botakmu yang dilalap sendok raksasa
laki-laki itu!” ejek penulis rambut pirang lalu tertawa membahak.
Dalam sakit dan amarah yang bergejolak, Raja pengemis tak sakti Kepala Botak
jadi kalap. Cepat dipungutnya sabuknya yang tadi jatuh, lalu
menghambur menyerang si penulis ! Betapapun hebatnya serangan
yang dilancarkan namun sebab disertai amarah kalap dengan
sendirinya tidak memakai perhitungan yang tepat. Begitu si penulis
melompat ke samping, akibat pukulan yang mengenai tempat
kosong, Raja pengemis tak sakti Kepala Botak tersorong ke depan. Di saat itu pula
si penulis gerakkan tinju kanannya memukul punggung Raja pengemis tak sakti
Kepala Botak. Tak ampun lagi si botak ini jatuh menelungkup dengan
keras di lantai gudang raksasa makan, untuk berapa lamanya tak bisa
berkutik!
Kembali terdengar suara tertawa penulis rambut pirang !
Sementara itu Untung panarukan telah mendesak hebat
pengeroyoknya yang kini hanya tinggal dua orang yaitu Raja pengemis tak sakti
Badan Gemuk dan Raja pengemis tak sakti Badan Kurus. Sepasang sendok raksasa putih
berkelebatan di antara deru gada batu pualam dan gendewa baja.
“Gemuk, agaknya kita tak bakal bisa merobohkan astaga ini,”
ujar Raja pengemis tak sakti Badan Kurus dengan ilmu menyusupkan suara.
“Apa rencanamu?!” menanya Raja pengemis tak sakti Badan Gemuk yang
nafasnya sudah Senin-Kamis dan pakaian basah oleh keringat.
“Kita tinggalkan saja tempat sialan ini! Kembali ke Pulau Ras.”
“Kau mau kita mendapat hukuman dari guru?”
Raja pengemis tak sakti Badan Kurus terdiam. Lalu dia dapat akal dan cepat-
cepat berkata-kata, “Ceritakan saja Si Cadar Hitam tak datang memenuhi
tantangan yang dijanjikannya!”
Sebenarnya Raja pengemis tak sakti Badan Gemuk merasa ragu-ragu. Tapi
melihat kenyataan bagaimana detik demi detik sepasang sendok raksasa di
tangan Untung panarukan semakin ganas dan berbahaya, merangsek
mereka terus menerus, mau tak mau Raja pengemis tak sakti Badan Gemuk
menurutkan juga ucapan saudara seperguruannya itu.
Demikianlah, dalam jurus pertempuran yang ke empat puluh dua
sesudah melancarkan satu serangan serempak yang hampir tak ada
artinya, kedua orang ini melompat terlontar keluar dari kalangan pertempuran.
Raja pengemis tak sakti Badan Gemuk cepat menyambar Sri Lestari sedang
Raja pengemis tak sakti Badan Kurus menyambar si botak yang masih
menelungkup tujuh keliling di lantai gudang raksasa makan.
“Pengecut! Kalian mau ke mana?!” bentak penulis rambut
pirang . Dia hendak bergerak gerak ke pintu guna menghalangi. Tapi
langkahnya tertahan sewaktu laki-laki bercadar itu didengarnya
berseru, “Biarkan saja mereka pergi!”
Sesaat kemudian Empat Raja pengemis tak sakti Pulau Ras itupun lenyap dari
pemandangan.
“Aku tak mengerti mengapa kau membiarkan mereka pergi begitu
saja,” kata si penulis . “Keempatnya menginginkan jiwamu dan
yakinlah bahwa pada suatu hari kelak mereka akan muncul lagi
untuk membunuhi mu!”
“Soal nanti biar kita pikirkan nanti, sahabat muda. Mari kita
duduk dulu melepaskan dahaga,” komentari Untung panarukan lalu duduk
di kursi.
Si penulis menggaruk-garuk kepalanya dan mengambil tempat
duduk di hadapan Untung panarukan .
“Terima kasih atas pertolonganmu,” kata Untung panarukan
sesudah Akik Rono datang membawakan minuman dan hidangan
untuk mereka.
“Lupakan hal itu, brow . komentari dulu pertanyaanku apakah kau Si
Cadar Hitam atau bukan?!”
Untung panarukan meneliti paras si rambut pirang sejenak lalu
berkata-kata, “Aku akan komentari kalau terlebih dahulu kau menerangkan
siapa kau adanya.”
“Namaku bobo . Aku kebetulan saja berada di kota ini.”
Untuk kedua kalinya Untung panarukan meneliti paras penulis di
hadapannya. “Apa kau bukannya bobo angker , orang yang berjuluk
Pendekar Kapak Maut Naga Geni pendek kekar ?!”
Si penulis tertawa perlahan.
Untung panarukan dengan serta merta berdiri. Belum sempat dia
hendak menjura memberi hormat penulis itu sudah menarik
tangannya.
“Apa-apaan ini? Lupakan segala macam peradatan. Aku yang
muda yang sebenarnya harus memberi hormat padamu.”
“Nama besarmu sudah sejak lama kudengar, Pendekar pendek kekar .
Meskipun tadi kau menerangkan kehadiranmu di Linggoprobo ini
yaitu satu kebetulan, tapi aku tidak yakin. Di mana kau muncul
pasti mempunyai maksud-maksud tertentu. Katakan saja terus
terang. Kita toh sama-sama dari satu golongan?”
penulis rambut pirang yang memang yaitu Pendekar pendek kekar
bobo angker adanya, tertawa kecil. “Sebetulnya aku tengah mencari
seseorang. Seorang penculik anak perawan! Seorang anak kepala
kampung telah diculik oleh astaga bermuka iblis bernama Tunggul
Gawe-gawe, bergelar Iblis Tangan Panjang! Kau pernah dengar
tentang dia?”
Untung panarukan mengangguk. “Sudah sangat lama. Sekitar
enam belas tahun yang silam,” katanya. Lalu diceritakannya tentang
pertempurannya melawan Sepasang sendok raksasa Maut —kepala pasukan jahat
Hutan Dadakan— yang hendak menculik keponakan Sri Baginda.
saat penculikan itu digagalkan oleh Untung panarukan , Sepasang
sendok raksasa Maut kemudian meminta bantuan Iblis Tangan Panjang.
Namun Iblis Tangan Panjang ini pun berhasil dikalahkan oleh Untung
panarukan . Penuturan itu mengingatkan Untung panarukan pada
riwayatnya sendiri. Kepada bobo sama sekali tak diceritakannya
kalau keponakan raja yang ditolongnya yaitu dewi lesbi yang
kemudian menjadi istrinya dan selanjutnya mendatangkan
penderitaan dalam kehidupannya.
“Menurut penyelidikanku, astaga penculik itu melewati kota ini.
Makanya aku datang ke sini.”
“anak manusia macam Iblis Tangan Panjang itu patut dilenyapkan dari
muka bumi,” ujar Untung panarukan .
“Sekarang kau terangkanlah dirimu,” kata bobo angker sambil
meletakkan cangkir minuman ke atas meja.
“Aku Untung panarukan . Berasal dari Gunung Bromo,”
menerangkan bekas perwira kerajaan itu.
“Kau belum mengomentari pertanyaanku tadi,” kata bobo pula.
“Apakah kau sebenarnya orang yang berjuluk Si Cadar Hitam atau
bukan?”
Untung panarukan menggeleng.
“Lantas mengapa kau menutupi anu mu dengan kain hitam
macam begini?”
“Itu tak dapat kuterangkan padamu,” komentari Untung panarukan .
Pendekar pendek kekar bobo angker tersenyum. “Apakah kau juga tak
bakal menerangkan kenapa kau mengawatirkan keselamatan gadis lesbi asli
cantik berpakaian Raja pengemis tak sakti tadi itu?”
Untung panarukan tertegun sejenak. Akhirnya tanyanya, “Sahabat
muda, apakah kau bisa kupercaya?”
bobo angker kerenyitkan kulit kening dan tak mengomentari apa-apa
sampai akhirnya Untung panarukan berkata-kata, “Paras gadis lesbi asli itu
mengingatkan aku pada seseorang.”
“Siapa seseorang itu?” tanya bobo lagi ingin lebih jelas.
“Istriku. Parasnya sama sekali...”
“Dan istrimu sudah meninggal?”
Untung menggeleng. “Dia lenyap enam belas tahun yang silam
bersama anakku. Seorang dewi lesbi . Pertama kali aku melihat
anu gadis lesbi asli tadi hatiku berdebar. Dan aku mendapat firasat bahwa
dia yaitu anakku yang lenyap itu...”
“Agaknya kau mempunyai riwayat yang hebat, brow .”
