Selasa, 11 Februari 2025

bobo dikuburan 6


 as dendam dengan tingkat 

kepandaian yang jauh lebih rendah pastilah akan sia-sia belaka dan 

diam-diam penulis  ini mengeluh dalam hati. Diangkatnya kepalanya 

yang ditundukkan dan berkata-kata dengan sungguh-sungguh pada si 

orang tua, “Aku yang bodoh ini mohon petunjukmu, orang tua.” 

para tua tua yahudi -para tua tua yahudi  itu tertawa. Sampai saat itu nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tidak 

tahu dengan siapa sesungguhnya dia berhadapan. para tua tua yahudi -para tua tua yahudi  

berambut dan berjanggut putih itu bukan lain Menak Putuwengi, 

tokoh tenaga dalam  yang paling tinggi ilmu kesaktiannya di antara tokoh-tokoh 

tenaga dalam  lainnya sekitar belasan tahun yang silam! 

“Aku tak bisa memberi petunjuk apa-apa padamu, nyaman nyam nyam ,” kata 

Menak Putuwengi pula. 

penulis  itu merasa kecewa tapi juga heran saat  melihat dalam 

berkata-kata itu si orang tua tersenyum. Dan Menak Putuwengi lantas 

berkata-kata, “Aku cuma bisa mengajukan satu tawaran. Sudikah kau 

mempelajari permainan tenaga dalam  ilmu tongkat? Bukan aku sombong, 

dalam tempo dua-tiga bulan saja pasti kau dapat mengalahkan 

murid Sorablungbung itu.” 

Bukan alang-kepalang gembiranya hati nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . Dia 

menjura dalam-dalam dan mengomentari , “Tentu saja mau. Kalau kau 

tak keberatan mulai saat ini aku akan memanggilmu guru. Sekali lagi 

aku mohon agar kau sudi memberitahu namamu, orang tua...” 

“Ah, soal namaku...” kata Menak Putuwengi, “sudah sejak 

belasan tahun dilupakan dunia pertenaga dalam an di Pulau Bali ini. Biarlah 

nanti saja kuberi tahu padamu. Nah sekarang mari kita berangkat...” 

“Berangkat ke mana, Guru?” tanya nyaman nyam nyam  tak mengerti. 

“Goa ini terlalu sempit dan kurang baik untuk belajar ilmu tenaga dalam . 

Kau lihat pedataran tinggi di sebelah timur sana...?” ujar Menak 

Putuwengi seraya menunduk terlontar keluar  goa. “Di situ lebih cocok 

tempatnya.”

“Baiklah, Guru” komentari nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  seraya bangkit dan 

mengikuti gurunya terlontar keluar  goa. 

Ternyata bagian lamping kiri dari jurang ini  menuju ke 

sebuah daerah pesawangan yang banyak ditumbuhi ilalang lebat. 

Menak Putuwengi kelihatannya berjalan lenggang kangkung 

seenaknya. Tapi bagaimanapun nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  mengerahkan ilmu 

larinya, tetap saja dia ketinggalan belasan tombak di belakang! 

Sesampainya di pedataran tinggi itu, nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tercengang-

cengang melihat indahnya pemandangan di sekelilingnya. 

“Kita mulai saja pelajaran permulaan,” kata Menak Putuwengi. 

“Coba terlontar keluar kan dan perlihatkan padaku jurus-jurus ilmu tenaga dalam  yang 

kau miliki.” 

Atas perintah gurunya itu maka nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  mulai bertenaga dalam  

sampai dua puluh jurus. 

“Sudah... sudah cukup!” seru Menak Putuwengi. “Ilmu tenaga dalam mu 

jauh daripada lumayan. Tapi permulaan yang cukup baik!” Habis 

berkata-kata begitu Menak Putuwengi lantas mematahkan dua buah 

ranting pohon. Salah satu diberikannya kepada nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

seraya berkata-kata, “Pertama kali ini kuberikan kau dasar-dasar ilmu 

tongkat. Kemudian kau harus melatih diri dalam tenaga dalam dan 

meringankan tubuh.” 

Demikianlah, mulai saat itu nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  digembleng oleh 

tokoh tenaga dalam  kelas satu Menak Putuwengi. 

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  8

ERDIRI di tepi danau yang dikelilingi pohon-pohon besar pada 

siang hari yang panas terik itu membuat penulis  pengelana 

itu ingin sekali mandi merasakan kesejukan air danau. Sambil 

bersiul-siul penulis  ini lalu membuka pakaiannya. Sesaat kemudian 

diapun sudah mencebur masuk ke dalam air danau. Sengaja dia 

menyelam dalam-dalam lalu muncul lagi di permukaan air danau 

untuk bernafas lalu menyelam lagi. Demikian sampai beberapa kali. 

Pada kali yang ke enam dia memunculkan kepala di permukaan air 

danau, mendadak sontak berubahlah parasnya oleh rasa kaget kelangit  yang 

bukan alang-kepalang! 

Dari seluruh tepi danau dilihatnya meluncur ular hitam berbelang-

belang kuning sebesar betis dan rata-rata panjangnya satu sampai 

satu setengah meter! Binatang-binatang itu dengan sangat cepat 

berenang ke tengah danau di mana penulis  berada! 

“Gila!” seru penulis  itu lalu kedua kakinya dihentakkan ke 

bawah. Dengan mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya yang 

hebat dari dalam air penulis  ini sanggup melesatkan tubuhnya 

sampai beberapa tombak. saat  dia berhasil melompat ke daratan 

cepat-cepat dia hendak mengambil pakaiannya! Tapi untuk kedua 

kalinya penulis  ini menjadi melengak kaget kelangit  sebab  dari balik semak 

belukar, puluhan ekor ular jenis yang sama telah menyerbunya pula 

hingga dia tak punya kesempatan untuk mencapai pakaiannya! 

Dengan memaki dalam hati penulis  ini melompat ke sebuah 

pohon. Tapi au! Kakinya menginjak sesuatu yang bulat dan licin 

hingga kalau saja ilmu meringankan tubuhnya tidak sempurna 

pastilah dia akan jatuh! saat  dia memandang ke bawah, penulis  

ini kertakkan rahang sebab  benda bulat licin yang tadi dipijaknya 

nyatanya yaitu  seekor ular hitam berbelang-belang kuning. Dan 

saat  dia memandang berkeliling, seluruh pohon serta pohon-pohon 

di sekitar tempat itu penuh dengan ular-ular ini . Ke manapun 

dia memandang, ke pohon-pohon, ke tanah dan ke danau 

B

seluruhnya penuh dengan ular! Betul-betul dia tak bisa mengerti dari 

mana datangnya puluhan bahkan ratusan binatang itu! Dari lidahnya 

yang bercabang dan berwarna hijau nyatalah bahwa ular-ular itu 

mengindap racun yang amat jahat. Meskipun dia kebal segala 

macam racun namun menyaksikan itu mau tak mau merinding juga 

bulu tengkuknya! Dan menyadari dirinya tanpa pakaian begitu rupa 

penulis  ini merutuk habis-habisan dalam hati. 

Sementara itu dia tak dapat berdiri lebih lama di cabang pohon 

sebab  sebentar saja belasan ekor ular telah menyerbunya pula! Tak 

ada tempat yang kosong lagi untuk tempat berpindah! Sambil 

melompat turun penulis  ini pukulkan kedua tangannya ke bawah! 

Angin deras menderu. Puluhan ular mental dan si penulis  berhasil 

turun di tanah yang kini kosong dari ular-ular itu. Tapi aneh aneh saja nya 

binatang-binatang yang kena dihantam dan dibuatnya mental tadi 

sama sekali tidak cedera atau mati, dan dalam waktu yang singkat 

bersama kawan-kawannya segera menyerbu penulis  itu kembali. 

Kini penulis  ini  segera maklum bahwa binatang-binatang 

yang dihadapinya itu bukan ular-ular biasa. Mungkin binatang jadi-

jadian. Dan binatang apapun ular itu adanya dia musti bisa 

menyelamatkan diri. Tiga ekor ular hitam berbelang kuning berhasil 

melilit kakinya. Seekor di antaranya mematuk betis penulis  itu 

hingga mengeluarkan darah kehitaman bercampur racun yang 

tertekan ke luar akibat hawa tenaga dalam yang ada di tubuh si 

penulis . Sekali dia menggerakkan tubuh maka ke tiga ular itu 

berpelantingan. Tapi puluhan lainnya menyerbu lagi dengan dahsyat 

laksana air bah! 

Tidak main-main lagi kini penulis  itu pergunakan ilmu pukulan 

sakti yang sangat diandalkannya. Sepasang tangannya kelihatan 

putih mekegelapan , sepuluh kuku jarinya mengeluarkan sinar yang 

menyilaukan!

Wuus! Wuuss! 

