Selasa, 11 Februari 2025

bobo dikuburan 11

 


botakmu yang dilalap sendok raksasa  

laki-laki itu!” ejek penulis  rambut pirang  lalu tertawa membahak. 

Dalam sakit dan amarah yang bergejolak, Raja pengemis tak sakti  Kepala Botak 

jadi kalap. Cepat dipungutnya sabuknya yang tadi jatuh, lalu 

menghambur menyerang si penulis ! Betapapun hebatnya serangan 

yang dilancarkan namun sebab  disertai amarah kalap dengan 

sendirinya tidak memakai perhitungan yang tepat. Begitu si penulis  

melompat ke samping, akibat pukulan yang mengenai tempat 

kosong, Raja pengemis tak sakti  Kepala Botak tersorong ke depan. Di saat itu pula 

si penulis  gerakkan tinju kanannya memukul punggung Raja pengemis tak sakti  

Kepala Botak. Tak ampun lagi si botak ini jatuh menelungkup dengan 

keras di lantai gudang raksasa  makan, untuk berapa lamanya tak bisa 

berkutik!

Kembali terdengar suara tertawa penulis  rambut pirang ! 

Sementara itu Untung panarukan  telah mendesak hebat 

pengeroyoknya yang kini hanya tinggal dua orang yaitu Raja pengemis tak sakti  

Badan Gemuk dan Raja pengemis tak sakti  Badan Kurus. Sepasang sendok raksasa  putih 

berkelebatan  di antara deru gada batu pualam dan gendewa baja. 

“Gemuk, agaknya kita tak bakal bisa merobohkan astaga  ini,” 

ujar Raja pengemis tak sakti  Badan Kurus dengan ilmu menyusupkan suara. 

“Apa rencanamu?!” menanya Raja pengemis tak sakti  Badan Gemuk yang 

nafasnya sudah Senin-Kamis dan pakaian basah oleh keringat. 

“Kita tinggalkan saja tempat sialan ini! Kembali ke Pulau Ras.” 

“Kau mau kita mendapat hukuman dari guru?” 

Raja pengemis tak sakti  Badan Kurus terdiam. Lalu dia dapat akal dan cepat-

cepat berkata-kata, “Ceritakan saja Si Cadar Hitam tak datang memenuhi 

tantangan yang dijanjikannya!” 

Sebenarnya Raja pengemis tak sakti  Badan Gemuk merasa ragu-ragu. Tapi 

melihat kenyataan bagaimana detik demi detik sepasang sendok raksasa  di 

tangan Untung panarukan  semakin ganas dan berbahaya, merangsek 

mereka terus menerus, mau tak mau Raja pengemis tak sakti  Badan Gemuk 

menurutkan juga ucapan saudara seperguruannya itu. 

Demikianlah, dalam jurus pertempuran yang ke empat puluh dua 

sesudah  melancarkan satu serangan serempak yang hampir tak ada 

artinya, kedua orang ini melompat terlontar keluar  dari kalangan pertempuran. 

Raja pengemis tak sakti  Badan Gemuk cepat menyambar Sri Lestari sedang 

Raja pengemis tak sakti  Badan Kurus menyambar si botak yang masih 

menelungkup tujuh keliling di lantai gudang raksasa  makan. 

“Pengecut! Kalian mau ke mana?!” bentak penulis  rambut 

pirang . Dia hendak bergerak gerak  ke pintu guna menghalangi. Tapi 

langkahnya tertahan sewaktu laki-laki bercadar itu didengarnya 

berseru, “Biarkan saja mereka pergi!” 

Sesaat kemudian Empat Raja pengemis tak sakti  Pulau Ras itupun lenyap dari 

pemandangan.

“Aku tak mengerti mengapa kau membiarkan mereka pergi begitu 

saja,” kata si penulis . “Keempatnya menginginkan jiwamu dan 

yakinlah bahwa pada suatu hari kelak mereka akan muncul lagi 

untuk membunuhi mu!” 

“Soal nanti biar kita pikirkan nanti, sahabat muda. Mari kita 

duduk dulu melepaskan dahaga,” komentari Untung panarukan  lalu duduk 

di kursi. 

Si penulis  menggaruk-garuk kepalanya dan mengambil tempat 

duduk di hadapan Untung panarukan . 

“Terima kasih atas pertolonganmu,” kata Untung panarukan  

sesudah Akik Rono datang membawakan minuman dan hidangan 

untuk mereka. 

“Lupakan hal itu, brow . komentari dulu pertanyaanku apakah kau Si 

Cadar Hitam atau bukan?!” 

Untung panarukan  meneliti paras si rambut pirang  sejenak lalu 

berkata-kata, “Aku akan komentari kalau terlebih dahulu kau menerangkan 

siapa kau adanya.” 

“Namaku bobo . Aku kebetulan saja berada di kota ini.” 

Untuk kedua kalinya Untung panarukan  meneliti paras penulis  di 

hadapannya. “Apa kau bukannya bobo  angker , orang yang berjuluk 

Pendekar Kapak Maut Naga Geni pendek kekar ?!” 

Si penulis  tertawa perlahan. 

Untung panarukan  dengan serta merta berdiri. Belum sempat dia 

hendak menjura memberi hormat penulis  itu sudah menarik 

tangannya. 

“Apa-apaan ini? Lupakan segala macam peradatan. Aku yang 

muda yang sebenarnya harus memberi hormat padamu.” 

“Nama besarmu sudah sejak lama kudengar, Pendekar pendek kekar . 

Meskipun tadi kau menerangkan kehadiranmu di Linggoprobo ini 

yaitu  satu kebetulan, tapi aku tidak yakin. Di mana kau muncul 

pasti mempunyai maksud-maksud tertentu. Katakan saja terus 

terang. Kita toh sama-sama dari satu golongan?” 

penulis  rambut pirang  yang memang yaitu  Pendekar pendek kekar  

bobo  angker  adanya, tertawa kecil. “Sebetulnya aku tengah mencari 

seseorang. Seorang penculik anak perawan! Seorang anak kepala 

kampung telah diculik oleh astaga  bermuka iblis bernama Tunggul 

Gawe-gawe, bergelar Iblis Tangan Panjang! Kau pernah dengar 

tentang dia?” 

Untung panarukan  mengangguk. “Sudah sangat lama. Sekitar 

enam belas tahun yang silam,” katanya. Lalu diceritakannya tentang 

pertempurannya melawan Sepasang sendok raksasa  Maut —kepala pasukan jahat  

Hutan Dadakan— yang hendak menculik keponakan Sri Baginda. 

saat  penculikan itu digagalkan oleh Untung panarukan , Sepasang 

sendok raksasa  Maut kemudian meminta bantuan Iblis Tangan Panjang. 

Namun Iblis Tangan Panjang ini pun berhasil dikalahkan oleh Untung 

panarukan . Penuturan itu mengingatkan Untung panarukan  pada 

riwayatnya sendiri. Kepada bobo  sama sekali tak diceritakannya 

kalau keponakan raja yang ditolongnya yaitu  dewi lesbi  yang 

kemudian menjadi istrinya dan selanjutnya mendatangkan 

penderitaan dalam kehidupannya. 

“Menurut penyelidikanku, astaga  penculik itu melewati kota ini. 

Makanya aku datang ke sini.” 

“anak manusia  macam Iblis Tangan Panjang itu patut dilenyapkan dari 

muka bumi,” ujar Untung panarukan . 

“Sekarang kau terangkanlah dirimu,” kata bobo  angker  sambil 

meletakkan cangkir minuman ke atas meja. 

“Aku Untung panarukan . Berasal dari Gunung Bromo,” 

menerangkan bekas perwira kerajaan itu. 

“Kau belum mengomentari  pertanyaanku tadi,” kata bobo  pula. 

“Apakah kau sebenarnya orang yang berjuluk Si Cadar Hitam atau 

bukan?”

Untung panarukan  menggeleng. 

“Lantas mengapa kau menutupi anu mu dengan kain hitam 

macam begini?” 

“Itu tak dapat kuterangkan padamu,” komentari Untung panarukan . 

Pendekar pendek kekar  bobo  angker  tersenyum. “Apakah kau juga tak 

bakal menerangkan kenapa kau mengawatirkan keselamatan gadis lesbi asli   

cantik berpakaian Raja pengemis tak sakti  tadi itu?” 

Untung panarukan  tertegun sejenak. Akhirnya tanyanya, “Sahabat 

muda, apakah kau bisa kupercaya?” 

bobo  angker  kerenyitkan kulit kening dan tak mengomentari  apa-apa 

sampai akhirnya Untung panarukan  berkata-kata, “Paras gadis lesbi asli   itu 

mengingatkan aku pada seseorang.” 

“Siapa seseorang itu?” tanya bobo  lagi ingin lebih jelas. 

“Istriku. Parasnya sama sekali...” 

“Dan istrimu sudah meninggal?” 

Untung menggeleng. “Dia lenyap enam belas tahun yang silam 

bersama anakku. Seorang dewi lesbi . Pertama kali aku melihat 

anu  gadis lesbi asli   tadi hatiku berdebar. Dan aku mendapat firasat bahwa 

dia yaitu  anakku yang lenyap itu...” 