“Bukan hebat, tapi penuh penderitaan lahir batin,” sahut Untung
panarukan .
bobo menatap kain penutup anu laki-laki di hadapannya
seakan-akan coba menembusi untuk mengetahui anu yang
bagaimanakah sesungguhnya yang tersembunyi di balik kain hitam
itu.
“Sebenarnya riwayatmu tak ada sangkut pautnya denganku,
apalagi kita barusan saja kenal. Tapi bila kau dapat menuturkan
padaku, aku akan gembira sekali.”
Untung panarukan tersenyum pahit. “Lain kali mungkin baru bisa
kuceritakan padamu, brow muda. Aku tak punya waktu banyak...”
“Kau mau ke mana?” tanya bobo cepat.
“Menyusul keempat orang tadi untuk mencari tahu siapa
sesungguhnya gadis lesbi asli itu.”
“Tapi dia sendiri sudah menerangkan bahwa dia yaitu anaknya
Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol ...”
Hal itu memang membuat hati Untung panarukan meragu. Namun
nalurinya meyakini bahwa Raja pengemis tak sakti Cantik Ayu yaitu anaknya.
Kalau tidak bagaimana parasnya bisa begitu persis seperti Sri
Kemuning, istrinya yang melarikan diri itu?
“Kalaupun nanti terbukti dia bukan anakku yang lenyap, itu tak
jadi apa sebab aku masih mempunyai maksud lain untuk menyusul
Empat Raja pengemis tak sakti dari Pulau Ras itu. Ada piutang lama yang harus
kutagih pada guru mereka yaitu Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol !”
Habis berkata-kata begitu Untung panarukan menjura di hadapan
Pendekar pendek kekar bobo angker lalu meletakkan beberapa mata uang di
atas meja dan bertindak ke pintu. Masih beberapa langkah dia akan
mencapai pintu, satu bayangan hitam berkelebatan yang disusul
dengan bentakan nyaring membuat gudang raksasa makan itu bergetar.
“anak manusia bercadar hitam! Kalau kau berani bergerak gerak satu
langkah lagi kupecahkan kepalamu!”
***
bobo angker
KUTUKAN EMPU BHARATA 12
NTUNG panarukan dan juga Pendekar pendek kekar bobo angker
terkejut. saat keduanya memandang ke tengah ruangan
kelihatannya seorang laki-laki berbadan tegap, mengenakan
pakaian hitam-hitam berdiri di situ. anu nya ditutup dengan sehelai
cadar hitam dan hanya kedua matanya saja yang kelihatan.
“Kau!” seru orang itu seraya menunjuk tepat-tepat kepada
Untung panarukan . “Kau astaga nya yang berani-beranian
mengenakan cadar seperti yang kupakai, layak menerima hukuman
dari aku Si Cadar Hitam!”
bobo dan Untung panarukan meneliti orang itu dari kepala sampai
ke kaki. Ternyata inilah anak manusia nya yang berjuluk Si Cadar Hitam
yang menjadi musuh Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol .
“Sayang sekali kau datang terlambat, brow !” Pendekar pendek kekar bobo
angker buka suara dan membuat Si Cadar Hitam kerenyitkan
kening.
Sebelum dia meneruskan, Cadar Hitam sudah membentak,
“Bocah berambut pirang , katakan apakah kau kerabatnya kunyuk
yang satu ini? Juga katakan apakah kau mau minta hajaran pula?!”
bobo angker tertawa gelak-gelak. “anak manusia tak punya malu!
Diajak bicara baik-baik asia kecil bannya ngelantur! Pantas kau menutupi
tampangmu dengan kain!”
“Dan juga pantas bagimu untuk menerima kematian detik ini
juga!” teriak Si Cadar Hitam marah. Lalu tangan kanannya
didorongkan dan serangkum angin yang amat dingin menderu ke
arah bobo angker !
Murid Eyang Sinto Gendeng dari Gunung Gede tertegun sejenak.
Tubuhnya terasa dingin laksana dikubur dalam salju, padahal angin
serangan masih beberapa langkah di depannya! Dia cepat melompat
ke samping. Tapi aneh aneh saja ! Kedua kakinya kaku tegang tak dapat
digerakkan! bobo sadar bahwa dirinya telah dipukau oleh hawa dingin
yang terlontar keluar dari angin pukulan lawan! Dia membentak keras dan
U
tangan kanannya cepat-cepat memegangi hulu Kapak Naga Geni pendek kekar
di balik pakaian. Detik itu juga hawa hangat mengalir dari hulu kapak
ke sekujur tubuhnya, membuat sirna hawa dingin yang sebelumnya
hampir saja membuat dia celaka!
Wuss!
Angin pukulan lawan lewat di depan dada Pendekar pendek kekar bobo
angker pada saat penulis ini berhasil mengelak dengan melompat
ke belakang. Di belakang sana terdengar suara gaduh akibat
bobolnya dinding gudang raksasa makan dihantam pukulan Si Cadar Hitam
itu!
Si Cadar Hitam tidak menyangka kalau si penulis akan sanggup
menyelamatkan diri begitu rupa! Sementara dia berdiri terkesiap
dengan mata melotot, bobo angker berseru lantang, “Terima kasih
atas keramah-tamahanmu dalam serangan tadi! Kuharap kau juga
sudi menerima hadiah balasan dariku!”
Habis berkata-kata begitu bobo angker mengerahkan tiga perempat
bagian tenaga dalamnya ke tangan kanan lalu secepat kilat tangan
itu diputar di atas kepala dan dipukulkan ke depan! Suara laksana
angin puyuh menderu menggetarkan gudang raksasa makan itu. Kursi-kursi
berpelantingan, meja terguling. Lampu minyak mencelat
menghantam dinding. Untung panarukan merapat ke dinding agar
tubuhnya jangan sampai terpelanting!
Si Cadar Hitam yang berdiri di tengah ruangan segera
mengerahkan sebagian tenaga dalamnya ke kaki. Tubuhnya laksana
patung batu. Namun saat bobo menghantamkan tangannya ke
depan, tubuh Si Cadar Hitam menjadi gontai. Dilipatgandakannya
tenaga dalamnya. Kedua tangan dengan serentak dipukulkan ke
depan untuk menangkis serangan bobo . Tapi Si Cadar Hitam masih
ketinggalan jauh dalam hal tenaga dalam hingga betapapun dia
mempertahankan diri, begitu pukulan Angin Puyuh yang dilepaskan
bobo angker menghantam dirinya, tak ampun lagi anak manusia ini
terpelanting dan terbanting menelentang di lantai!
“Jangan tidur ngorok di situ, brow ! Kalau Empat Raja pengemis tak sakti Pulau
Ras datang kembali ke sini kau bisa berabe. Ayo lekas bangkit!”
Kedatangan Si Cadar Hitam ke situ memang untuk menemui
Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol yang telah ditantangnya satu tahun
yang lewat. Mendengar disebutnya nama keempat murid Raja pengemis tak sakti
Muka konyol dan ditambah dengan kemarahan yang membakar
dadanya, Si Cadar Hitam kontan melompat. Entah kapan dia
menggerakkan tangannya tapi tahu-tahu di tangan kanannya kini
sudah tergenggam sebuah senjata yang berbentuk aneh aneh saja .
Senjata itu terbuat dari besi hitam legam berbentuk tombak yang
pada kedua ujungnya ada lingkaran tipis yang amat tajam.
sebab bentuknya yang hebat maka senjata itu dapat dipergunakan
sebagai toya dan pentungan . Bahkan bila bagian lingkaran sampai
masuk ke kepala seseorang, jangan harap bisa selamat dari
kematian!
Bentuk dan sinar hitam yang memancar dari senjata itu membuat
Pendekar pendek kekar bobo angker segera bersiap-siap menerima serangan.
Dia tahu senjata di tangan lawan hebat dan berbahaya.
“astaga pirang , lekas terlontar keluar kan senjatamu! Kalau tidak kau
akan mampus dalam dua tiga jurus saja!”
bobo ganda tertawa. Diambilnya sebuah kursi lalu katanya, “Biar
aku menghadapimu dengan kursi ini saja, Cadar Hitam!”
Si Cadar Hitam menggeram marah. Tak pernah dia menerima
penghinaan yang begitu hebat. Rahang-rahangnya menggembung.
“bobo ! Biar aku yang menghadapinya!” tiba-tiba Untung panarukan
berseru.
“Ah, biar serahkan saja anak manusia sombong ini padaku,” sahut
bobo .
“Majulah berdua agar aku tidak banyak membuang tenaga untuk
membunuhi kalian!” bentak Si Cadar Hitam.
Habis membentak demikian dia melompat ke muka. Senjatanya
berkiblat ganas dan sekaligus menyerang ke arah leher bobo angker
serta Untung panarukan !
Mereka yang diserang lekas-lekas melompat menyelamatkan diri.