Dua larik sinar putih yang panas menderu dahsyat! Itulah pukulan 

Sinar Matahari yang hebat luar biasa! Puluhan ekor ular menemui 

ajalnya mati terkuntung-kuntung dalam keadaan hangus! Yang masih 

hidup agaknya marah sekali melihat kematian kawan-kawan mereka. 

Binatang-binatang ini dengan mengeluarkan suara mendesis 

menyerbu si penulis  dan si penulis  menyambutinya dengan 

pukulan-pukulannya yang dahsyat. Binatang-binatang yang masih 

hidup bukannya takut tapi malah terus menyerbu dengan kalap 

sehingga penulis  yang berada dalam keadaan bertelanjang bulat itu 

menjadi sibuk sekali! Meski suasana mengerikan sekali di tempat 

itu, tapi melihat si penulis  mencak-mencak telanjang begitu rupa 

ada juga kelucuannya! 

Menurut dugaan si penulis , sudah lebih dari seratus ular yang 

dibunuhnya tapi yang datang menyerangnya seperti tak ada kurang-

kurangnya malah makin lama makin banyak! Dalam pada itu ular-

ular yang berjalaran di pohon dengan melilitkan ekor-ekor mereka di 

cabang atau di ranting-ranting pohon, bergelantungan menyambar si 

penulis  hingga si penulis  bukan saja diserang dari bawah tapi juga 

dari atas! 

“Benar-benar edan!” maki penulis  itu seraya percepat 

melancarkan pukulan-pukulan Sinar Matahari ke atas dan ke bawah! 

Dalam seru-serunya pertempuran antara ular lawan anak manusia  itu, 

tiba-tiba terdengarlah seruan, “brow ! Bertahanlah terus! Aku akan 

membantu!”

Baru saja seruan itu berakhir maka di situ muncullah seorang 

penulis  berpakaian biru. Di tangan kanannya ada seikatan jerami 

tebal yang ujungnya dibakar. Kobaran api jerami ini membuat 

puluhan ular hitam berbelang kuning menjadi terbirit-birit ketakutan. 

Tapi tidak semua binatang itu lari. Puluhan lainnya menyerbu 

penulis  baju biru ini. Si penulis  menghadapinya dengan tenang-

tenang saja. Di tangan kiri penulis  ini ada sebatang tongkat kecil 

terbuat dari bambu kuning. Dengan memutar-mutar tongkat kecil itu 

maka setiap ular yang berani mendekatinya pasti akan mati dalam 

keadaan tubuh terkuntung-kuntung! Hebat sekali permainan tongkat 

bambu kuning si penulis  hingga dalam tempo yang singkat puluhan 

ular hitam berhasil dimusnahkannya! 

“Hebat!” kata penulis  yang pertama dalam hati lalu menyambar 

pakaiannya, dengan cepat mengenakannya kemudian bersama-

sama penulis  baju biru terus memusnahkan ular-ular yang 

mengamuk itu! 

Lebih dari separoh ular hitam berbelang kuning yang ada di 

tempat itu telah musnah menemui kematiannya. Sementara itu 

dalam berlangsungnya pemusnahan binatang-binatang ini  

terjadilah perkenalan antara kedua penulis . 

“Namaku nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit !” kata penulis  pakaian biru seraya 

sabatkan tongkat bambu kuningnya. Dua ekor ular rubuh dengan 

kepala pecah. “Dari mana ular sebanyak ini? Bagaimana kau sampai 

diserang mereka?!” 

“Aku sedang asyik-asyikan mandi!” menerangkan penulis  

berpakaian putih. “saat  menyelam dan muncul di atas air danau 

kulihat puluhan ekor ular, entah dari mana datangnya berenang 

menyerangku! Sewaktu aku naik ke daratan ternyata puluhan 

binatang itu telah menungguku pula di sana. Gila betul!” 

“Hai, kau belum menerangkan namamu, brow !” seru penulis  

baju biru. 

“Namaku bobo  angker !” 

“Kau bukan penduduk sini agaknya!” 

“Betul,” sahut penulis  baju putih yang bukan lain dari Pendekar 

pendek kekar  bobo  angker  adanya! “Terima kasih atas pertolonganmu, 

nyaman nyam nyam !”

“Ular-ular ini benar-benar gila betul!” seru nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  yang 

melihat bagaimana binatang itu masih terus menyerbu mereka 

dengan beraninya! “Sebaiknya mari kita tinggalkan tempat ini!” 

Bagaimana nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sampai berada di tempat itu baiklah 

kita tuturkan sedikit. 

Sebagaimana yang telah diceritakan, sewaktu jatuh ke dalam 

jurang nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  telah diselamatkan oleh seorang para tua tua yahudi -para tua tua yahudi  

sakti bernama Menak Putuwengi. Orang tua ini kemudian mengambil 

penulis  itu menjadi muridnya. sesudah  tiga bulan lebih 

menggembleng nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  maka boleh dikatakan penulis  itu 

sudah menguasai pelajaran ilmu tenaga dalam  tongkat si para tua tua yahudi  cuma tentu 

saja dia musti banyak berlatih agar mencapai tingkat kesempurnaan. 

Memasuki pertengahan bulan yang ke empat, Menak Putuwengi 

mengizinkan muridnya untuk pergi mencari orang-orang yang 

bertanggung komentari atas kematian kekasihnya dan I Krambangan 

serta beberapa penduduk Klungkung lainnya. Menak Putuwengi juga 

memberi nasihat agar penulis  itu jangan terlalu mengikuti nafsu 

dendam kesumat dan kalau bisa jangan menurunkan tangan maut 

terhadap siapapun selagi masih ada jalan penyelesaian yang baik! 

Demikianlah maka nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dengan bekal ilmu kepandaian 

yang dipelajarinya dari Menak Putuwengi meninggalkan tempat 

kediaman si orang sakti yang nyatanya masih hidup, jadi tidak benar 

seperti yang diduga dunia luaran bahwa para tua tua yahudi -para tua tua yahudi  sakti itu telah 

meninggal dunia. Menak Putuwengi sebenarnya sudah jemu dengan 

persoalan-persoalan duniawi sebab  itulah dia mengundurkan diri 

dari dunia pertenaga dalam an, membersihkan diri dari dosa dan kesalahan-

kesalahan di masa mudanya serta memperdalam ilmu tenaga dalam , ilmu 

kesaktian dan kebatinan di dalam goa di dasar jurang itu. 

Dalam perjalanannya menuju Denpasar penulis  itu sengaja 

melewati hutan belantara mengambil jalan singkat agar lebih lekas 

sampai ke tempat tujuan. sebab  melewati rimba belantara itulah 

maka dia sampai bertemu dengan Pendekar pendek kekar  bobo  angker ! 

Mulanya dia merasa heran dan kaget kelangit  sewaktu menyaksikan 

seorang penulis  berambut pirang  basah kuyup dalam keadaan 

bertelanjang bulat bertempur melawan ratusan ekor ular yang 

sebesar-besar betis. Dilihat pada gerakan-gerakan serta pukulan-

pukulan yang dilancarkannya dalam memusnahkan binatang-

binatang itu nyatalah dia memiliki kepandaian tinggi. Tapi mengapa 

sampai bertempur telanjang bulat begitu rupa?! nyaman nyam nyam  tidak tahu 

bahwa sewaktu diserang, bobo  tengah mandi dalam danau. 

Sebenarnya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  maklum bahwa tanpa dibantu pun 

penulis  yang bertelanjang itu pasti akan sanggup memusnahkan 

semua ular yang menyerbunya. Tapi bukankah lebih baik dia turun 

tangan menolong seraya mempraktekkan ilmu tongkat yang 

dipelajarinya dari Menak Putuwengi? Maka sesudah  mengumpulkan 

ilalang serta jerami kering dan membakarnya dengan tongkat bambu 

kuning di tangan kiri, nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  menyerbu ke dalam 

pertempuran binatang lawan anak manusia  itu! 

“bobo ! Ayo kita tinggalkan tempat ini!” kata nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

kembali.

“Tunggu dulu brow !” sahut bobo  angker , “aku mempunyai firasat 

bahwa ular-ular ini bukan binatang biasa! Mungkin binatang jadi-

jadian, mungkin pula ada pemiliknya. Bagaimana kalau kita selidiki 

sama-sama?!”

Baru saja bobo  berkata-kata begitu maka dari dalam hutan 

mengumandanglah suara bentakan menggeledek, “anak manusia -

anak manusia  kotor dari mana yang berani membunuhi  binatang 

peliharaanku?!” 

bobo  mengeluarkan suara bersiul dan berpaling pada nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit . “Nah, apa kataku!” ujarnya. 

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  9

EGITU bentakan lenyap maka dari dalam hutan belantara 

terlontar keluar lah seorang laki-laki yang memiliki tampang dahsyat. 