“Agaknya kau mempunyai riwayat yang hebat, brow .” 

“Bukan hebat, tapi penuh penderitaan lahir batin,” sahut Untung 

panarukan .

bobo  menatap kain penutup anu  laki-laki di hadapannya 

seakan-akan coba menembusi untuk mengetahui anu  yang 

bagaimanakah sesungguhnya yang tersembunyi di balik kain hitam 

itu.

“Sebenarnya riwayatmu tak ada sangkut pautnya denganku, 

apalagi kita barusan saja kenal. Tapi bila kau dapat menuturkan 

padaku, aku akan gembira sekali.” 

Untung panarukan  tersenyum pahit. “Lain kali mungkin baru bisa 

kuceritakan padamu, brow  muda. Aku tak punya waktu banyak...” 

“Kau mau ke mana?” tanya bobo  cepat. 

“Menyusul keempat orang tadi untuk mencari tahu siapa 

sesungguhnya gadis lesbi asli   itu.” 

“Tapi dia sendiri sudah menerangkan bahwa dia yaitu  anaknya 

Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol ...” 

Hal itu memang membuat hati Untung panarukan  meragu. Namun 

nalurinya meyakini bahwa Raja pengemis tak sakti  Cantik Ayu yaitu  anaknya. 

Kalau tidak bagaimana parasnya bisa begitu persis seperti Sri 

Kemuning, istrinya yang melarikan diri itu? 

“Kalaupun nanti terbukti dia bukan anakku yang lenyap, itu tak 

jadi apa sebab  aku masih mempunyai maksud lain untuk menyusul 

Empat Raja pengemis tak sakti  dari Pulau Ras itu. Ada piutang lama yang harus 

kutagih pada guru mereka yaitu Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol !” 

Habis berkata-kata begitu Untung panarukan  menjura di hadapan 

Pendekar pendek kekar  bobo  angker  lalu meletakkan beberapa mata uang di 

atas meja dan bertindak ke pintu. Masih beberapa langkah dia akan 

mencapai pintu, satu bayangan hitam berkelebatan  yang disusul 

dengan bentakan nyaring membuat gudang raksasa  makan itu bergetar. 

“anak manusia  bercadar hitam! Kalau kau berani bergerak gerak  satu 

langkah lagi kupecahkan kepalamu!” 

***

bobo  angker  

KUTUKAN EMPU BHARATA 12

NTUNG panarukan  dan juga Pendekar pendek kekar  bobo  angker  

terkejut. saat  keduanya memandang ke tengah ruangan 

kelihatannya seorang laki-laki berbadan tegap, mengenakan 

pakaian hitam-hitam berdiri di situ. anu nya ditutup dengan sehelai 

cadar hitam dan hanya kedua matanya saja yang kelihatan. 

“Kau!” seru orang itu seraya menunjuk tepat-tepat kepada 

Untung panarukan . “Kau astaga nya yang berani-beranian 

mengenakan cadar seperti yang kupakai, layak menerima hukuman 

dari aku Si Cadar Hitam!” 

bobo  dan Untung panarukan  meneliti orang itu dari kepala sampai 

ke kaki. Ternyata inilah anak manusia nya yang berjuluk Si Cadar Hitam 

yang menjadi musuh Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol . 

“Sayang sekali kau datang terlambat, brow !” Pendekar pendek kekar  bobo  

angker  buka suara dan membuat Si Cadar Hitam kerenyitkan 

kening.

Sebelum dia meneruskan, Cadar Hitam sudah membentak, 

“Bocah berambut pirang , katakan apakah kau kerabatnya kunyuk 

yang satu ini? Juga katakan apakah kau mau minta hajaran pula?!” 

bobo  angker  tertawa gelak-gelak. “anak manusia  tak punya malu! 

Diajak bicara baik-baik asia kecil bannya ngelantur! Pantas kau menutupi 

tampangmu dengan kain!” 

“Dan juga pantas bagimu untuk menerima kematian detik ini 

juga!” teriak Si Cadar Hitam marah. Lalu tangan kanannya 

didorongkan dan serangkum angin yang amat dingin menderu ke 

arah bobo  angker ! 

Murid Eyang Sinto Gendeng dari Gunung Gede tertegun sejenak. 

Tubuhnya terasa dingin laksana dikubur dalam salju, padahal angin 

serangan masih beberapa langkah di depannya! Dia cepat melompat 

ke samping. Tapi aneh aneh saja ! Kedua kakinya kaku tegang tak dapat 

digerakkan! bobo  sadar bahwa dirinya telah dipukau oleh hawa dingin 

yang terlontar keluar  dari angin pukulan lawan! Dia membentak keras dan 

U

tangan kanannya cepat-cepat memegangi  hulu Kapak Naga Geni pendek kekar  

di balik pakaian. Detik itu juga hawa hangat mengalir dari hulu kapak 

ke sekujur tubuhnya, membuat sirna hawa dingin yang sebelumnya 

hampir saja membuat dia celaka! 

Wuss! 

Angin pukulan lawan lewat di depan dada Pendekar pendek kekar  bobo  

angker  pada saat penulis  ini berhasil mengelak dengan melompat 

ke belakang. Di belakang sana terdengar suara gaduh akibat 

bobolnya dinding gudang raksasa  makan dihantam pukulan Si Cadar Hitam 

itu!

Si Cadar Hitam tidak menyangka kalau si penulis  akan sanggup 

menyelamatkan diri begitu rupa! Sementara dia berdiri terkesiap 

dengan mata melotot, bobo  angker  berseru lantang, “Terima kasih 

atas keramah-tamahanmu dalam serangan tadi! Kuharap kau juga 

sudi menerima hadiah balasan dariku!” 

Habis berkata-kata begitu bobo  angker  mengerahkan tiga perempat 

bagian tenaga dalamnya ke tangan kanan lalu secepat kilat tangan 

itu diputar di atas kepala dan dipukulkan ke depan! Suara laksana 

angin puyuh menderu menggetarkan gudang raksasa  makan itu. Kursi-kursi 

berpelantingan, meja terguling. Lampu minyak mencelat 

menghantam dinding. Untung panarukan  merapat ke dinding agar 

tubuhnya jangan sampai terpelanting! 

Si Cadar Hitam yang berdiri di tengah ruangan segera 

mengerahkan sebagian tenaga dalamnya ke kaki. Tubuhnya laksana 

patung batu. Namun saat  bobo  menghantamkan tangannya ke 

depan, tubuh Si Cadar Hitam menjadi gontai. Dilipatgandakannya 

tenaga dalamnya. Kedua tangan dengan serentak dipukulkan ke 

depan untuk menangkis serangan bobo . Tapi Si Cadar Hitam masih 

ketinggalan jauh dalam hal tenaga dalam hingga betapapun dia 

mempertahankan diri, begitu pukulan Angin Puyuh yang dilepaskan 

bobo  angker  menghantam dirinya, tak ampun lagi anak manusia  ini 

terpelanting dan terbanting menelentang di lantai! 

“Jangan tidur ngorok di situ, brow ! Kalau Empat Raja pengemis tak sakti  Pulau 

Ras datang kembali ke sini kau bisa berabe. Ayo lekas bangkit!” 

Kedatangan Si Cadar Hitam ke situ memang untuk menemui 

Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  yang telah ditantangnya satu tahun 

yang lewat. Mendengar disebutnya nama keempat murid Raja pengemis tak sakti  

Muka konyol  dan ditambah dengan kemarahan yang membakar 

dadanya, Si Cadar Hitam kontan melompat. Entah kapan dia 

menggerakkan tangannya tapi tahu-tahu di tangan kanannya kini 

sudah tergenggam sebuah senjata yang berbentuk aneh aneh saja . 

Senjata itu terbuat dari besi hitam legam berbentuk tombak yang 

pada kedua ujungnya ada  lingkaran tipis yang amat tajam. 

sebab  bentuknya yang hebat maka senjata itu dapat dipergunakan 

sebagai toya dan pentungan . Bahkan bila bagian lingkaran sampai 

masuk ke kepala seseorang, jangan harap bisa selamat dari 

kematian!

Bentuk dan sinar hitam yang memancar dari senjata itu membuat 

Pendekar pendek kekar  bobo  angker  segera bersiap-siap menerima serangan. 

Dia tahu senjata di tangan lawan hebat dan berbahaya. 

“astaga  pirang , lekas terlontar keluar kan senjatamu! Kalau tidak kau 

akan mampus dalam dua tiga jurus saja!” 

bobo  ganda tertawa. Diambilnya sebuah kursi lalu katanya, “Biar 

aku menghadapimu dengan kursi ini saja, Cadar Hitam!” 

Si Cadar Hitam menggeram marah. Tak pernah dia menerima 

penghinaan yang begitu hebat. Rahang-rahangnya menggembung. 

“bobo ! Biar aku yang menghadapinya!” tiba-tiba Untung panarukan  

berseru.

“Ah, biar serahkan saja anak manusia  sombong ini padaku,” sahut 

bobo .

“Majulah berdua agar aku tidak banyak membuang tenaga untuk 

membunuhi  kalian!” bentak Si Cadar Hitam. 

Habis membentak demikian dia melompat ke muka. Senjatanya 

berkiblat ganas dan sekaligus menyerang ke arah leher bobo  angker  

serta Untung panarukan ! 