Begitu serangan lewat, Untung panarukan segera mengambil
sepasang sendok raksasa milik Raja pengemis tak sakti Cantik Ayu sedang bobo angker
membabatkan kursi ke pinggang lawan. Dengan satu gerakan sebat
Si Cadar Hitam membalik. Kembali senjatanya berkelebatan dan tiga
buah kaki kursi yang dipakai menyerang oleh bobo terbabat putus!
Si Cadar Hitam tidak kepalang tanggung. Serangan-serangan
yang dilancarkannya datang bertubi-tubi. Sengaja diterlontar keluar kannya
jurus-jurus tenaga dalam nya yang paling hebat agar dapat membuktikan
omong besarnya tadi yaitu akan membereskan bobo angker dalam
dua atau tiga jurus saja. Tapi sewaktu pertempuran memasuki jurus
ke lima, yang bisa dilakukan Si Cadar Hitam hanyalah membabat
putus badan kursi yang di tangan bobo hingga kini Pendekar pendek kekar
hanya memegangi sandaran kursi yang sudah sangat pendek saja!
Meski mengawatirkan keselamatan si penulis namun sebagai
orang yang berpegang teguh pada tatakrama dunia pertenaga dalam an,
Untung panarukan tetap berdiri di tempatnya tak mau membantu bobo
mengeroyok Si Cadar Hitam. Walau demikian diusahakannya
melemparkan sepasang sendok raksasa di tangannya ke arah bobo angker .
Tapi di tengah jalan Si Cadar Hitam berhasil membabat mental dan
patah kedua sendok raksasa itu dengan senjatanya!
Jurus demi jurus serangan Si Cadar Hitam semakin dahsyat.
Dengan memainkan ilmu tenaga dalam Orang Gila bobo berhasil
mempertahankan diri dan sekali-kali melepaskan pukulan jarak jauh
yang membuat lawannya bertindak sangat hati-hati.
saat dua puluh jurus sudah berlalu dan beberapa kali hampir
saja dirinya kena dihantam oleh senjata lawan yang dahsyat, bobo
angker mulai mengeluarkan ilmu-ilmu pukulan simpanannya!
Ilmu pukulan Angin Puyuh tak sanggup menembus angin senjata
di tangan Si Cadar Hitam, demikian juga pukulan Kunyuk Melempar
Buah dan Benteng Topan Melanda Samudera. Hal ini membuat
Pendekar pendek kekar bobo angker menjadi penasaran. Apalagi saat
didengarnya si Cadar Hitam berseru mengejek. “Ayo terlontar keluar kan
semua ilmu simpananmu agar kau tidak mampus penasaran!”
“Jangan keliwat sombong, brow ! Coba kau sambut pukulan yang
bernama Dewa Topan Menggusur Gunung ini!”
bobo mendorongkan kedua tangannya ke depan. Dan terjadilah
hal yang hebat luar biasa! Dari kedua telapak tangan Pendekar pendek kekar
bobo angker menderu gemuruh suara angin. Si Cadar Hitam
membabatkan senjatanya ke depan beberapa kali untuk
memusnahkan angin serangan. Namun kali ini senjata itu tidak
mampu berbuat suatu apapun! Tubuh Si Cadar Hitam terlempar ke
belakang, rubuh terguling-guling, senjatanya lepas dari tangan.
Sesaat kemudian menyusul gemuruh robohnya gudang raksasa makan itu!
Sebelum sebuah balok besar menimpa kepalanya, Pendekar pendek kekar
bobo angker cepat melompat terlontar keluar dari gudang raksasa makan itu! Dia
sampai di luar tepat saat seluruh bangunan gudang raksasa makan roboh
dengan dahsyatnya. Puluhan orang di pelabuhan yang melihat
kejadian itu sama-sama mengeluarkan seruan dan berlari
mendatangi sementara Akik Rono si pemilik gudang raksasa makan yang juga
sempat menyelamatkan diri, berdiri menyaksikan runtuhnya gudang raksasa
makannya dengan tubuh menggigil dan anu seputih kertas!
bobo memandang berkeliling. Untung panarukan dan Si Cadar
Hitam tak kelihatan. Khawatir kalau-kalau Untung panarukan tertimpa
runtuhan gudang raksasa makan, bobo menyelidik dengan cepat. Tapi laki-laki
itu tak ditemuinya. Si Cadar Hitam pun lenyap tak berbekas bersama
senjatanya. Akhirnya perhatian murid Eyang Sinto Gendeng ini
kembali pada Akik Rono. bobo merutuki ketololan dirinya sendiri
sebab telah melepaskan pukulan Dewa Topan Menggusur Gunung
tadi yang menyebabkan ambruknya gudang raksasa makan Akik Rono.
Sebenarnya dia bisa mempergunakan ilmu pukulan lain atau jurus
tipuan untuk merebut senjata lawan lalu baru memberi hajaran. Tapi
sebab dipengaruhi rasa penasaran, dia telah melepaskan pukulan
dahsyat yang dipelajarinya dari Tua Gila.
Sampai di hadapan Akik Rono, dari balik pakaiannya bobo
mengeluarkan sebuah kantong kain berisi uang. Diulurkannya
tangannya memberikan kantong uang itu pada pemilik gudang raksasa makan
seraya berkata-kata, “Ini untuk modal dan membangun gudang raksasa
makanmu!” Habis berkata-kata begitu penulis ini segera berkelebatan
meninggalkan tempat itu. Akik Rono berdiri bengong di tempatnya.
Tapi hatinya terlipur oleh sekantong uang yang kini berada dalam
tangannya.
***
bobo angker
KUTUKAN EMPU BHARATA 13
ENDEKAR pendek kekar bobo angker berdiri di puncak pedataran tinggi
itu, memandang berkeliling. Menurut penyelidikannya, Tunggul
Gawe-gawe alias Iblis Tangan Panjang yang tengah dikejarnya
melarikan diri ke jurusan pedataran itu. Tapi sampai di tempat
ini tak satu jejakpun yang ditemui bobo . Pengejarannya
menemui jalan buntu.
Ke mana akan diteruskannya pengejaran? Dan sebelum dia
berhasil menemui Iblis Tangan Panjang mungkin laki-laki itu telah
lebih dahulu merusak kehormatan Wening Karsih, anak gadis lesbi asli kepala
kampung yang diculiknya.
saat dia memandang ke langit, matahari telah jauh ke barat
dan warnanya kekegelapan an. Dalam waktu yang singkat segera akan
tenggelam. Berdiri di puncak pedataran itu bobo teringat pada Untung
panarukan . Dia yakin sekali bahwa laki-laki itu menyusul Empat
Raja pengemis tak sakti Pulau Ras. Dalam hatinya, bobo pun berniat untuk
mengikuti Untung panarukan . Namun langkahnya terhalang dengan
persoalan Wening Karsih. Akhirnya tanpa ada pegangan ke mana dia
harus menuju, bobo angker meninggalkan puncak pedataran itu ke
arah barat.
Di kaki pedataran tinggi dia bertemu dengan satu desa yang
cukup ramai penduduknya. sesudah mengisi perutnya di sebuah
kedai bobo berusaha mencari keterangan tentang orang yang
dikejarnya. Tapi tak satu orang pun yang tahu mengenai diri Iblis
Tangan Panjang ataupun gadis lesbi asli yang diculiknya. Malam itu juga bobo
meninggalkan desa ini . Di ujung sebuah daerah pesawangan
yang dihiruki oleh suara jangkrik dan segala macam binatang malam
dilihatnya satu nyala api. sesudah berpikir sejenak bobo angker
memutuskan untuk menuju ke arah nyala api itu.
Lewat sepeminum teh bobo telah berada kira-kira seratus langkah
dari nyala api yang nyalanya berasal dari sebuah kuil tua yang
atapnya di bagian depan tampak miring hampir ambruk. Dari jarak
P
itu pulalah pendekar ini mendengar suara orang menyanyi.
“Siapa pula yang bernyanyi malam-malam di tempat sepi begini?”
pikir bobo dalam hati dan sambil mempercepat larinya.
Malam hari berjalan seorang diri,
Tanpa tujuan di dalam hati.
Melewati bekas kuil suci,
Tempat pertemuan tak terduga terjadi.
Begitulah bunyi kata-kata nyanyian ini yang diulang-ulang
sampai beberapa kali. Dan setiap habis satu bait kalimat, terdengar
suara kerontang kaleng. bobo angker sampai di pintu kuil. Di
ruangan depan yang sangat kotor, menyala sebuah lampu aneh aneh saja atau
tepatnya sebuah obor kecil. Obor itu terbuat dari sebatang pohon
kayu hitam yang ditancapkan ke lantai kuil yang terbuat dari batu.
Jika bukan seseorang yang berkepandaian tinggi yaitu mustahil
sebatang kayu bisa ditancapkan begitu rupa. Pada ujung kayu yang
menancap itu menyalakan api yang menerangi ruangan ini .
