Selasa, 11 Februari 2025

bobo dikuburan 7


 udara lalu menancap di tiang langkan gudang raksasa , tepat 

pada saat mojolaban bin mojokerto  berada di samping tiang itu! 

mojolaban bin mojokerto  berbalik dan mendelikkan kedua matanya pada 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . Sebaliknya penulis  itu hanya tersenyum saja, 

membuat si gadis lesbi asli   benar-benar penasaran setengah mati. Dicabutnya 

pentungan  itu dari tiang langkan lalu cepat-cepat masuk ke dalam 

gudang raksasa !

nyaman nyam nyam  berpaling pada Warok Gde Jingga dan berkata-kata, “Adikmu 

telah kupercundang. sebab  dia bertindak sebagai wakilmu dan dia 

kalah maka kau harus menepati janjimu, Warok. Harap kau segera 

mengembalikan patung emas itu pada ketiga prajurit ini...” 

Warok Gde Jingga mengusap-usap dadanya yang berbulu lebat 

lalu tertawa gelak-gelak. 

“Ingatanmu selalu pada patung emas itu saja. Dan kau terlalu 

bangga dengan kemenanganmu! Terangkan dulu namamu dan siapa 

kau sebenarnya...” 

“Kalau sudah kuterangkan lantas kau akan mengembalikan 

patung itu?!” 

Kembali kepala pasukan jahat  itu tertawa. Dia melirik pada anak-anak 

buahnya yang berdiri mengeliling halaman lalu menggelengkan 

kepalanya. “Sesudah aku tahu nama dan siapa kau adanya, kita 

main-main sebentar...” 

nyaman nyam nyam  tahu apa yang dimaksudkan Warok Gde Jingga dengan 

kata ‘main-main’ itu. Maka dia berkata-kata, “Dan kalau dalam main-main 

itu kau mengalami nasib sama dengan adikmu, apakah kau juga 

mencari dalih lain untuk tidak menyerahkan patung emas itu?!” 

kegelapan lah paras Warok Gde Jingga. “Aku tidak serendah yang kau 

kirakan, penulis  sontoloyo!” katanya keras. 

“Ah, kalau begitu baiklah. Namaku nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dan aku orang 

kampung. Nah, apakah kini kita bisa memulai permainan yang kau 

maksudkan itu?!” 

Warok Gde Jingga menggeram. Tangannya ditepukkan. Maka dari 

dalam gudang raksasa  besar terlontar keluar lah seorang pelayan membawa sebuah 

senjata milik Warok Gde Jingga yang bentuknya aneh aneh saja  dan dahsyat! 

Belum pernah nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  melihat senjata semacam itu. Anak-

anak buah Warok Gde Jingga sendiri kelihatan saling berbisik sebab  

setahu mereka, Warok Gde Jingga jarang sekali mempergunakan 

senjata itu kalau tidak dalam keadaan terpaksa atau saat  

menghadapi lawan yang tangguh luar biasa! 

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  12

ENJATA di tangan Warok Gde Jingga yaitu  sebuah toya besi 

hitam yang pada kedua ujungnya digantungi masing-masing 

tiga buah kaitan besi yang juga berwarna hitam. Setiap ujung 

kaitan besi itu mempunyai tiga anak kaitan lagi dan masing-masing 

ujungnya telah dicelup dengan racun yang amat jahat selama tiga 

tahun. Sekali anak manusia  yang tidak memiliki kekebalan racun, 

meskipun memiliki tenaga dalam bagaimanapun tingginya pasti akan 

menemui kematian bila sampai kena tertusuk oleh ujung-ujung 

kaitan itu! Disamping itu kaitan-kaitan ini  merupakan senjata 

yang berbahaya sebab  sanggup membetot daging atau urat seorang 

lawan! Menurut taksiran keseluruhan senjata itu beratnya lebih dari 

lima puluh kati. Tapi Warok Gde Jingga memegangi nya tak ubahnya 

seperti memegangi  sebuah ranting kering belaka! 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tahu benar kehebatan ilmu tenaga dalam  lawan yang di 

hadapannya itu. Jauh lebih tinggi dari ilmu tenaga dalam  mojolaban bin mojokerto  yang 

tadi telah dikalahkannya. Dan melihat kepada senjata di tangan 

Warok Gde Jingga, penulis  ini sudah maklum bahwa senjata itu 

amat berbahaya, maka tanpa menunggu lebih lama segera nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  pasang kuda betina -kuda betina  pertahanan yang bernama Elang Menukik 

Laut. Kedua kaki merenggang agak menekuk di bagian lutut. Tangan 

kiri agak mengembang ke samping sedang tangan kanan yang 

memegangi  tongkat bambu kuning dipalangkan di muka dada. 

“Ayo majulah!” kata Warok Gde Jingga. 

“Silahkan tuan gudang raksasa  memulai lebih dulu,” sahut nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

Kepala pasukan jahat  dari puncak gunung  Jaratan itu mendengus. Sementara itu 

anggota-anggota pasukan jahat  yang mengelilingi tempat ini  

membuka mata masing-masing selebar mungkin untuk menyaksikan 

pertempuran yang bakal berlangsung yang tidak bisa tidak pasti 

sangat hebat! 

“Awas perut!” teriak Warok Gde Jingga tiba-tiba. Teriakannya ini 

dibarengi dengan berkelebatan nya tubuh pemimpin pasukan jahat  itu. Ujung 

S

toya sebelah kanan menderu ke arah perut nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . Ujung-

ujung kaitan berdesing siap untuk membetot dan membusaikan isi 

perut penulis  itu! 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  melompat ke belakang untuk mengelak. Di saat 

itu pula dengan tak terduga, cepat sekali ujung toya besi yang 

sebelah kiri menyambar ke arah leher penulis  itu! Kejut nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  bukan alang kepalang. Sambil membentak keras penulis  

gemblengan Menak Putuwengi itu miringkan tubuhnya ke samping 

dan menggerakkan tongkat bambu kuningnya, memukul bagian 

tengah toya besi di tangan Gde Jingga. 

Melihat lawan hendak memukul senjatanya, kepala pasukan jahat  itu 

sengaja tidak mengelak! Dia beranggapan bahwa sekali tongkat 

bambu kuning itu membentur toya besinya pastilah akan patah dua! 

Tapi betapa terkejutnya Warok Gde Jingga sewaktu melihat bukan 

saja tongkat lawan tidak patah bahkan sewaktu bentrokan terjadi, 

toya besinya terpukul keras hampir saja terlepas dari genggamannya! 

