as dendam dengan tingkat
kepandaian yang jauh lebih rendah pastilah akan sia-sia belaka dan
diam-diam penulis ini mengeluh dalam hati. Diangkatnya kepalanya
yang ditundukkan dan berkata-kata dengan sungguh-sungguh pada si
orang tua, “Aku yang bodoh ini mohon petunjukmu, orang tua.”
para tua tua yahudi -para tua tua yahudi itu tertawa. Sampai saat itu nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tidak
tahu dengan siapa sesungguhnya dia berhadapan. para tua tua yahudi -para tua tua yahudi
berambut dan berjanggut putih itu bukan lain Menak Putuwengi,
tokoh tenaga dalam yang paling tinggi ilmu kesaktiannya di antara tokoh-tokoh
tenaga dalam lainnya sekitar belasan tahun yang silam!
“Aku tak bisa memberi petunjuk apa-apa padamu, nyaman nyam nyam ,” kata
Menak Putuwengi pula.
penulis itu merasa kecewa tapi juga heran saat melihat dalam
berkata-kata itu si orang tua tersenyum. Dan Menak Putuwengi lantas
berkata-kata, “Aku cuma bisa mengajukan satu tawaran. Sudikah kau
mempelajari permainan tenaga dalam ilmu tongkat? Bukan aku sombong,
dalam tempo dua-tiga bulan saja pasti kau dapat mengalahkan
murid Sorablungbung itu.”
Bukan alang-kepalang gembiranya hati nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . Dia
menjura dalam-dalam dan mengomentari , “Tentu saja mau. Kalau kau
tak keberatan mulai saat ini aku akan memanggilmu guru. Sekali lagi
aku mohon agar kau sudi memberitahu namamu, orang tua...”
“Ah, soal namaku...” kata Menak Putuwengi, “sudah sejak
belasan tahun dilupakan dunia pertenaga dalam an di Pulau Bali ini. Biarlah
nanti saja kuberi tahu padamu. Nah sekarang mari kita berangkat...”
“Berangkat ke mana, Guru?” tanya nyaman nyam nyam tak mengerti.
“Goa ini terlalu sempit dan kurang baik untuk belajar ilmu tenaga dalam .
Kau lihat pedataran tinggi di sebelah timur sana...?” ujar Menak
Putuwengi seraya menunduk terlontar keluar goa. “Di situ lebih cocok
tempatnya.”
“Baiklah, Guru” komentari nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit seraya bangkit dan
mengikuti gurunya terlontar keluar goa.
Ternyata bagian lamping kiri dari jurang ini menuju ke
sebuah daerah pesawangan yang banyak ditumbuhi ilalang lebat.
Menak Putuwengi kelihatannya berjalan lenggang kangkung
seenaknya. Tapi bagaimanapun nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit mengerahkan ilmu
larinya, tetap saja dia ketinggalan belasan tombak di belakang!
Sesampainya di pedataran tinggi itu, nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tercengang-
cengang melihat indahnya pemandangan di sekelilingnya.
“Kita mulai saja pelajaran permulaan,” kata Menak Putuwengi.
“Coba terlontar keluar kan dan perlihatkan padaku jurus-jurus ilmu tenaga dalam yang
kau miliki.”
Atas perintah gurunya itu maka nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit mulai bertenaga dalam
sampai dua puluh jurus.
“Sudah... sudah cukup!” seru Menak Putuwengi. “Ilmu tenaga dalam mu
jauh daripada lumayan. Tapi permulaan yang cukup baik!” Habis
berkata-kata begitu Menak Putuwengi lantas mematahkan dua buah
ranting pohon. Salah satu diberikannya kepada nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
seraya berkata-kata, “Pertama kali ini kuberikan kau dasar-dasar ilmu
tongkat. Kemudian kau harus melatih diri dalam tenaga dalam dan
meringankan tubuh.”
Demikianlah, mulai saat itu nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit digembleng oleh
tokoh tenaga dalam kelas satu Menak Putuwengi.
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 8
ERDIRI di tepi danau yang dikelilingi pohon-pohon besar pada
siang hari yang panas terik itu membuat penulis pengelana
itu ingin sekali mandi merasakan kesejukan air danau. Sambil
bersiul-siul penulis ini lalu membuka pakaiannya. Sesaat kemudian
diapun sudah mencebur masuk ke dalam air danau. Sengaja dia
menyelam dalam-dalam lalu muncul lagi di permukaan air danau
untuk bernafas lalu menyelam lagi. Demikian sampai beberapa kali.
Pada kali yang ke enam dia memunculkan kepala di permukaan air
danau, mendadak sontak berubahlah parasnya oleh rasa kaget kelangit yang
bukan alang-kepalang!
Dari seluruh tepi danau dilihatnya meluncur ular hitam berbelang-
belang kuning sebesar betis dan rata-rata panjangnya satu sampai
satu setengah meter! Binatang-binatang itu dengan sangat cepat
berenang ke tengah danau di mana penulis berada!
“Gila!” seru penulis itu lalu kedua kakinya dihentakkan ke
bawah. Dengan mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya yang
hebat dari dalam air penulis ini sanggup melesatkan tubuhnya
sampai beberapa tombak. saat dia berhasil melompat ke daratan
cepat-cepat dia hendak mengambil pakaiannya! Tapi untuk kedua
kalinya penulis ini menjadi melengak kaget kelangit sebab dari balik semak
belukar, puluhan ekor ular jenis yang sama telah menyerbunya pula
hingga dia tak punya kesempatan untuk mencapai pakaiannya!
Dengan memaki dalam hati penulis ini melompat ke sebuah
pohon. Tapi au! Kakinya menginjak sesuatu yang bulat dan licin
hingga kalau saja ilmu meringankan tubuhnya tidak sempurna
pastilah dia akan jatuh! saat dia memandang ke bawah, penulis
ini kertakkan rahang sebab benda bulat licin yang tadi dipijaknya
nyatanya yaitu seekor ular hitam berbelang-belang kuning. Dan
saat dia memandang berkeliling, seluruh pohon serta pohon-pohon
di sekitar tempat itu penuh dengan ular-ular ini . Ke manapun
dia memandang, ke pohon-pohon, ke tanah dan ke danau
B
seluruhnya penuh dengan ular! Betul-betul dia tak bisa mengerti dari
mana datangnya puluhan bahkan ratusan binatang itu! Dari lidahnya
yang bercabang dan berwarna hijau nyatalah bahwa ular-ular itu
mengindap racun yang amat jahat. Meskipun dia kebal segala
macam racun namun menyaksikan itu mau tak mau merinding juga
bulu tengkuknya! Dan menyadari dirinya tanpa pakaian begitu rupa
penulis ini merutuk habis-habisan dalam hati.
Sementara itu dia tak dapat berdiri lebih lama di cabang pohon
sebab sebentar saja belasan ekor ular telah menyerbunya pula! Tak
ada tempat yang kosong lagi untuk tempat berpindah! Sambil
melompat turun penulis ini pukulkan kedua tangannya ke bawah!
Angin deras menderu. Puluhan ular mental dan si penulis berhasil
turun di tanah yang kini kosong dari ular-ular itu. Tapi aneh aneh saja nya
binatang-binatang yang kena dihantam dan dibuatnya mental tadi
sama sekali tidak cedera atau mati, dan dalam waktu yang singkat
bersama kawan-kawannya segera menyerbu penulis itu kembali.
Kini penulis ini segera maklum bahwa binatang-binatang
yang dihadapinya itu bukan ular-ular biasa. Mungkin binatang jadi-
jadian. Dan binatang apapun ular itu adanya dia musti bisa
menyelamatkan diri. Tiga ekor ular hitam berbelang kuning berhasil
melilit kakinya. Seekor di antaranya mematuk betis penulis itu
hingga mengeluarkan darah kehitaman bercampur racun yang
tertekan ke luar akibat hawa tenaga dalam yang ada di tubuh si
penulis . Sekali dia menggerakkan tubuh maka ke tiga ular itu
berpelantingan. Tapi puluhan lainnya menyerbu lagi dengan dahsyat
laksana air bah!
Tidak main-main lagi kini penulis itu pergunakan ilmu pukulan
sakti yang sangat diandalkannya. Sepasang tangannya kelihatan
putih mekegelapan , sepuluh kuku jarinya mengeluarkan sinar yang
menyilaukan!
Wuus! Wuuss!
Dua larik sinar putih yang panas menderu dahsyat! Itulah pukulan
Sinar Matahari yang hebat luar biasa! Puluhan ekor ular menemui
ajalnya mati terkuntung-kuntung dalam keadaan hangus! Yang masih
hidup agaknya marah sekali melihat kematian kawan-kawan mereka.