Kepalanya panjang, kening menjorok ke depan sedang leher 

kecil singkat. Rambutnya hitam legam tapi cuma sedikit tumbuh di 

atas batok kepalanya. Kulit mukanya berwarna hitam dan berminyak 

hingga bila disorot sinar matahari mukanya itu jadi berkilat-kilat! Jika 

dibandingkan dengan ular, tampang anak manusia  ini memang hampir 

tidak beda! Dia mengenakan pakaian berbentuk jubah yang terbuat 

keseluruhannya dari kulit ular. Yang dahsyatnya di lehernya melilit 

dua ekor ular besar yang sudah mati dan dikeringkan! 

Begitu sampai di hadapan bobo  angker  serta nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dan 

melihat puluhan ekor ular musnah berkaparan di mana-mana, 

marahlah anak manusia  yang punya tampang macam ular itu! 

“Keparat-keparat laknat! Tentu kalian sudah bosan hidup berani 

membunuhi  binatang peliharaanku!” 

Sementara bobo  dan nyaman nyam nyam  masih sibuk menghadapi ular-ular 

hitam berbelang kuning maka anak manusia  aneh aneh saja  itu telah menyerbu dan 

membagi serangan pada kedua penulis  itu! bobo  dan nyaman nyam nyam  kaget kelangit  

bukan main sebab  serangan si orang aneh aneh saja  sebelum sampai sudah 

didahului oleh sambaran angin yang sekaligus mengarah dua belas 

jalan darah kematian di tubuh penulis -penulis  itu! Baik bobo  

maupun nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  cepat-cepat melompat menyelamatkan diri! 

Siapakah anak manusia  aneh aneh saja  yang baru muncul dari rimba belantara 

dan mengaku sebagai pemelihara ular-ular yang menyerang kedua 

penulis  itu? Di Bali namanya belum dikenal sebab  dia seorang 

pendatang dari Pulau asia kecil  yang diam-diam menyelusup ke pulau 

untuk maksud tertentu. Ki syeikh  saidbin tsyabid , demikian nama orang 

ini, selain memiliki ilmu tenaga dalam  yang tinggi, juga telah memelihara tiga 

ratus ekor ular hitam belang-belang kuning yang sangat berbisa! 

Tentu saja dia menjadi marah setengah mati saat  menyaksikan 

bagaimana dua orang penulis  tak dikenal berani membunuhi  

B

binatang-binatang peliharaannya. Maka dengan serta-merta dia 

melancarkan satu jurus serangan yang dahsyat yaitu yang bernama 

Dua Raja Ular Menyerbu ke Langit. Kehebatan jurus serangan ini 

sudah kita ketahui di muka yaitu sebelum pukulan sampai, 

sambaran angin telah mendahului menggempur dua belas jalan 

darah kematian di tubuh kedua penulis ! Dengan melancarkan 

serangan hebat itu Ki syeikh  saidbin tsyabid  bermaksud untuk membuat 

penulis -penulis  itu konyol sekaligus detik itu juga! Tapi betapa 

terkejutnya dia sewaktu menyaksikan bagaimana bobo  dan nyaman nyam nyam  

berhasil mengelakkan dua serangannya itu! 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  mengeluarkan suara suitan keras yang 

menyakitkan telinga! aneh aneh saja nya ular-ular yang ada di situ, mendengar 

suara suitan itu segera berserabutan lari ke dalam hutan. Ki syeikh  

saidbin tsyabid  berdiri dengan bertolak pinggang! 

“Kunyuk-kunyuk bermuka anak manusia ! Nyatanya kalian memiliki ilmu 

yang diandalkan hingga aku tahu sampai di mana kehebatan kunyuk-

kunyuk yang berasal dari Pulau Bali ini!” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  marah sekali mendengar hinaan itu. Tapi bobo  

ganda tertawa dan mengomentari , “Kawanku ini memang berasal dari 

Pulau Bali, tapi aku bukan! Soal asal tak perlu dipidatokan di sini! 

Tapi kalau kau memaki kami kunyuk-kunyuk bermuka anak manusia , 

berarti kau sama saja dengan monyet-monyet bermuka setan!” Habis 

berkata-kata begitu bobo  tertawa bekakakan hingga menggetarkan 

seantero tempat! Sekaligus dia hendak memperlihatkan bahwa 

suitan yang menyakitkan telinga dari Ki syeikh  saidbin tsyabid  itu cukup 

bisa ditandinginya dengan suara tertawanya! 

Diam-diam Ki syeikh  saidbin tsyabid  sendiri terkejut melihat 

kehebatan tenaga dalam si penulis , tapi dia sama sekali jauh dari 

gentar!

“Enam puluh tahun hidup baru hari ini ada tikus busuk yang 

berani menghina Ki syeikh  saidbin tsyabid !” 

“Ah, nyatanya kau juga bukan orang sini!” ujar bobo  dengan 

menyengir seenaknya. “Sekarang kau katakan aku tikus busuk, 

betul-betul keterlaluan! Tapi supaya kau tahu diri memang namamu 

sesuai dengan tampangmu macam raja ular penyakitan!” (syeikh  = 

ular, Bhs. asia kecil ) 

“astaga  rendah! Kau benar-benar minta kubikin lumat!” 

Tubuh Ki syeikh  saidbin tsyabid  berkelebatan  dalam satu gerakan yang 

hampir tak kelihatan dan tahu-tahu sepuluh jari tangannya sudah 

mencengkeram ke perut dan ke muka Pendekar pendek kekar  bobo  angker ! 

Ini yaitu  jurus serangan yang bernama Sepasang Cengkeram 

Kehancuran. Sekali cengkeram itu bersarang di muka bobo  pasti 

muka penulis  itu akan hancur mengerikan. Jika perutnya kena 

direnggut lima jari tangan lainnya pasti akan robek robek  dan ususnya 

berserabutan terlontar keluar ! Begitulah kehebatan jurus Sepasang 

Cengkeram Kehancuran. 

Pendekar pendek kekar  Wino angker  memang masih muda dalam usia 

tapi sudah cukup punya pengalaman dalam berbagai pertempuran 

menghadapi tokoh-tokoh tenaga dalam  kelas satu di pelbagai penjuru rimba 

pertenaga dalam an! Sewaktu menerima serangan pertama kali dari Ki syeikh  

saidbin tsyabid  tadi dia sudah maklum bahwa orang tua ini bukan 

seorang yang bisa dibuat main. Maka dengan cepat pendekar kita 

berkelit ke samping seraya lancarkan satu tendangan kaki kanan ke 

arah rusuk lawan! 

Melihat dua cengkeramannya yang hebat sanggup dikelit oleh 

lawan Ki syeikh  saidbin tsyabid  penasaran bukan main. Di lain pihak 

bobo  angker  merasakan adanya satu ancaman yang tersembunyi 

sewaktu menyaksikan bagaimana tendangannya yang hampir 

menemui sasarannya itu sama sekali tidak diperdulikan oleh lawan! 

Mustahil anak manusia  itu tidak mengetahui bahaya yang mengancam 

dirinya!

Satu detik lagi kaki kanan Pendekar pendek kekar  akan mendarat dan 

menghancurkan tulang-tulang rusuk lawan, Pendekar pendek kekar  bobo  

angker  yang punya firasat tidak enak mendadak sontak segera 

menarik pulang kakinya dan melancarkan satu pukulan tangan 

kosong yang dinamakan pukulan Kunyuk Melempar Buah. 

Satu hal yang hebatpun terjadilah! 

yaitu  satu keuntungan besar bagi bobo  angker  menarik pulang 

tendangannya tadi sebab  di saat yang hampir bersamaan Ki syeikh  

saidbin tsyabid  membabatkan tepi telapak tangan kanannya ke bawah 

dengan deras! Bukan saja ini satu pukulan tangan yang amat 

dahsyat tapi juga diisi dengan kekuatan sakti yang sanggup 

membuat batu karang paling atospun bisa hancur lebur! Dapat 

dibayangkan bagaimana kalau pukulan itu mengenai kaki kanan 

bobo  angker ! 

sebab  pukulannya mengenai tempat kosong dengan sendirinya 

angin pukulan itu terus melanda tanah! Pasir dan batu-batu 

berhamburan sampai beberapa tombak ke samping dan ke atas. 

Bumi bergetar dan saat  bobo  memandang ke depan dilihatnya 

bagaimana tanah yang kena angin pukulan lawan berlobang besar 

dan berwarna kehitaman! Diam-diam Pendekar pendek kekar  kaget kelangit  juga 

sebab  sebelumnya tak pernah ia melihat ilmu pukulan yang begitu 

hebatnya! Mulai saat itu dia kerahkan tiga perempat tenaga 

dalamnya untuk menghadapi lawan. Dari mulutnya terdengar suara 

suitan keras dan pada detik itu juga tubuhnya lenyap! 

Kalau tadi bobo  yang dibikin terkejut oleh serangan hebat lawan 

maka kini Ki syeikh  saidbin tsyabid lah yang terkejut bukan main! 