Dengan mengertakkan rahang Warok Gde Jingga menerjang ke 

muka. Toya besinya laksana titiran, menderu dan mengurung 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dari seluruh penjuru! 

Sementara itu dari satu tempat yang terlindung di balik jendela 

gudang raksasa  besar, sepasang mata menyaksikan pertempuran itu dengan 

hati cemas. Kecemasan itu tertuju pada diri nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

Kecemasan itu yaitu  kalau-kalau si penulis  akan menjadi korban 

mendapat celaka di tangan Warok Gde Jingga. Tapi saat  

menyaksikan bagaimana nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dengan tenang melayani 

lawannya, orang yang mengintai itu merasa lega sedikit. Dan orang 

ini bukan lain mojolaban bin mojokerto , adik Warok Gde Jingga yang telah 

dikalahkan oleh nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tadi! 

Dua puluh jurus telah berlalu. Gerakan-gerakan Warok Gde Jingga 

semakin gesit dan ganas. Toyanya lenyap dalam sambaran-

sambaran sinar hitam yang mengeluarkan angin dingin serta 

bersiutan. Debu dan pasir beterbangan di sekeliling orang-orang yang 

bertempur itu! Semakin bertambah jurus demi jurus, semakin 

meluap kemarahan Warok Gde Jingga. Sebagai kepala pasukan jahat  yang 

ditakuti dan punya nama besar di kalangan rimba pertenaga dalam an di Pulau 

Bali, baru kali ini dia menghadapi lawan yang demikian tangguhnya. 

sebab  pertempuran itu disaksikan oleh anak-anak buahnya pula 

maka tentu saja rasa malu membuat amarahnya tambah 

menggelegak! Amarah yang menggelegak ini tak bisa lagi 

dikendalikan sebab  bagaimanapun dia menggempur lawan dengan 

toya besi serta dibarengi dengan pukulan-pukulan tangan kosong 

yang hebat tetap saja menemui kesia-siaan! Akibatnya saat itu 

semua orang menyaksikan bagaimana Warok Gde Jingga bertempur 

macam kerbau gila atau celeng kemasukan setan, seradak sana 

seruduk sini, melompat sini melompat sana! Keringat membasahi 

tubuhnya yang tidak mengenakan pakaian. Gerakan-gerakannya 

yang gerabak-gerubuk itu tambah tak karuan lagi sewaktu dia 

dengan kalap terus menggempur marah sebab  ujung tongkat 

bambu kuning nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  berhasil memukul ikatan kaitan di 

ujung toya sebelah kanan hingga kaitan-kaitan itu terlepas dan 

mental!

Tiga puluh lima jurus telah berlalu kini. 

“Warok Gde Jingga, apakah masih akan diteruskan pertempuran 

ini atau cukup sampai di sini saja?!” berseru nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

Seruan ini membuat darah kepala pasukan jahat  itu tambah mendidih. 

Dia balas berteriak, “Aku belum kalah! Kalau kepalamu sudah pecah 

terpukul toyaku baru pertempuran berhenti!” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tertawa kecil. Tiga perempat tenaga dalamnya 

dialirkan ke tongkat bambu kuning. Dan saat  tongkat itu membuat 

satu sambaran tajam ke bagian tengah toya besi di tangan Warok 

Gde Jingga, saat  benturan keras terjadi, Warok Gde Jingga merasa 

tangannya pedas dan sakit bukan main. Dia tak sanggup lagi 

mempertahankan toya itu hingga terlepas dari tangannya dan mental 

ke udara! Sewaktu toya itu menggeletak jatuh di tanah terbeliaklah 

mata Warok Gde Jingga. Badan toya yang kena dihantam bambu 

kuning ternyata telah menjadi bengkok dan genting hampir putus! 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tersenyum kecil lalu memasukkan tongkat bambu 

kuningnya ke balik pinggang kembali. “Permainan sudah selesai, 

Warok. Kuharap kau memenuhi janjimu, menyerahkan kembali 

patung emas yang telah dipasukan jahat  oleh adikmu!” 

Meskipun saat itu Warok Gde Jingga malu dan marah bukan 

main, meskipun dia seorang yang sudah terkenal kejahatannya 

namun dalam satu hal kepala pasukan jahat  ini patut dipuji. Hal itu ialah 

sifatnya yang memegangi  teguh segala janji yang diucapkannya. 

Maka dia memerintah seorang anak buahnya untuk mengambil 

patung emas dari dalam gudang raksasa . Benda itu kemudian diserahkannya 

pada nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  selanjutnya menyerahkan 

pada prajurit-prajurit Kadipaten Surabaya. Bukan main gembira 

prajurit-prajurit itu. 

Di hadapan Warok Gde Jingga nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  menjura dan 

berkata-kata, “Terima kasih atas segala pelayanan yang kau berikan. Juga 

terima kasih yang kau sudah suka mengembalikan patung emas itu. 

Aku dan prajurit-prajurit ini hendak minta diri sekarang.” 

“Prajurit-prajurit itu boleh pergi, tapi kau tetap di sini, nyaman nyam nyam !” 

sahut Warok Gde Jingga. 

“Eh, kenapa begitu, Warok?” tanya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  heran. 

“Aku mau bicara denganmu,” sahut kepala pepasukan jahat  dari puncak gunung  

Jaratan itu. 

sesudah  berpikir dengan cepat, nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  kemudian 

menganggukkan kepala dan berpaling pada prajurit-prajurit di 

sampingnya. “Kalian pergilah, biar aku tetap di sini dulu.” 

sesudah  mengucapkan terima kasih pada si penulis  maka 

prajurit-prajurit itu kemudian meninggalkan sarang pepasukan jahat  

ini  dengan cepat. Mereka khawatir kalau-kalau mendapat 

kesulitan baru pula di tempat itu. 

“Nah, mereka sudah pergi. Apa yang hendak kau bicarakan, 

Warok?” tanya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

“Kita bicara di dalam, nyaman nyam nyam !” komentari kepala pasukan jahat  itu lalu 

dibawanya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  masuk ke dalam gudang raksasa  besar. 

Sampai di dalam nyaman nyam nyam  dipersilahkan duduk di satu ruangan 

yang berperabotan serba mewah. Warok Gde Jingga memerintahkan 

bujang-bujangnya untuk menghidangkan makanan dan minuman 

yang lezat-lezat. sesudah  menyantap hidangan itu barulah Warok Gde 

Jingga menerangkan maksudnya menahan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

“Ilmu tenaga dalam mu tinggi sekali. Permainan tongkatmu lihay. Melihat 

kepada jurus dan gerak yang kau terlontar keluar kan, dan mengetahui bahwa 

di Pulau Bali ini cuma ada seorang tokoh sakti yang memiliki ilmu 

tongkat yang hebat luar biasa, apakah kau bukannya murid orang 

sakti itu, nyaman nyam nyam ?” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tertawa. 