Binatang-binatang ini dengan mengeluarkan suara mendesis
menyerbu si penulis dan si penulis menyambutinya dengan
pukulan-pukulannya yang dahsyat. Binatang-binatang yang masih
hidup bukannya takut tapi malah terus menyerbu dengan kalap
sehingga penulis yang berada dalam keadaan bertelanjang bulat itu
menjadi sibuk sekali! Meski suasana mengerikan sekali di tempat
itu, tapi melihat si penulis mencak-mencak telanjang begitu rupa
ada juga kelucuannya!
Menurut dugaan si penulis , sudah lebih dari seratus ular yang
dibunuhnya tapi yang datang menyerangnya seperti tak ada kurang-
kurangnya malah makin lama makin banyak! Dalam pada itu ular-
ular yang berjalaran di pohon dengan melilitkan ekor-ekor mereka di
cabang atau di ranting-ranting pohon, bergelantungan menyambar si
penulis hingga si penulis bukan saja diserang dari bawah tapi juga
dari atas!
“Benar-benar edan!” maki penulis itu seraya percepat
melancarkan pukulan-pukulan Sinar Matahari ke atas dan ke bawah!
Dalam seru-serunya pertempuran antara ular lawan anak manusia itu,
tiba-tiba terdengarlah seruan, “brow ! Bertahanlah terus! Aku akan
membantu!”
Baru saja seruan itu berakhir maka di situ muncullah seorang
penulis berpakaian biru. Di tangan kanannya ada seikatan jerami
tebal yang ujungnya dibakar. Kobaran api jerami ini membuat
puluhan ular hitam berbelang kuning menjadi terbirit-birit ketakutan.
Tapi tidak semua binatang itu lari. Puluhan lainnya menyerbu
penulis baju biru ini. Si penulis menghadapinya dengan tenang-
tenang saja. Di tangan kiri penulis ini ada sebatang tongkat kecil
terbuat dari bambu kuning. Dengan memutar-mutar tongkat kecil itu
maka setiap ular yang berani mendekatinya pasti akan mati dalam
keadaan tubuh terkuntung-kuntung! Hebat sekali permainan tongkat
bambu kuning si penulis hingga dalam tempo yang singkat puluhan
ular hitam berhasil dimusnahkannya!
“Hebat!” kata penulis yang pertama dalam hati lalu menyambar
pakaiannya, dengan cepat mengenakannya kemudian bersama-
sama penulis baju biru terus memusnahkan ular-ular yang
mengamuk itu!
Lebih dari separoh ular hitam berbelang kuning yang ada di
tempat itu telah musnah menemui kematiannya. Sementara itu
dalam berlangsungnya pemusnahan binatang-binatang ini
terjadilah perkenalan antara kedua penulis .
“Namaku nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit !” kata penulis pakaian biru seraya
sabatkan tongkat bambu kuningnya. Dua ekor ular rubuh dengan
kepala pecah. “Dari mana ular sebanyak ini? Bagaimana kau sampai
diserang mereka?!”
“Aku sedang asyik-asyikan mandi!” menerangkan penulis
berpakaian putih. “saat menyelam dan muncul di atas air danau
kulihat puluhan ekor ular, entah dari mana datangnya berenang
menyerangku! Sewaktu aku naik ke daratan ternyata puluhan
binatang itu telah menungguku pula di sana. Gila betul!”
“Hai, kau belum menerangkan namamu, brow !” seru penulis
baju biru.
“Namaku bobo angker !”
“Kau bukan penduduk sini agaknya!”
“Betul,” sahut penulis baju putih yang bukan lain dari Pendekar
pendek kekar bobo angker adanya! “Terima kasih atas pertolonganmu,
nyaman nyam nyam !”
“Ular-ular ini benar-benar gila betul!” seru nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit yang
melihat bagaimana binatang itu masih terus menyerbu mereka
dengan beraninya! “Sebaiknya mari kita tinggalkan tempat ini!”
Bagaimana nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sampai berada di tempat itu baiklah
kita tuturkan sedikit.
Sebagaimana yang telah diceritakan, sewaktu jatuh ke dalam
jurang nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit telah diselamatkan oleh seorang para tua tua yahudi -para tua tua yahudi
sakti bernama Menak Putuwengi. Orang tua ini kemudian mengambil
penulis itu menjadi muridnya. sesudah tiga bulan lebih
menggembleng nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit maka boleh dikatakan penulis itu
sudah menguasai pelajaran ilmu tenaga dalam tongkat si para tua tua yahudi cuma tentu
saja dia musti banyak berlatih agar mencapai tingkat kesempurnaan.
Memasuki pertengahan bulan yang ke empat, Menak Putuwengi
mengizinkan muridnya untuk pergi mencari orang-orang yang
bertanggung komentari atas kematian kekasihnya dan I Krambangan
serta beberapa penduduk Klungkung lainnya. Menak Putuwengi juga
memberi nasihat agar penulis itu jangan terlalu mengikuti nafsu
dendam kesumat dan kalau bisa jangan menurunkan tangan maut
terhadap siapapun selagi masih ada jalan penyelesaian yang baik!
Demikianlah maka nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dengan bekal ilmu kepandaian
yang dipelajarinya dari Menak Putuwengi meninggalkan tempat
kediaman si orang sakti yang nyatanya masih hidup, jadi tidak benar
seperti yang diduga dunia luaran bahwa para tua tua yahudi -para tua tua yahudi sakti itu telah
meninggal dunia. Menak Putuwengi sebenarnya sudah jemu dengan
persoalan-persoalan duniawi sebab itulah dia mengundurkan diri
dari dunia pertenaga dalam an, membersihkan diri dari dosa dan kesalahan-
kesalahan di masa mudanya serta memperdalam ilmu tenaga dalam , ilmu
kesaktian dan kebatinan di dalam goa di dasar jurang itu.
Dalam perjalanannya menuju Denpasar penulis itu sengaja
melewati hutan belantara mengambil jalan singkat agar lebih lekas
sampai ke tempat tujuan. sebab melewati rimba belantara itulah
maka dia sampai bertemu dengan Pendekar pendek kekar bobo angker !
Mulanya dia merasa heran dan kaget kelangit sewaktu menyaksikan
seorang penulis berambut pirang basah kuyup dalam keadaan
bertelanjang bulat bertempur melawan ratusan ekor ular yang
sebesar-besar betis. Dilihat pada gerakan-gerakan serta pukulan-
pukulan yang dilancarkannya dalam memusnahkan binatang-
binatang itu nyatalah dia memiliki kepandaian tinggi. Tapi mengapa
sampai bertempur telanjang bulat begitu rupa?! nyaman nyam nyam tidak tahu
bahwa sewaktu diserang, bobo tengah mandi dalam danau.
Sebenarnya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit maklum bahwa tanpa dibantu pun
penulis yang bertelanjang itu pasti akan sanggup memusnahkan
semua ular yang menyerbunya. Tapi bukankah lebih baik dia turun
tangan menolong seraya mempraktekkan ilmu tongkat yang
dipelajarinya dari Menak Putuwengi? Maka sesudah mengumpulkan
ilalang serta jerami kering dan membakarnya dengan tongkat bambu
kuning di tangan kiri, nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit menyerbu ke dalam
pertempuran binatang lawan anak manusia itu!
“bobo ! Ayo kita tinggalkan tempat ini!” kata nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
kembali.
“Tunggu dulu brow !” sahut bobo angker , “aku mempunyai firasat
bahwa ular-ular ini bukan binatang biasa! Mungkin binatang jadi-
jadian, mungkin pula ada pemiliknya. Bagaimana kalau kita selidiki
sama-sama?!”
Baru saja bobo berkata-kata begitu maka dari dalam hutan
mengumandanglah suara bentakan menggeledek, “anak manusia -
anak manusia kotor dari mana yang berani membunuhi binatang
peliharaanku?!”
bobo mengeluarkan suara bersiul dan berpaling pada nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit . “Nah, apa kataku!” ujarnya.
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 9
EGITU bentakan lenyap maka dari dalam hutan belantara
terlontar keluar lah seorang laki-laki yang memiliki tampang dahsyat.