Didengarnya suitan penulis  itu, lalu tubuh si penulis  lenyap dari 

hadapannya dan sesaat kemudian dirasakannya sambaran angin 

serangan yang tajam dari kiri kanan! 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  melompat mundur sampai lima langkah, 

membentak keras dan maju lagi dalam satu kelebatan cepat 

menyambuti serangan Pendekar pendek kekar  bobo  angker ! 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  yang menyaksikan pertempuran diam-diam 

memuji kehebatan kedua belah pihak yang bertempur. Kalau saja 

dia tidak mendapat gemblengan dari Menak Putuwengi pastilah 

matanya akan sakit dan kepalanya akan pusing melihat kelebatan-

kelebatan mereka yang bertempur yang hanya merupakan bayang-

bayang hitam dari jubah yang dikenakan Ki syeikh  saidbin tsyabid  dan 

bayangan putih pakaian Pendekar pendek kekar  bobo  angker . Kini semakin 

terbuka mata nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  bahwa di atas jagat ini banyak sekali 

ada  tokoh-tokoh tenaga dalam  berkepandaian tinggi seperti kedua orang 

itu! Dan diam-diam nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  membatin apakah tingkat 

kepandaian moncong  nusantara  setingkat dengan kedua orang itu. 

Kalau betul tentu masih bukan suatu hal yang mudah baginya untuk 

bisa mengalahkan musuh besarnya itu dalam tempo sepuluh sampai 

dua puluh jurus! 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  kembali memperhatikan kedua orang yang 

bertempur. Sementara itu telinganya mendengar lengking siulan 

yang nyaring luar biasa. Sesudah mengerahkan tenaga dalam dan 

menutup pendengarannya barulah rasa sakit yang menyamaki 

gendang-gendang telinganya akibat suara siutan aneh aneh saja  itu menjadi 

lenyap! Dan di muka sana dilihatnya bagaimana Ki syeikh  saidbin tsyabid  

mulai terdesak oleh serangan-serangan gencar Pendekar pendek kekar . 

Dalam jurus ke empat puluh Ki syeikh  saidbin tsyabid  mulai 

menyadari bahwa jika dia terus bertahan dalam posisi demikian rupa 

naga-naganya paling lama sepuluh jurus lagi pasti dia akan kena 

dihantam lawannya! Keringat telah membasahi tubuh laki-laki ini, 

apalagi sebab  dia mengenakan jubah yang terbuat dari kulit ular 

yang tak tembus air! 

“penulis  gelo! Jika kau sayang nyawa cepat cabut senjatamu!” 

tiba-tiba Ki syeikh  saidbin tsyabid  berseru dan habis berseru demikian 

dia lepaskan dua ekor ular yang telah dikeringkan dari lehernya! 

Sepasang binatang yang sudah mati itu, di tangan Ki syeikh  

saidbin tsyabid  tak ubahnya kembali menjadi hidup, menyambar dan 

meliuk, mematuk dan menjabat ke arah Pendekar pendek kekar . Dari tubuh 

ular-ular yang sudah dikeringkan itu menghampar bau anyir yang 

menyesakkan rongga pernafasan sedang dan mulutnya yang 

membuka menyambar sinar hijau menggidikkan. Itulah sinar racun 

yang jahat sekali. 

Menghadapi ini bobo  segera tutup jalan pernafasannya dan 

berkelebatan  lebih cepat untuk menghindarkan serangan-serangan 

sepasang ular kering di tangan lawannya! Sepuluh jurus lagi berlalu. 

Agaknya Ki syeikh  saidbin tsyabid  mulai mengeluarkan jurus-jurus ilmu 

tenaga dalam  simpanannya sebab  kelihatan sekali bagaimana permainan 

tenaga dalam nya berubah. Tubuhnya bergerak gerak  gesit laksana seekor ular besar, 

meliuk ke sana meliuk ke sini! 

Pendekar pendek kekar  bobo  angker  mulai berada di bawah angin! Jurus 

demi jurus dia semakin terdesak ke tepi danau membuat penulis  ini 

memaki dalam hati. 

Dia tengah berpikir-pikir untuk mulai mengeluarkan ilmu tenaga dalam  

Orang Gila yang dipelajarinya dari Tua Gila saat  salah satu dari 

senjata di tangan Ki syeikh  saidbin tsyabid  menghantam dadanya! 

Pendekar pendek kekar  menjerit keras! Tubuhnya terjerongkang ke 

belakang dan kecebur masuk danau! Dadanya sakit bukan main dan 

laksana hancur remuk! Pemandangannya berkunang-kunang! Untuk 

beberapa lamanya dia apungkan diri di permukaan air danau sambil 

mengerahkan tenaga dalamnya ke bagian yang kena dihantam 

lawan! 

Di lain pihak Ki syeikh  saidbin tsyabid  yaitu  hampir tidak percaya 

akan apa yang disaksikannya. Seorang yang kena digebuk ular kering 

yang menjadi senjatanya, tak ampun lagi pasti akan menemui 

kematian dengan tubuh remuk! Tapi kenyataannya penulis  itu 

masih hidup dan mengapungkan diri di atas air danau! 

“Ki syeikh  saidbin tsyabid , hadapi aku!” satu suara membentak dari 

samping dan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dengan tongkat bambu kuningnya 

sudah melompat ke hadapan Ki syeikh  saidbin tsyabid ! 

anak manusia  yang punya tampang seperti ular itu menyeringai 

mengejek. “Bagus!” katanya, “kaupun minta digebuk! Ayo majulah!” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  bolang-balingkan tongkat bambu kuningnya. 

Meski tongkat itu kecil saja tapi deru angin yang terlontar keluar  akibat 

putarannya deras bukan main. Sinar kuning menjulang panjang 

hingga diam-diam Ki syeikh  saidbin tsyabid  segera maklum bahwa 

lawannya yang kedua inipun bukan orang sembarangan pula! 

“Silahkan mulai, Ki syeikh  saidbin tsyabid !” kata nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  pula. 

Dia sudah siap dengan kuda betina -kuda betina  pertahanan sambil membolang-

balingkan tongkat kecilnya! 

“Sialan! Disuruh mulai menyerang lebih dulu malah menantang 

sombong!” damprat Ki syeikh  saidbin tsyabid . Dia maju satu langkah 

untuk melancarkan sebuah serangan yang dahsyat. 

Di saat pertempuran antara nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dan Ki syeikh  

saidbin tsyabid  hendak pecah tiba-tiba dari arah danau terdengar seruan 

keras,  “nyaman nyam nyam ! Biar aku teruskan pertempuranku dengan anak manusia  

bermuka ular penyakitan itu!” Seruan itu disertai dengan 

melayangnya kira-kira selusin ular-ular yang telah mati ke arah Ki 

syeikh  saidbin tsyabid ! Jika saja laki-laki itu tak lekas menyingkir pasti 

kepala dan tubuhnya akan dihantam binatang-binatang 

peliharaannya itu sendiri! 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  menjadi lupa terhadap nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dan 

membalikkan tubuh dengan cepat melompat ke tepi danau. Tenaga 

dalam dikerahkan seluruhnya ke tangan kanannya dan sekali dia 

menyapukan ular di tangan kanannya itu, maka menderulah satu 

gelombang angin yang deras ke arah Pendekar pendek kekar  bobo  angker  

yang mengapung di tengah danau! 

Air danau muncrat sampai setinggi delapan tombak dilanda 

derasnya pukulan tangan kosong ini , tapi bobo  sendiri saat itu 

sudah melesatkan tubuhnya ke tepi danau sebelah kiri. Dadanya 

sebenarnya masih sakit tapi sebab  yakin bahwa dirinya tak 

mengalami luka di dalam maka begitu sampai di daratan penulis  itu 

berseru lantang, “Muka ular! Terima pukulanku ini!” 

Terlalu cepat bagi Ki saidbin tsyabid  untuk bisa melihat pukulan apa 

yang dilepaskan lawan tahu-tahu, wuus, satu larik sinar putih yang 

panas dan menyilaukan matanya menerpa dahsyat ke arahnya! 

anak manusia  yang mukanya seperti ular itu berseru keras lalu melompat 

cepat-cepat ke samping kanan. Tapi tak urung ular kering yang di 

tangan kirinya masih tempat disambar pukulan Sinar Matahari yang 

dilepaskan bobo  angker  hingga senjata itu hancur lebur dan hanya 

bagian ekornya saja yang masih tergenggam dalam tangan kiri Ki 

syeikh  saidbin tsyabid ! 

“Keparat rendah!” maki Ki syeikh  saidbin tsyabid  marah luar biasa 

hingga sepasang matanya laksana api berkobar! Selagi Pendekar 

pendek kekar  bobo  angker  belum menjejakkan kedua kakinya di tanah, dia 

segera melancarkan serangan balasan yang tak kalah hebatnya! 