“Orang sakti manakah maksudmu?” tanyanya. 

“Ah, kau pura-pura bertanya pula. Orang tua gagah yang bernama 

Menak Putuwengi itu tentunya!” 

Kembali nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tertawa. “Guruku cuma guru tenaga dalam  biasa, 

Warok. Tokoh ternama seperti Menak Putuwengi itu mana mau 

mengangkat aku jadi muridnya?” 

Warok Gde Jingga meneguk tuaknya habis-habis lalu berkata-kata, 

“Baiklah nyaman nyam nyam , soal siapa gurumu tak perlu kita bicarakan. Yang 

penting yaitu  kenyataan bahwa ilmu tenaga dalam mu amat tinggi dan 

membuat aku benar-benar kagum. Bagaimana kalau kita bekerja 

sama memimpin orang-orangku yang ada di seluruh puncak gunung  Jaratan 

ini? Segala hasil yang kita dapat menjadi milik bersama, kita bagi 

dua! Bahkan harta kekayaanku yang ada sekarang akan kuberikan 

separohnya padamu!” 

“Rupanya inilah maksud kepala pasukan jahat  ini menahanku,” kata 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  pula dalam hati. “Terima kasih atas tawaran dan 

kepercayaanmu itu, Warok. Tapi menyesal aku tak dapat 

menerimanya...”

“Ah! Mari, kau lihatlah dulu gudang penyimpanan harta 

kekayaanku. Kalau kau sudah melihat, pasti kau tak akan mau 

menampik lagi tawaranku,” kata Warok Gde Jingga seraya hendak 

berbangkit dari duduknya. 

nyaman nyam nyam  melambaikan tangannya dan berkata-kata, “Aku percaya 

harta kekayaanmu banyak sekali dan tak ternilai harganya,” kata 

penulis  ini, “namun sebenarnya ada banyak urusan yang harus 

kuselesaikan. Untuk saat ini aku benar-benar tak bisa menerima 

tawaranmu, entah di lain saat .” Lalu penulis  inipun berdiri dari 

kursinya.

Warok Gde Jingga kecewa sekali. Kalau saja nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  mau 

ikut bersamanya pasti seluruh Bali akan berada dalam 

genggamannya. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Tak bisa 

memaksa. Dan pemimpin pasukan jahat  inipun lantas berdiri, 

mengantarkan tamunya ke ujung halaman. 

***

Belum lewat sepeminuman teh lamanya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

meninggalkan puncak gunung  Jaratan, telinganya dan perasaannya yang tajam 

menyatakan bahwa seseorang saat itu tengah menguntitnya. Di satu 

tikungan jalan penulis  ini menghentikan larinya dan menyelinap 

bersembunyi di balik sebatang pohon besar yang bagian bawahnya 

ditumbuhi semak belukar lebat. Dia menunggu dan selang beberapa 

saat  lamanya penguntit itupun muncul di tikungan jalan. Betapa 

terkejutnya nyaman nyam nyam  saat  melihat bahwa orang itu ternyata bukan 

lain dari mojolaban bin mojokerto , adik kandung Warok Gde Jingga adanya! 

Maka dengan penuh heran penulis  inipun terlontar keluar  dari 

persembunyiannya.

“Selamat berjumpa kembali, Saudari,” kata nyaman nyam nyam . 

mojolaban bin mojokerto  terkejut. Parasnya kegelapan  sesaat  kemudian 

dicobanya tersenyum dan berkata-kata, “Aku tengah menuju ke Denpasar. 

Tak diduga bertemu denganmu di sini.” 

nyaman nyam nyam  berpikir apakah ucapan gadis lesbi asli   itu bukan kedustaan 

belaka?

“Aku sendiri juga tengah menuju ke sana,” kata nyaman nyam nyam . 

“Betul? Kalau kau tak keberatan...” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sudah tahu kelanjutan kata-kata gadis lesbi asli   itu maka 

diapun memotong, “Tentu saja aku tak keberatan pergi sama-sama 

denganmu ke Denpasar.” Namun dalam hatinya nyaman nyam nyam  merasa 

menyesal mengeluarkan ucapan itu. Maksudnya ke Denpasar yaitu  

untuk mencari musuh bebuyutannya. Dan kini dia ke sana bersama 

gadis lesbi asli   itu, tentu akan mencari tambahan pekerjaan saja dan salah-

salah bisa cari urusan baru! Dipandanginya paras gadis lesbi asli   itu. Cantik 

memang. Dan sungguh disayangkan kalau dara secantik ini menjadi 

adik kandung kepala pasukan jahat  dan ikut-ikutan pula menjadi 

pepasukan jahat !

“Agaknya kau menyesal mengeluarkan ucapan tadi?” tanya Luh 

Bayan Sarti tiba-tiba seraya mengerling pada si penulis . 

nyaman nyam nyam  tertawa lebar-lebar. “Seiring dengan dara secantikmu 

dalam perjalanan yaitu  satu hal yang menyenangkan,” katanya. 

“Apakah maksudmu pergi ke Denpasar?” 

“Hendak mengunjungi seorang sahabat lama,” komentari Luh Bayan 

Sarti.

“Kawan atau kekasih?” tanya nyaman nyam nyam  pula. 

Paras sang dara kembali menjadi kekegelapan -kegelapan an. “Aku tak 

punya kekasih,” katanya kemudian. 

“Oh...!”

“Dan kau sendiri perlu apakah ke Denpasar? Kau tinggal di situ?” 

ganti menanya mojolaban bin mojokerto . 

“Ada urusan penting,” komentari nyaman nyam nyam . Dia memandang ke langit 

lalu berkata-kata, “Kita harus berangkat cepat-cepat. Sebelum malam 

musti sudah sampai di Denpasar.” 

mojolaban bin mojokerto  mengangguk. Lalu keduanyapun meninggalkan 

tempat itu. 

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  13

EREKA memasuki Denpasar saat  sang surya baru saja 

tenggelam di ufuk barat. Untuk tidak menarik perhatian 

orang keduanya memasuki kota dengan jalan kaki biasa. 

“Aku akan mencari penginapan,” kata nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . “Bagaimana 

dengan kau, apakah akan terus ke tempat sahabatmu itu?” 