Kepalanya panjang, kening menjorok ke depan sedang leher
kecil singkat. Rambutnya hitam legam tapi cuma sedikit tumbuh di
atas batok kepalanya. Kulit mukanya berwarna hitam dan berminyak
hingga bila disorot sinar matahari mukanya itu jadi berkilat-kilat! Jika
dibandingkan dengan ular, tampang anak manusia ini memang hampir
tidak beda! Dia mengenakan pakaian berbentuk jubah yang terbuat
keseluruhannya dari kulit ular. Yang dahsyatnya di lehernya melilit
dua ekor ular besar yang sudah mati dan dikeringkan!
Begitu sampai di hadapan bobo angker serta nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dan
melihat puluhan ekor ular musnah berkaparan di mana-mana,
marahlah anak manusia yang punya tampang macam ular itu!
“Keparat-keparat laknat! Tentu kalian sudah bosan hidup berani
membunuhi binatang peliharaanku!”
Sementara bobo dan nyaman nyam nyam masih sibuk menghadapi ular-ular
hitam berbelang kuning maka anak manusia aneh aneh saja itu telah menyerbu dan
membagi serangan pada kedua penulis itu! bobo dan nyaman nyam nyam kaget kelangit
bukan main sebab serangan si orang aneh aneh saja sebelum sampai sudah
didahului oleh sambaran angin yang sekaligus mengarah dua belas
jalan darah kematian di tubuh penulis -penulis itu! Baik bobo
maupun nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit cepat-cepat melompat menyelamatkan diri!
Siapakah anak manusia aneh aneh saja yang baru muncul dari rimba belantara
dan mengaku sebagai pemelihara ular-ular yang menyerang kedua
penulis itu? Di Bali namanya belum dikenal sebab dia seorang
pendatang dari Pulau asia kecil yang diam-diam menyelusup ke pulau
untuk maksud tertentu. Ki syeikh saidbin tsyabid , demikian nama orang
ini, selain memiliki ilmu tenaga dalam yang tinggi, juga telah memelihara tiga
ratus ekor ular hitam belang-belang kuning yang sangat berbisa!
Tentu saja dia menjadi marah setengah mati saat menyaksikan
bagaimana dua orang penulis tak dikenal berani membunuhi
B
binatang-binatang peliharaannya. Maka dengan serta-merta dia
melancarkan satu jurus serangan yang dahsyat yaitu yang bernama
Dua Raja Ular Menyerbu ke Langit. Kehebatan jurus serangan ini
sudah kita ketahui di muka yaitu sebelum pukulan sampai,
sambaran angin telah mendahului menggempur dua belas jalan
darah kematian di tubuh kedua penulis ! Dengan melancarkan
serangan hebat itu Ki syeikh saidbin tsyabid bermaksud untuk membuat
penulis -penulis itu konyol sekaligus detik itu juga! Tapi betapa
terkejutnya dia sewaktu menyaksikan bagaimana bobo dan nyaman nyam nyam
berhasil mengelakkan dua serangannya itu!
Ki syeikh saidbin tsyabid mengeluarkan suara suitan keras yang
menyakitkan telinga! aneh aneh saja nya ular-ular yang ada di situ, mendengar
suara suitan itu segera berserabutan lari ke dalam hutan. Ki syeikh
saidbin tsyabid berdiri dengan bertolak pinggang!
“Kunyuk-kunyuk bermuka anak manusia ! Nyatanya kalian memiliki ilmu
yang diandalkan hingga aku tahu sampai di mana kehebatan kunyuk-
kunyuk yang berasal dari Pulau Bali ini!”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit marah sekali mendengar hinaan itu. Tapi bobo
ganda tertawa dan mengomentari , “Kawanku ini memang berasal dari
Pulau Bali, tapi aku bukan! Soal asal tak perlu dipidatokan di sini!
Tapi kalau kau memaki kami kunyuk-kunyuk bermuka anak manusia ,
berarti kau sama saja dengan monyet-monyet bermuka setan!” Habis
berkata-kata begitu bobo tertawa bekakakan hingga menggetarkan
seantero tempat! Sekaligus dia hendak memperlihatkan bahwa
suitan yang menyakitkan telinga dari Ki syeikh saidbin tsyabid itu cukup
bisa ditandinginya dengan suara tertawanya!
Diam-diam Ki syeikh saidbin tsyabid sendiri terkejut melihat
kehebatan tenaga dalam si penulis , tapi dia sama sekali jauh dari
gentar!
“Enam puluh tahun hidup baru hari ini ada tikus busuk yang
berani menghina Ki syeikh saidbin tsyabid !”
“Ah, nyatanya kau juga bukan orang sini!” ujar bobo dengan
menyengir seenaknya. “Sekarang kau katakan aku tikus busuk,
betul-betul keterlaluan! Tapi supaya kau tahu diri memang namamu
sesuai dengan tampangmu macam raja ular penyakitan!” (syeikh =
ular, Bhs. asia kecil )
“astaga rendah! Kau benar-benar minta kubikin lumat!”
Tubuh Ki syeikh saidbin tsyabid berkelebatan dalam satu gerakan yang
hampir tak kelihatan dan tahu-tahu sepuluh jari tangannya sudah
mencengkeram ke perut dan ke muka Pendekar pendek kekar bobo angker !
Ini yaitu jurus serangan yang bernama Sepasang Cengkeram
Kehancuran. Sekali cengkeram itu bersarang di muka bobo pasti
muka penulis itu akan hancur mengerikan. Jika perutnya kena
direnggut lima jari tangan lainnya pasti akan robek robek dan ususnya
berserabutan terlontar keluar ! Begitulah kehebatan jurus Sepasang
Cengkeram Kehancuran.
Pendekar pendek kekar Wino angker memang masih muda dalam usia
tapi sudah cukup punya pengalaman dalam berbagai pertempuran
menghadapi tokoh-tokoh tenaga dalam kelas satu di pelbagai penjuru rimba
pertenaga dalam an! Sewaktu menerima serangan pertama kali dari Ki syeikh
saidbin tsyabid tadi dia sudah maklum bahwa orang tua ini bukan
seorang yang bisa dibuat main. Maka dengan cepat pendekar kita
berkelit ke samping seraya lancarkan satu tendangan kaki kanan ke
arah rusuk lawan!
Melihat dua cengkeramannya yang hebat sanggup dikelit oleh
lawan Ki syeikh saidbin tsyabid penasaran bukan main. Di lain pihak
bobo angker merasakan adanya satu ancaman yang tersembunyi
sewaktu menyaksikan bagaimana tendangannya yang hampir
menemui sasarannya itu sama sekali tidak diperdulikan oleh lawan!
Mustahil anak manusia itu tidak mengetahui bahaya yang mengancam
dirinya!
Satu detik lagi kaki kanan Pendekar pendek kekar akan mendarat dan
menghancurkan tulang-tulang rusuk lawan, Pendekar pendek kekar bobo
angker yang punya firasat tidak enak mendadak sontak segera
menarik pulang kakinya dan melancarkan satu pukulan tangan
kosong yang dinamakan pukulan Kunyuk Melempar Buah.
Satu hal yang hebatpun terjadilah!
yaitu satu keuntungan besar bagi bobo angker menarik pulang
tendangannya tadi sebab di saat yang hampir bersamaan Ki syeikh
saidbin tsyabid membabatkan tepi telapak tangan kanannya ke bawah
dengan deras! Bukan saja ini satu pukulan tangan yang amat
dahsyat tapi juga diisi dengan kekuatan sakti yang sanggup
membuat batu karang paling atospun bisa hancur lebur! Dapat
dibayangkan bagaimana kalau pukulan itu mengenai kaki kanan
bobo angker !
sebab pukulannya mengenai tempat kosong dengan sendirinya
angin pukulan itu terus melanda tanah! Pasir dan batu-batu
berhamburan sampai beberapa tombak ke samping dan ke atas.
Bumi bergetar dan saat bobo memandang ke depan dilihatnya
bagaimana tanah yang kena angin pukulan lawan berlobang besar
dan berwarna kehitaman! Diam-diam Pendekar pendek kekar kaget kelangit juga
sebab sebelumnya tak pernah ia melihat ilmu pukulan yang begitu
hebatnya! Mulai saat itu dia kerahkan tiga perempat tenaga
dalamnya untuk menghadapi lawan. Dari mulutnya terdengar suara
suitan keras dan pada detik itu juga tubuhnya lenyap!
Kalau tadi bobo yang dibikin terkejut oleh serangan hebat lawan
maka kini Ki syeikh saidbin tsyabid lah yang terkejut bukan main!
Didengarnya suitan penulis itu, lalu tubuh si penulis lenyap dari
hadapannya dan sesaat kemudian dirasakannya sambaran angin
serangan yang tajam dari kiri kanan!