Tangan kiri dipukulkan ke depan. Satu gelombang angin 

menggebu laksana topan, siap untuk menyapu dan 

menghancurleburkan tubuh Pendekar pendek kekar . Yang dilepaskan Ki 

syeikh  saidbin tsyabid  yaitu  pukulan sakti yang sangat diandalkannya 

dan yang jarang sekali diterlontar keluar kannya jika tidak menghadapi lawan 

yang teramat tangguh! Itulah pukulan yang bernama Sejagat Bayu. 

Jangan kata anak manusia , batu karangpun jika dihantam pasti akan 

hancur jadi debu! Serangan yang dilancarkan Ki syeikh  saidbin tsyabid  

tak kepalang tanggung sebab  sehabis memukul itu tubuhnya 

melesat ke depan dan menyusul serangan pertama tadi dengan 

serangan ular kering di tangan kanannya yang menderu ke arah 

batok kepala Pendekar pendek kekar  bobo  angker ! 

Pukulan Sejagat Bayu membuat tubuh bobo  angker  tak dapat 

melayang turun menjejak tanah. Betapapun dia mengerahkan 

tenaga dalamnya serta memukul ke muka dengan ilmu pukulan 

Dinding Angin Berhembus Tindih Menindih tetap saja tubuhnya 

tersapu sampai delapan tombak! Jika dia tak cepat membuang diri 

ke samping dengan mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya 

yang tinggi, pastilah dia akan menghantam pohon besar di belakang 

sana! Pukulan Sejagat Bayu melanda pohon besar itu dan pohon-

pohon serta semak belukar di sekitarnya, membuat semuanya itu 

tumbang dan tersapu sampai sepuluh tombak lebih dengan 

mengeluarkan suara berisik luar biasa. Air danau yang turut 

terserempet pukulan ini  muncrat setinggi dua tombak! 

sesudah  jungkir balik dua kali berturut-turut bobo  angker  berhasil 

mencapai tanah dengan kedua kaki lebih dahulu. Nafasnya sesak, 

tulang-tulang di sekujur tubuhnya serasa tanggal sedang dari sela 

bibirnya kelihatan darah kental! penulis  ini ternyata telah terluka di 

dalam! Cepat-cepat bobo  menelan butir pil kegelapan  lalu duduk tak 

bergerak gerak , meramkan mata mengatur jalan nafas dan tenaga dalam 

serta mengalirkan hawa sejuk dari pusarnya ke dada! 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  tertawa gelak-gelak sambil mendekati bobo  

angker . “Ha... ha! Sekarang kau baru tahu kehebatan Ki syeikh  

saidbin tsyabid ! Nah selamat jalan ke neraka, budak hina dina!” 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  mengangkat tongkat ularnya tinggi-tinggi lalu 

dihantamkan secepat kilat ke arah batok kepala Pendekar pendek kekar  bobo  

angker !

“Pengecut! Beraninya menyerang lawan yang sudah tak berdaya!” 

Satu bentakan menggeledek dan selarik sinar kuning menderu 

menangkis ular kering di tangan Ki syeikh  saidbin tsyabid . Itulah tongkat 

bambu kuningnya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . penulis  ini saat  menyaksikan 

bagaimana Ki syeikh  saidbin tsyabid  hendak menamatkan riwayat bobo  

angker  dalam keadaan penulis  itu tak berdaya, menjadi sangat 

geram dan menyerbu ke muka! 

Namun sebelum tongkat bambu kuning di tangan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

saling beradu dengan ular kering di tangan kanan Ki syeikh  

saidbin tsyabid , terdengar suara menggembor yang disusul dengan 

bentakan lantang. 

“Siapa bilang aku tak berdaya, nyaman nyam nyam !” 

Dan, wuut! 

Selarik sinar putih yang amat menyilaukan serta panas 

berkelebatan  diiringi suara mengaung macam ratusan tawon 

mengamuk!

Dan, cras! 

Terdengar kemudian pekik setinggi langit terlontar keluar  dari mulut Ki 

syeikh  saidbin tsyabid . Tangan kanannya sebatas pergelangan lengan 

buntung dan memuncratkan darah! Telapak dan jari-jari tangan yang 

masih memegangi  ular kering tadi, kelihatan mental ke udara lalu 

jatuh ke dalam danau, membuat air danau di tempat jatuh berwarna 

kekegelapan -kegelapan an oleh darah! Apakah yang telah terjadi? 

Sewaktu Ki syeikh  saidbin tsyabid  siap untuk menamatkan riwayat 

bobo  angker , sebelum nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sempat menangkis senjata Ki 

syeikh  saidbin tsyabid  maka bobo  angker  yang duduk diam mematung 

itu tiba-tiba membuat gerakan cepat luar biasa, mencabut Kapak 

Maut Naga Geni pendek kekar  dan membabat ke depan! Maksudnya cuma 

hendak menabas senjata lawan tapi tak terduga serangannya itu 

justru membuat buntung pergelangan Ki syeikh  saidbin tsyabid ! 

Laki-laki ini menotok jalan darah di bahu kanan hingga darah 

berhenti memancur! 

“penulis  keparat! Kali ini kau menang! Tapi lain saat  jangan 

harap kau bisa hidup jika aku muncul kembali di depan hidungmu!” 

Habis berkata-kata begitu Ki syeikh  saidbin tsyabid  berkelebatan  dan lenyap di 

jurusan timur danau! 

bobo  angker  masukkan Kapak Naga Geni pendek kekar  ke balik 

pakaiannya lalu berdiri dengan perlahan-lahan. nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

memegangi  bahunya. 

“Kau tak apa-apa, bobo ?” 

“Aku terluka di dalam,” komentari bobo  mengaku terus terang, “tapi 

tak begitu berbahaya. anak manusia  itu hebat sekali ilmu pukulannya!” 

“Tapi kau jauh lebih hebat!” kata nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  pula. Dan dalam 

hati penulis  Bali ini menyadari sepenuhnya kalau saja dia yang 

berhadapan dengan Ki syeikh  saidbin tsyabid  pasti akan lebih cepat 

dirobohkan, bahkan mungkin akan memenuhi ajal secara 

mengenaskan! 

“Terima kasih atas bantuanmu, nyaman nyam nyam .” 

“Aku kebetulan lewat di sini dan mendengar suara ribut-ribut. 

saat  kuselidiki kutemui kau mencak-mencak telanjang bulat 

melawan puluhan ular!” 

bobo  tertawa sambil garuk-garuk kepalanya yang berambut 

basah. Kedua orang penulis  itu lalu menuturkan riwayat masing-

masing. bobo  angker  geleng-gelengkan kepala mendengar cerita 

nyaman nyam nyam  dan berkata-kata, “Hebat sekali riwayatmu, nyaman nyam nyam . Juga 

menyedihkan. anak manusia  macam moncong  nusantara  itu memang 

patut dihajar. Sayang aku ada urusan yang perlu diselesaikan 

dengan cepat. Kalau tidak pasti aku akan seiring denganmu. Tapi 

begitu urusanku selesai aku segera akan menyusulmu, nyaman nyam nyam ! 

Ingin sekali aku melihat tampangnya itu penulis  yang bernama 

moncong  nusantara !” 

“Terima kasih kau ada perhatian terhadap urusanku, bobo ,” kata 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  pula. 

bobo  angker  sekali lagi mengucapkan terima kasih dan kedua 

sahabat baru itu saling menjura lalu berpisah. 

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  10

EPERTI telah dituturkan, untuk mempercepat sampai ke 

Denpasar nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sengaja menempuh rimba belantara. 

Menjelang tengah hari dia sampai ke kaki sebuah puncak gunung . puncak gunung  

itu jarang didatangi anak manusia , bahkan lewat di sanapun boleh 

dikatakan tak ada yang berani sebab  di puncak gunung  itulah bersarangnya 

gerombolan pasukan jahat  yang dipimpin oleh seorang bernama Warok Gde 

Jingga. Sebenarnya nama asli orang itu yaitu  Warok Jingga saja. 

Namun kemudian ditambah di tengah-tengah dengan kata Gde. 

Bagi nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit , bila dia mengelakkan puncak gunung  itu berarti 

memperpanjang perjalanannya selama setengah hari. Meskipun dia 

sendiri tahu bagaimana besarnya bahaya jika mendaki puncak gunung  ini  

namun sebab  ingin cepat-cepat sampai ke Denpasar dan ingin 

cepat-cepat melunaskan sakit hati dendam kesumat yang telah 

diindapnya selama beberapa bulan di lubuk hatinya, maka penulis  

itu dengan tekad bulat sengaja menempuh puncak gunung  ini . 

Beberapa jam kemudian dia sudah sampai ke lereng puncak gunung  

sebelah selatan. Sekurang-kurangnya menjelang maghrib dia pasti 

sudah sampai ke kota tujuannya. Dia harus memasuki satu rimba 

belantara sebelum mencapai kaki puncak gunung  di mana membujur jalan 

yang menuju ke Denpasar. Hatinya gembira sebab  sampai saat itu 

nyatanya dia tak mengalami kesukaran apa-apa dalam menempuh 

puncak gunung  Jaratan yaitu puncak gunung  tempat bersarangnya gerombolan pasukan jahat  

Warok Gde Jingga. 