“Tubuhku letih sekali,” sahut mojolaban bin mojokerto . “gudang raksasa  sahabatku 

terletak di sebelah barat luar kota. sebab  kita datang dari jurusan 

timur cukup jauh juga untuk mencapai tempatnya itu. Kurasa 

sebaiknya aku juga mencari penginapan. Besok baru meneruskan 

perjalanan ke gudang raksasa nya.” 

nyaman nyam nyam  menganggukkan kepala. Kini semakin yakin penulis  ini 

bahwa kepergian mojolaban bin mojokerto  yang katanya hendak mengunjungi 

sahabat lamanya itu yaitu  satu kedustaan belaka. Sepanjang jalan 

dari puncak gunung  Jaratan sampai ke Denpasar banyak sekali sikap gadis lesbi asli   itu 

yang dirasakannya aneh aneh saja . Berulang kali dilihatnya mojolaban bin mojokerto  

memperhatikannya secara diam-diam. Bila sekali-sekali mereka 

saling berbentur pandangan, paras gadis lesbi asli   itu berubah kekegelapan -

kegelapan an dan kepalanya ditundukkan atau dipalingkan ke jurusan 

lain. nyaman nyam nyam  sendiri jadi merasa aneh aneh saja  lama-lama mempunyai 

perasaan lain yang membuat hatinya jadi berdebar. Tapi perasaan itu 

dibuangnya jauh-jauh bila dia ingat pada almarhum kekasih yang 

dicintainya yaitu Ni Ayu Tantri. Kepergiannya ke Denpasar justru 

untuk menuntut balas kematian gadis lesbi asli   itu, juga kematian ayah dan 

kawan-kawannya. Dan kini hati yang mendendam kesumat itu 

dibayangi oleh perasaan lain ini  membuat nyaman nyam nyam  merasa 

bahwa seolah-olah dia telah melakukan pengkhianatan terhadap Ni 

Ayu Tantri! 

Di sebuah gudang raksasa  penginapan yang terletak di pusat kota nyaman nyam nyam  

menyewa dua buah kamar. Satu untuknya sendiri dan yang lain 

untuk mojolaban bin mojokerto . Kalau sang dara begitu masuk ke kamar terus 

berbaring dan tertidur pulas maka nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  terlebih dulu pergi 

M

mandi membersihkan diri. Habis mandi rasa letihnya agak hilang 

berganti dengan kesegaran. Dia memanggil pelayan dan memesan 

dua porsi nasi. Yang satu porsi disuruhnya mengantarkan ke kamar 

mojolaban bin mojokerto . Sambil menyantap makanannya nyaman nyam nyam  berpikir-

pikir apakah malam itu juga akan dilakukannya penyelidikan di mana 

letak tempat kediaman musuh besarnya yang bernama moncong  Gde 

Djantra itu dan sekaligus melakukan pembalasan melampiaskan 

dendam kesumat yang dipendamnya selama hampir lima bulan. Atau 

ditunggunya sampai besok? 

Tengah dia menyantap makanan dan berpikir-pikir itu mendadak 

pintu kamar diketuk orang. nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  meletakkan piringnya di 

atas meja lalu membuka pintu. Pelayan penginapan berdiri di muka 

pintu itu dan menerangkan bahwa saat  dia mengantarkan 

hidangan ke kamar mojolaban bin mojokerto  ternyata kamar itu kosong 

melompong, si gadis lesbi asli   tak ada di dalamnya. 

“Saya rasa terjadi hal yang tidak beres,” menerangkan pelayan 

itu.

Mulanya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  menyangka mojolaban bin mojokerto  sedang pergi 

mandi. Tapi mendengar keterangan pelayan itu dia jadi terkejut. 

“Bagaimana kau bisa tahu ada yang tak beres?” 

“Jendela terpentang lebar, engselnya rusak!” 

Tanpa menunggu lebih lama nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  segera lari ke kamar 

mojolaban bin mojokerto . Apa yang diterangkan oleh pelayan ternyata betul. 

Kamar itu kosong, jendela terbuka lebar dan sebuah engselnya 

rusak. Buntalan pakaian milik mojolaban bin mojokerto  masih tergeletak di 

atas pembaringan. Tak ada tanda-tanda bekas terjadinya 

perkelahian di kamar itu. Apakah sesungguhnya yang telah terjadi? 

Ke mana perginya mojolaban bin mojokerto ? 

nyaman nyam nyam  terlontar keluar  dari gudang raksasa  penginapan. Di luar hari telah malam. 

Udara dingin oleh hembusan angin. Gumpalan-gumpalan awan hitam 

menggantung di langit. sesudah  melakukan penyelidikan di sekitar 

penginapan dan tak berhasil menemui mojolaban bin mojokerto , nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  kembali menemui pelayan tadi dan berpesan agar tidak 

menerangkan peristiwa itu kepada siapapun. Lalu nyaman nyam nyam  sendiri 

kemudian meninggalkan gudang raksasa  penginapan itu untuk menyelidiki ke 

mana lenyapnya gadis lesbi asli   itu. Dalam hati kecilnya dia mengeluh. Jika 

betul terjadi apa-apa dengan gadis lesbi asli   itu sedikit banyaknya dia harus 

bertanggung asia kecil b. Ini berarti datangnya satu urusan baru, padahal 

urusannya yang lebih penting yaitu melakukan pembalasan terhadap 

moncong  nusantara  sampai saat itu masih belum dilaksanakan! 

Hampir dua jam lamanya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  melakukan penyelidikan 

di seluruh Denpasar bahkan sampai ke pelosok-pelosok dan daerah 

luar kota. Penyelidikannya sia-sia belaka. Jangankan orangnya, jejak 

mojolaban bin mojokerto -pun tak dapat dicarinya! 

“Berabe kalau begini,” keluh nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . Dengan putus asa 

dan juga mengkal penulis  ini kembali ke penginapan. 

***

Apakah sebenarnya yang telah terjadi dengan mojolaban bin mojokerto ? 

saat  petang itu nyaman nyam nyam  dan mojolaban bin mojokerto  memasuki 

Denpasar dari jurusan barat, seorang penunggang kuda betina  yang tangan 

kanannya buntung memapasi mereka. sebab  jalan yang ditempuh 

memang banyak dilewati orang dan lagi pula saat itu hari sudah agak 

gelap maka baik nyaman nyam nyam  maupun Sarti sama sekali tidak 

memperhatikan orang-orang yang mereka papasi, termasuk 

penunggang kuda betina  tadi. Namun penunggang kuda betina  ini bukanlah orang 

yang lalu lalang biasa saja. Dia bukan lain dari Ki syeikh  saidbin tsyabid , 

si anak manusia  yang tampangnya macam ular yang telah pernah 

bertempur melawan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  dan bobo  angker  beberapa 

waktu yang lalu! sebab  anak manusia  pemelihara ular ini seorang hidung 

belang bermata keranjang maka setiap melihat dewi lesbi  pasti tak 

akan luput dari pandangan matanya! Begitu juga saat  dia 

berpapasan dengan mojolaban bin mojokerto . Melihat paras Sarti yang jelita, 

timbul tenggelam lah niat terkutuk dalam hati dan benaknya! 