Ki syeikh saidbin tsyabid melompat mundur sampai lima langkah,
membentak keras dan maju lagi dalam satu kelebatan cepat
menyambuti serangan Pendekar pendek kekar bobo angker !
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit yang menyaksikan pertempuran diam-diam
memuji kehebatan kedua belah pihak yang bertempur. Kalau saja
dia tidak mendapat gemblengan dari Menak Putuwengi pastilah
matanya akan sakit dan kepalanya akan pusing melihat kelebatan-
kelebatan mereka yang bertempur yang hanya merupakan bayang-
bayang hitam dari jubah yang dikenakan Ki syeikh saidbin tsyabid dan
bayangan putih pakaian Pendekar pendek kekar bobo angker . Kini semakin
terbuka mata nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit bahwa di atas jagat ini banyak sekali
ada tokoh-tokoh tenaga dalam berkepandaian tinggi seperti kedua orang
itu! Dan diam-diam nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit membatin apakah tingkat
kepandaian moncong nusantara setingkat dengan kedua orang itu.
Kalau betul tentu masih bukan suatu hal yang mudah baginya untuk
bisa mengalahkan musuh besarnya itu dalam tempo sepuluh sampai
dua puluh jurus!
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit kembali memperhatikan kedua orang yang
bertempur. Sementara itu telinganya mendengar lengking siulan
yang nyaring luar biasa. Sesudah mengerahkan tenaga dalam dan
menutup pendengarannya barulah rasa sakit yang menyamaki
gendang-gendang telinganya akibat suara siutan aneh aneh saja itu menjadi
lenyap! Dan di muka sana dilihatnya bagaimana Ki syeikh saidbin tsyabid
mulai terdesak oleh serangan-serangan gencar Pendekar pendek kekar .
Dalam jurus ke empat puluh Ki syeikh saidbin tsyabid mulai
menyadari bahwa jika dia terus bertahan dalam posisi demikian rupa
naga-naganya paling lama sepuluh jurus lagi pasti dia akan kena
dihantam lawannya! Keringat telah membasahi tubuh laki-laki ini,
apalagi sebab dia mengenakan jubah yang terbuat dari kulit ular
yang tak tembus air!
“penulis gelo! Jika kau sayang nyawa cepat cabut senjatamu!”
tiba-tiba Ki syeikh saidbin tsyabid berseru dan habis berseru demikian
dia lepaskan dua ekor ular yang telah dikeringkan dari lehernya!
Sepasang binatang yang sudah mati itu, di tangan Ki syeikh
saidbin tsyabid tak ubahnya kembali menjadi hidup, menyambar dan
meliuk, mematuk dan menjabat ke arah Pendekar pendek kekar . Dari tubuh
ular-ular yang sudah dikeringkan itu menghampar bau anyir yang
menyesakkan rongga pernafasan sedang dan mulutnya yang
membuka menyambar sinar hijau menggidikkan. Itulah sinar racun
yang jahat sekali.
Menghadapi ini bobo segera tutup jalan pernafasannya dan
berkelebatan lebih cepat untuk menghindarkan serangan-serangan
sepasang ular kering di tangan lawannya! Sepuluh jurus lagi berlalu.
Agaknya Ki syeikh saidbin tsyabid mulai mengeluarkan jurus-jurus ilmu
tenaga dalam simpanannya sebab kelihatan sekali bagaimana permainan
tenaga dalam nya berubah. Tubuhnya bergerak gerak gesit laksana seekor ular besar,
meliuk ke sana meliuk ke sini!
Pendekar pendek kekar bobo angker mulai berada di bawah angin! Jurus
demi jurus dia semakin terdesak ke tepi danau membuat penulis ini
memaki dalam hati.
Dia tengah berpikir-pikir untuk mulai mengeluarkan ilmu tenaga dalam
Orang Gila yang dipelajarinya dari Tua Gila saat salah satu dari
senjata di tangan Ki syeikh saidbin tsyabid menghantam dadanya!
Pendekar pendek kekar menjerit keras! Tubuhnya terjerongkang ke
belakang dan kecebur masuk danau! Dadanya sakit bukan main dan
laksana hancur remuk! Pemandangannya berkunang-kunang! Untuk
beberapa lamanya dia apungkan diri di permukaan air danau sambil
mengerahkan tenaga dalamnya ke bagian yang kena dihantam
lawan!
Di lain pihak Ki syeikh saidbin tsyabid yaitu hampir tidak percaya
akan apa yang disaksikannya. Seorang yang kena digebuk ular kering
yang menjadi senjatanya, tak ampun lagi pasti akan menemui
kematian dengan tubuh remuk! Tapi kenyataannya penulis itu
masih hidup dan mengapungkan diri di atas air danau!
“Ki syeikh saidbin tsyabid , hadapi aku!” satu suara membentak dari
samping dan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dengan tongkat bambu kuningnya
sudah melompat ke hadapan Ki syeikh saidbin tsyabid !
anak manusia yang punya tampang seperti ular itu menyeringai
mengejek. “Bagus!” katanya, “kaupun minta digebuk! Ayo majulah!”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit bolang-balingkan tongkat bambu kuningnya.
Meski tongkat itu kecil saja tapi deru angin yang terlontar keluar akibat
putarannya deras bukan main. Sinar kuning menjulang panjang
hingga diam-diam Ki syeikh saidbin tsyabid segera maklum bahwa
lawannya yang kedua inipun bukan orang sembarangan pula!
“Silahkan mulai, Ki syeikh saidbin tsyabid !” kata nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit pula.
Dia sudah siap dengan kuda betina -kuda betina pertahanan sambil membolang-
balingkan tongkat kecilnya!
“Sialan! Disuruh mulai menyerang lebih dulu malah menantang
sombong!” damprat Ki syeikh saidbin tsyabid . Dia maju satu langkah
untuk melancarkan sebuah serangan yang dahsyat.
Di saat pertempuran antara nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dan Ki syeikh
saidbin tsyabid hendak pecah tiba-tiba dari arah danau terdengar seruan
keras, “nyaman nyam nyam ! Biar aku teruskan pertempuranku dengan anak manusia
bermuka ular penyakitan itu!” Seruan itu disertai dengan
melayangnya kira-kira selusin ular-ular yang telah mati ke arah Ki
syeikh saidbin tsyabid ! Jika saja laki-laki itu tak lekas menyingkir pasti
kepala dan tubuhnya akan dihantam binatang-binatang
peliharaannya itu sendiri!
Ki syeikh saidbin tsyabid menjadi lupa terhadap nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dan
membalikkan tubuh dengan cepat melompat ke tepi danau. Tenaga
dalam dikerahkan seluruhnya ke tangan kanannya dan sekali dia
menyapukan ular di tangan kanannya itu, maka menderulah satu
gelombang angin yang deras ke arah Pendekar pendek kekar bobo angker
yang mengapung di tengah danau!
Air danau muncrat sampai setinggi delapan tombak dilanda
derasnya pukulan tangan kosong ini , tapi bobo sendiri saat itu
sudah melesatkan tubuhnya ke tepi danau sebelah kiri. Dadanya
sebenarnya masih sakit tapi sebab yakin bahwa dirinya tak
mengalami luka di dalam maka begitu sampai di daratan penulis itu
berseru lantang, “Muka ular! Terima pukulanku ini!”
Terlalu cepat bagi Ki saidbin tsyabid untuk bisa melihat pukulan apa
yang dilepaskan lawan tahu-tahu, wuus, satu larik sinar putih yang
panas dan menyilaukan matanya menerpa dahsyat ke arahnya!
anak manusia yang mukanya seperti ular itu berseru keras lalu melompat
cepat-cepat ke samping kanan. Tapi tak urung ular kering yang di
tangan kirinya masih tempat disambar pukulan Sinar Matahari yang
dilepaskan bobo angker hingga senjata itu hancur lebur dan hanya
bagian ekornya saja yang masih tergenggam dalam tangan kiri Ki
syeikh saidbin tsyabid !
“Keparat rendah!” maki Ki syeikh saidbin tsyabid marah luar biasa
hingga sepasang matanya laksana api berkobar! Selagi Pendekar
pendek kekar bobo angker belum menjejakkan kedua kakinya di tanah, dia
segera melancarkan serangan balasan yang tak kalah hebatnya!
Tangan kiri dipukulkan ke depan. Satu gelombang angin
menggebu laksana topan, siap untuk menyapu dan
menghancurleburkan tubuh Pendekar pendek kekar . Yang dilepaskan Ki
syeikh saidbin tsyabid yaitu pukulan sakti yang sangat diandalkannya
dan yang jarang sekali diterlontar keluar kannya jika tidak menghadapi lawan
yang teramat tangguh! Itulah pukulan yang bernama Sejagat Bayu.