Sewaktu nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  telah menempuh tiga perempat bagian 

dari rimba belantara itu, mendadak di sebelah muka didengarnya 

suara bentakan-bentakan dan suara beradunya senjata. Tak dapat 

tidak itu pastilah suara orang yang tengah bertempur. penulis  ini 

percepat larinya. Tak diperdulikannya lagi bagaimana baju birunya 

dikait semak belukar. Tepat di kaki puncak gunung , di tepi jalan besar 

kelihatanlah satu pemandangan yang hebat! 

Empat orang laki-laki berpakaian prajurit-prajurit kelas satu 

S

tengah bertempur mengeroyok seorang dewi lesbi  berpakaian dan 

berkerudung kain hitam. Di tepi jalan sebelah sana berdiri seorang 

dewi lesbi  tua dengan tubuh menggigil sedang di belakangnya, di 

tepi jalan berhenti sebuah kereta. Di bagian depan kereta, seorang 

kusir tua duduk dengan paras pucat pasi! 

dewi lesbi  yang parasnya ditutup dengan kain hitam itu 

gerakannya gesit sekali. pentungan  perak di tangan kanannya 

berkelebatan  kian kemari, menangkis serangan-serangan sendok raksasa  

panjang ke empat pengeroyok bahkan juga sekaligus balas 

menyerang dengan gencarnya! 

Namun betapapun hebatnya ilmu pentungan  dewi lesbi  itu, lawan-

lawan yang dihadapinya yaitu  prajurit-prajurit kelas satu yang 

berkepandaian tinggi. saat  nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  datang, mereka telah 

bertempur lebih dari sepuluh jurus dan si baju hitam berada dalam 

keadaan terdesak yang cukup membahayakan keselamatannya! 

Breet!

Tiba-tiba salah satu ujung sendok raksasa  panjang berhasil membabat 

putus buhul kain hitam yang menjadi kerudung si baju hitam! Kini 

kelihatanlah paras di balik kerudung itu! Jangankan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit , 

keempat prajurit yang bertempur pun terkesiap saking tidak 

menyangka kalau paras di balik kerudung itu nyatanya yaitu  paras 

seorang dara yang jelita dan paras itu kelihatan pucat akibat 

sambaran senjata lawan yang hampir saja membelah batok 

kepalanya!

Salah seorang prajurit melompat ke muka dan berseru, “Dara 

hina dina! Kalau kau tak segera mengembalikan patung itu, jangan 

harap kau akan melihat matahari tenggelam sore nanti!” 

Dara jelita berpakaian hitam mendengus dan meludah ke tanah! 

Sebagai asia kecil ban dia kiblatkan pentungan  peraknya hingga pertempuran 

kembali berkecamuk! Tapi kali ini seperti tadi, lagi-lagi si baju hitam 

berhasil didesak, bahkan kini agaknya ke empat prajurit itu tak mau 

memberi hati lagi sehingga nyawa sang dara benar-benar terancam! 

Meski dia tak ada sangkut paut dengan pertempuran yang 

berkecamuk itu, tapi nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  merasa kasihan dan tidak tega 

kalau sang dara berbaju hitam sampai mendapat celaka di ujung 

sendok raksasa -sendok raksasa  ke empat lawannya. Dari balik semak-semak di mana dia 

bersembunyi mengintai pertempuran itu, nyaman nyam nyam  melompat ke 

tengah kalangan pertempuran seraya berseru, “Hentikan 

pertempuran!”

sebab  suara itu disertai aliran tenaga dalam maka kerasnya 

mengumandang ke seantero rimba. Keempat prajurit berpaling 

terkejut dan kemudian menjadi marah melihat seorang penulis  tak 

dikenal mengganggu serta mencampuri jalannya pertempuran! 

Salah seorang dari mereka memberi isyarat agar tak usah 

memperdulikan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . Maka keempatnya kemudian 

kembali hendak menyerbu si gadis lesbi asli   baju hitam. Tapi betapa 

terkejutnya mereka saat  melihat kenyataan bahwa dara itu tak ada 

lagi di hadapan mereka, sudah lenyap melarikan diri tatkala 

perhatian mereka tertumpah pada nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit ! Dengan 

sendirinya kemarahan keempat prajurit itu tertuju pada diri nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  kini! Maka langsung saja tanpa banyak bicara mereka 

kiblatkan sendok raksasa  panjang menyerang penulis  itu! 

sebab  sudah menyaksikan kehebatan permainan sendok raksasa  keempat 

orang prajurit itu nyaman nyam nyam  segera pula bertindak cepat. sendok raksasa  

pertama yang datang menusuk ke dadanya dikelit sigap dan tahu-

tahu lima jari tangan kirinya yang dilipat sudah menyelinap ke muka! 

Prajurit itu berseru kesakitan! sendok raksasa nya terlepas sedang sambungan 

sikunya putus dihantam pukulan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . Sementara tiga 

orang prajurit lainnya terkesiap melihat peristiwa itu, nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

dengan cepat menyambuti sendok raksasa  yang jatuh. Lalu dengan sendok raksasa  itu 

nyaman nyam nyam  membabat sendok raksasa -sendok raksasa  di tangan ketiga lawannya hingga 

satu demi satu bermentalan di udara! 

Keempat prajurit itu kaget kelangit nya bukan alang kepalang! Tapi dalam 

hati mereka memaki habis-habisan. Bahkan salah seorang dari 

mereka secara blak-blakan berkata-kata dengan suara keras penuh 

amarah, “penulis  tak tahu diri! Ada sangkut paut apakah kau 

dengan gadis lesbi asli   bedebah itu hingga mencampuri urusan orang lain?!” 

Prajurit yang kedua membuka mulut pula, “Tahukah kau siapa 

kami dan siapa gadis lesbi asli   berbaju hitam tadi?!” 

“Aku memang tak ada sangkut paut apa-apa.” komentari nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  tenang. “Juga tidak tahu siapa kalian, apalagi gadis lesbi asli   yang 

kabur itu!” 

“Tindakanmu ceroboh lancang! Tak tahu diri! Akibatnya bedebah 

itu berhasil merampas dan melarikan patung emas yang kami bawa!” 

“Patung emas?!” ujar nyaman nyam nyam . 

“Ya, patung emas! Dan kau musti menggantinya! Kalau tidak kau 

kami tangkap dan dihadapkan pada Adipati Surabaya untuk 

menerima hukuman!” kata prajurit yang lain. 

“Jadi kalian yaitu  prajurit-prajurit Kadipaten Surabaya?” tanya 

nyaman nyam nyam .

“Tak usah banyak tanya! Lekas serahkan dirimu!” 

“brow , sebaiknya kau terangkan dulu asal musabab sampai 

kalian mengeroyok gadis lesbi asli   itu. Jika memang dari keteranganmu nanti 

aku telah melakukan kesalahan, percayalah aku akan menebus 

kesalahanku itu.” 

Salah seorang dari keempat prajurit lalu memberikan keterangan. 

Mereka yaitu  utusan dari Kadipaten Surabaya yang berangkat 

menuju ke Bali untuk melamar seorang gadis lesbi asli   anak bangsawan yang 

tinggal di Denpasar. Sebagai bawaan, Adipati Surabaya telah 

memberikan sebuah patung emas untuk diserahkan pada terlontar keluar ga 

si gadis lesbi asli   sebagai tanda penghormatan. sesudah  menyeberangi lautan, 

sesampainya di Bali mereka melanjutkan perjalanan dengan kereta. 

dewi lesbi  tua yang ikut bersama keempat prajurit itu yaitu  orang 

yang bakal menyampaikan lamaran Adipati Surabaya kepada si 

gadis lesbi asli  .

Sebagai orang asing tentu saja mereka tidak mengetahui bahwa 

puncak gunung  Jaratan dan daerah sekitarnya yaitu  tempat malang-

melintangnya gerombolan pasukan jahat  yang dikepalai oleh Warok Gde 

Jingga. saat  mereka lewat di kaki puncak gunung  di sepanjang tepi hutan, 

mereka telah dicegat oleh seorang dewi lesbi  berkerudung kain 

hitam. Kusir kereta yang pernah mendengar tentang ciri-ciri 

dewi lesbi  itu segera memberi tahu bahwa dia yaitu  Luh Bayan 

Sarti, adik kandung kepala pasukan jahat  Warok Gde Jingga yang sangat 

ditakuti! mojolaban bin mojokerto  masih gadis lesbi asli  . sebab  memiliki ilmu tenaga dalam  

yang tinggi maka dia selalu melakukan kejahatan seorang diri. 

Rupanya pasukan jahat  betina ini sudah mencium bahwa rombongan 

utusan Adipati Surabaya itu ada membawa benda berharga. Maka 

begitu dia melakukan penghadangan, dengan cepat dia menerobos 

masuk ke dalam kereta dan berhasil merampas patung emas! 