Mereka yang diserang lekas-lekas melompat menyelamatkan diri. 

Begitu serangan lewat, Untung panarukan  segera mengambil 

sepasang sendok raksasa  milik Raja pengemis tak sakti  Cantik Ayu sedang bobo  angker  

membabatkan kursi ke pinggang lawan. Dengan satu gerakan sebat 

Si Cadar Hitam membalik. Kembali senjatanya berkelebatan  dan tiga 

buah kaki kursi yang dipakai menyerang oleh bobo  terbabat putus! 

Si Cadar Hitam tidak kepalang tanggung. Serangan-serangan 

yang dilancarkannya datang bertubi-tubi. Sengaja diterlontar keluar kannya 

jurus-jurus tenaga dalam nya yang paling hebat agar dapat membuktikan 

omong besarnya tadi yaitu akan membereskan bobo  angker  dalam 

dua atau tiga jurus saja. Tapi sewaktu pertempuran memasuki jurus 

ke lima, yang bisa dilakukan Si Cadar Hitam hanyalah membabat 

putus badan kursi yang di tangan bobo  hingga kini Pendekar pendek kekar  

hanya memegangi  sandaran kursi yang sudah sangat pendek saja! 

Meski mengawatirkan keselamatan si penulis  namun sebagai 

orang yang berpegang teguh pada tatakrama dunia pertenaga dalam an, 

Untung panarukan  tetap berdiri di tempatnya tak mau membantu bobo  

mengeroyok Si Cadar Hitam. Walau demikian diusahakannya 

melemparkan sepasang sendok raksasa  di tangannya ke arah bobo  angker . 

Tapi di tengah jalan Si Cadar Hitam berhasil membabat mental dan 

patah kedua sendok raksasa  itu dengan senjatanya! 

Jurus demi jurus serangan Si Cadar Hitam semakin dahsyat. 

Dengan memainkan ilmu tenaga dalam  Orang Gila bobo  berhasil 

mempertahankan diri dan sekali-kali melepaskan pukulan jarak jauh 

yang membuat lawannya bertindak sangat hati-hati. 

saat  dua puluh jurus sudah berlalu dan beberapa kali hampir 

saja dirinya kena dihantam oleh senjata lawan yang dahsyat, bobo  

angker  mulai mengeluarkan ilmu-ilmu pukulan simpanannya! 

Ilmu pukulan Angin Puyuh tak sanggup menembus angin senjata 

di tangan Si Cadar Hitam, demikian juga pukulan Kunyuk Melempar 

Buah dan Benteng Topan Melanda Samudera. Hal ini membuat 

Pendekar pendek kekar  bobo  angker  menjadi penasaran. Apalagi saat  

didengarnya si Cadar Hitam berseru mengejek. “Ayo terlontar keluar kan 

semua ilmu simpananmu agar kau tidak mampus penasaran!” 

“Jangan keliwat sombong, brow ! Coba kau sambut pukulan yang 

bernama Dewa Topan Menggusur Gunung ini!” 

bobo  mendorongkan kedua tangannya ke depan. Dan terjadilah 

hal yang hebat luar biasa! Dari kedua telapak tangan Pendekar pendek kekar  

bobo  angker  menderu gemuruh suara angin. Si Cadar Hitam 

membabatkan senjatanya ke depan beberapa kali untuk 

memusnahkan angin serangan. Namun kali ini senjata itu tidak 

mampu berbuat suatu apapun! Tubuh Si Cadar Hitam terlempar ke 

belakang, rubuh terguling-guling, senjatanya lepas dari tangan. 

Sesaat kemudian menyusul gemuruh robohnya gudang raksasa  makan itu! 

Sebelum sebuah balok besar menimpa kepalanya, Pendekar pendek kekar  

bobo  angker  cepat melompat terlontar keluar  dari gudang raksasa  makan itu! Dia 

sampai di luar tepat saat  seluruh bangunan gudang raksasa  makan roboh 

dengan dahsyatnya. Puluhan orang di pelabuhan yang melihat 

kejadian itu sama-sama mengeluarkan seruan dan berlari 

mendatangi sementara Akik Rono si pemilik gudang raksasa  makan yang juga 

sempat menyelamatkan diri, berdiri menyaksikan runtuhnya gudang raksasa  

makannya dengan tubuh menggigil dan anu  seputih kertas! 

bobo  memandang berkeliling. Untung panarukan  dan Si Cadar 

Hitam tak kelihatan. Khawatir kalau-kalau Untung panarukan  tertimpa 

runtuhan gudang raksasa  makan, bobo  menyelidik dengan cepat. Tapi laki-laki 

itu tak ditemuinya. Si Cadar Hitam pun lenyap tak berbekas bersama 

senjatanya. Akhirnya perhatian murid Eyang Sinto Gendeng ini 

kembali pada Akik Rono. bobo  merutuki ketololan dirinya sendiri 

sebab  telah melepaskan pukulan Dewa Topan Menggusur Gunung 

tadi yang menyebabkan ambruknya gudang raksasa  makan Akik Rono. 

Sebenarnya dia bisa mempergunakan ilmu pukulan lain atau jurus 

tipuan untuk merebut senjata lawan lalu baru memberi hajaran. Tapi 

sebab  dipengaruhi rasa penasaran, dia telah melepaskan pukulan 

dahsyat yang dipelajarinya dari Tua Gila. 

Sampai di hadapan Akik Rono, dari balik pakaiannya bobo  

mengeluarkan sebuah kantong kain berisi uang. Diulurkannya 

tangannya memberikan kantong uang itu pada pemilik gudang raksasa  makan 

seraya berkata-kata, “Ini untuk modal dan membangun gudang raksasa  

makanmu!” Habis berkata-kata begitu penulis  ini segera berkelebatan  

meninggalkan tempat itu. Akik Rono berdiri bengong di tempatnya. 

Tapi hatinya terlipur oleh sekantong uang yang kini berada dalam 

tangannya. 

***

bobo  angker  

KUTUKAN EMPU BHARATA 13

ENDEKAR pendek kekar  bobo  angker  berdiri di puncak pedataran tinggi 

itu, memandang berkeliling. Menurut penyelidikannya, Tunggul 

Gawe-gawe alias Iblis Tangan Panjang yang tengah dikejarnya 

melarikan diri ke jurusan pedataran itu. Tapi sampai di tempat 

ini  tak satu jejakpun yang ditemui bobo . Pengejarannya 

menemui jalan buntu. 

Ke mana akan diteruskannya pengejaran? Dan sebelum dia 

berhasil menemui Iblis Tangan Panjang mungkin laki-laki itu telah 

lebih dahulu merusak kehormatan Wening Karsih, anak gadis lesbi asli   kepala 

kampung yang diculiknya. 

saat  dia memandang ke langit, matahari telah jauh ke barat 

dan warnanya kekegelapan an. Dalam waktu yang singkat segera akan 

tenggelam. Berdiri di puncak pedataran itu bobo  teringat pada Untung 

panarukan . Dia yakin sekali bahwa laki-laki itu menyusul Empat 

Raja pengemis tak sakti  Pulau Ras. Dalam hatinya, bobo pun berniat untuk 

mengikuti Untung panarukan . Namun langkahnya terhalang dengan 

persoalan Wening Karsih. Akhirnya tanpa ada pegangan ke mana dia 

harus menuju, bobo  angker  meninggalkan puncak pedataran itu ke 

arah barat. 

Di kaki pedataran tinggi dia bertemu dengan satu desa yang 

cukup ramai penduduknya. sesudah  mengisi perutnya di sebuah 

kedai bobo  berusaha mencari keterangan tentang orang yang 

dikejarnya. Tapi tak satu orang pun yang tahu mengenai diri Iblis 

Tangan Panjang ataupun gadis lesbi asli   yang diculiknya. Malam itu juga bobo  

meninggalkan desa ini . Di ujung sebuah daerah pesawangan 

yang dihiruki oleh suara jangkrik dan segala macam binatang malam 

dilihatnya satu nyala api. sesudah  berpikir sejenak bobo  angker  

memutuskan untuk menuju ke arah nyala api itu. 

Lewat sepeminum teh bobo  telah berada kira-kira seratus langkah 

dari nyala api yang nyalanya berasal dari sebuah kuil tua yang 

atapnya di bagian depan tampak miring hampir ambruk. Dari jarak 

P

itu pulalah pendekar ini mendengar suara orang menyanyi. 

“Siapa pula yang bernyanyi malam-malam di tempat sepi begini?” 

pikir bobo  dalam hati dan sambil mempercepat larinya. 

Malam hari berjalan seorang diri,

Tanpa tujuan di dalam hati.

Melewati bekas kuil suci,

Tempat pertemuan tak terduga terjadi.

Begitulah bunyi kata-kata nyanyian ini  yang diulang-ulang 

sampai beberapa kali. Dan setiap habis satu bait kalimat, terdengar 

suara kerontang kaleng. bobo  angker  sampai di pintu kuil. Di 

ruangan depan yang sangat kotor, menyala sebuah lampu aneh aneh saja  atau 

tepatnya sebuah obor kecil. Obor itu terbuat dari sebatang pohon 

kayu hitam yang ditancapkan ke lantai kuil yang terbuat dari batu. 