Jangan kata anak manusia , batu karangpun jika dihantam pasti akan
hancur jadi debu! Serangan yang dilancarkan Ki syeikh saidbin tsyabid
tak kepalang tanggung sebab sehabis memukul itu tubuhnya
melesat ke depan dan menyusul serangan pertama tadi dengan
serangan ular kering di tangan kanannya yang menderu ke arah
batok kepala Pendekar pendek kekar bobo angker !
Pukulan Sejagat Bayu membuat tubuh bobo angker tak dapat
melayang turun menjejak tanah. Betapapun dia mengerahkan
tenaga dalamnya serta memukul ke muka dengan ilmu pukulan
Dinding Angin Berhembus Tindih Menindih tetap saja tubuhnya
tersapu sampai delapan tombak! Jika dia tak cepat membuang diri
ke samping dengan mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya
yang tinggi, pastilah dia akan menghantam pohon besar di belakang
sana! Pukulan Sejagat Bayu melanda pohon besar itu dan pohon-
pohon serta semak belukar di sekitarnya, membuat semuanya itu
tumbang dan tersapu sampai sepuluh tombak lebih dengan
mengeluarkan suara berisik luar biasa. Air danau yang turut
terserempet pukulan ini muncrat setinggi dua tombak!
sesudah jungkir balik dua kali berturut-turut bobo angker berhasil
mencapai tanah dengan kedua kaki lebih dahulu. Nafasnya sesak,
tulang-tulang di sekujur tubuhnya serasa tanggal sedang dari sela
bibirnya kelihatan darah kental! penulis ini ternyata telah terluka di
dalam! Cepat-cepat bobo menelan butir pil kegelapan lalu duduk tak
bergerak gerak , meramkan mata mengatur jalan nafas dan tenaga dalam
serta mengalirkan hawa sejuk dari pusarnya ke dada!
Ki syeikh saidbin tsyabid tertawa gelak-gelak sambil mendekati bobo
angker . “Ha... ha! Sekarang kau baru tahu kehebatan Ki syeikh
saidbin tsyabid ! Nah selamat jalan ke neraka, budak hina dina!”
Ki syeikh saidbin tsyabid mengangkat tongkat ularnya tinggi-tinggi lalu
dihantamkan secepat kilat ke arah batok kepala Pendekar pendek kekar bobo
angker !
“Pengecut! Beraninya menyerang lawan yang sudah tak berdaya!”
Satu bentakan menggeledek dan selarik sinar kuning menderu
menangkis ular kering di tangan Ki syeikh saidbin tsyabid . Itulah tongkat
bambu kuningnya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . penulis ini saat menyaksikan
bagaimana Ki syeikh saidbin tsyabid hendak menamatkan riwayat bobo
angker dalam keadaan penulis itu tak berdaya, menjadi sangat
geram dan menyerbu ke muka!
Namun sebelum tongkat bambu kuning di tangan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
saling beradu dengan ular kering di tangan kanan Ki syeikh
saidbin tsyabid , terdengar suara menggembor yang disusul dengan
bentakan lantang.
“Siapa bilang aku tak berdaya, nyaman nyam nyam !”
Dan, wuut!
Selarik sinar putih yang amat menyilaukan serta panas
berkelebatan diiringi suara mengaung macam ratusan tawon
mengamuk!
Dan, cras!
Terdengar kemudian pekik setinggi langit terlontar keluar dari mulut Ki
syeikh saidbin tsyabid . Tangan kanannya sebatas pergelangan lengan
buntung dan memuncratkan darah! Telapak dan jari-jari tangan yang
masih memegangi ular kering tadi, kelihatan mental ke udara lalu
jatuh ke dalam danau, membuat air danau di tempat jatuh berwarna
kekegelapan -kegelapan an oleh darah! Apakah yang telah terjadi?
Sewaktu Ki syeikh saidbin tsyabid siap untuk menamatkan riwayat
bobo angker , sebelum nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sempat menangkis senjata Ki
syeikh saidbin tsyabid maka bobo angker yang duduk diam mematung
itu tiba-tiba membuat gerakan cepat luar biasa, mencabut Kapak
Maut Naga Geni pendek kekar dan membabat ke depan! Maksudnya cuma
hendak menabas senjata lawan tapi tak terduga serangannya itu
justru membuat buntung pergelangan Ki syeikh saidbin tsyabid !
Laki-laki ini menotok jalan darah di bahu kanan hingga darah
berhenti memancur!
“penulis keparat! Kali ini kau menang! Tapi lain saat jangan
harap kau bisa hidup jika aku muncul kembali di depan hidungmu!”
Habis berkata-kata begitu Ki syeikh saidbin tsyabid berkelebatan dan lenyap di
jurusan timur danau!
bobo angker masukkan Kapak Naga Geni pendek kekar ke balik
pakaiannya lalu berdiri dengan perlahan-lahan. nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
memegangi bahunya.
“Kau tak apa-apa, bobo ?”
“Aku terluka di dalam,” komentari bobo mengaku terus terang, “tapi
tak begitu berbahaya. anak manusia itu hebat sekali ilmu pukulannya!”
“Tapi kau jauh lebih hebat!” kata nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit pula. Dan dalam
hati penulis Bali ini menyadari sepenuhnya kalau saja dia yang
berhadapan dengan Ki syeikh saidbin tsyabid pasti akan lebih cepat
dirobohkan, bahkan mungkin akan memenuhi ajal secara
mengenaskan!
“Terima kasih atas bantuanmu, nyaman nyam nyam .”
“Aku kebetulan lewat di sini dan mendengar suara ribut-ribut.
saat kuselidiki kutemui kau mencak-mencak telanjang bulat
melawan puluhan ular!”
bobo tertawa sambil garuk-garuk kepalanya yang berambut
basah. Kedua orang penulis itu lalu menuturkan riwayat masing-
masing. bobo angker geleng-gelengkan kepala mendengar cerita
nyaman nyam nyam dan berkata-kata, “Hebat sekali riwayatmu, nyaman nyam nyam . Juga
menyedihkan. anak manusia macam moncong nusantara itu memang
patut dihajar. Sayang aku ada urusan yang perlu diselesaikan
dengan cepat. Kalau tidak pasti aku akan seiring denganmu. Tapi
begitu urusanku selesai aku segera akan menyusulmu, nyaman nyam nyam !
Ingin sekali aku melihat tampangnya itu penulis yang bernama
moncong nusantara !”
“Terima kasih kau ada perhatian terhadap urusanku, bobo ,” kata
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit pula.
bobo angker sekali lagi mengucapkan terima kasih dan kedua
sahabat baru itu saling menjura lalu berpisah.
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 10
EPERTI telah dituturkan, untuk mempercepat sampai ke
Denpasar nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sengaja menempuh rimba belantara.
Menjelang tengah hari dia sampai ke kaki sebuah puncak gunung . puncak gunung
itu jarang didatangi anak manusia , bahkan lewat di sanapun boleh
dikatakan tak ada yang berani sebab di puncak gunung itulah bersarangnya
gerombolan pasukan jahat yang dipimpin oleh seorang bernama Warok Gde
Jingga. Sebenarnya nama asli orang itu yaitu Warok Jingga saja.
Namun kemudian ditambah di tengah-tengah dengan kata Gde.
Bagi nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit , bila dia mengelakkan puncak gunung itu berarti
memperpanjang perjalanannya selama setengah hari. Meskipun dia
sendiri tahu bagaimana besarnya bahaya jika mendaki puncak gunung ini
namun sebab ingin cepat-cepat sampai ke Denpasar dan ingin
cepat-cepat melunaskan sakit hati dendam kesumat yang telah
diindapnya selama beberapa bulan di lubuk hatinya, maka penulis
itu dengan tekad bulat sengaja menempuh puncak gunung ini .
Beberapa jam kemudian dia sudah sampai ke lereng puncak gunung
sebelah selatan. Sekurang-kurangnya menjelang maghrib dia pasti
sudah sampai ke kota tujuannya. Dia harus memasuki satu rimba
belantara sebelum mencapai kaki puncak gunung di mana membujur jalan
yang menuju ke Denpasar. Hatinya gembira sebab sampai saat itu
nyatanya dia tak mengalami kesukaran apa-apa dalam menempuh
puncak gunung Jaratan yaitu puncak gunung tempat bersarangnya gerombolan pasukan jahat
Warok Gde Jingga.