Namun sewaktu dia memperhatikan penulis  yang berjalan di 

samping sang dara, kaget kelangit lah Ki syeikh  saidbin tsyabid . Cepat dia 

mengenali nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sebagai penulis  yang telah bertempur 

dengan dia di tepi danau beberapa waktu yang lalu! Jika gadis lesbi asli   itu 

ada hubungan apa-apa dengan si penulis  tentu saja dia tak punya 

nyali untuk melaksanakan maksud terkutuknya itu. Tapi sebagai 

seorang yang licik, Ki syeikh  saidbin tsyabid  punya seribu satu macam 

akal. Sengaja dia melewati kedua orang itu sampai beberapa 

jauhnya kemudian berbalik kembali dan mengikuti nyaman nyam nyam  serta 

Sarti secara diam-diam. Dia sudah menyusun rencana sebagai 

berikut. Mula-mula akan diculiknya gadis lesbi asli   berpakaian hitam yang 

sangat menarik hati dan merangsang nafsu bejatnya itu! Bila dia 

sudah dapatkan itu gadis lesbi asli   akan dihubunginya beberapa tokoh-tokoh 

tenaga dalam  yang berada di Denpasar lalu bersama-sama mereka akan 

mendatangi penulis  itu untuk melakukan pembalasan atas 

kekalahannya tempo hari dalam pertempuran di tepi danau! 

Sewaktu melihat kedua orang itu memasuki sebuah penginapan, 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  berpendapat inilah kesempatan yang baik 

baginya untuk segera melaksanakan niat busuknya itu. Dengan 

mengandalkan kepandaiannya yang tinggi Ki syeikh  saidbin tsyabid  

berhasil memasuki kamar penginapan di mana mojolaban bin mojokerto  

terbaring tidur keletihan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun! 

sebab  gadis lesbi asli   itu sedang tidur nyenyak, mudah sekali bagi anak manusia  

yang punya tampang seperti ular itu untuk menotok urat di tubuh Luh 

Bayan Sarti. Dalam keadaan masih tertidur gadis lesbi asli   itu kemudian 

dilarikannya terlontar keluar  kota. 

kuda betina  yang ditunggangi Ki syeikh  saidbin tsyabid  laksana anak panah 

lepas dari busurnya dalam kegelapan malam. Menjauhi kota dia 

berpikir-pikir ke mana akan dibawanya gadis lesbi asli   itu. Akhirnya dia ingat 

sebuah kuil tua yang terletak di sebelah barat Denpasar. Kuil itu 

sudah sejak lama tidak dipergunakan. Orang yang lalu lintas 

memakainya sebagai tempat berteduh di kala hujan dan panas terik. 

Segera laki-laki ini memutar kuda betina nya ke jurusan barat. 

Di langit bulan sabit muncul sesudah  beberapa lamanya 

bersembunyi di balik awan hitam tebal. Sinar bulan sabit ini tak 

sanggup mengalahkan gelapnya malam di saat itu. 

Selewatnya sebuah pesawangan Ki syeikh  saidbin tsyabid  membelok 

memasuki sebuah jalan berbatu dan mendaki. Kira-kira 

sepeminuman teh dia sampai satu persimpangan. Ki syeikh  

saidbin tsyabid  menghentikan kuda betina nya sebab  di antara persimpangan 

itulah letak kuil tua yang ditujunya. Pada siang hari dua mulut jalan 

yang mengapit kuil tua itu ramai dilewati orang-orang yang lalu lintas 

terutama para pedagang. Tapi pada malam hari suasana di situ sunyi 

senyap. Tak satu orangpun yang berani lewat kecuali prajurit-prajurit 

kerajaan yang meronda. Daerah sekitar situ sering kali menjadi 

tempat beroperasinya gerombolan pasukan jahat  Warok Gde Jingga dari 

puncak gunung  Jaratan yaitu kepala pasukan jahat  yang telah dikalahkan nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  beberapa hari yang lalu. 

Dengan memanggul mojolaban bin mojokerto , laki-laki itu melangkah 

memasuki halaman kuil. Semula dia hendak menurunkan tubuh 

gadis lesbi asli   itu di bagian depan, tapi sesudah  berpikir sejenak akhirnya dia 

masuk ke bagian dalam kuil. Di sini keadaan lebih gelap, tapi 

dibandingkan dengan di luar keadaan lantai jauh lebih bersih. Ki 

syeikh  saidbin tsyabid  menyandarkan mojolaban bin mojokerto  di dinding kuil. 

Seringai setan terpampang di anu nya yang bermuka binatang itu. 

Disekanya peluh yang mencucur di kening, kemudian dua jari tangan 

kirinya bergerak gerak  melepaskan totokan di tubuh gadis lesbi asli   itu. 

mojolaban bin mojokerto  membuka kedua matanya. Kegelapan 

menghampar di hadapannya. Kemudian saat  sepasang matanya 

menjadi biasa dengan kegelapan itu heranlah gadis lesbi asli   ini. Di manakah 

aku berada, pikirnya. Dia memandang sekali lagi berkeliling. Tiba-tiba 

tersentaklah dia sebab  tidak dinyananya kalau saat itu dekat sekali 

di hadapannya duduk mencangkung sesosok tubuh yang hitam pekat 

ditelan kegelapan. Tak dapat dipastikan oleh gadis lesbi asli   ini apakah yang di 

hadapannya itu anak manusia  atau setan tapi yang jelas paras sosok 

tubuh itu mengerikan sekali, macam kepala dan paras seekor ular! 

“Mungkin aku bermimpi,” pikir mojolaban bin mojokerto . Digigitnya 

bibirnya. Terasa sakit. 

Dan pada saat itu makhluk di hadapannya datang mendekat, 

mengulurkan tangannya hendak menjamah tubuhnya. Di mulutnya 

tersungging seringai buruk yang menggidikkan dan dari sela bibirnya 

terdengar suara seperti mengekeh yang amat pelahan sedang dari 

hidungnya menghembus nafas panas! 

“Siapa kau?!” bentak mojolaban bin mojokerto  seraya melompat. 

Orang di hadapannya berdiri perlahan-lahan seraya terlontar keluar kan 

suara tertawa mengekeh. 