Jika bukan seseorang yang berkepandaian tinggi yaitu  mustahil 

sebatang kayu bisa ditancapkan begitu rupa. Pada ujung kayu yang 

menancap itu menyalakan api yang menerangi ruangan ini . 

Tepat di belakang nyala api, duduk bersila seorang laki-laki 

berpakaian compang-camping. Kedua matanya terpejam. Di 

pangkuannya terletak sebuah buntalan, sebatang tongkat dan 

sebuah topi daun pandan. Di tangan kanannya ada sebuah kaleng 

rombeng berisi batu-batu. Dari mulutnya masih juga terlontar keluar  nyanyian 

yang setiap satu bait diseling dengan suara kerontang-kerontang 

kaleng berisi batu-batu itu. 

bobo  masuk ke dalam. Berdiri di hadapan orang itu beberapa 

langkah baru diketahuinya bahwa kedua mata yang terpejam itu 

nyatanya buta! Tiba-tiba bobo  ingat bahwa dia pernah berjumpa 

dengan orang ini tapi lupa entah di mana. sesudah  memutar otaknya 

bobo  ingat juga bahwa orang ini  yaitu  tukang tenung Si 

Segala Tahu yang pernah menolongnya beberapa waktu yang lalu. 

“Segala Tahu, aku gembira bertemu dengan kau,” tegur bobo  

dengan girang sebab  pada orang ini pasti dia bisa mendapat 

keterangan di mana Iblis Tangan Panjang berada. 

Orang yang bernyanyi menghentikan nyanyinya. Dikerontang-

kerontangkannya kaleng rombengnya beberapa kali lalu 

menengadah ke langit-langit kuil. 

“Mendengar suaramu apakah kau bukannya Si angker  yang 

pernah berjumpa denganku beberapa waktu yang lalu?!” Meski buta 

nyatanya dari suara bobo  angker , Si Segala Tahu masih dapat 

menduga siapa yang berdiri di hadapannya. 

“Ah, benar sekali! Pertemuan yang tak terduga ini sangat 

menggembirakanku. Kebetulan aku berada dalam kesulitan.” 

“Baru bertemu sudah bicara tentang segala macam kesulitan!” 

bobo  angker  garuk-garuk kepalanya dan tersenyum pahit, lalu 

berkata-kata, “Soalnya aku harus bertindak cepat, Segala Tahu.” 

“Kau mencari seseorang pasti!” 

“Betul sekali. Namanya Tunggul Gawe-gawe, bergelar Iblis Tangan 

Panjang. Dia telah menculik...” 

“Sudah, sudah! Aku sudah maklum. Kau tunggulah sebentar,” Si 

Segala Tahu mengerontang-ngerontangkan kaleng rombengnya 

beberapa kali lalu menepekur dengan mulut terkatup rapat-rapat. 

Tak lama kemudian diapun berkata-kata, “Kau agak terlambat angker ! 

Orang yang diculik sudah tak ada lagi di tangan Iblis Tangan 

Panjang...”

“Mohon petunjukmu lebih lanjut, Segala Tahu.” 

“Kau pergilah ke utara. Jika bertemu sungai yang bercabang dua, 

kelak kau akan menjumpai Iblis Tangan Panjang di situ.” 

“Di manakah gadis lesbi asli   yang diculik itu kini? Apakah dia berada dalam 

keadaan selamat?” tanya bobo  angker . 

“Aku tak bisa memberi keterangan lebih lanjut. Pergi ke utara, 

cari anak sungai bercabang dua!” 

Habis berkata-kata begitu Si Segala Tahu kembali menggerak-

gerakkan tangan kanannya yang memegangi  kaleng. Kemudian 

dengan tangan kirinya ditepuknya lantai kuil. Hebatnya, tenaga 

tepukan itu membuat tubuh Si Segala Tahu yang masih dalam 

keadaan bersila itu melayang ke pintu. bobo  angker  mengejar, tapi 

Si Segala Tahu sudah lenyap di kegelapan malam. Pendekar pendek kekar  

bobo  angker  hanya bisa geleng-geleng dan garuk-garuk kepala! 

Sepanjang malam itu bobo  angker  terus berlari menuju ke utara. 

Menjelang dini hari dia sampai ke sebuah pedataran tinggi yang di 

bawahnya terbentang sebuah lembah. Di bawah penerangan 

bintang-bintang yang redup, sepasang mata Pendekar pendek kekar  bobo  

angker  yang tajam dapat melihat sebuah sungai yang bercabang 

dua. Tanpa ragu-ragu penulis  ini segera berlari menuruni lembah, 

dan sampai tepat di bagian lembah di mana sungai bercabang dua. 

Udara dini hari dinginnya bukan alang kepalang. Sunyi dan 

kegelapan menyelubung di mana-mana. bobo  angker  memandang 

berkeliling.

“Edan!” makinya dalam hati. “Mana mungkin si keparat Iblis 

Tangan Panjang itu bisa kujumpai di sini!” 

Baru saja dia memaki begitu rupa mendadak kesunyian malam 

dirobek robek  oleh suara kerontang-kerontang kaleng! Pendekar pendek kekar  bobo  

angker  melengak dan memandang berkeliling. Astaga! Kiranya Si 

Segala Tahu! Entah dari mana dia muncul. Saat itu dia kelihatan 

berjalan seenaknya menyusuri anak sungai yang sebelah kanan 

sambil mengerontang-ngerontangkan kalengnya! bobo  cepat 

bergerak gerak  dan sebentar saja dia sudah berada di samping laki-laki itu. 

“Tempat ini sunyi belaka! Di mana aku bisa menemui Iblis Tangan 

Panjang. Mohon petunjukmu, Segala Tahu!” 

Si Segala Tahu tertawa macam kuda betina  meringkik. Sambil terus 

berjalan dia bernyanyi: 

Lembah tempat sungai bercabang dua,

Sepanjang malam tentu sepi belaka.

Mencari Iblis tentu bukan dengan mata,

Siapa suruh tidak pasang telinga.

bobo  terkesiap mendengar tutur nyanyian itu. Memang sewaktu 

menyelidik tadi dia lebih mengutamakan mata dari pendengarannya. 

Segera bobo  angker  membuka jalan pendengarannya lebih tajam. 

Terdengar suara tiupan angin dinihari yang dingin. Terdengar alunan 

air sungai yang mengalir. Terdengar suara binatang malam di 

kejauhan dan tiba-tiba... terdengar suara helaan nafas! 

“Aku mendengar suara orang menarik nafas!” bisik bobo  pada Si 

Segala Tahu. Tapi saat  dia menoleh ke samping, astaga! Si Segala 

Tahu sudah tak ada lagi di sebelahnya! Lenyap seperti ditelan bumi! 

bobo  memandang berkeliling, mencari arah datangnya suara 

helaan nafas itu. Kalau ada seseorang di situ yang sedang tidur tentu 

suara kerontang-kerontang kaleng Si Segala Tahu sudah 

membangunkannya sejak tadi, pikir bobo . Telinganya semakin 

dipasang. Sesaat kemudian kembali didengarnya suara helaan 

nafas, lalu sunyi. Tiba-tiba menggeledek suara bentakan dan sebuah 

benda meluncur ke arah tenggorokan Pendekar pendek kekar  bobo  angker ! 

“Keparat sialan!” maki bobo  kaget kelangit  bukan main tapi masih sempat 

bergerak gerak  mengelakkan senjata rahasia yang hampir saja merampas 

jiwanya.

Baru saja selamat, dua buah senjata rahasia lagi menyambar ke 

arahnya, yang dua inipun dapat dikelit. Dari jurusan datangnya 

senjata-senjata rahasia ini  Pendekar pendek kekar  bobo  angker  segera 

tahu di mana si penyerang gelap berada. Tanpa tunggu lebih lama 

bobo  memukulkan tangan kanannya ke arah cabang pohon besar 

yang terletak delapan tombak di samping kanannya. 

Kraak!

Cabang pohon yang besar itu patah dan tumbang dengan 

mengeluarkan suara berisik dihantam pukulan Kunyuk Melempar 

Buah. Di kejap itu pula satu bayangan hitam berkelebatan  ke cabang 

pohon yang lain. Namun bobo  lebih cepat. Sebelum sosok tubuh 

sempat menjejakkan kakinya di cabang pohon, bobo  telah 

menghantam lagi pohon itu hingga si penyerang gelap terpaksa 

cepat-cepat turun ke tanah. 

Sementara itu di timur fajar telah menyingsing. Cuaca di dalam 

lembah mulai terang dan bobo  segera dapat mengenali orang di 

depannya yang bukan lain Si Iblis Tangan Panjang yang tengah dicari-

carinya.

“Iblis! Kalau sayang pada jiwa busukmu, lekas beri tahu di mana 

gadis lesbi asli   anak kepala kampung yang kau culik itu berada?!” bentak 

Pendekar pendek kekar . 

Iblis Tangan Panjang melototkan matanya yang cuma satu lalu 

mendengus.