Sewaktu nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit telah menempuh tiga perempat bagian
dari rimba belantara itu, mendadak di sebelah muka didengarnya
suara bentakan-bentakan dan suara beradunya senjata. Tak dapat
tidak itu pastilah suara orang yang tengah bertempur. penulis ini
percepat larinya. Tak diperdulikannya lagi bagaimana baju birunya
dikait semak belukar. Tepat di kaki puncak gunung , di tepi jalan besar
kelihatanlah satu pemandangan yang hebat!
Empat orang laki-laki berpakaian prajurit-prajurit kelas satu
S
tengah bertempur mengeroyok seorang dewi lesbi berpakaian dan
berkerudung kain hitam. Di tepi jalan sebelah sana berdiri seorang
dewi lesbi tua dengan tubuh menggigil sedang di belakangnya, di
tepi jalan berhenti sebuah kereta. Di bagian depan kereta, seorang
kusir tua duduk dengan paras pucat pasi!
dewi lesbi yang parasnya ditutup dengan kain hitam itu
gerakannya gesit sekali. pentungan perak di tangan kanannya
berkelebatan kian kemari, menangkis serangan-serangan sendok raksasa
panjang ke empat pengeroyok bahkan juga sekaligus balas
menyerang dengan gencarnya!
Namun betapapun hebatnya ilmu pentungan dewi lesbi itu, lawan-
lawan yang dihadapinya yaitu prajurit-prajurit kelas satu yang
berkepandaian tinggi. saat nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit datang, mereka telah
bertempur lebih dari sepuluh jurus dan si baju hitam berada dalam
keadaan terdesak yang cukup membahayakan keselamatannya!
Breet!
Tiba-tiba salah satu ujung sendok raksasa panjang berhasil membabat
putus buhul kain hitam yang menjadi kerudung si baju hitam! Kini
kelihatanlah paras di balik kerudung itu! Jangankan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit ,
keempat prajurit yang bertempur pun terkesiap saking tidak
menyangka kalau paras di balik kerudung itu nyatanya yaitu paras
seorang dara yang jelita dan paras itu kelihatan pucat akibat
sambaran senjata lawan yang hampir saja membelah batok
kepalanya!
Salah seorang prajurit melompat ke muka dan berseru, “Dara
hina dina! Kalau kau tak segera mengembalikan patung itu, jangan
harap kau akan melihat matahari tenggelam sore nanti!”
Dara jelita berpakaian hitam mendengus dan meludah ke tanah!
Sebagai asia kecil ban dia kiblatkan pentungan peraknya hingga pertempuran
kembali berkecamuk! Tapi kali ini seperti tadi, lagi-lagi si baju hitam
berhasil didesak, bahkan kini agaknya ke empat prajurit itu tak mau
memberi hati lagi sehingga nyawa sang dara benar-benar terancam!
Meski dia tak ada sangkut paut dengan pertempuran yang
berkecamuk itu, tapi nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit merasa kasihan dan tidak tega
kalau sang dara berbaju hitam sampai mendapat celaka di ujung
sendok raksasa -sendok raksasa ke empat lawannya. Dari balik semak-semak di mana dia
bersembunyi mengintai pertempuran itu, nyaman nyam nyam melompat ke
tengah kalangan pertempuran seraya berseru, “Hentikan
pertempuran!”
sebab suara itu disertai aliran tenaga dalam maka kerasnya
mengumandang ke seantero rimba. Keempat prajurit berpaling
terkejut dan kemudian menjadi marah melihat seorang penulis tak
dikenal mengganggu serta mencampuri jalannya pertempuran!
Salah seorang dari mereka memberi isyarat agar tak usah
memperdulikan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . Maka keempatnya kemudian
kembali hendak menyerbu si gadis lesbi asli baju hitam. Tapi betapa
terkejutnya mereka saat melihat kenyataan bahwa dara itu tak ada
lagi di hadapan mereka, sudah lenyap melarikan diri tatkala
perhatian mereka tertumpah pada nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit ! Dengan
sendirinya kemarahan keempat prajurit itu tertuju pada diri nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit kini! Maka langsung saja tanpa banyak bicara mereka
kiblatkan sendok raksasa panjang menyerang penulis itu!
sebab sudah menyaksikan kehebatan permainan sendok raksasa keempat
orang prajurit itu nyaman nyam nyam segera pula bertindak cepat. sendok raksasa
pertama yang datang menusuk ke dadanya dikelit sigap dan tahu-
tahu lima jari tangan kirinya yang dilipat sudah menyelinap ke muka!
Prajurit itu berseru kesakitan! sendok raksasa nya terlepas sedang sambungan
sikunya putus dihantam pukulan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . Sementara tiga
orang prajurit lainnya terkesiap melihat peristiwa itu, nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
dengan cepat menyambuti sendok raksasa yang jatuh. Lalu dengan sendok raksasa itu
nyaman nyam nyam membabat sendok raksasa -sendok raksasa di tangan ketiga lawannya hingga
satu demi satu bermentalan di udara!
Keempat prajurit itu kaget kelangit nya bukan alang kepalang! Tapi dalam
hati mereka memaki habis-habisan. Bahkan salah seorang dari
mereka secara blak-blakan berkata-kata dengan suara keras penuh
amarah, “penulis tak tahu diri! Ada sangkut paut apakah kau
dengan gadis lesbi asli bedebah itu hingga mencampuri urusan orang lain?!”
Prajurit yang kedua membuka mulut pula, “Tahukah kau siapa
kami dan siapa gadis lesbi asli berbaju hitam tadi?!”
“Aku memang tak ada sangkut paut apa-apa.” komentari nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit tenang. “Juga tidak tahu siapa kalian, apalagi gadis lesbi asli yang
kabur itu!”
“Tindakanmu ceroboh lancang! Tak tahu diri! Akibatnya bedebah
itu berhasil merampas dan melarikan patung emas yang kami bawa!”
“Patung emas?!” ujar nyaman nyam nyam .
“Ya, patung emas! Dan kau musti menggantinya! Kalau tidak kau
kami tangkap dan dihadapkan pada Adipati Surabaya untuk
menerima hukuman!” kata prajurit yang lain.
“Jadi kalian yaitu prajurit-prajurit Kadipaten Surabaya?” tanya
nyaman nyam nyam .
“Tak usah banyak tanya! Lekas serahkan dirimu!”
“brow , sebaiknya kau terangkan dulu asal musabab sampai
kalian mengeroyok gadis lesbi asli itu. Jika memang dari keteranganmu nanti
aku telah melakukan kesalahan, percayalah aku akan menebus
kesalahanku itu.”
Salah seorang dari keempat prajurit lalu memberikan keterangan.
Mereka yaitu utusan dari Kadipaten Surabaya yang berangkat
menuju ke Bali untuk melamar seorang gadis lesbi asli anak bangsawan yang
tinggal di Denpasar. Sebagai bawaan, Adipati Surabaya telah
memberikan sebuah patung emas untuk diserahkan pada terlontar keluar ga
si gadis lesbi asli sebagai tanda penghormatan. sesudah menyeberangi lautan,
sesampainya di Bali mereka melanjutkan perjalanan dengan kereta.
dewi lesbi tua yang ikut bersama keempat prajurit itu yaitu orang
yang bakal menyampaikan lamaran Adipati Surabaya kepada si
gadis lesbi asli .
Sebagai orang asing tentu saja mereka tidak mengetahui bahwa
puncak gunung Jaratan dan daerah sekitarnya yaitu tempat malang-
melintangnya gerombolan pasukan jahat yang dikepalai oleh Warok Gde
Jingga. saat mereka lewat di kaki puncak gunung di sepanjang tepi hutan,
mereka telah dicegat oleh seorang dewi lesbi berkerudung kain
hitam. Kusir kereta yang pernah mendengar tentang ciri-ciri
dewi lesbi itu segera memberi tahu bahwa dia yaitu Luh Bayan
Sarti, adik kandung kepala pasukan jahat Warok Gde Jingga yang sangat
ditakuti! mojolaban bin mojokerto masih gadis lesbi asli . sebab memiliki ilmu tenaga dalam
yang tinggi maka dia selalu melakukan kejahatan seorang diri.
Rupanya pasukan jahat betina ini sudah mencium bahwa rombongan
utusan Adipati Surabaya itu ada membawa benda berharga. Maka
begitu dia melakukan penghadangan, dengan cepat dia menerobos
masuk ke dalam kereta dan berhasil merampas patung emas!