“Jangan bertanya segalak itu, gadis lesbi asli   cantik. Kau berhadapan 

dengan Ki syeikh  saidbin tsyabid !” 

“Aku tak kenal kau! Lekas angkat kaki dari depanku!” 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  tertawa gelak-gelak. 

“gadis lesbi asli   galak biasanya juga galak di atas tempat tidur! Sayang di 

sini tak ada tempat tidur...” 

“astaga  rendah! Kau kira berhadapan dengan siapakah?!” 

bentak mojolaban bin mojokerto . 

Sreett!

gadis lesbi asli   itu cabut pentungan nya dari balik pakaian. Sedetik kemudian 

tubuhnya sudah berkelebatan  dan pentungan  di tangan kanannya 

menderu dalam satu bacokan yang laksana kilat cepatnya ke batok 

kepala syeikh  saidbin tsyabid . Trang! pentungan  mojolaban bin mojokerto  

menghantam tembok kuil hingga hancur berguguran. Entah 

bagaimana mendadak sekali Ki syeikh  saidbin tsyabid  tahu-tahu lenyap 

dari hadapan gadis lesbi asli   itu hingga serangan mojolaban bin mojokerto  mengenai 

tempat kosong dan terus melanda tembok kuil! gadis lesbi asli   itu mengutuk 

habis-habisan dalam hati. Sewaktu dirasakannya sambaran angin 

datang di samping kanannya, gadis lesbi asli   ini cepat membalik seraya 

kiblatkan pentungan nya. Tapi lagi-lagi dia menghantam tempat kosong 

dan sebelum dia bisa berbuat suatu apa, sebuah totokan bersarang 

di dadanya membuat sekujur tubuhnya mendadak sontak menjadi 

kaku tegang dalam keadaan masih memegangi i pentungan ! 

Didahului oleh suara tertawa mengekeh maka anak manusia  bermuka 

ular itu kembali muncul di hadapan mojolaban bin mojokerto  dengan cengar-

cengir seenaknya. 

“Senjata ini tak boleh dibuat main,” kata Ki syeikh  saidbin tsyabid  

dengan tertawa-tawa lalu diambilnya pentungan  dari tangan gadis lesbi asli   itu 

dan dilemparkannya sudut kuil. 

“astaga , kau lepaskan totokanku atau tidak!” bentak Luh Bayan 

Sarti.

“Siapa yang mau ambil resiko, nona manis?!” sahut Ki syeikh  

saidbin tsyabid . “Sudahlah, kau tak usah bicara keras-keras yang hanya 

mengejutkan setan-setan penghuni kuil tua ini saja! Disamping itu 

tak baik berdiri terus-terusan. Mari kutolong kau berbaring di lantai 

sini.” 

“Setan alas! Kau mau bikin apa?!” 

“Mau bikin apa...?” Ki syeikh  saidbin tsyabid  mengulang sambil 

tertawa mengekeh. “Kau lihat saja nanti. Yang pasti kau bakal 

merasakan bagaimana pandainya aku merubah malam yang dingin 

ini menjadi malam yang hangat bagi kita!” Habis berkata-kata begitu 

dengan tangan kirinya Ki syeikh  saidbin tsyabid  meraih pinggang si gadis lesbi asli   

dan membaringkannya di lantai kuil! 

“Keparat, kalau kau tidak lekas melepaskan aku, niscaya kau 

akan menyesal seumur hidup bahkan menyesal sampai ke liang 

kubur!”

“Ha... ha, siapa yang akan menyesal merasakan kemulusan dan 

kepadatan tubuhmu! Siapa yang menyesal merasakan kenikmatan 

dirimu sebagai seorang dewi lesbi , seorang perawan?! Ha... ha...! 

Mati pun aku tidak menyesal, nonaku!” 

Sehabis berkata-kata begitu Ki syeikh  saidbin tsyabid  menyelinapkan 

tangan kirinya ke bawah baju si gadis lesbi asli  ! mojolaban bin mojokerto  laksana 

disengat kalajengking sewaktu merasakan bagaimana jari-jari tangan 

laki-laki itu menyentuh buah dadanya! 

“anak manusia  dajal! Rupanya kau belum tahu siapa aku!” 

“Ah sudahlah jangan mengoceh juga,” desis Ki syeikh  saidbin tsyabid . 

Lalu dengan penuh geram nafsu, dibetotnya baju gadis lesbi asli   itu hingga 

kancing-kancingnya berputusan. 

“Keparat! Nyawamu tak akan berampun! Aku yaitu  adik Warok 

Gde Jingga dari puncak gunung  Jaratan!” 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  terkejut juga mendengar ucapan gadis lesbi asli   itu. 

Sesaat kemudian kembali terdengar suara tertawanya. “Oh, jadi kau 

adiknya kepala pasukan jahat  hina dina itu? Siapa takutkan dia? Sepuluh 

anak manusia  macam dia dijejer di hadapan Ki syeikh  saidbin tsyabid  pasti 

akan kulabrak musnah!” Lalu tangan laki-laki itu bergerak gerak  mengelus 

perut mojolaban bin mojokerto  untuk kemudian dengan sangat terkutuknya 

meluncur ke bawah! 

“Keparat! Kalau tidak kakakku, kawanku pasti akan datang 

menabas batang lehermu!” 

“Hem, siapakah kawanmu itu?” 

“nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit ! Dia murid Menak Putuwengi!” 

“Jangan menipuku! Menak Putuwengi sudah sejak lama lenyap! 

Sudah mampus!” Dan gerakan tangan Ki syeikh  saidbin tsyabid  yang tadi 

terhenti kini kembali meluncur! Namun sebelum tangan terkutuk itu 

dapat meluncur lebih jauh, satu bentakan menggeledek dari ruang 

depan.

“Terkutuk! Di tempat suci berani bikin kotor!” 

Terdengar satu suara siulan melengking langit dan berbarengan 

dengan itu selarik angin keras dan dingin menggidikkan menyambar 

ke arah batok kepala Ki syeikh  saidbin tsyabid ! 

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  14

AGETNYA Ki syeikh  saidbin tsyabid  laksana melihat dan 

mendengar petir menyambar di puncak hidungnya! Kalau saja 

dia tidak cepat menjatuhkan diri dan bergulingan di lantai kuil 

pastilah kepalanya tak bisa diselamatkan dari hantaman angin 

dahsyat tadi! Begitu berdiri begitu dia membentak, “astaga  rendah 

yang menyerang secara gelap, coba unjukkan tampangmu!” 