Tepat di belakang nyala api, duduk bersila seorang laki-laki
berpakaian compang-camping. Kedua matanya terpejam. Di
pangkuannya terletak sebuah buntalan, sebatang tongkat dan
sebuah topi daun pandan. Di tangan kanannya ada sebuah kaleng
rombeng berisi batu-batu. Dari mulutnya masih juga terlontar keluar nyanyian
yang setiap satu bait diseling dengan suara kerontang-kerontang
kaleng berisi batu-batu itu.
bobo masuk ke dalam. Berdiri di hadapan orang itu beberapa
langkah baru diketahuinya bahwa kedua mata yang terpejam itu
nyatanya buta! Tiba-tiba bobo ingat bahwa dia pernah berjumpa
dengan orang ini tapi lupa entah di mana. sesudah memutar otaknya
bobo ingat juga bahwa orang ini yaitu tukang tenung Si
Segala Tahu yang pernah menolongnya beberapa waktu yang lalu.
“Segala Tahu, aku gembira bertemu dengan kau,” tegur bobo
dengan girang sebab pada orang ini pasti dia bisa mendapat
keterangan di mana Iblis Tangan Panjang berada.
Orang yang bernyanyi menghentikan nyanyinya. Dikerontang-
kerontangkannya kaleng rombengnya beberapa kali lalu
menengadah ke langit-langit kuil.
“Mendengar suaramu apakah kau bukannya Si angker yang
pernah berjumpa denganku beberapa waktu yang lalu?!” Meski buta
nyatanya dari suara bobo angker , Si Segala Tahu masih dapat
menduga siapa yang berdiri di hadapannya.
“Ah, benar sekali! Pertemuan yang tak terduga ini sangat
menggembirakanku. Kebetulan aku berada dalam kesulitan.”
“Baru bertemu sudah bicara tentang segala macam kesulitan!”
bobo angker garuk-garuk kepalanya dan tersenyum pahit, lalu
berkata-kata, “Soalnya aku harus bertindak cepat, Segala Tahu.”
“Kau mencari seseorang pasti!”
“Betul sekali. Namanya Tunggul Gawe-gawe, bergelar Iblis Tangan
Panjang. Dia telah menculik...”
“Sudah, sudah! Aku sudah maklum. Kau tunggulah sebentar,” Si
Segala Tahu mengerontang-ngerontangkan kaleng rombengnya
beberapa kali lalu menepekur dengan mulut terkatup rapat-rapat.
Tak lama kemudian diapun berkata-kata, “Kau agak terlambat angker !
Orang yang diculik sudah tak ada lagi di tangan Iblis Tangan
Panjang...”
“Mohon petunjukmu lebih lanjut, Segala Tahu.”
“Kau pergilah ke utara. Jika bertemu sungai yang bercabang dua,
kelak kau akan menjumpai Iblis Tangan Panjang di situ.”
“Di manakah gadis lesbi asli yang diculik itu kini? Apakah dia berada dalam
keadaan selamat?” tanya bobo angker .
“Aku tak bisa memberi keterangan lebih lanjut. Pergi ke utara,
cari anak sungai bercabang dua!”
Habis berkata-kata begitu Si Segala Tahu kembali menggerak-
gerakkan tangan kanannya yang memegangi kaleng. Kemudian
dengan tangan kirinya ditepuknya lantai kuil. Hebatnya, tenaga
tepukan itu membuat tubuh Si Segala Tahu yang masih dalam
keadaan bersila itu melayang ke pintu. bobo angker mengejar, tapi
Si Segala Tahu sudah lenyap di kegelapan malam. Pendekar pendek kekar
bobo angker hanya bisa geleng-geleng dan garuk-garuk kepala!
Sepanjang malam itu bobo angker terus berlari menuju ke utara.
Menjelang dini hari dia sampai ke sebuah pedataran tinggi yang di
bawahnya terbentang sebuah lembah. Di bawah penerangan
bintang-bintang yang redup, sepasang mata Pendekar pendek kekar bobo
angker yang tajam dapat melihat sebuah sungai yang bercabang
dua. Tanpa ragu-ragu penulis ini segera berlari menuruni lembah,
dan sampai tepat di bagian lembah di mana sungai bercabang dua.
Udara dini hari dinginnya bukan alang kepalang. Sunyi dan
kegelapan menyelubung di mana-mana. bobo angker memandang
berkeliling.
“Edan!” makinya dalam hati. “Mana mungkin si keparat Iblis
Tangan Panjang itu bisa kujumpai di sini!”
Baru saja dia memaki begitu rupa mendadak kesunyian malam
dirobek robek oleh suara kerontang-kerontang kaleng! Pendekar pendek kekar bobo
angker melengak dan memandang berkeliling. Astaga! Kiranya Si
Segala Tahu! Entah dari mana dia muncul. Saat itu dia kelihatan
berjalan seenaknya menyusuri anak sungai yang sebelah kanan
sambil mengerontang-ngerontangkan kalengnya! bobo cepat
bergerak gerak dan sebentar saja dia sudah berada di samping laki-laki itu.
“Tempat ini sunyi belaka! Di mana aku bisa menemui Iblis Tangan
Panjang. Mohon petunjukmu, Segala Tahu!”
Si Segala Tahu tertawa macam kuda betina meringkik. Sambil terus
berjalan dia bernyanyi:
Lembah tempat sungai bercabang dua,
Sepanjang malam tentu sepi belaka.
Mencari Iblis tentu bukan dengan mata,
Siapa suruh tidak pasang telinga.
bobo terkesiap mendengar tutur nyanyian itu. Memang sewaktu
menyelidik tadi dia lebih mengutamakan mata dari pendengarannya.
Segera bobo angker membuka jalan pendengarannya lebih tajam.
Terdengar suara tiupan angin dinihari yang dingin. Terdengar alunan
air sungai yang mengalir. Terdengar suara binatang malam di
kejauhan dan tiba-tiba... terdengar suara helaan nafas!
“Aku mendengar suara orang menarik nafas!” bisik bobo pada Si
Segala Tahu. Tapi saat dia menoleh ke samping, astaga! Si Segala
Tahu sudah tak ada lagi di sebelahnya! Lenyap seperti ditelan bumi!
bobo memandang berkeliling, mencari arah datangnya suara
helaan nafas itu. Kalau ada seseorang di situ yang sedang tidur tentu
suara kerontang-kerontang kaleng Si Segala Tahu sudah
membangunkannya sejak tadi, pikir bobo . Telinganya semakin
dipasang. Sesaat kemudian kembali didengarnya suara helaan
nafas, lalu sunyi. Tiba-tiba menggeledek suara bentakan dan sebuah
benda meluncur ke arah tenggorokan Pendekar pendek kekar bobo angker !
“Keparat sialan!” maki bobo kaget kelangit bukan main tapi masih sempat
bergerak gerak mengelakkan senjata rahasia yang hampir saja merampas
jiwanya.
Baru saja selamat, dua buah senjata rahasia lagi menyambar ke
arahnya, yang dua inipun dapat dikelit. Dari jurusan datangnya
senjata-senjata rahasia ini Pendekar pendek kekar bobo angker segera
tahu di mana si penyerang gelap berada. Tanpa tunggu lebih lama
bobo memukulkan tangan kanannya ke arah cabang pohon besar
yang terletak delapan tombak di samping kanannya.
Kraak!
Cabang pohon yang besar itu patah dan tumbang dengan
mengeluarkan suara berisik dihantam pukulan Kunyuk Melempar
Buah. Di kejap itu pula satu bayangan hitam berkelebatan ke cabang
pohon yang lain. Namun bobo lebih cepat. Sebelum sosok tubuh
sempat menjejakkan kakinya di cabang pohon, bobo telah
menghantam lagi pohon itu hingga si penyerang gelap terpaksa
cepat-cepat turun ke tanah.
Sementara itu di timur fajar telah menyingsing. Cuaca di dalam
lembah mulai terang dan bobo segera dapat mengenali orang di
depannya yang bukan lain Si Iblis Tangan Panjang yang tengah dicari-
carinya.
“Iblis! Kalau sayang pada jiwa busukmu, lekas beri tahu di mana
gadis lesbi asli anak kepala kampung yang kau culik itu berada?!” bentak
Pendekar pendek kekar .
Iblis Tangan Panjang melototkan matanya yang cuma satu lalu
mendengus.
“Tanyalah pada setan-setan dalam lembah ini!”
bobo menggeram. “Kalau begitu biar roh busukmu yang kusuruh
menanyakan!” Pendekar pendek kekar berkelebatan sambil memukulkan tangan
kanannya ke depan.