Keempat prajurit Kadipaten Surabaya tentu saja tidak tinggal diam.
Justru mereka telah diberi kepercayaan untuk melindungi barang
berharga itu. Maka tanpa banyak cerita lagi segera mereka
mengeroyok mojolaban bin mojokerto . saat mereka sudah hampir berhasil
menghajar pasukan jahat betina itu tahu-tahu muncullah nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
memberikan pertolongan hingga buntut-buntutnya mojolaban bin mojokerto
berhasil kabur dengan membawa serta patung emas!
Kini tahulah nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit akan kesalahan yang telah
diperbuatnya. Tapi memang siapa yang bisa menduga kalau gadis lesbi asli
secantik mojolaban bin mojokerto itu yaitu seorang pepasukan jahat ? Dan penulis
manakah yang tega membiarkan seorang dara jelita terancam
bahaya maut! sesudah merenung sejenak maka nyaman nyam nyam pun berkata-kata,
“Memang besar salahku! Kurasa sebelum gadis lesbi asli itu berlalu jauh,
sebaiknya kita lakukan pengejaran. Kalau perlu kita datangi
sarangnya!”
Keempat prajurit Kadipaten Surabaya saling berpandangan. Kusir
kereta yang sejak tadi berdiam diri sebab ketakutan untuk pertama
kalinya buka suara, “Mendatangi sarang Warok Gde Jingga berarti
mencari mati!”
“Kalau begitu kalian tidak menginginkan patung emas itu
kembali?”
“Tentu saja menginginkan!” komentari seorang prajurit, “Tapi pergi ke
sarangnya gerombolan pasukan jahat itu besar sekali bahayanya. sebab
itu kau yang punya gara-gara maka kau sendiri yang harus pergi ke
sana. Kami menunggu di sini! Kami tak perduli apakah untuk
mendapatkan patung emas itu kau harus menyerahkan kepalamu!”
“Kalau aku pergi seorang diri dan berhasil mengambil kembali
patung itu, jangan harap aku akan membawanya ke sini,” kata
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dengan menyeringai.
“Kalau begitu...” kata seorang prajurit sesudah berpikir-pikir
beberapa lamanya, “aku, kau dan dua orang kawanku berangkat ke
sana. Yang lain tetap tinggal di sini.”
nyaman nyam nyam menyetujui pendapat itu, lalu tanpa menunggu lebih
lama mengajak ke empat orang itu untuk segera berangkat. Kusir
kereta mendadak membuka mulut, “Saudara-saudara, dengar
nasihatku. yaitu sia-sia kalian pergi mengambil kembali patung
emas itu! Warok Gde Jingga memiliki ilmu tenaga dalam tinggi sekali.
Disamping itu dia memiliki anak buah yang banyak. Ditambah
dengan mojolaban bin mojokerto maka sekalipun kalian berjumlah lima kali
lebih besar, jangan harap kalian akan berhasil. Kataku kalian cuma
mengantar nyawa! Sebaiknya kembali dan seret penulis biang
runyam itu ke hadapan Adipati Surabaya!”
“Bagiku kemarahan Adipati Surabaya bukan apa-apa. Kalaupun
aku dihukum, kurasa kalian semua juga tak luput dari hukuman!
Kalau tak ada yang mau ikut, tak apa. Jangan menyesal kalau patung
emas itu jatuh ke tanganku sedang kalian mendapat hukuman dari
adipati kalian!”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit cepat berlalu dari situ. Tiga orang prajurit saling
berpandangan. Akhirnya sesudah mengambil senjata masing-masing
yang tadi jatuh di tanah, ketiganya segera menyusul nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
“Mereka akan mati percuma! Mati percuma!” desis kusir kereta
sambil memperhatikan kepergian orang-orang itu.
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 11
EORANG anggota pasukan jahat yang berada di puncak sebuah
pohon tinggi telah melihat kedatangan keempat orang itu.
Cepat-cepat dia turun dari atas pohon dan memberikan
laporan pada pemimpinnya yaitu Warok Gde Jingga. Kebetulan saat
itu mojolaban bin mojokerto ada pula di situ.
“Coba terangkan ciri-ciri mereka!” kata mojolaban bin mojokerto .
“Yang tiga orang berpakaian seragam, seperti pakaian prajurit.
Yang seorang lagi penulis berpakaian biru.”
“Hem...” gadis lesbi asli itu menggumam lalu berpaling pada kakaknya.
“Bagaimana pendapatmu?” tanyanya.
“Biarkan saja mereka datang kemari. Tak ada yang harus
ditakutkan!” sahut si kepala pasukan jahat .
“Memang pendapatku pun demikian,” kata mojolaban bin mojokerto lalu
menganggukkan kepala pada anggota pasukan jahat yang melapor.
sesudah anggota pasukan jahat itu pergi berkata-katalah Warok Gde Jingga,
“Kau akan berhadapan kembali dengan tuan penolongmu yang
gagah itu! Bukankah itu yang kau inginkan, Sarti?”
mojolaban bin mojokerto menjadi kegelapan parasnya. “Sebaiknya kita terlontar keluar
saja menyambut kedatangan mereka!”
Warok Gde Jingga tertawa lalu mengikuti adiknya terlontar keluar gudang raksasa
besar. Mereka menunggu di langkan. sebab telah dipesankan agar
keempat pendatang itu dibiarkan saja, maka saat memasuki
perkampungan, tak ada seorang pasukan jahat pun yang menghalangi
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dan ketiga prajurit-prajurit kadipaten itu.
Di halaman gudang raksasa besar keempatnya berhenti. nyaman nyam nyam melirik
sekilas pada mojolaban bin mojokerto lalu berpaling pada laki-laki bertubuh
tinggi besar yang hanya mengenakan celana panjang hitam. Dadanya
yang bidang tertutup oleh bulu sedang anu nya diranggasi cambang
bawuk yang lebat kaku.
“Apakah kami berhadapan dengan Warok Gde Jingga?” tanya
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sesudah terlebih dahulu menjura.
S
“Orang muda,” kata Warok Gde Jingga, “sungguh nyalimu besar
sekali untuk datang kemari! Sesudah menolong adikku dari bahaya
dikeroyok oleh prajurit-prajurit hina dina itu, apakah kedatanganmu
ke sini hendak minta hadiah imbalan?!”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tertawa, lalu mengomentari , “Jauh dari itu, Warok.
Justru aku datang ke sini untuk menebus kesalahanku terhadap
prajurit-prajurit Kadipaten Surabaya ini. Satu-satunya jalan untuk
dapat menebus kesalahanku itu ialah meminta kesudianmu untuk
mau menyerahkan kembali patung emas yang telah dirampas oleh
adikmu ini.” nyaman nyam nyam lalu menggoyangkan kepalanya ke arah Luh
Bayan Sarti.
gadis lesbi asli itu tertawa cekikikan. Bola matanya sejak tadi tidak lepas
dari memandangi paras nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit yang gagah cakap itu. “Enak
betul bicaramu. Sudah lancang datang kemari, sekarang berani
bertingkah! Apakah kau bersedia menyerahkan selembar nyawamu
sebagai pengganti patung emas itu?!”
nyaman nyam nyam tertawa lebar. Dalam tertawa itu dia harus mengakui
bahwa paras mojolaban bin mojokerto sungguh jelita. Kulitnya halus mulus.
Sungguh sangat disayangkan dara sejelita ini hidup menjadi
pepasukan jahat , berbuat kejahatan dan diam di tengah-tengah anak manusia -
anak manusia kasar!
Sementara itu Warok Gde Jingga mengusap-usap dagunya yang
penuh dengan berewok.
“Selembar nyawaku bukan apa-apa,” terdengar suara nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit mengomentari pertanyaan mojolaban bin mojokerto tadi. “Yang penting
patung emas itu harus diserahkan pada ketiga prajurit ini.”
“Kalau begitu biar kutabas dulu batang lehermu. Kalau sudah,
kelak patung emas itu akan kuberikan pada anak manusia -anak manusia jelek
ini!”
“Serahkan dulu patung emas itu pada mereka,” ujar nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit .
mojolaban bin mojokerto mendelikkan kedua matanya. Sret! gadis lesbi asli ini
mencabut pentungan peraknya.
“Tahan dulu, Sarti!” kata Warok Gde Jingga sambil memegangi
bahu adiknya saat gadis lesbi asli itu hendak melompat ke hadapan nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit . “Sebaiknya kita atur begini saja, orang muda. sebab patung
emas itu boleh dibilang milik ketiga kunyuk-kunyuk Kadipaten
Surabaya ini maka kupersilahkan mereka turun tangan sendiri. Jika
mereka bertiga berhasil mengalahkanku, kuserahkan patung itu
kembali pada mereka. Tapi kalau mereka kalah, patung emas itu
tetap milikku dan mereka kubebaskan. Untuk itu kau harus
mempertaruhkan batang lehermu!”