Keempat prajurit Kadipaten Surabaya tentu saja tidak tinggal diam. 

Justru mereka telah diberi kepercayaan untuk melindungi barang 

berharga itu. Maka tanpa banyak cerita lagi segera mereka 

mengeroyok mojolaban bin mojokerto . saat  mereka sudah hampir berhasil 

menghajar pasukan jahat  betina itu tahu-tahu muncullah nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

memberikan pertolongan hingga buntut-buntutnya mojolaban bin mojokerto  

berhasil kabur dengan membawa serta patung emas! 

Kini tahulah nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  akan kesalahan yang telah 

diperbuatnya. Tapi memang siapa yang bisa menduga kalau gadis lesbi asli   

secantik mojolaban bin mojokerto  itu yaitu  seorang pepasukan jahat ? Dan penulis  

manakah yang tega membiarkan seorang dara jelita terancam 

bahaya maut! sesudah  merenung sejenak maka nyaman nyam nyam pun berkata-kata, 

“Memang besar salahku! Kurasa sebelum gadis lesbi asli   itu berlalu jauh, 

sebaiknya kita lakukan pengejaran. Kalau perlu kita datangi 

sarangnya!” 

Keempat prajurit Kadipaten Surabaya saling berpandangan. Kusir 

kereta yang sejak tadi berdiam diri sebab  ketakutan untuk pertama 

kalinya buka suara, “Mendatangi sarang Warok Gde Jingga berarti 

mencari mati!” 

“Kalau begitu kalian tidak menginginkan patung emas itu 

kembali?”

“Tentu saja menginginkan!” komentari seorang prajurit, “Tapi pergi ke 

sarangnya gerombolan pasukan jahat  itu besar sekali bahayanya. sebab  

itu kau yang punya gara-gara maka kau sendiri yang harus pergi ke 

sana. Kami menunggu di sini! Kami tak perduli apakah untuk 

mendapatkan patung emas itu kau harus menyerahkan kepalamu!” 

“Kalau aku pergi seorang diri dan berhasil mengambil kembali 

patung itu, jangan harap aku akan membawanya ke sini,” kata 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dengan menyeringai. 

“Kalau begitu...” kata seorang prajurit sesudah berpikir-pikir 

beberapa lamanya, “aku, kau dan dua orang kawanku berangkat ke 

sana. Yang lain tetap tinggal di sini.” 

nyaman nyam nyam  menyetujui pendapat itu, lalu tanpa menunggu lebih 

lama mengajak ke empat orang itu untuk segera berangkat. Kusir 

kereta mendadak membuka mulut, “Saudara-saudara, dengar 

nasihatku. yaitu  sia-sia kalian pergi mengambil kembali patung 

emas itu! Warok Gde Jingga memiliki ilmu tenaga dalam  tinggi sekali. 

Disamping itu dia memiliki anak buah yang banyak. Ditambah 

dengan mojolaban bin mojokerto  maka sekalipun kalian berjumlah lima kali 

lebih besar, jangan harap kalian akan berhasil. Kataku kalian cuma 

mengantar nyawa! Sebaiknya kembali dan seret penulis  biang 

runyam itu ke hadapan Adipati Surabaya!” 

“Bagiku kemarahan Adipati Surabaya bukan apa-apa. Kalaupun 

aku dihukum, kurasa kalian semua juga tak luput dari hukuman! 

Kalau tak ada yang mau ikut, tak apa. Jangan menyesal kalau patung 

emas itu jatuh ke tanganku sedang kalian mendapat hukuman dari 

adipati kalian!” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  cepat berlalu dari situ. Tiga orang prajurit saling 

berpandangan. Akhirnya sesudah  mengambil senjata masing-masing 

yang tadi jatuh di tanah, ketiganya segera menyusul nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

“Mereka akan mati percuma! Mati percuma!” desis kusir kereta 

sambil memperhatikan kepergian orang-orang itu. 

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  11

EORANG anggota pasukan jahat  yang berada di puncak sebuah 

pohon tinggi telah melihat kedatangan keempat orang itu. 

Cepat-cepat dia turun dari atas pohon dan memberikan 

laporan pada pemimpinnya yaitu Warok Gde Jingga. Kebetulan saat 

itu mojolaban bin mojokerto  ada pula di situ. 

“Coba terangkan ciri-ciri mereka!” kata mojolaban bin mojokerto . 

“Yang tiga orang berpakaian seragam, seperti pakaian prajurit. 

Yang seorang lagi penulis  berpakaian biru.” 

“Hem...” gadis lesbi asli   itu menggumam lalu berpaling pada kakaknya. 

“Bagaimana pendapatmu?” tanyanya. 

“Biarkan saja mereka datang kemari. Tak ada yang harus 

ditakutkan!” sahut si kepala pasukan jahat . 

“Memang pendapatku pun demikian,” kata mojolaban bin mojokerto  lalu 

menganggukkan kepala pada anggota pasukan jahat  yang melapor. 

sesudah  anggota pasukan jahat  itu pergi berkata-katalah Warok Gde Jingga, 

“Kau akan berhadapan kembali dengan tuan penolongmu yang 

gagah itu! Bukankah itu yang kau inginkan, Sarti?” 

mojolaban bin mojokerto  menjadi kegelapan  parasnya. “Sebaiknya kita terlontar keluar  

saja menyambut kedatangan mereka!” 

Warok Gde Jingga tertawa lalu mengikuti adiknya terlontar keluar  gudang raksasa  

besar. Mereka menunggu di langkan. sebab  telah dipesankan agar 

keempat pendatang itu dibiarkan saja, maka saat  memasuki 

perkampungan, tak ada seorang pasukan jahat pun yang menghalangi 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dan ketiga prajurit-prajurit kadipaten itu. 

Di halaman gudang raksasa  besar keempatnya berhenti. nyaman nyam nyam  melirik 

sekilas pada mojolaban bin mojokerto  lalu berpaling pada laki-laki bertubuh 

tinggi besar yang hanya mengenakan celana panjang hitam. Dadanya 

yang bidang tertutup oleh bulu sedang anu nya diranggasi cambang 

bawuk yang lebat kaku. 

“Apakah kami berhadapan dengan Warok Gde Jingga?” tanya 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sesudah terlebih dahulu menjura. 

S

“Orang muda,” kata Warok Gde Jingga, “sungguh nyalimu besar 

sekali untuk datang kemari! Sesudah menolong adikku dari bahaya 

dikeroyok oleh prajurit-prajurit hina dina itu, apakah kedatanganmu 

ke sini hendak minta hadiah imbalan?!” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tertawa, lalu mengomentari , “Jauh dari itu, Warok. 

Justru aku datang ke sini untuk menebus kesalahanku terhadap 

prajurit-prajurit Kadipaten Surabaya ini. Satu-satunya jalan untuk 

dapat menebus kesalahanku itu ialah meminta kesudianmu untuk 

mau menyerahkan kembali patung emas yang telah dirampas oleh 

adikmu ini.” nyaman nyam nyam  lalu menggoyangkan kepalanya ke arah Luh 

Bayan Sarti. 

gadis lesbi asli   itu tertawa cekikikan. Bola matanya sejak tadi tidak lepas 

dari memandangi paras nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  yang gagah cakap itu. “Enak 

betul bicaramu. Sudah lancang datang kemari, sekarang berani 

bertingkah! Apakah kau bersedia menyerahkan selembar nyawamu 

sebagai pengganti patung emas itu?!” 

nyaman nyam nyam  tertawa lebar. Dalam tertawa itu dia harus mengakui 

bahwa paras mojolaban bin mojokerto  sungguh jelita. Kulitnya halus mulus. 

Sungguh sangat disayangkan dara sejelita ini hidup menjadi 

pepasukan jahat , berbuat kejahatan dan diam di tengah-tengah anak manusia -

anak manusia  kasar! 

Sementara itu Warok Gde Jingga mengusap-usap dagunya yang 

penuh dengan berewok. 

“Selembar nyawaku bukan apa-apa,” terdengar suara nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  mengomentari  pertanyaan mojolaban bin mojokerto  tadi. “Yang penting 

patung emas itu harus diserahkan pada ketiga prajurit ini.” 

“Kalau begitu biar kutabas dulu batang lehermu. Kalau sudah, 

kelak patung emas itu akan kuberikan pada anak manusia -anak manusia  jelek 

ini!”

“Serahkan dulu patung emas itu pada mereka,” ujar nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit .

mojolaban bin mojokerto  mendelikkan kedua matanya. Sret! gadis lesbi asli   ini 

mencabut pentungan  peraknya. 

