tidak ada.”
Ya, anak SD zaman sekarang sudah berpacaran. Berbeda dengan
zaman kita (orang tua) dahulu. sebab itu pola asuh dan bimbingan
dari orang tua sangat penting bagi anak-anak.
---------
Tuyem : “Halloo...Kaepsi?”
KFC : “Iya, ada yang bisa di bantu?”
Tuyem : “Ayame ana apa ora?”
KFC : “Oh ada”
Tuyem : “Jajal gawa mrene, diadu karo ayame inyong!”
KFC : “X_X”
Telepon Kedua
Tuyem : “Hallooo...kaepsi?”
KFC : “Iya.”
Tuyem : “Delivery order?”
KFC : “Iya.”
Tuyem : “24 jam?”
KFC : “Iya.”
Tuyem : “Oooh hebat ya, kowe ora tau turu!”
KFC : “X_X”
Telepon Ketiga
Tuyem : “Hallooo...kaepsi?”
KFC : “Iya...”
Tuyem : “Ayam ana?”
KFC : “Ada.”
Tuyem : “Sega?”
KFC : “Ada.”
Tuyem : “Es krim?”
KFC : “Ada.”
Tuyem : “Burger?”
KFC : “Ada! Banyak! Komplit!!” (bakule nesu)
Tuyem : “Esih ana kabeh? Ora payu apa!!” =))
KFC : “X_X”
Telepon Keempat
Tuyem : “Hallooo Kaepsi?”
KFC : “Kowe maning! Arep ngledek maning apa!”
Tuyem : “Woi inyong arep pesen! ya wis, inyong ora sida pesen lah!”
KFC : “Oh iya! Mau pesen apa?”
Tuyem : “Soto Sokaraja baen seporsi !!!”
KFC : “Hiiiiih !!!”
Telepon Kelima
Tuyem : “Hallooo Kaepsi ??”
KFC : “Mesti kowe maning, arep ngapa kowe?”
Tuyem : “Arep pesen ayam!”
KFC : “Oh iya! Apa lagi?”
Tuyem : “Ayam karo sega! tapi mbungkuse dipisah baen yak?
Mengko nek di dadekna siji, segane entong dithotholi
ayame”
KFC : “Wooooi wong edan! Tak tempiling sisan kowe!...” =D =))
Penetapan tanggal 1 Syawal 1433 (2011) oleh Kementerian Agama
cukup memakan waktu lama. Ketika pemerintah menetapkan satu
Syawal jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011, Muhammadiyah tetap
pada pendiriannya bahwa satu Syawwal jatuh pada tanggal 30
Agustus 2011.
Sementara tanggal 1 (Kamis) dan 2 (Jumat) September adalah
cuti bersama. Jadi kira-kira masuk kerja pada hari Senin tanggal 5
September 2011.
Kita sedang menunggu sidang isbat kedua yang diadakan hari
Minggu. Ketika itulah muncul sedikit kebingungan, apalah mulai
kerja nanti pada hari Senin atau Selasa.
Mudah-mudahan pada hari Senin besok belum terlihat hilal-nya,
sehingga masuk kerja pada hari Selasa, agar libur lebih panjang. ---------------------------
---------
Pengalaman ini terjadi pada semester II program magister di
UIKA Bogor, pada saat presentasi makalah di kelas.
“Sekolah yang kita kelola dan kita kembangkan itu harus benarbenar ‘berbau agama’ supaya pedidikan lebih baik dan diminati oleh
masyarakat,” ungkap mahasiswa dalam presentasinya.
Dosen langsung bertanya, “Agama kok bau?”
Teman-teman mahasiswa yang lain tertawa terbahak-bahak.
“Maksudnya sekolah yang bernuansa agama Islam, Bapak.”
Dosen hanya diam. Dalam hatinya, memang hanya berniat
mengetes mahasiswa tadi. ---------------------------
A British man came to Sheikh and asked, “Why is not permissible
in Islam for women to shake hands with a man?”
The Sheikh said, “Can you shake hands with Queen Elizabeth?”
British man replied, “Of course not, there are only certain people
who can shake hands with Queen Elizabeth”.
Sheikh replied with a smile on his face, “Our Women are Queens
and Queens do not shake hands with strange men”. :)
---------
Pada malam ketiga dari hari kematian tetangga di komplek
perumahan, penulis diminta memberikan tausiyah.
“Menurut informasi dari Ketua RT 02/12 di lingkungan komplek
Alam Cirendeu, selama tiga bulan terakhir ini, sudah ada enam
warga yang meninggal,” ucap saya mengawali ceramah malam itu.
“Dengan demikian, secara matematis, ada dua orang meninggal
setiap bulan atau satu orang meninggal dalam dua minggu.
Nah, siapa kira-kira dua minggu ke depan yang akan menyusul
almarhum?”
Pertanyaan saya itu disambut derai tawa semua yang hadir. ---------------------------
---------
Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, rombongan IKPM Jakarta
memanfaatkan waktu di bu
s untuk karaoke dan menyampaikan
kesan-kesan Silatnas. Acara ini sengaja dibuat untuk menghilangkan
keheningan dan mengurangi rasa macet di jalan.
“Jika di Gontor ISID artinya Institut Studi Islam Darussalam,
di sini ISID artinya beda,” ungkap Akbar Zainuddin mengawali
ceritanya. “ISID itu, artinya Ikatan Suami Istri Darussalam. Saya ketuanya, sebab istri saya alumni Mantingan angkatan pertama.
namun sampai sekarang belum ada a’dha atau anggotanya .... !”
Langsung aja semua rombongan tertawa. ---------------------------
---------