“Tanyalah pada setan-setan dalam lembah ini!” 

bobo  menggeram. “Kalau begitu biar roh busukmu yang kusuruh 

menanyakan!” Pendekar pendek kekar  berkelebatan  sambil memukulkan tangan 

kanannya ke depan. 

Iblis Tangan Panjang menangkis dengan satu pukulan tangan 

kosong yang tak kalah hebatnya hingga saat  pukulan-pukulan 

ini  saling bentrokan terdengarlah suara seperti letusan dan 

beberapa pohon yang terserempet angin pukulan kontan ambruk! 

bobo  tak mau memberi angin dan harus lekas mengetahui di 

mana Wening Karsih berada. sebab nya dia langsung menyerang 

dengan jurus-jurus terhebat dari ilmu tenaga dalam  yang dipelajarinya dari 

Eyang Sinto Gendeng. Iblis Tangan Panjang menjadi sangat sibuk. 

Untung saja dia memiliki ilmu mengentengkan tubuh yang sudah 

mencapai tingkat tinggi, kalau tidak niscaya dalam tiga jurus pertama 

dirinya sudah kena gebuk! 

Iblis Tangan Panjang segera menyadari bahwa penulis  berambut 

pirang  itu bukanlah tandingannya. sebab nya siang-siang dia 

sudah mengeluarkan senjatanya yang baru yakni sebuah tombak 

bermata dua dan sebentar saja sinar senjata itu sudah menderu 

mengurung tubuh bobo  angker ! 

Memasuki jurus ke lima di mana Iblis Tangan Panjang 

mengirimkan serangan total habis-habisan, bobo  berseru nyaring, 

“Iblis! Cukup kau mencak-mencak sampai di sini!” 

Tubuh penulis  itu lenyap dari hadapan Iblis Tangan Panjang dan 

sebelum Iblis Tangan Panjang tahu di mana lawannya berada, satu 

pukulan telah menghantam punggungnya! Tak ampun lagi anak manusia  

berkulit hitam legam ini mencelat dan terguling di tanah. Tulang 

punggungnya yang sebelah kiri hancur dan sakit bukan main. 

Tombaknya terlepas mental entah ke mana. 

Dengan sempoyongan Iblis Tangan Panjang berdiri dan hendak 

melarikan diri. Namun satu jambakan pada rambutnya yang keriting 

macam bulu domba itu membuat dia tak bisa bergerak gerak  satu tindak 

pun. Kemudian satu tamparan keras melanda pipinya membuat 

telinganya pekak berdesing dan bibirnya pecah berdarah. Iblis 

Tangan Panjang menjadi kalap dan dengan membabi buta 

menerjang sekerasnya ke depan. 

Kraak!

Terdengar pekik Iblis Tangan Panjang. Tulang kering kaki 

kanannya patah. Yang menjadi sasaran tendangannya ternyata 

bukan Pendekar pendek kekar  bobo  angker  melainkan sebatang pohon yang 

melintang tumbang! bobo  sendiri yang menjambaknya dari belakang 

tertawa gelak-gelak. 

“Ayo tendanglah lagi biar kedua kakimu patah!” kata bobo  dan 

sekali lagi ditamparnya muka Iblis Tangan Panjang hingga anak manusia  

itu menjerit kesakitan. 

Dia berusaha untuk dapat memukul atau menyikut bobo  angker  

tapi sedikit saja bergerak gerak  rambutnya yang dijambak laksana mau 

terbongkar dari kulit kepalanya. 

“Cepat terangkan di mana gadis lesbi asli   itu!” bentak bobo . 

“Sampai mampus pun aku tak bakal menerangkan!” komentari Iblis 

Tangan Panjang keras kepala. 

“Kalau begitu aku akan bikin kau setengah mampus setengah 

hidup!”

Kraak!

bobo  membetot putus tangan kiri Iblis Tangan Panjang. Jeritan 

Iblis Tangan Panjang seperti mau merobek robek  langit di pagi hari itu! Satu 

tangan yang lain dari laki-laki itu segera dicekal pula oleh bobo , siap 

untuk dibetot. “Masih belum mau kasih keterangan?!” 

“Puah!” Iblis Tangan Panjang meludah. 

“Keparat! Makan ini!” teriak bobo  marah. 

Tinju kanannya melanda mulut Iblis Tangan Panjang. Beberapa 

buah giginya tanggal, bibirnya pecah. Tapi Iblis Tangan Panjang 

masih tetap keras kepala dan beringas. Meronta-ronta dan memukul-

mukul kian kemari. 

“Iblis celeng! Kalau matamu yang tinggal satu ini kukorek baru 

kau tahu rasa!” 

Mendengar ancaman itu, Iblis Tangan Panjang kini benar-benar 

ketakutan. Cepat dia berteriak saat  bobo  hendak menotok mata 

kanannya, “Jangan! Aku akan terangkan! Aku akan terangkan!” 

“Terangkan lekas!” bentak bobo  sambil menyentakkan rambut 

Iblis Tangan Panjang. 

“gadis lesbi asli   itu kujual pada Adipati Blabak...” 

“Dusta!”

“Demi bapak moyang setan aku tidak dusta!” 

bobo  menotok tubuh Iblis Tangan Panjang. 

“Untuk sementara biarlah kau kaku tegang di sini. Jika kau dusta 

aku akan kembali untuk mengorek matamu! Jika kau ternyata bicara 

betul, dua hari di muka totokan itu akan terlepas dan kau boleh pergi 

ke mana suka!” 

“Tapi aku akan mati nyiur melambai lambai ran selama dua hari itu!” teriak Iblis 

Tangan Panjang. 

“Kau toh turunan iblis. Minta saja makanan pada iblis-iblis 

penghuni lembah ini!” komentari bobo  angker . Lalu sambil tertawa 

bergelak ditinggalkannya tempat itu. 

***

sebab  Blabak tidak jauh dari situ maka dalam tempo singkat 

bobo  angker  telah sampai di situ. Dia memasuki kadipaten dengan 

melompati tembok belakang. Dari seorang pelayan yang diringkusnya 

dia berhasil mengetahui di kamar mana Wening Karsih ditempatkan. 

Menurut pelayan itu Wening Karsih diantarkan oleh Iblis Tangan 

Panjang ke Kadipaten Blabak lewat tengah malam tadi. Pelayan itu 

memberi kepastian pula bahwa tidak terjadi apa-apa atas diri si gadis lesbi asli   

sebab  istrinya sendiri yang mengawani Wening Karsih semalaman 

hari.

Tanpa menunggu lebih lama bobo  segera masuk ke dalam kuburan  

kadipaten. Sesaat kemudian penulis  itu terlontar keluar  melompat dari 

jendela sebuah kamar dan di bahunya memanggul sosok tubuh 

seorang gadis lesbi asli  . Di halaman samping dia dipergoki oleh dua pengawal 

yang segera berteriak memberi tahu kawan-kawannya. Cepat sekali 

bobo  sudah dikurung oleh empat orang prajurit kadipaten. Namun 

tentu saja keempatnya bukan tandingan penulis  itu. Dengan hanya 

mengandalkan kaki kanannya saja, bobo  berhasil membuat ke empat 

prajurit itu tergelimpang di tanah. Dan pada saat Adipati Blabak 

sampai di tempat itu bobo  telah lenyap bersama Wening Karsih. 

***

bobo  angker  

KUTUKAN EMPU BHARATA 14

ESAMPAINYA di tepi pantai, Untung panarukan  mendadak 

merasakan keraguan dalam hatinya. “Jika betul Raja pengemis tak sakti  

Cantik Ayu yaitu  anakku yang lenyap sekitar enam belas 

tahun yang lalu apakah dia kelak akan mau mengakui diriku sebagai 

ayah kandungnya,” pikir Untung panarukan . Namun sebab  banyak 

pertanyaan yang harus diusahakannya asia kecil bnya dan mengingat pula 

bahwa Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  yaitu  musuh besar yang telah 

membuat cacat dirinya seumur hidup berada di Pulau Ras, akhirnya 

Untung panarukan  menetapkan hatinya dan meneruskan niatnya 

untuk pergi ke pulau ini . 

Dengan sebuah perahu sewaan Untung panarukan  menyeberang 

dan sampai di pulau tujuannya sewaktu malam berganti dengan 

pagi. Tempat kediaman Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  yang 

keseluruhannya terbuat dari bambu kuning yaitu  satu-satunya 

bangunan di Pulau Ras dan dengan mudah dapat ditemui oleh 

Untung panarukan . Dia merasa heran saat  mendapatkan bangunan 

yang besar itu kosong melompong. Tak satu orangpun ada di 

dalamnya.

“Pada ke mana mereka? Mustahil Empat Raja pengemis tak sakti  Pulau Ras 

belum sampai ke sini,” demikian pikir Untung panarukan . Dia tak tahu 

kalau Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  dan keempat orang murid serta 

istrinya telah meninggalkan pulau itu beberapa waktu yang lalu. 

Sewaktu Raja pengemis tak sakti  Cantik Ayu dan saudara-saudara 

seperguruannya kembali dan menceritakan apa yang terjadi di 

gudang raksasa  makan Akik Rono, bukan main marah dan kesalnya Raja pengemis tak sakti  

Sakti Muka konyol . 