Tiba-tiba Ki syeikh  saidbin tsyabid  melengak sebab  baru saja dia ha–

bis membentak di belakangnya terdengar suara tertawa mengekeh. 

“Silahkan putar tubuh dan kau akan melihat tampangku, anak manusia  

muka ular!” 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  membalikkan tubuhnya dengan cepat! 

Heran, hebat sekali gerakan anak manusia  itu hingga dia tak sempat 

melihat bayangannyapun dan tahu-tahu sudah berada di 

belakangnya! saat  berhadap-hadapan dengan anak manusia  itu 

mendadak menciutlah nyali Ki syeikh  saidbin tsyabid . Betapakan tidak. 

Orang yang kini berdiri di depannya bukan lain penulis  yang tempo 

hari telah membunuhi  puluhan ekor ularnya di tepi danau! Tapi rasa 

ngerinya itu tidak diperlihatkannya. Malah dia menyembunyikan 

dengan membentak garang! 

“Kau rupanya astaga  haram jadah! Dicari-cari tak ketemu kini 

datang sendiri mengantar nyawa!” 

Orang di hadapannya mengeluarkan suara bersiul. “Apakah 

tangan kananmu yang buntung sudah disambung hingga kau 

bernyali besar sekali?!” 

Ki syeikh  saidbin tsyabid  marah sekali. “Keparat! Apa yang kau 

lakukan tempo hari, kini kau bakal terima balasannya, astaga  bobo  

angker !”

Habis berkata-kata begitu Ki syeikh  saidbin tsyabid  menggerakkan tangan 

kirinya dan sesaat kemudian sebuah senjata yang dibuat dari ular 

kering menderu ganas ke depan. 

Pendekar pendek kekar  bobo  angker  yang tahu kelihayan lawan meskipun 

K

saat itu tangannya cuma tinggal satu, dengan tidak ayal segera 

bergerak gerak  menyelamatkan kepalanya. Di lain pihak Ki syeikh  

saidbin tsyabid  yang sudah pernah berhadapan dengan si penulis  dan 

sudah tahu betapa tingginya ilmu tenaga dalam  serta kesaktian bobo  angker , 

segera mengeluarkan jurus-jurus terhebat dari ilmu tenaga dalam nya. Ular 

kering di tangan kirinya laksana hidup menjadi puluhan banyaknya 

dan menyerbu ke seluruh bagian tubuh Pendekar pendek kekar  bobo  angker ! 

Yang lebih hebatnya lagi sebab  dari mulut ular itu setiap saat 

menyambar racun hijau yang amat berbahaya. Meskipun kebal 

segala macam racun namun bobo  menutup penciumannya. 

Pertempuran berjalan demikian serunya hingga mojolaban bin mojokerto  

yang menyaksikan sampai-sampai lupa diri di mana dia berada dan 

apa sesungguhnya yang telah terjadi sebelumnya atas dirinya. Juga 

lupa nasib apa yang bakal menimpa dirinya jika penulis  berambut 

pirang  berpakaian putih itu tidak muncul di saat yang sangat kritis 

itu!

Untuk menghadapi serangan-serangan ganas yang bertubi-tubi 

serta jurus-jurus aneh aneh saja  yang dilancarkan lawan, bobo  angker  sengaja 

terlontar keluar kan jurus-jurus pertahanan ilmu tenaga dalam  Orang Gila yang dipe–

lajarinya dari Tua Gila. Jurus-jurus pertahanan ini  diselingnya 

dengan jurus-jurus serangan warisan gurunya Eyang Sinto Gendeng. 

Hingga walau bagaimanapun hebatnya Ki syeikh  saidbin tsyabid , untuk 

merobohkan penulis  itu sampai seribu juruspun dia belum tentu 

bisa melakukannya. Di lain pihak bobo  angker  sendiri maklum pula 

yang dia tidak pula akan bisa mempecundangi lawannya dengan 

mudah! sebab  itu kedua tangannya kiri kanan mulai melancarkan 

pukulan-pukulan sakti yang mengandung tenaga dalam teramat 

tinggi! Ki syeikh  saidbin tsyabid  mulai kewalahan! Jika saja gerakannya 

tidak gesit sudah tiga kali kepalanya hampir dilanda pukulan lawan! 

Jurus ke dua puluh ke atas Ki syeikh  saidbin tsyabid  sudah terdesak 

hebat. saat  lengan kirinya kena terpukul dan ular kering yang 

menjadi senjatanya mental jauh, nyali anak manusia  ini benar-benar 

meleleh! Didahului dengan bentakan dahsyat laki-laki ini hantamkan 

tangan kirinya ke depan. Satu gelombang angin yang amat keras 

menderu menyambar ke arah Pendekar pendek kekar  bobo  angker . Itulah 

pukulan Sejagat Bayu! Sewaktu bobo  angker  berdiri limbung diterpa 

angin pukulan, kesempatan itu dipergunakan oleh Ki syeikh  

saidbin tsyabid  untuk melesat ke ruangan luar dan sebelum bobo  sempat 

mengejar, laki-laki itu sudah lenyap di kegelapan malam! 

Pendekar pendek kekar  bobo  angker  merutuk habis-habisan. Baginya 

anak manusia  semacam Ki syeikh  saidbin tsyabid  tukang rusak kehormatan 

dewi lesbi  itu tak ada pengampunan, apalagi mengingat pertempu–

ran tempo hari di tepi danau. Tapi saat itu dia tak bisa berbuat suatu 

apa sebab  lagi-lagi Ki syeikh  saidbin tsyabid  berhasil pula melarikan diri. 

bobo  angker  masuk ke dalam kuil tua kembali dan melangkah ke 

tempat di mana mojolaban bin mojokerto  terbujur dengan dada tiada tertutup 

dan celana panjangnya merorot turun. Meskipun keadaan dalam kuil 

itu gelap namun sepasang mata Pendekar pendek kekar  masih sanggup 

menikmati kebagusan buah dada dan keputihan perut Luh Bayan 

Sarti. Dengan mempergunakan jari-jari tangan kirinya bobo  kemudian 

melepaskan totokan di tubuh sang dara. 

Begitu tubuhnya terlepas dari totokan, secepat Kilat Luh Bayan 

Sarti melompat, merapikan baju dan celana hitamnya. 

“penulis  tak dikenal, terima kasih atas pertolonganmu. Harap 

kau sudi memberitahukan nama...” kata mojolaban bin mojokerto  bila 

pakaiannya sudah rapi. 

“Aku bobo  angker . Kau siapa?” 

“mojolaban bin mojokerto ,” komentari si gadis lesbi asli   memberitahukan namanya. 