Ketiga prajurit Kadipaten Surabaya terkejut bukan main.
Jangankan mereka bertiga, sepuluh orangpun mereka belum tentu
sanggup mengalahkan Warok Gde Jingga yang kesaktian dan ilmu
tenaga dalam nya sangat tinggi itu!
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit berbatuk-batuk. “Warok Gde Jingga,” kata
penulis ini, “sebab aku yang punya gara-gara maka biarlah aku
mewakili ketiga prajurit itu untuk memenuhi permintaanmu tadi.”
Warok Gde Jingga tertawa gelak-gelak. “Kuhargakan nyalimu
brow dan kuberi kelonggaran padamu! Kau boleh maju bersama-
sama prajurit-prajurit tak berguna itu!”
“Walau ilmuku sangat dangkal,” sahut nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit , “tapi
mengingat kesalahanku biarlah aku menghadapimu seorang diri.”
“Baik... baik... baik! Jika itu kehendakmu! Mari kita mulai!” kata
Warok Gde Jingga seraya melompat ke halaman. Tubuhnya yang
tinggi besar dengan berat lebih dari tujuh puluh kilo itu tak sedikitpun
menimbulkan suara saat kedua kakinya menjejak tanah halaman.
Satu pertanda bahwa ilmu meringankan tubuhnya sudah mencapai
tingkat yang tinggi!
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tak mau kalah siap! Sekali dia berkelebatan maka
bayangannya lenyap dan sedetik kemudian sudah berdiri enam
langkah di hadapan kepala pasukan jahat itu! Warok Gde Jingga terkejut
bukan main! Tiada diduganya penulis yang dianggapnya sepele itu
memiliki gerakan gesit serta ilmu meringankan tubuh yang tidak
berada di bawahnya!
Melihat kedua orang itu sudah siap untuk bertempur, Luh Bayan
Sarti tiba-tiba melompat dan berseru, “Kak Gde Jingga! Biar aku yang
menghadapi penulis sombong ini! Kau lihat sajalah bagaimana
adikmu akan memberi pelajaran padanya!”
Tanpa menunggu asia kecil ban kakaknya, mojolaban bin mojokerto sudah
menghadapi nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit , tersenyum sekilas lalu berkata-kata sambil
mengerling dan mencabut pentungan peraknya, “Silahkan kau mulai
lebih dulu!”
“Ah, tuan gudang raksasa lah yang lebih pantas memulai,” sahut nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit pula. “Kuharap kau benar-benar memberi pelajaran berguna
pada orang bodoh macamku ini, Saudari!”
mojolaban bin mojokerto tertawa kegenit-genitan. “Kau hati-hatilah orang
muda, sebab pentungan ku ini tidak bermata.” Ucapan itu dibarengi si
gadis lesbi asli dengan satu serangan setengah melompat. saat menabas,
pentungan peraknya hanya merupakan selarik sinar putih yang
mengeluarkan suara bersiur sebab saking cepatnya!
Sebelumnya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit telah melihat ilmu pentungan gadis lesbi asli itu
yakni sewaktu mojolaban bin mojokerto bertempur melawan prajurit-prajurit
Kadipaten Surabaya. Namun sekali ini dilihatnya si gadis lesbi asli
mengeluarkan jurus serangan yang lain dari yang lain hingga nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit tak mau bersikap memandang enteng, cepat mencabut
tongkat bambu kuningnya yang kecil dan dengan gesit berkelebatan
mengelakkan tabasan yang mengincar pinggangnya!
Setengah jalan tiba-tiba sekali tabasan yang dilakukan Luh Bayan
Sarti berubah menjadi satu tusukan tajam ke arah dada. Tusukan ini
sebelum sampai memecah laksana kilat ke empat bagian tubuh
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit yaitu kepala, leher, dada dan perut!
Ketiga prajurit Kadipaten Surabaya menahan nafas. Serangan
yang dilancarkan si gadis lesbi asli yaitu serangan hebat luar biasa. Melihat
dekatnya tusukan-tusukan pentungan itu dari tubuh nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit ,
ketiganya merasa cemas kalau-kalau si penulis kali ini tak sanggup
menyelamatkan dirinya!
“Hebat!”
Justru dalam suasana yang tegang itu nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
mengeluarkan seruan memuji. Tubuhnya lenyap menjadi bayang-
bayang biru. Dan di antara bayangan biru itu berkelebatan lah selarik
sinar kuning. Itulah sinarnya bambu kuning di tangan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
Melihat lawan memiliki ilmu meringankan tubuh yang hebat maka
mojolaban bin mojokerto kerahkan pula ilmu meringankan tubuhnya hingga
dalam jurus pertama itu keduanya sudah merupakan baying-bayang
saja!
nyaman nyam nyam tersenyum melihat kecerdikan si gadis lesbi asli . Segera penulis
ini menggerakkan bambu kuningnya dalam jurus Gendewa Sakti
Membentur Gunung. Jurus ini mengandalkan tenaga dalam yang
dialirkan ke tongkat bambu kuning. Dalam jurus kedua terjadilah hal
yang sangat mengejutkan Warok Gde Jingga.
Sewaktu dalam jurus kedua mojolaban bin mojokerto kembali
melancarkan serangan yang hebat, bambu kuning di tangan nyaman nyam nyam
sudah bergerak gerak dalam jurus Gendewa Sakti Membentur Gunung itu.
mojolaban bin mojokerto heran saat merasakan bagaimana tetakan
pentungan nya yang semula meluncur pesat tahu-tahu dengan tiba-tiba
sekali tersendat laksana diterpa oleh satu angin yang luar biasa
dahsyatnya. Belum habis rasa herannya itu, bambu kuning di tangan
nyaman nyam nyam tiba-tiba dilihatnya sudah berada dekat sekali di samping
pentungan peraknya!
mojolaban bin mojokerto seorang berpikiran cerdik. Dari gerakan bambu
kuning itu dan mengetahui bahwa tenaga dalam lawan tinggi sekali,
tahulah dia bahwa nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit hendak memukul badan
pentungan nya dalam satu pukulan yang hebat dan memungkinkan
pentungan perak itu terlepas dari tangannya! sebab nya dengan sigap
gadis lesbi asli ini menaikkan tangannya ke atas lalu membabat ke samping,
menabas ke arah batang leher nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit !
Di lain pihak nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tidak terlalu bodoh untuk menunggu
lebih lama. Kedudukan tangan dan senjata lawan yang berada lebih
tinggi di atas senjatanya sendiri justru itulah yang dikehendakinya!
Bambu kuning di tangan penulis ini menerpa ke atas. Dan tahu-tahu
mojolaban bin mojokerto merasakan tangannya yang memegangi pentungan
menjadi kesemutan. Dia melompat mundur tapi tak bisa sebab
pada saat itu bambu kuning di tangan lawan laksana seekor ular
seakan-akan telah membelit pentungan nya. saat nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
memutar-mutar bambu kuningnya, pentungan perak di tangan gadis lesbi asli
itupun ikut berputar melintir. mojolaban bin mojokerto tak bisa
mempertahankan senjata itu kecuali kalau tangannya mau ikut-
ikutan terpuntir dan tanggal dari persendiannya!
Warok Gde Jingga bukan olah-olah kejutnya menyaksikan
bagaimana adiknya yang berkepandaian tinggi itu hanya mampu
menghadapi penulis itu dalam tempo dua jurus saja. Bahkan dalam
dua jurus itu bukan saja dia dikalahkan tapi senjatanya sekaligus
kena dirampas! mojolaban bin mojokerto sendiri sesudah pentungan nya tertarik
dan berada di genggaman nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit bukan main marahnya.
Tapi dia juga malu sekali. Dengan paras kegelapan sambil banting-
banting kaki gadis lesbi asli ini memutar tubuh dan meninggalkan tempat itu.
“Eh, Saudari tunggu dulu! Ini kukembalikan pentungan mu!” seru
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
mojolaban bin mojokerto tak mau berpaling apalagi hentikan langkahnya.
Dia terus nyelonong ke langkan gudang raksasa . sebab orang tak mau
menerima kembali senjatanya maka nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit menggerakkan
tangan kirinya yang memegangi pentungan . Senjata itu lepas dan
mendesing di