“Tahan dulu, Sarti!” kata Warok Gde Jingga sambil memegangi  

bahu adiknya saat  gadis lesbi asli   itu hendak melompat ke hadapan nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit . “Sebaiknya kita atur begini saja, orang muda. sebab  patung 

emas itu boleh dibilang milik ketiga kunyuk-kunyuk Kadipaten 

Surabaya ini maka kupersilahkan mereka turun tangan sendiri. Jika 

mereka bertiga berhasil mengalahkanku, kuserahkan patung itu 

kembali pada mereka. Tapi kalau mereka kalah, patung emas itu 

tetap milikku dan mereka kubebaskan. Untuk itu kau harus 

mempertaruhkan batang lehermu!” 

Ketiga prajurit Kadipaten Surabaya terkejut bukan main. 

Jangankan mereka bertiga, sepuluh orangpun mereka belum tentu 

sanggup mengalahkan Warok Gde Jingga yang kesaktian dan ilmu 

tenaga dalam nya sangat tinggi itu! 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  berbatuk-batuk. “Warok Gde Jingga,” kata 

penulis  ini, “sebab  aku yang punya gara-gara maka biarlah aku 

mewakili ketiga prajurit itu untuk memenuhi permintaanmu tadi.” 

Warok Gde Jingga tertawa gelak-gelak. “Kuhargakan nyalimu 

brow  dan kuberi kelonggaran padamu! Kau boleh maju bersama-

sama prajurit-prajurit tak berguna itu!” 

“Walau ilmuku sangat dangkal,” sahut nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit , “tapi 

mengingat kesalahanku biarlah aku menghadapimu seorang diri.” 

“Baik... baik... baik! Jika itu kehendakmu! Mari kita mulai!” kata 

Warok Gde Jingga seraya melompat ke halaman. Tubuhnya yang 

tinggi besar dengan berat lebih dari tujuh puluh kilo itu tak sedikitpun 

menimbulkan suara saat  kedua kakinya menjejak tanah halaman. 

Satu pertanda bahwa ilmu meringankan tubuhnya sudah mencapai 

tingkat yang tinggi! 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tak mau kalah siap! Sekali dia berkelebatan  maka 

bayangannya lenyap dan sedetik kemudian sudah berdiri enam 

langkah di hadapan kepala pasukan jahat  itu! Warok Gde Jingga terkejut 

bukan main! Tiada diduganya penulis  yang dianggapnya sepele itu 

memiliki gerakan gesit serta ilmu meringankan tubuh yang tidak 

berada di bawahnya! 

Melihat kedua orang itu sudah siap untuk bertempur, Luh Bayan 

Sarti tiba-tiba melompat dan berseru, “Kak Gde Jingga! Biar aku yang 

menghadapi penulis  sombong ini! Kau lihat sajalah bagaimana 

adikmu akan memberi pelajaran padanya!” 

Tanpa menunggu asia kecil ban kakaknya, mojolaban bin mojokerto  sudah 

menghadapi nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit , tersenyum sekilas lalu berkata-kata sambil 

mengerling dan mencabut pentungan  peraknya, “Silahkan kau mulai 

lebih dulu!” 

“Ah, tuan gudang raksasa lah yang lebih pantas memulai,” sahut nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  pula. “Kuharap kau benar-benar memberi pelajaran berguna 

pada orang bodoh macamku ini, Saudari!” 

mojolaban bin mojokerto  tertawa kegenit-genitan. “Kau hati-hatilah orang 

muda, sebab  pentungan ku ini tidak bermata.” Ucapan itu dibarengi si 

gadis lesbi asli   dengan satu serangan setengah melompat. saat  menabas, 

pentungan  peraknya hanya merupakan selarik sinar putih yang 

mengeluarkan suara bersiur sebab  saking cepatnya! 

Sebelumnya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  telah melihat ilmu pentungan  gadis lesbi asli   itu 

yakni sewaktu mojolaban bin mojokerto  bertempur melawan prajurit-prajurit 

Kadipaten Surabaya. Namun sekali ini dilihatnya si gadis lesbi asli   

mengeluarkan jurus serangan yang lain dari yang lain hingga nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  tak mau bersikap memandang enteng, cepat mencabut 

tongkat bambu kuningnya yang kecil dan dengan gesit berkelebatan  

mengelakkan tabasan yang mengincar pinggangnya! 

Setengah jalan tiba-tiba sekali tabasan yang dilakukan Luh Bayan 

Sarti berubah menjadi satu tusukan tajam ke arah dada. Tusukan ini 

sebelum sampai memecah laksana kilat ke empat bagian tubuh 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  yaitu kepala, leher, dada dan perut! 

Ketiga prajurit Kadipaten Surabaya menahan nafas. Serangan 

yang dilancarkan si gadis lesbi asli   yaitu  serangan hebat luar biasa. Melihat 

dekatnya tusukan-tusukan pentungan  itu dari tubuh nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit , 

ketiganya merasa cemas kalau-kalau si penulis  kali ini tak sanggup 

menyelamatkan dirinya! 

“Hebat!”

Justru dalam suasana yang tegang itu nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

mengeluarkan seruan memuji. Tubuhnya lenyap menjadi bayang-

bayang biru. Dan di antara bayangan biru itu berkelebatan lah selarik 

sinar kuning. Itulah sinarnya bambu kuning di tangan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

Melihat lawan memiliki ilmu meringankan tubuh yang hebat maka 

mojolaban bin mojokerto  kerahkan pula ilmu meringankan tubuhnya hingga 

dalam jurus pertama itu keduanya sudah merupakan baying-bayang 

saja!

nyaman nyam nyam  tersenyum melihat kecerdikan si gadis lesbi asli  . Segera penulis  

ini menggerakkan bambu kuningnya dalam jurus Gendewa Sakti 

Membentur Gunung. Jurus ini mengandalkan tenaga dalam yang 

dialirkan ke tongkat bambu kuning. Dalam jurus kedua terjadilah hal 

yang sangat mengejutkan Warok Gde Jingga. 

Sewaktu dalam jurus kedua mojolaban bin mojokerto  kembali 

melancarkan serangan yang hebat, bambu kuning di tangan nyaman nyam nyam  

sudah bergerak gerak  dalam jurus Gendewa Sakti Membentur Gunung itu. 

mojolaban bin mojokerto  heran saat  merasakan bagaimana tetakan 

pentungan nya yang semula meluncur pesat tahu-tahu dengan tiba-tiba 

sekali tersendat laksana diterpa oleh satu angin yang luar biasa 

dahsyatnya. Belum habis rasa herannya itu, bambu kuning di tangan 

nyaman nyam nyam  tiba-tiba dilihatnya sudah berada dekat sekali di samping 

pentungan  peraknya! 

mojolaban bin mojokerto  seorang berpikiran cerdik. Dari gerakan bambu 

kuning itu dan mengetahui bahwa tenaga dalam lawan tinggi sekali, 

tahulah dia bahwa nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  hendak memukul badan 

pentungan nya dalam satu pukulan yang hebat dan memungkinkan 

pentungan  perak itu terlepas dari tangannya! sebab nya dengan sigap 

gadis lesbi asli   ini menaikkan tangannya ke atas lalu membabat ke samping, 

menabas ke arah batang leher nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit ! 

Di lain pihak nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tidak terlalu bodoh untuk menunggu 

lebih lama. Kedudukan tangan dan senjata lawan yang berada lebih 

tinggi di atas senjatanya sendiri justru itulah yang dikehendakinya! 

Bambu kuning di tangan penulis  ini menerpa ke atas. Dan tahu-tahu 

mojolaban bin mojokerto  merasakan tangannya yang memegangi  pentungan  

menjadi kesemutan. Dia melompat mundur tapi tak bisa sebab  

pada saat itu bambu kuning di tangan lawan laksana seekor ular 

seakan-akan telah membelit pentungan nya. saat  nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

memutar-mutar bambu kuningnya, pentungan  perak di tangan gadis lesbi asli   

itupun ikut berputar melintir. mojolaban bin mojokerto  tak bisa 

mempertahankan senjata itu kecuali kalau tangannya mau ikut-

ikutan terpuntir dan tanggal dari persendiannya! 

Warok Gde Jingga bukan olah-olah kejutnya menyaksikan 

bagaimana adiknya yang berkepandaian tinggi itu hanya mampu 

menghadapi penulis  itu dalam tempo dua jurus saja. Bahkan dalam 

dua jurus itu bukan saja dia dikalahkan tapi senjatanya sekaligus 

kena dirampas! mojolaban bin mojokerto  sendiri sesudah pentungan nya tertarik 

dan berada di genggaman nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  bukan main marahnya. 

Tapi dia juga malu sekali. Dengan paras kegelapan  sambil banting-

banting kaki gadis lesbi asli   ini memutar tubuh dan meninggalkan tempat itu. 

“Eh, Saudari tunggu dulu! Ini kukembalikan pentungan mu!” seru 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

mojolaban bin mojokerto  tak mau berpaling apalagi hentikan langkahnya. 

Dia terus nyelonong ke langkan gudang raksasa . sebab  orang tak mau 

menerima kembali senjatanya maka nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  menggerakkan 

tangan kirinya yang memegangi  pentungan . Senjata itu lepas dan 

mendesing di