Iblis Tangan Panjang menangkis dengan satu pukulan tangan
kosong yang tak kalah hebatnya hingga saat pukulan-pukulan
ini saling bentrokan terdengarlah suara seperti letusan dan
beberapa pohon yang terserempet angin pukulan kontan ambruk!
bobo tak mau memberi angin dan harus lekas mengetahui di
mana Wening Karsih berada. sebab nya dia langsung menyerang
dengan jurus-jurus terhebat dari ilmu tenaga dalam yang dipelajarinya dari
Eyang Sinto Gendeng. Iblis Tangan Panjang menjadi sangat sibuk.
Untung saja dia memiliki ilmu mengentengkan tubuh yang sudah
mencapai tingkat tinggi, kalau tidak niscaya dalam tiga jurus pertama
dirinya sudah kena gebuk!
Iblis Tangan Panjang segera menyadari bahwa penulis berambut
pirang itu bukanlah tandingannya. sebab nya siang-siang dia
sudah mengeluarkan senjatanya yang baru yakni sebuah tombak
bermata dua dan sebentar saja sinar senjata itu sudah menderu
mengurung tubuh bobo angker !
Memasuki jurus ke lima di mana Iblis Tangan Panjang
mengirimkan serangan total habis-habisan, bobo berseru nyaring,
“Iblis! Cukup kau mencak-mencak sampai di sini!”
Tubuh penulis itu lenyap dari hadapan Iblis Tangan Panjang dan
sebelum Iblis Tangan Panjang tahu di mana lawannya berada, satu
pukulan telah menghantam punggungnya! Tak ampun lagi anak manusia
berkulit hitam legam ini mencelat dan terguling di tanah. Tulang
punggungnya yang sebelah kiri hancur dan sakit bukan main.
Tombaknya terlepas mental entah ke mana.
Dengan sempoyongan Iblis Tangan Panjang berdiri dan hendak
melarikan diri. Namun satu jambakan pada rambutnya yang keriting
macam bulu domba itu membuat dia tak bisa bergerak gerak satu tindak
pun. Kemudian satu tamparan keras melanda pipinya membuat
telinganya pekak berdesing dan bibirnya pecah berdarah. Iblis
Tangan Panjang menjadi kalap dan dengan membabi buta
menerjang sekerasnya ke depan.
Kraak!
Terdengar pekik Iblis Tangan Panjang. Tulang kering kaki
kanannya patah. Yang menjadi sasaran tendangannya ternyata
bukan Pendekar pendek kekar bobo angker melainkan sebatang pohon yang
melintang tumbang! bobo sendiri yang menjambaknya dari belakang
tertawa gelak-gelak.
“Ayo tendanglah lagi biar kedua kakimu patah!” kata bobo dan
sekali lagi ditamparnya muka Iblis Tangan Panjang hingga anak manusia
itu menjerit kesakitan.
Dia berusaha untuk dapat memukul atau menyikut bobo angker
tapi sedikit saja bergerak gerak rambutnya yang dijambak laksana mau
terbongkar dari kulit kepalanya.
“Cepat terangkan di mana gadis lesbi asli itu!” bentak bobo .
“Sampai mampus pun aku tak bakal menerangkan!” komentari Iblis
Tangan Panjang keras kepala.
“Kalau begitu aku akan bikin kau setengah mampus setengah
hidup!”
Kraak!
bobo membetot putus tangan kiri Iblis Tangan Panjang. Jeritan
Iblis Tangan Panjang seperti mau merobek robek langit di pagi hari itu! Satu
tangan yang lain dari laki-laki itu segera dicekal pula oleh bobo , siap
untuk dibetot. “Masih belum mau kasih keterangan?!”
“Puah!” Iblis Tangan Panjang meludah.
“Keparat! Makan ini!” teriak bobo marah.
Tinju kanannya melanda mulut Iblis Tangan Panjang. Beberapa
buah giginya tanggal, bibirnya pecah. Tapi Iblis Tangan Panjang
masih tetap keras kepala dan beringas. Meronta-ronta dan memukul-
mukul kian kemari.
“Iblis celeng! Kalau matamu yang tinggal satu ini kukorek baru
kau tahu rasa!”
Mendengar ancaman itu, Iblis Tangan Panjang kini benar-benar
ketakutan. Cepat dia berteriak saat bobo hendak menotok mata
kanannya, “Jangan! Aku akan terangkan! Aku akan terangkan!”
“Terangkan lekas!” bentak bobo sambil menyentakkan rambut
Iblis Tangan Panjang.
“gadis lesbi asli itu kujual pada Adipati Blabak...”
“Dusta!”
“Demi bapak moyang setan aku tidak dusta!”
bobo menotok tubuh Iblis Tangan Panjang.
“Untuk sementara biarlah kau kaku tegang di sini. Jika kau dusta
aku akan kembali untuk mengorek matamu! Jika kau ternyata bicara
betul, dua hari di muka totokan itu akan terlepas dan kau boleh pergi
ke mana suka!”
“Tapi aku akan mati nyiur melambai lambai ran selama dua hari itu!” teriak Iblis
Tangan Panjang.
“Kau toh turunan iblis. Minta saja makanan pada iblis-iblis
penghuni lembah ini!” komentari bobo angker . Lalu sambil tertawa
bergelak ditinggalkannya tempat itu.
***
sebab Blabak tidak jauh dari situ maka dalam tempo singkat
bobo angker telah sampai di situ. Dia memasuki kadipaten dengan
melompati tembok belakang. Dari seorang pelayan yang diringkusnya
dia berhasil mengetahui di kamar mana Wening Karsih ditempatkan.
Menurut pelayan itu Wening Karsih diantarkan oleh Iblis Tangan
Panjang ke Kadipaten Blabak lewat tengah malam tadi. Pelayan itu
memberi kepastian pula bahwa tidak terjadi apa-apa atas diri si gadis lesbi asli
sebab istrinya sendiri yang mengawani Wening Karsih semalaman
hari.
Tanpa menunggu lebih lama bobo segera masuk ke dalam kuburan
kadipaten. Sesaat kemudian penulis itu terlontar keluar melompat dari
jendela sebuah kamar dan di bahunya memanggul sosok tubuh
seorang gadis lesbi asli . Di halaman samping dia dipergoki oleh dua pengawal
yang segera berteriak memberi tahu kawan-kawannya. Cepat sekali
bobo sudah dikurung oleh empat orang prajurit kadipaten. Namun
tentu saja keempatnya bukan tandingan penulis itu. Dengan hanya
mengandalkan kaki kanannya saja, bobo berhasil membuat ke empat
prajurit itu tergelimpang di tanah. Dan pada saat Adipati Blabak
sampai di tempat itu bobo telah lenyap bersama Wening Karsih.
***
bobo angker
KUTUKAN EMPU BHARATA 14
ESAMPAINYA di tepi pantai, Untung panarukan mendadak
merasakan keraguan dalam hatinya. “Jika betul Raja pengemis tak sakti
Cantik Ayu yaitu anakku yang lenyap sekitar enam belas
tahun yang lalu apakah dia kelak akan mau mengakui diriku sebagai
ayah kandungnya,” pikir Untung panarukan . Namun sebab banyak
pertanyaan yang harus diusahakannya asia kecil bnya dan mengingat pula
bahwa Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol yaitu musuh besar yang telah
membuat cacat dirinya seumur hidup berada di Pulau Ras, akhirnya
Untung panarukan menetapkan hatinya dan meneruskan niatnya
untuk pergi ke pulau ini .
Dengan sebuah perahu sewaan Untung panarukan menyeberang
dan sampai di pulau tujuannya sewaktu malam berganti dengan
pagi. Tempat kediaman Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol yang
keseluruhannya terbuat dari bambu kuning yaitu satu-satunya
bangunan di Pulau Ras dan dengan mudah dapat ditemui oleh
Untung panarukan . Dia merasa heran saat mendapatkan bangunan
yang besar itu kosong melompong. Tak satu orangpun ada di
dalamnya.
“Pada ke mana mereka? Mustahil Empat Raja pengemis tak sakti Pulau Ras
belum sampai ke sini,” demikian pikir Untung panarukan . Dia tak tahu
kalau Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol dan keempat orang murid serta
istrinya telah meninggalkan pulau itu beberapa waktu yang lalu.
Sewaktu Raja pengemis tak sakti Cantik Ayu dan saudara-saudara
seperguruannya kembali dan menceritakan apa yang terjadi di
gudang raksasa makan Akik Rono, bukan main marah dan kesalnya Raja pengemis tak sakti
Sakti Muka konyol .
“Kalian betul-betul memberi malu aku di kalangan pertenaga dalam an! Apa
yang kutugaskan tak berhasil kalian lakukan! Dan seorang penulis
jembel yang tak dikenal tak mampu kalian hadapi!! Terpaksa aku
sendiri yang harus turun tangan!”