“Kalian betul-betul memberi malu aku di kalangan pertenaga dalam an! Apa 

yang kutugaskan tak berhasil kalian lakukan! Dan seorang penulis  

jembel yang tak dikenal tak mampu kalian hadapi!! Terpaksa aku 

sendiri yang harus turun tangan!” 

Itulah sebabnya saat  Untung panarukan  tiba di Pulau Ras dia 

S

tidak menemui siapa pun. 

Untung panarukan  masuk ke dalam gudang raksasa  untuk menyelidik. Baru 

saja dia hendak memasuki sebuah kamar tiba-tiba di halaman luar 

terdengar bentakan nyaring. 

“astaga  rendah dari mana yang berani mengotori gudang raksasa ku?!” 

Untung panarukan  terkejut. Cepat dia melompati sebuah jendela 

dan tiba di halaman samping. Enam orang dilihatnya berlari ke pintu 

muka. Tapi begitu melihat panarukan  di halaman samping keenamnya 

segera memutar lari mereka dan sesaat kemudian sudah berdiri 

mengurung bekas perwira kerajaan itu. 

Sepintas lalu hampir saja Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  mengira 

laki-laki itu yaitu  Si Cadar Hitam. Sewaktu diperhatikannya lebih 

teliti segera dia tahu bahwa anak manusia  bercadar kain hitam itu 

bukanlah musuh lamanya. Tapi yaitu  aneh aneh saja  kalau orang tak dikenal 

ini mengenakan kain hitam penutup mukanya. Mungkin dia masih 

ada sangkut paut dengan Si Cadar Hitam? 

Di lain pihak Untung panarukan  merasakan sekujur tubuhnya 

bergetar saat  dia mengenali dewi lesbi  separuh baya berkulit 

hitam manis dan berparas jelita di samping Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka 

konyol  bukan lain yaitu  Sri Kemuning, istrinya yang telah 

melarikan diri pada enam belas tahun yang silam! Dengan demikian 

satu kenyataan yang sebelumnya cuma menjadi dugaannya belaka, 

kini terbukti. Raja pengemis tak sakti  Cantik Ayu yaitu  anak kandungnya sendiri! 

Hati Untung panarukan  berdebar saat  dia ingat ucapan Raja pengemis tak sakti  

Muka konyol  yaitu  ayahnya! Apakah Sri Kemuning telah menjadi 

istri musuh besarnya itu? Betul-betul ini membuat perih hati Untung 

panarukan .

Sri Kemuning sendiri merasa aneh aneh saja  sewaktu pandangan matanya 

beradu dengan pandangan sepasang mata laki-laki yang anu nya 

tersembunyi di balik kain hitam itu. 

Sri Lestari atau Raja pengemis tak sakti  Cantik Ayu tak berani menerangkan 

bahwa laki-laki bercadar itu yaitu  orang yang telah mereka temui di 

gudang raksasa  makan Akik Rono sebab  takut kedustaan mereka akan 

terbuka.

“astaga  bercadar! Siapakah kau?! Apa punya nyawa rangkap 

hingga berani datang ke sini mengotori pulau dan gudang raksasa ku?!” 

Untung panarukan  tak ingin bekas istri dan anaknya mengetahui 

siapa dia sebenarnya. sebab  itu dia tak mau mengomentari  pertanyaan 

Raja pengemis tak sakti  Muka konyol  dengan terus terang. 

“Muka konyol , rupanya matamu masih belum begitu tajam 

hingga tak dapat mengenali siapa aku adanya! Aku tidak sudi 

menerangkan tentang diriku pada anak manusia  macam kau! Antara kita 

ada semacam hutang piutang yang harus dilunaskan hari ini! 

Nyawamu atau nyawaku!” 

Meskipun rasa-rasa sudah pernah mendengar suara laki-laki 

bercadar itu sebelumnya namun Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  tak 

dapat menerka siapa orang di depannya itu. Di samping itu ucapan 

Untung panarukan  tadi membuat dia menjadi sangat marah. 

sesudah  lebih dulu mendengus marah dia berkata-kata, “Mataku 

memang tidak mampu mengenali tampang yang kau sembunyikan di 

balik kain hitam itu! Tapi tangankulah yang bakal menyingkapkan 

kain itu! Lihat!” 

Pada akhir kata-katanya, Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  

berkelebatan  lenyap dan tahu-tahu tangan kanannya menyambar ke 

muka Untung panarukan ! kaget kelangit  bekas perwira kerajaan ini bukan 

kepalang. Tidak disangkanya kalau lawannya akan bergerak gerak  

demikian cepat. Segera tangan kirinya dibabatkan ke atas. Akibatnya 

terjadilah bentrokan antara lengan yang diserang dengan penyerang! 

Tubuh Untung panarukan  terhempas ke belakang laksana dilanda 

gelombang sedang tangannya sakit bukan main. Sewaktu 

diperhatikan kulit lengannya telah menjadi bengkak kekegelapan an! Di 

lain pihak Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  hanya berdiri terhuyung-

huyung dan di lain kejap dengan satu lolongan macam srigala haus 

darah di malam buta, kembali dia melancarkan serangan. Kali ini 

kedua tangannya kelihatan berkelebatan  cepat. 

Untung panarukan  menyambut dengan pukulan tangan kosong 

yang bernama Seribu Kati Memukul Awan. Ilmu pukulan ini 

dipelajarinya dari Kyai jaber al ali  Pramana sebab nya hebatnya bukan 

main! Tubuh Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  laksana seekor burung 

yang terbang menentang angin topan hingga mengapung tak bisa 

maju! Padahal kedua tangan Raja pengemis tak sakti  Muka konyol  hanya tinggal 

satu jengkal saja lagi dari muka Untung panarukan ! 

Sebelum tubuhnya terlempar disapu oleh pukulan Seribu Kati 

Memukul Awan itu, Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  cepat mendorong 

kedua tangannya ke muka. Dua gelombang angin menderu 

memapas angin serangan Untung panarukan . Sekejap kemudian 

terdengarlah suara menggelegar, yaitu saat  terjadi saling bentur 

antara angin-angin yang berkekuatan hebat itu! Pulau Ras bergetar. 

Debu dan pasir beterbangan sedang gudang raksasa  bambu mengeluarkan 

suara berkeretek! 

“anak manusia  bercadar! Kulihat kau barusan melancarkan pukulan 

Seribu Kali Memukul Awan. Apakah kau muridnya Si jaber al ali  Pramana 

di Gunung Bromo?!” 

Diam-diam Untung panarukan  terkejut menanggapi si muka konyol  

mengenali pukulan yang tadi dilepaskannya. Saat itu dia tengah 

mengatur tenaga dalamnya sebab  dua gelombang angin yang 

dilepaskan Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  tadi membuat dadanya 

agak sakit. 

“Aku bukan murid siapa-siapa!” sahut Untung panarukan  dan 

dalam jurus ketiga ini dia yang pertama membuka serangan. 

Tubuhnya melayang setinggi setengah tombak di atas tanah. 

Tangan kiri dan kanan dipukulkan ke depan dan setengah jalan 

tubuhnya dengan sangat tiba-tiba melesat ke atas lalu dengan 

serentak mengirimkan dua serangan berantai yang hebat yaitu 

tendangan kaki dan hantaman tinju! 

“Jurus Dewa Terbang ke Langit!” seru Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka 

konyol . Lalu cepat merunduk dan memukul bagian tubuh yang 

berbahaya di antara kedua selangkangan Untung panarukan ! 

Tentu saja Untung panarukan  tak mau membiarkan dirinya 

dihantam serangan maut itu. Dia memutar pinggulnya ke samping 

dan di lain kejap kaki kanannya meluncur deras ke arah tinju kanan 

lawan! 

Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  jadi penasaran sekali melihat 

bagaimana dalam menyerang dia balik kena diserang! Didahului oleh 

satu bentakan menggeledek laki-laki ini melompat ke atas, lebih 

tinggi dari kedudukan tubuh Untung panarukan . 

Untung panarukan  tak mau meneruskan serangannya sebab  

tendangan yang melanda tempat kosong akan membuat dirinya 

berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan. sebab nya 

begitu tendangannya dibatalkan, Untung panarukan  cepat membalik 

untuk menghadapi lawan yang datang dari belakang. Namun dia 

kurang cepat. Tubuhnya baru setengahnya berputar dan satu jotosan 

telah melanda punggungnya! 

Bekas perwira kerajaan itu terpelanting ke depan. saat  jatuh ke 

tanah hampir saja dia tak sanggup berdiri di atas kedua kakinya. 

Punggungnya sakit bukan main dan sebelum dia sempat mengatur 

nafas dan mengalirkan tenaga dalam ke bagian yang terpukul, 

dadanya telah sesak. Sesaat kemudian Untung panarukan  muntah 

darah tertatih-tatih! 

Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  tertawa gelak-gelak sambil 

melangkah mendekati Untung panarukan . 

“Sebelum kukirim kau menghadap raja akhirat, mari kulihat dulu 

macam mana kau punya tampang!” 

Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  mengulurkan tangannya yang 

sebelah kanan untuk menarik kain hitam penutup anu  Untung 

panarukan . Bekas perwira kerajaan itu tak mempunyai daya untuk 

menghindar sebab  saat itu kembali dia memuntahkan darah kental 

berbuku-buku!