Itulah sebabnya saat Untung panarukan tiba di Pulau Ras dia
S
tidak menemui siapa pun.
Untung panarukan masuk ke dalam gudang raksasa untuk menyelidik. Baru
saja dia hendak memasuki sebuah kamar tiba-tiba di halaman luar
terdengar bentakan nyaring.
“astaga rendah dari mana yang berani mengotori gudang raksasa ku?!”
Untung panarukan terkejut. Cepat dia melompati sebuah jendela
dan tiba di halaman samping. Enam orang dilihatnya berlari ke pintu
muka. Tapi begitu melihat panarukan di halaman samping keenamnya
segera memutar lari mereka dan sesaat kemudian sudah berdiri
mengurung bekas perwira kerajaan itu.
Sepintas lalu hampir saja Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol mengira
laki-laki itu yaitu Si Cadar Hitam. Sewaktu diperhatikannya lebih
teliti segera dia tahu bahwa anak manusia bercadar kain hitam itu
bukanlah musuh lamanya. Tapi yaitu aneh aneh saja kalau orang tak dikenal
ini mengenakan kain hitam penutup mukanya. Mungkin dia masih
ada sangkut paut dengan Si Cadar Hitam?
Di lain pihak Untung panarukan merasakan sekujur tubuhnya
bergetar saat dia mengenali dewi lesbi separuh baya berkulit
hitam manis dan berparas jelita di samping Raja pengemis tak sakti Sakti Muka
konyol bukan lain yaitu Sri Kemuning, istrinya yang telah
melarikan diri pada enam belas tahun yang silam! Dengan demikian
satu kenyataan yang sebelumnya cuma menjadi dugaannya belaka,
kini terbukti. Raja pengemis tak sakti Cantik Ayu yaitu anak kandungnya sendiri!
Hati Untung panarukan berdebar saat dia ingat ucapan Raja pengemis tak sakti
Muka konyol yaitu ayahnya! Apakah Sri Kemuning telah menjadi
istri musuh besarnya itu? Betul-betul ini membuat perih hati Untung
panarukan .
Sri Kemuning sendiri merasa aneh aneh saja sewaktu pandangan matanya
beradu dengan pandangan sepasang mata laki-laki yang anu nya
tersembunyi di balik kain hitam itu.
Sri Lestari atau Raja pengemis tak sakti Cantik Ayu tak berani menerangkan
bahwa laki-laki bercadar itu yaitu orang yang telah mereka temui di
gudang raksasa makan Akik Rono sebab takut kedustaan mereka akan
terbuka.
“astaga bercadar! Siapakah kau?! Apa punya nyawa rangkap
hingga berani datang ke sini mengotori pulau dan gudang raksasa ku?!”
Untung panarukan tak ingin bekas istri dan anaknya mengetahui
siapa dia sebenarnya. sebab itu dia tak mau mengomentari pertanyaan
Raja pengemis tak sakti Muka konyol dengan terus terang.
“Muka konyol , rupanya matamu masih belum begitu tajam
hingga tak dapat mengenali siapa aku adanya! Aku tidak sudi
menerangkan tentang diriku pada anak manusia macam kau! Antara kita
ada semacam hutang piutang yang harus dilunaskan hari ini!
Nyawamu atau nyawaku!”
Meskipun rasa-rasa sudah pernah mendengar suara laki-laki
bercadar itu sebelumnya namun Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol tak
dapat menerka siapa orang di depannya itu. Di samping itu ucapan
Untung panarukan tadi membuat dia menjadi sangat marah.
sesudah lebih dulu mendengus marah dia berkata-kata, “Mataku
memang tidak mampu mengenali tampang yang kau sembunyikan di
balik kain hitam itu! Tapi tangankulah yang bakal menyingkapkan
kain itu! Lihat!”
Pada akhir kata-katanya, Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol
berkelebatan lenyap dan tahu-tahu tangan kanannya menyambar ke
muka Untung panarukan ! kaget kelangit bekas perwira kerajaan ini bukan
kepalang. Tidak disangkanya kalau lawannya akan bergerak gerak
demikian cepat. Segera tangan kirinya dibabatkan ke atas. Akibatnya
terjadilah bentrokan antara lengan yang diserang dengan penyerang!
Tubuh Untung panarukan terhempas ke belakang laksana dilanda
gelombang sedang tangannya sakit bukan main. Sewaktu
diperhatikan kulit lengannya telah menjadi bengkak kekegelapan an! Di
lain pihak Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol hanya berdiri terhuyung-
huyung dan di lain kejap dengan satu lolongan macam srigala haus
darah di malam buta, kembali dia melancarkan serangan. Kali ini
kedua tangannya kelihatan berkelebatan cepat.
Untung panarukan menyambut dengan pukulan tangan kosong
yang bernama Seribu Kati Memukul Awan. Ilmu pukulan ini
dipelajarinya dari Kyai jaber al ali Pramana sebab nya hebatnya bukan
main! Tubuh Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol laksana seekor burung
yang terbang menentang angin topan hingga mengapung tak bisa
maju! Padahal kedua tangan Raja pengemis tak sakti Muka konyol hanya tinggal
satu jengkal saja lagi dari muka Untung panarukan !
Sebelum tubuhnya terlempar disapu oleh pukulan Seribu Kati
Memukul Awan itu, Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol cepat mendorong
kedua tangannya ke muka. Dua gelombang angin menderu
memapas angin serangan Untung panarukan . Sekejap kemudian
terdengarlah suara menggelegar, yaitu saat terjadi saling bentur
antara angin-angin yang berkekuatan hebat itu! Pulau Ras bergetar.
Debu dan pasir beterbangan sedang gudang raksasa bambu mengeluarkan
suara berkeretek!
“anak manusia bercadar! Kulihat kau barusan melancarkan pukulan
Seribu Kali Memukul Awan. Apakah kau muridnya Si jaber al ali Pramana
di Gunung Bromo?!”
Diam-diam Untung panarukan terkejut menanggapi si muka konyol
mengenali pukulan yang tadi dilepaskannya. Saat itu dia tengah
mengatur tenaga dalamnya sebab dua gelombang angin yang
dilepaskan Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol tadi membuat dadanya
agak sakit.
“Aku bukan murid siapa-siapa!” sahut Untung panarukan dan
dalam jurus ketiga ini dia yang pertama membuka serangan.
Tubuhnya melayang setinggi setengah tombak di atas tanah.
Tangan kiri dan kanan dipukulkan ke depan dan setengah jalan
tubuhnya dengan sangat tiba-tiba melesat ke atas lalu dengan
serentak mengirimkan dua serangan berantai yang hebat yaitu
tendangan kaki dan hantaman tinju!
“Jurus Dewa Terbang ke Langit!” seru Raja pengemis tak sakti Sakti Muka
konyol . Lalu cepat merunduk dan memukul bagian tubuh yang
berbahaya di antara kedua selangkangan Untung panarukan !
Tentu saja Untung panarukan tak mau membiarkan dirinya
dihantam serangan maut itu. Dia memutar pinggulnya ke samping
dan di lain kejap kaki kanannya meluncur deras ke arah tinju kanan
lawan!
Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol jadi penasaran sekali melihat
bagaimana dalam menyerang dia balik kena diserang! Didahului oleh
satu bentakan menggeledek laki-laki ini melompat ke atas, lebih
tinggi dari kedudukan tubuh Untung panarukan .
Untung panarukan tak mau meneruskan serangannya sebab
tendangan yang melanda tempat kosong akan membuat dirinya
berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan. sebab nya
begitu tendangannya dibatalkan, Untung panarukan cepat membalik
untuk menghadapi lawan yang datang dari belakang. Namun dia
kurang cepat. Tubuhnya baru setengahnya berputar dan satu jotosan
telah melanda punggungnya!
Bekas perwira kerajaan itu terpelanting ke depan. saat jatuh ke
tanah hampir saja dia tak sanggup berdiri di atas kedua kakinya.
Punggungnya sakit bukan main dan sebelum dia sempat mengatur
nafas dan mengalirkan tenaga dalam ke bagian yang terpukul,
dadanya telah sesak. Sesaat kemudian Untung panarukan muntah
darah tertatih-tatih!
Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol tertawa gelak-gelak sambil
melangkah mendekati Untung panarukan .
“Sebelum kukirim kau menghadap raja akhirat, mari kulihat dulu
macam mana kau punya tampang!”
Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol mengulurkan tangannya yang
sebelah kanan untuk menarik kain hitam penutup anu Untung
panarukan . Bekas perwira kerajaan itu tak mempunyai daya untuk
menghindar sebab saat itu kembali dia memuntahkan darah kental
berbuku-buku!