Sekejap lagi jari-jari tangan Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  akan 

menarik kain penutup anu  Untung panarukan , mendadak sebuah 

benda sebesar kepala melesat ke arah Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka 

konyol . Mau tak mau laki-laki ini terpaksa menarik pulang 

tangannya. Benda yang dilemparkan ternyata sebutir buah nyiur melambai lambai . 

Dan di kejap itu pula seorang laki-laki yang teramat tua, 

berselempang kain putih, telah berdiri di hadapan Raja pengemis tak sakti  Sakti 

Muka konyol ! 

“Kau!” seru Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  kaget kelangit . Tapi dia tidak 

gentar.

***

bobo  angker  

KUTUKAN EMPU BHARATA 15

A, AKU! Apakah kau masih mengenali aku, Raja pengemis tak sakti  Sakti 

Muka konyol ?!” kata orang yang baru datang, yang tadi 

melemparkan buah nyiur melambai lambai  ke arah Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka 

konyol . Dia mengenakan jubah putih dan sangat tua sekali. 

Tubuhnya yang agak bungkuk itu ditopang dengan sebuah tongkat 

yang dipegangnya di tangan kanan. 

“Hemm...” gumam Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol . “Kiranya betul 

dugaanku bahwa keparat bercadar ini yaitu  muridmu, Kyai jaber al ali  

Pramana dari Gunung Bromo. Heran... kenapa tahu-tahu saja kau 

mempunyai seorang murid!” 

“Aku memang memberikan beberapa pelajaran ilmu tenaga dalam  

padanya. Tapi dia bukanlah muridku,” kata Kyai jaber al ali  Pramana 

tegas-tegas.

“Eh, kenapa begitu? Lucu sekali!” ujar Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka 

konyol  seraya memandang pada murid-muridnya. “Mungkin kau 

bisa menerangkan kelucuan itu? Atau kedatanganmu jauh-jauh ke 

sini justru memang hendak menerangkan hal itu?!” 

anu  Kyai jaber al ali  Pramana kelihatan sedikit kegelapan . Namun 

demikian di bibirnya tersunting sekelumit senyum. “Lucu atau tidak 

bukan itu urusanmu, Muka konyol !” 

“Oh, jadi kedatanganmu hendak turun tangan membantu 

anak manusia  bercadar ini? Boleh saja! Tapi akan lebih baik jika terlebih 

dulu kau suruh dia membuka cadarnya!” 

“Soal buka cadar itu bukan pekerjaanku. Kalau kau sendiri tidak 

mampu apakah tidak malu menyuruh orang lain?!” 

Kini paras Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  yang berubah menjadi 

kegelapan . Sementara itu Kyai jaber al ali  Pramana ingat bahwa kali itu 

yaitu  kali ketiga dia menolong jiwa Untung panarukan  yang berarti 

yaitu  pertolongan untuk penghabisan kalinya yaitu sebagaimana 

pesan gurunya tempo hari di dalam mimpi. 

“Kyai jaber al ali  Pramana!” berkata-kata Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  

Y

sambil bertolak pinggang. “Antara kau dan aku tidak ada saling 

sengketa. Mengapa mendadak sontak kau hendak baku hantam 

denganku?!”

“Siapa bilang aku hendak baku hantam denganmu?” sahut Kyai 

jaber al ali  Pramana. “Kemunculanku hanya untuk menolong dia.” 

“Alasan yang dicari-cari!” kata Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  

dengan mimik mengejek. “Apakah kau bisa pula menerangkan silang 

sengketa apa yang ada antara aku dan anak manusia  bercadar ini hingga 

tak ada hujan tak ada angin datang ke sini dan menyebut-nyebut 

segala soal hutang-piutang?!” 

Untung panarukan  khawatir kalau-kalau Kyai jaber al ali  Pramana akan 

menerangkan siapa dirinya sebenarnya. Tapi orang tua yang arif ini 

sudah memahami perasaan Untung panarukan . Maka diapun 

mengomentari , “Soal itu kau tanyakan saja langsung pada orangnya.” 

“Kau dan setan alas ini sama saja tidak tahu dirinya! Ayo lekas 

angkat kaki dari pulauku!” bentak Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol . 

“Aku baru akan meninggalkan tempat ini bila urusanmu dengan 

dia sudah beres.” komentari Kyai jaber al ali  Pramana. 

“Tua bangka sialan! Kalau begitu biar kau dulu yang aku 

bereskan!” Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  berpaling pada ke empat 

muridnya dan berseru, “Kalian berempat cepat cincang astaga  itu!” 

Maka Raja pengemis tak sakti  Cantik Ayu dan tiga Raja pengemis tak sakti  lainnya segera 

mengeluarkan senjata masing-masing dan menyerbu Untung 

panarukan .

Bagi Untung panarukan  tingkat ilmu tenaga dalam  keempat lawannya itu 

tidak membuat dia menjadi gentar. Tapi ada satu hal yang 

menyebabkan setiap gerakannya harus dilakukan dengan penuh 

perhitungan bahkan kadang-kadang tertahan-tahan. Yang 

menyebabkan itu ialah sebab  salah seorang dari pengeroyoknya 

yaitu  anaknya sendiri. Walau bagaimanapun seorang bapak tak 

akan tega untuk mencelakai anak kandungnya! Di lain pihak Sri 

Lestari atau Raja pengemis tak sakti  Cantik Ayu tidak mengetahui kalau yang 

dihadapinya yaitu  ayah kandungnya. Bersama-sama dengan ketiga 

saudaranya dia terus mendesak Untung panarukan  dengan hebat! 

sesudah  pertempuran berkecamuk dua puluh jurus dan melihat 

keempat orang itu masih belum sanggup merubuhkan Untung 

panarukan , Sri Kemuning yang oleh Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  

telah diberi julukan Raja pengemis tak sakti  Hitam Manis segera menyerbu pula ke 

dalam kalangan pertempuran, hingga kini Untung panarukan  dikeroyok 

lima. Dan dua dari pengeroyoknya yaitu  anak kandung dan bekas 

istrinya sendiri! 

Sementara itu pertempuran yang terjadi antara Kyai jaber al ali  

Pramana dan Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  benar-benar satu 

pertempuran tingkat tinggi yang jarang ditemui. Tubuh keduanya 

lenyap menjadi bayang-bayang sedang di sekitar mereka debu dan 

pasir bergulung-gulung, siuran angin menderu-deru! 

Kalau Kyai jaber al ali  Pramana mengandalkan tongkat butut di tangan 

kanannya maka Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  hanya mengandalkan 

tangan kosong. Beberapa kali si Muka konyol  ini melancarkan 

serangan-serangan kilat dan pukulan-pukulan tangan kosong yang 

dahsyat mematikan namun lawannya selalu berhasil mengelak atau 

memusnahkan serangannya itu. 

“astaga  tua bangka!” maki Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  pada 

jurus ke tiga puluh satu, “sekarang jangan harap kau bakal bisa 

selamat dari pukulanku ini!” 

Mulutnya menggembung, dari tenggorokannya terdengar suara 

menggembor dan tangan kanannya diangkat ke atas lalu dipukulkan 

ke depan, ke arah Kyai jaber al ali  Pramana. 

Wuuuussss! 

Satu gelombang sinar hitam yang luar biasa panasnya 

menggemuruh.

“Pukulan Api Hitam,” seru Kyai jaber al ali  Pramana dalam hati lalu 

dengan cepat melompat ke samping seraya memapas dengan 

tongkat bututnya! 

Kraak!

Tongkat di tangan sang Kyai patah dua dan terlepas dari 

tangannya tapi dirinya sendiri selamat! 

Dengan geram Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  kembali 

mengirimkan pukulan dahsyat tadi dua kali berturut-turut! 

Terdengar seruan dahsyat terlontar keluar  dari mulut Kyai jaber al ali  Pramana, 

“Hitam tak akan menang dengan putih!” Dan di kejap itu pula selarik 

sinar putih berkelebatan . Begitu sinar putih ini beradu, terus 

menggulung sinar hitam. Untuk beberapa lamanya menghantam 

sedang yang melepaskan pukulan sama berdiri tegang menyalurkan 

tenaga dalam masing-masing! 

Dalam tenaga dalam, Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  masih kalah 

satu tingkat di bawah Kyai jaber al ali  Pramana. sebab nya sesudah  adu 

kekuatan selama hampir sepeminuman teh dan kedua kakinya 

sampai-sampai melesak sedalam sepuluh senti, akhirnya tubuhnya 

terdorong ke belakang! Sebelum sinar-sinar putih itu melabrak 

dirinya, Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  cepat melompat mencari 

keselamatan. Parasnya kelihatan pucat. Kuduknya dingin. Jika tidak 

lekas melompat pasti dirinya kena dicelakai pukulan lawan. 

Kyai jaber al ali  Pramana tertawa perlahan dan berkata-kata, “Kurasa cukup 

kita main-main sampai di sini saja, Muka konyol . Sebaiknya kau 

lekas menyelesaikan urusanmu dengan laki-laki bercadar itu. Jangan 

mengandalkan murid-muridmu yang main keroyok secara pengecut 

itu!”