Sekejap lagi jari-jari tangan Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol akan
menarik kain penutup anu Untung panarukan , mendadak sebuah
benda sebesar kepala melesat ke arah Raja pengemis tak sakti Sakti Muka
konyol . Mau tak mau laki-laki ini terpaksa menarik pulang
tangannya. Benda yang dilemparkan ternyata sebutir buah nyiur melambai lambai .
Dan di kejap itu pula seorang laki-laki yang teramat tua,
berselempang kain putih, telah berdiri di hadapan Raja pengemis tak sakti Sakti
Muka konyol !
“Kau!” seru Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol kaget kelangit . Tapi dia tidak
gentar.
***
bobo angker
KUTUKAN EMPU BHARATA 15
A, AKU! Apakah kau masih mengenali aku, Raja pengemis tak sakti Sakti
Muka konyol ?!” kata orang yang baru datang, yang tadi
melemparkan buah nyiur melambai lambai ke arah Raja pengemis tak sakti Sakti Muka
konyol . Dia mengenakan jubah putih dan sangat tua sekali.
Tubuhnya yang agak bungkuk itu ditopang dengan sebuah tongkat
yang dipegangnya di tangan kanan.
“Hemm...” gumam Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol . “Kiranya betul
dugaanku bahwa keparat bercadar ini yaitu muridmu, Kyai jaber al ali
Pramana dari Gunung Bromo. Heran... kenapa tahu-tahu saja kau
mempunyai seorang murid!”
“Aku memang memberikan beberapa pelajaran ilmu tenaga dalam
padanya. Tapi dia bukanlah muridku,” kata Kyai jaber al ali Pramana
tegas-tegas.
“Eh, kenapa begitu? Lucu sekali!” ujar Raja pengemis tak sakti Sakti Muka
konyol seraya memandang pada murid-muridnya. “Mungkin kau
bisa menerangkan kelucuan itu? Atau kedatanganmu jauh-jauh ke
sini justru memang hendak menerangkan hal itu?!”
anu Kyai jaber al ali Pramana kelihatan sedikit kegelapan . Namun
demikian di bibirnya tersunting sekelumit senyum. “Lucu atau tidak
bukan itu urusanmu, Muka konyol !”
“Oh, jadi kedatanganmu hendak turun tangan membantu
anak manusia bercadar ini? Boleh saja! Tapi akan lebih baik jika terlebih
dulu kau suruh dia membuka cadarnya!”
“Soal buka cadar itu bukan pekerjaanku. Kalau kau sendiri tidak
mampu apakah tidak malu menyuruh orang lain?!”
Kini paras Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol yang berubah menjadi
kegelapan . Sementara itu Kyai jaber al ali Pramana ingat bahwa kali itu
yaitu kali ketiga dia menolong jiwa Untung panarukan yang berarti
yaitu pertolongan untuk penghabisan kalinya yaitu sebagaimana
pesan gurunya tempo hari di dalam mimpi.
“Kyai jaber al ali Pramana!” berkata-kata Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol
Y
sambil bertolak pinggang. “Antara kau dan aku tidak ada saling
sengketa. Mengapa mendadak sontak kau hendak baku hantam
denganku?!”
“Siapa bilang aku hendak baku hantam denganmu?” sahut Kyai
jaber al ali Pramana. “Kemunculanku hanya untuk menolong dia.”
“Alasan yang dicari-cari!” kata Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol
dengan mimik mengejek. “Apakah kau bisa pula menerangkan silang
sengketa apa yang ada antara aku dan anak manusia bercadar ini hingga
tak ada hujan tak ada angin datang ke sini dan menyebut-nyebut
segala soal hutang-piutang?!”
Untung panarukan khawatir kalau-kalau Kyai jaber al ali Pramana akan
menerangkan siapa dirinya sebenarnya. Tapi orang tua yang arif ini
sudah memahami perasaan Untung panarukan . Maka diapun
mengomentari , “Soal itu kau tanyakan saja langsung pada orangnya.”
“Kau dan setan alas ini sama saja tidak tahu dirinya! Ayo lekas
angkat kaki dari pulauku!” bentak Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol .
“Aku baru akan meninggalkan tempat ini bila urusanmu dengan
dia sudah beres.” komentari Kyai jaber al ali Pramana.
“Tua bangka sialan! Kalau begitu biar kau dulu yang aku
bereskan!” Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol berpaling pada ke empat
muridnya dan berseru, “Kalian berempat cepat cincang astaga itu!”
Maka Raja pengemis tak sakti Cantik Ayu dan tiga Raja pengemis tak sakti lainnya segera
mengeluarkan senjata masing-masing dan menyerbu Untung
panarukan .
Bagi Untung panarukan tingkat ilmu tenaga dalam keempat lawannya itu
tidak membuat dia menjadi gentar. Tapi ada satu hal yang
menyebabkan setiap gerakannya harus dilakukan dengan penuh
perhitungan bahkan kadang-kadang tertahan-tahan. Yang
menyebabkan itu ialah sebab salah seorang dari pengeroyoknya
yaitu anaknya sendiri. Walau bagaimanapun seorang bapak tak
akan tega untuk mencelakai anak kandungnya! Di lain pihak Sri
Lestari atau Raja pengemis tak sakti Cantik Ayu tidak mengetahui kalau yang
dihadapinya yaitu ayah kandungnya. Bersama-sama dengan ketiga
saudaranya dia terus mendesak Untung panarukan dengan hebat!
sesudah pertempuran berkecamuk dua puluh jurus dan melihat
keempat orang itu masih belum sanggup merubuhkan Untung
panarukan , Sri Kemuning yang oleh Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol
telah diberi julukan Raja pengemis tak sakti Hitam Manis segera menyerbu pula ke
dalam kalangan pertempuran, hingga kini Untung panarukan dikeroyok
lima. Dan dua dari pengeroyoknya yaitu anak kandung dan bekas
istrinya sendiri!
Sementara itu pertempuran yang terjadi antara Kyai jaber al ali
Pramana dan Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol benar-benar satu
pertempuran tingkat tinggi yang jarang ditemui. Tubuh keduanya
lenyap menjadi bayang-bayang sedang di sekitar mereka debu dan
pasir bergulung-gulung, siuran angin menderu-deru!
Kalau Kyai jaber al ali Pramana mengandalkan tongkat butut di tangan
kanannya maka Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol hanya mengandalkan
tangan kosong. Beberapa kali si Muka konyol ini melancarkan
serangan-serangan kilat dan pukulan-pukulan tangan kosong yang
dahsyat mematikan namun lawannya selalu berhasil mengelak atau
memusnahkan serangannya itu.
“astaga tua bangka!” maki Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol pada
jurus ke tiga puluh satu, “sekarang jangan harap kau bakal bisa
selamat dari pukulanku ini!”
Mulutnya menggembung, dari tenggorokannya terdengar suara
menggembor dan tangan kanannya diangkat ke atas lalu dipukulkan
ke depan, ke arah Kyai jaber al ali Pramana.
Wuuuussss!
Satu gelombang sinar hitam yang luar biasa panasnya
menggemuruh.
“Pukulan Api Hitam,” seru Kyai jaber al ali Pramana dalam hati lalu
dengan cepat melompat ke samping seraya memapas dengan
tongkat bututnya!
Kraak!
Tongkat di tangan sang Kyai patah dua dan terlepas dari
tangannya tapi dirinya sendiri selamat!
Dengan geram Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol kembali
mengirimkan pukulan dahsyat tadi dua kali berturut-turut!
Terdengar seruan dahsyat terlontar keluar dari mulut Kyai jaber al ali Pramana,
“Hitam tak akan menang dengan putih!” Dan di kejap itu pula selarik
sinar putih berkelebatan . Begitu sinar putih ini beradu, terus
menggulung sinar hitam. Untuk beberapa lamanya menghantam
sedang yang melepaskan pukulan sama berdiri tegang menyalurkan
tenaga dalam masing-masing!
Dalam tenaga dalam, Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol masih kalah
satu tingkat di bawah Kyai jaber al ali Pramana. sebab nya sesudah adu
kekuatan selama hampir sepeminuman teh dan kedua kakinya
sampai-sampai melesak sedalam sepuluh senti, akhirnya tubuhnya
terdorong ke belakang! Sebelum sinar-sinar putih itu melabrak
dirinya, Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol cepat melompat mencari
keselamatan. Parasnya kelihatan pucat. Kuduknya dingin. Jika tidak
lekas melompat pasti dirinya kena dicelakai pukulan lawan.
Kyai jaber al ali Pramana tertawa perlahan dan berkata-kata, “Kurasa cukup
kita main-main sampai di sini saja, Muka konyol . Sebaiknya kau
lekas menyelesaikan urusanmu dengan laki-laki bercadar itu. Jangan
mengandalkan murid-muridmu yang main keroyok secara pengecut
itu!”
“Anjing tua!” sentak Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol penuh dendam
amarah. “Kalau maksudku untuk membunuhi mu tidak kesampaian,
biarlah kelak aku akan bunuh diri!”