“Anjing tua!” sentak Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  penuh dendam 

amarah. “Kalau maksudku untuk membunuhi mu tidak kesampaian, 

biarlah kelak aku akan bunuh diri!” 

“Ah, memang susah kalau seseorang mata dan hatinya sudah 

buta oleh kejahatan!” ujar Kyai jaber al ali  Pramana dengan menggeleng-

gelengkan kepala. 

“Jangan banyak bacot! Kau akan segera mampus, anjing tua!” 

semprot Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol . 

Kedua tangannya bergerak gerak . Kini tangan kiri memegangi  sebilah 

pentungan  panjang berwarna ungu sedang tangan kanan memegangi  

sebuah jimat jengglot  yang memancarkan sinar biru yang bukan lain jimat jengglot  

Mustiko Jagat adanya! Melihat bagaimana si muka konyol  ini 

menggunakan dua senjata sekaligus nyatalah bahwa dia benar-benar 

ingin membunuhi  Kyai jaber al ali  Pramana dalam waktu yang paling 

singkat! 

Di lain pihak Kyai jaber al ali  Pramana tidak merasa gentar. Dia sudah 

tahu kehebatan jimat jengglot  Mustiko Jagat sedang pentungan  di tangan kiri 

lawan tidak dipandangnya sebelah mata. jimat jengglot  tempaan Empu 

Bharata itulah yang lebih berbahaya dan harus hati-hati dihadapinya. 

sebab nya untuk mengimbangi senjata ini  Kyai jaber al ali  Pramana 

tidak menunggu lebih lama, segera pula mengeluarkan senjatanya 

yakni sehelai selendang sutera yang tepinya dihias dengan seratus 

rumbai-rumbai sepanjang satu jengkal! 

Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  membuka serangan dengan satu 

teriakan dahsyat. Kyai jaber al ali  Pramana menanti dengan tenang. 

Begitu lawannya tinggal beberapa langkah di hadapannya, segera 

selendang sutera di tangan kanan dikebutkan! Satu gelombang 

angin sedahsyat topan prahara menggaung. Seratus senjata rahasia 

berhamburan dari rumbai-rumbai selendang. kaget kelangit  Raja pengemis tak sakti  Sakti 

Muka konyol  tidak kepalang. Cepat dia memapas dengan pentungan  

dan jimat jengglot . pentungan  di tangan kiri mental patah dua tapi jimat jengglot  Mustiko 

Jagat dengan hebatnya sanggup membuat buyar angin serangan 

serta mementalkan senjata-senjata rahasia yang menggempur! 

Sekarang marilah kita perhatikan pertempuran yang berlangsung 

antara Untung panarukan  melawan Sri Lestari, Sri Kemuning dan tiga 

Raja pengemis tak sakti  lainnya itu. 

Dia bertempur dengan berbagai perasaan yang campur aduk dan 

menggugah hati sanubarinya. Bagaimana dia bisa bertempur 

sungguh-sungguh dengan dua orang yang merupakan anak serta 

bekas istrinya? Walau bagaimanapun keduanya yaitu  orang-orang 

yang dikasihi dan pernah dikasihinya. Di lain pihak kedua ibu dan 

anak itu yang tidak mengetahui siapa adanya Untung panarukan , terus 

menggempur dengan hebat. Ditambah pula dengan serangan-

serangan gencar tiga Raja pengemis tak sakti  hingga kedudukan Untung panarukan  

jadi serba sulit. Dalam kesulitan itu dia masih sanggup menendang 

rubuh Raja pengemis tak sakti  Badan Kurus hingga terjungkal dan menggeletak 

pingsan. 

Namun demikian sebab  Untung panarukan  terlalu dalam 

dipengaruhi oleh perasaannya, kerap kali laki-laki ini bertempur 

dengan gerakan yang ragu-ragu hingga pada akhirnya lengan kirinya 

berhasil dilanda ujung sendok raksasa  Sri Lestari dan terluka cukup parah! 

Dengan menahan sakitnya luka dan keperihan hati, Untung panarukan  

meneruskan pertempuran. Sementara itu dari sejak mulai 

berlangsungnya pertempuran entah bagaimana dia selalu ingat pada 

Empu Bharata yang telah dibunuhnya enam belas tahun yang silam. 

Seperti terngiang di telinganya kutukan orang tua sakti itu sebelum 

dia meregang nyawa yaitu, “kelak kau bakal mati di ujung Mustiko 

Jagat... dan sebelum mati hidupmu kukutuk menderita lahir batin...” 

Berdiri bulu kuduk Untung panarukan . Benarkah dia akan mati di 

ujung jimat jengglot  Mustiko Jagat yang dulu dipakainya untuk membunuhi  

Empu Bharata itu? Dia tahu sebagian dari kutukan sang Empu atas 

dirinya telah menjadi kenyataan. Yaitu dia telah hidup dengan 

menderita lahir batin! sebab  bertempur sambil merenung dan 

dipengaruhi berbagai macam perasaan maka Untung panarukan  

semakin berada dalam kedudukan yang sulit. Saat itu ingin saja dia 

berteriak pada Sri Lestari dan Sri Kemuning, menerangkan siapa dia. 

Tapi hal itu tak bisa dilakukannya. Lidahnya serasa kelu. Lagi pula 

walau bagaimanapun Sri Kemuning bukan lagi istrinya saat itu, 

sudah menjadi istri orang lain meski secara tidak sah. Dan yang 

paling penting apakah kelak Sri Lestari akan mau mengakui dirinya 

yang cacat itu sebagai ayah kandungnya? Bahkan Sri Kemuning 

sendiri mungkin tak akan mengenali anu nya seandainya dia 

membuka cadar hitam yang menutup anu nya! Dan keperihan 

semakin dalam menusuk lubuk hati Untung panarukan . Dikuatkannya 

dirinya. Tapi kedua matanya tak kuasa menahan genangan air mata. 

Kedua mata itu kelihatan berkaca-kaca! 

Di saat itu timbul tenggelam  pikiran di kepala Untung panarukan  untuk 

meninggalkan tempat itu. Namun bila dia ingat bahwa dendam 

kesumatnya terhadap Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  masih belum 

kesampaian, kembali dikuatkannya hatinya. Tiba-tiba dia mendapat 

akal sebaiknya bertempur menghadapi musuh besarnya saja saat 

itu. Sekaligus dia bisa membalas dendam dan mengelakkan 

pertempuran melawan bekas istri dan anak kandungnya! Namun 

sebelum hal itu dilakukannya sesosok tubuh berpakaian hitam 

datang dengan sangat cepat dari arah timur dan terdengar seruan 

keras lantang, “Kyai jaber al ali  Pramana! astaga  bermuka konyol  itu 

yaitu  musuh lamaku! Biar aku yang merampas jiwanya!” 

***

bobo  angker  

KUTUKAN EMPU BHARATA 16

YAI jaber al ali  Pramana dan Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  sama-

sama terkejut lalu sama-sama melompat ke belakang. Si 

Muka konyol  yang sudah mengenali suara orang yang datang 

segera dapat menduga siapa dia adanya dan ternyata dugaannya tak 

meleset. Orang itu yaitu  Si Cadar Hitam! 

“Ha...ha...! Agaknya kau terkejut dan takut melihat kedatanganku, 

Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol ?!” 

“Puah!” Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  meludah. “Dalam hidupku 

tak pernah ada kata takut! Apalagi terhadap bangsa kurcaci macam 

kau!”

Si Cadar Hitam tertawa gelak-gelak sambil memandang 

berkeliling. Sesaat dia memperhatikan pertempuran yang 

berlangsung antara Untung panarukan  dengan keempat 

pengeroyoknya lalu kepalanya kembali dipalingkan pada Raja pengemis tak sakti  

Sakti Muka konyol , dan berkata-kata dengan mengejek, “Mungkin kau 

bukan seorang pengecut! Tapi sekurang-kurangnya kau telah 

mengajarkan bagaimana bertempur secara pengecut terhadap 

murid-muridmu hingga mereka main keroyok begitu rupa!” 

Muka yang buruk dari Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol  kelihatan 

kegelapan  padam dan Si Cadar Hitam kembali mementang mulut, “Bukti 

lain yang cukup jelas betapa pengecutnya dirimu ialah saat  kau 

mengutus murid-muridmu untuk memenuhi tantanganku satu tahun 

yang lalu! Kenapa tidak kau sendiri yang muncul kalau bukannya 

berarti kau bangsa pengecut kelas wahid?!” 

“astaga  rendah! Kuberikan kesempatan padamu untuk 

mengaso memperpanjang nyawa. Kelak sesudah tua bangka dari 

Gunung Bromo ini kubikin mampus akan sampai pula giliranmu!” 

Kyai jaber al ali  Pramana cepat membuka mulut, “Cadar Hitam,” 

katanya yang sudah mengenali siapa adanya pendatang baru itu... 

“Antara aku dan dia sebenarnya tak ada silang sengketa. Silahkan 

kau baku hantam satu sama lain!” 

K

“Kyai sedeng! Apakah kau tak punya nyali melanjutkan 

pertempuran tadi?!” tanya Raja pengemis tak sakti  Sakti Muka konyol . 

Sang Kyai tertawa bergumam. “Rupanya nyalimu terlalu besar. 

Apa kau ingin kami berdua melabrakmu