“Ah, memang susah kalau seseorang mata dan hatinya sudah
buta oleh kejahatan!” ujar Kyai jaber al ali Pramana dengan menggeleng-
gelengkan kepala.
“Jangan banyak bacot! Kau akan segera mampus, anjing tua!”
semprot Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol .
Kedua tangannya bergerak gerak . Kini tangan kiri memegangi sebilah
pentungan panjang berwarna ungu sedang tangan kanan memegangi
sebuah jimat jengglot yang memancarkan sinar biru yang bukan lain jimat jengglot
Mustiko Jagat adanya! Melihat bagaimana si muka konyol ini
menggunakan dua senjata sekaligus nyatalah bahwa dia benar-benar
ingin membunuhi Kyai jaber al ali Pramana dalam waktu yang paling
singkat!
Di lain pihak Kyai jaber al ali Pramana tidak merasa gentar. Dia sudah
tahu kehebatan jimat jengglot Mustiko Jagat sedang pentungan di tangan kiri
lawan tidak dipandangnya sebelah mata. jimat jengglot tempaan Empu
Bharata itulah yang lebih berbahaya dan harus hati-hati dihadapinya.
sebab nya untuk mengimbangi senjata ini Kyai jaber al ali Pramana
tidak menunggu lebih lama, segera pula mengeluarkan senjatanya
yakni sehelai selendang sutera yang tepinya dihias dengan seratus
rumbai-rumbai sepanjang satu jengkal!
Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol membuka serangan dengan satu
teriakan dahsyat. Kyai jaber al ali Pramana menanti dengan tenang.
Begitu lawannya tinggal beberapa langkah di hadapannya, segera
selendang sutera di tangan kanan dikebutkan! Satu gelombang
angin sedahsyat topan prahara menggaung. Seratus senjata rahasia
berhamburan dari rumbai-rumbai selendang. kaget kelangit Raja pengemis tak sakti Sakti
Muka konyol tidak kepalang. Cepat dia memapas dengan pentungan
dan jimat jengglot . pentungan di tangan kiri mental patah dua tapi jimat jengglot Mustiko
Jagat dengan hebatnya sanggup membuat buyar angin serangan
serta mementalkan senjata-senjata rahasia yang menggempur!
Sekarang marilah kita perhatikan pertempuran yang berlangsung
antara Untung panarukan melawan Sri Lestari, Sri Kemuning dan tiga
Raja pengemis tak sakti lainnya itu.
Dia bertempur dengan berbagai perasaan yang campur aduk dan
menggugah hati sanubarinya. Bagaimana dia bisa bertempur
sungguh-sungguh dengan dua orang yang merupakan anak serta
bekas istrinya? Walau bagaimanapun keduanya yaitu orang-orang
yang dikasihi dan pernah dikasihinya. Di lain pihak kedua ibu dan
anak itu yang tidak mengetahui siapa adanya Untung panarukan , terus
menggempur dengan hebat. Ditambah pula dengan serangan-
serangan gencar tiga Raja pengemis tak sakti hingga kedudukan Untung panarukan
jadi serba sulit. Dalam kesulitan itu dia masih sanggup menendang
rubuh Raja pengemis tak sakti Badan Kurus hingga terjungkal dan menggeletak
pingsan.
Namun demikian sebab Untung panarukan terlalu dalam
dipengaruhi oleh perasaannya, kerap kali laki-laki ini bertempur
dengan gerakan yang ragu-ragu hingga pada akhirnya lengan kirinya
berhasil dilanda ujung sendok raksasa Sri Lestari dan terluka cukup parah!
Dengan menahan sakitnya luka dan keperihan hati, Untung panarukan
meneruskan pertempuran. Sementara itu dari sejak mulai
berlangsungnya pertempuran entah bagaimana dia selalu ingat pada
Empu Bharata yang telah dibunuhnya enam belas tahun yang silam.
Seperti terngiang di telinganya kutukan orang tua sakti itu sebelum
dia meregang nyawa yaitu, “kelak kau bakal mati di ujung Mustiko
Jagat... dan sebelum mati hidupmu kukutuk menderita lahir batin...”
Berdiri bulu kuduk Untung panarukan . Benarkah dia akan mati di
ujung jimat jengglot Mustiko Jagat yang dulu dipakainya untuk membunuhi
Empu Bharata itu? Dia tahu sebagian dari kutukan sang Empu atas
dirinya telah menjadi kenyataan. Yaitu dia telah hidup dengan
menderita lahir batin! sebab bertempur sambil merenung dan
dipengaruhi berbagai macam perasaan maka Untung panarukan
semakin berada dalam kedudukan yang sulit. Saat itu ingin saja dia
berteriak pada Sri Lestari dan Sri Kemuning, menerangkan siapa dia.
Tapi hal itu tak bisa dilakukannya. Lidahnya serasa kelu. Lagi pula
walau bagaimanapun Sri Kemuning bukan lagi istrinya saat itu,
sudah menjadi istri orang lain meski secara tidak sah. Dan yang
paling penting apakah kelak Sri Lestari akan mau mengakui dirinya
yang cacat itu sebagai ayah kandungnya? Bahkan Sri Kemuning
sendiri mungkin tak akan mengenali anu nya seandainya dia
membuka cadar hitam yang menutup anu nya! Dan keperihan
semakin dalam menusuk lubuk hati Untung panarukan . Dikuatkannya
dirinya. Tapi kedua matanya tak kuasa menahan genangan air mata.
Kedua mata itu kelihatan berkaca-kaca!
Di saat itu timbul tenggelam pikiran di kepala Untung panarukan untuk
meninggalkan tempat itu. Namun bila dia ingat bahwa dendam
kesumatnya terhadap Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol masih belum
kesampaian, kembali dikuatkannya hatinya. Tiba-tiba dia mendapat
akal sebaiknya bertempur menghadapi musuh besarnya saja saat
itu. Sekaligus dia bisa membalas dendam dan mengelakkan
pertempuran melawan bekas istri dan anak kandungnya! Namun
sebelum hal itu dilakukannya sesosok tubuh berpakaian hitam
datang dengan sangat cepat dari arah timur dan terdengar seruan
keras lantang, “Kyai jaber al ali Pramana! astaga bermuka konyol itu
yaitu musuh lamaku! Biar aku yang merampas jiwanya!”
***
bobo angker
KUTUKAN EMPU BHARATA 16
YAI jaber al ali Pramana dan Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol sama-
sama terkejut lalu sama-sama melompat ke belakang. Si
Muka konyol yang sudah mengenali suara orang yang datang
segera dapat menduga siapa dia adanya dan ternyata dugaannya tak
meleset. Orang itu yaitu Si Cadar Hitam!
“Ha...ha...! Agaknya kau terkejut dan takut melihat kedatanganku,
Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol ?!”
“Puah!” Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol meludah. “Dalam hidupku
tak pernah ada kata takut! Apalagi terhadap bangsa kurcaci macam
kau!”
Si Cadar Hitam tertawa gelak-gelak sambil memandang
berkeliling. Sesaat dia memperhatikan pertempuran yang
berlangsung antara Untung panarukan dengan keempat
pengeroyoknya lalu kepalanya kembali dipalingkan pada Raja pengemis tak sakti
Sakti Muka konyol , dan berkata-kata dengan mengejek, “Mungkin kau
bukan seorang pengecut! Tapi sekurang-kurangnya kau telah
mengajarkan bagaimana bertempur secara pengecut terhadap
murid-muridmu hingga mereka main keroyok begitu rupa!”
Muka yang buruk dari Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol kelihatan
kegelapan padam dan Si Cadar Hitam kembali mementang mulut, “Bukti
lain yang cukup jelas betapa pengecutnya dirimu ialah saat kau
mengutus murid-muridmu untuk memenuhi tantanganku satu tahun
yang lalu! Kenapa tidak kau sendiri yang muncul kalau bukannya
berarti kau bangsa pengecut kelas wahid?!”
“astaga rendah! Kuberikan kesempatan padamu untuk
mengaso memperpanjang nyawa. Kelak sesudah tua bangka dari
Gunung Bromo ini kubikin mampus akan sampai pula giliranmu!”
Kyai jaber al ali Pramana cepat membuka mulut, “Cadar Hitam,”
katanya yang sudah mengenali siapa adanya pendatang baru itu...
“Antara aku dan dia sebenarnya tak ada silang sengketa. Silahkan
kau baku hantam satu sama lain!”
K
“Kyai sedeng! Apakah kau tak punya nyali melanjutkan
pertempuran tadi?!” tanya Raja pengemis tak sakti Sakti Muka konyol .
Sang Kyai tertawa bergumam. “Rupanya nyalimu terlalu besar.
Apa kau ingin kami berdua melabrakmu