“Sekali lagi terima kasih,” Lalu gadis lesbi asli   itu melompat ke pintu kuil. 

“Hai, tunggu dulu!” seru bobo  angker  mengejar. Sekali lompat 

saja dia sudah berada di hadapan gadis lesbi asli   itu. 

“Ada apa?!” tanya mojolaban bin mojokerto . “Mohon dimaafkan kalau aku 

tak bisa bicara lama-lama dengan kau. Itu bukan aku tidak tahu diri 

dan tak menghargai pertolonganmu, tapi sebab  aku harus cepat-

cepat kembali ke kota.” 

bobo  angker  garuk-garuk kepalanya yang berambut pirang . 

“Waktu aku sampai ke sini tadi kudengar kau menyebut-nyebut 

nama nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . Apa sangkut pautmu dengan penulis  itu?” 

mojolaban bin mojokerto  tak segera mengomentari . Di tengah perjalanan ke 

Denpasar, nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  menuturkan kepadanya tentang dendam 

kesumatnya terhadap seorang penulis  yang telah membunuhi  

kekasihnya. nyaman nyam nyam  tidak menerangkan siapa nama penulis  itu. 

Bukan mustahil penulis  yang berdiri di hadapannya saat ini yaitu  

musuh besar nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . Kalau tidak mengapa dia bertanya apa 

sangkut pautnya dengan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit ? 

“Katakan dulu apa hubunganmu dengan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit ,” ujar 

mojolaban bin mojokerto . 

bobo  kerenyitkan kening dan kembali menggaruk kepalanya. Dia 

tadi bertanya, tapi malah dikomentari dengan balik bertanya. 

“Dia sahabatku,” komentari bobo . 

“Betul?!”

bobo  tertawa dan berkata-kata, “Ada alasan yang membuat kau tak 

percaya ucapanku?!” 

“Walau bagaimanapun baru kali ini aku kenal kau, meski kau 

yaitu  tuan penolongku!” 

“Ah, jangan sebut-sebut soal pertolongan itu. Yang penting 

terangkan di mana nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  berada saat ini. Aku ingin bertemu 

dengan dia.” 

“Kenapa ingin bertemu?” 

“Eh, kau sangat curiga terhadapku! Dua sahabat ingin bertemu 

apakah ada larangan? Kalau aku seorang gadis lesbi asli   cukup pantas kau 

tidak menyukai pertemuanku dengan penulis  itu. Tapi toh aku ini 

laki-laki, sama seperti nyaman nyam nyam ?!” 

“Kau tahu, sahabatku itu datang ke Denpasar untuk mencari 

musuh besarnya. Seorang penulis  yang telah membunuhi  

kekasihnya...”

“Dan kau menduga aku orangnya yang menjadi musuh besar 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  itu?!” bobo  angker  lantas tertawa gelak-gelak. Lalu 

diceritakannya pada mojolaban bin mojokerto  bagaimana pertama kali dia 

bertemu dengan nyaman nyam nyam  dan sama-sama bertempur melawan Ki 

syeikh  saidbin tsyabid . “Justru aku dalam perjalanan ke Denpasar men–

cari dia untuk menanyakan bagaimana penyelesaian persoalannya 

itu.”

“Kalau begitu kita sama-sama saja ke Denpasar,” kata Luh Bayan 

Sarti.

bobo  menyetujui. Kedua orang itu kemudian berangkat ke 

Denpasar.

***

Mereka sampai di Denpasar menjelang tengah malam. 

Penginapan sunyi senyap, hanya di beberapa bagian saja kelihatan 

lampu masih menyala. Seorang pelayan membukakan pintu depan 

sewaktu diketuk oleh mojolaban bin mojokerto . Setengah mengantuk, pelayan 

itu berkata-kata, “Semua kamar terisi. Harap cari saja penginapan lain.” 

“Aku memang menginap di sini sebelumnya,” komentari Luh Bayan 

Sarti. Diterangkannya bahwa dia dari luar kota menemui seorang 

kawan.

“Dan saudara ini...?” tanya pelayan seraya menunjuk pada bobo  

angker .

“Dia bisa tidur sekamar dengan kawanku yang juga sama-sama 

menginap di sini,” sahut mojolaban bin mojokerto . 

Pelayan penginapan kemudian membuka pintu lebar-lebar dan 

mempersilahkan kedua orang itu masuk. 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  saat itu belum tidur. Dia duduk di tepi 

pembaringan dalam kamarnya penuh gelisah memikirkan Luh Bayan 

Sarti yang lenyap tak tahu ke mana perginya. Dalam kegelisahan itu 

penulis  ini mendengar suara langkah-langkah kaki mendekati 

kamarnya. Dia menyangka itu yaitu  langkah tamu yang menginap 

di penginapan itu dan hendak pergi ke belakang. Tapi dia jadi 

terkejut sewaktu pintu kamarnya diketuk orang dari luar. Begitu pintu 

dibuka kejut nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  lebih lagi sebab  yang berdiri di ambang 

pintu yaitu  mojolaban bin mojokerto  sendiri dan di belakang gadis lesbi asli   itu 

dilihatnya berdiri bobo  angker ! Rasa terkejut nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sesaat 

kemudian berubah menjadi kegembiraan. sebab  kurang baik bicara 

bertiga-tigaan di dalam kamar maka nyaman nyam nyam  mengajak kedua orang 

itu ke tempat penerimaan tamu dan di sini dia minta agar Luh Bayan 

Sarti menceritakan apa sesungguhnya yang telah terjadi. 

Bukan main geram dan marahnya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sewaktu 

mendengar bahwa Ki syeikh  saidbin tsyabid lah yang telah membuat 

gara-gara, menculik mojolaban bin mojokerto  dan hampir berhasil merusak 

kehormatan gadis lesbi asli   itu jika sekiranya bobo  angker  tidak kebetulan 

lewat di depan kuil tua dalam perjalanannya ke Denpasar. 

“astaga  bermuka ular itu tidak sukar untuk mencarinya,” kata 

bobo . “Tapi bagaimanakah persoalanmu dengan orang yang bernama 

moncong  nusantara  itu...?” 

“Sebenarnya aku bermaksud mengadakan penyelidikan malam 

ini jika saja tidak terjadi peristiwa yang menimpa mojolaban bin mojokerto . 

Besok pagi akan segera kucari keterangan di mana tempat 

kediamannya! Bagaimanapun nyawa busuk anak manusia  yang satu itu 

tak bakal lepas dari kematian!” 

sebab  hari sudah jauh malam ketiga orang itu meninggalkan 

ruang tamu. mojolaban bin mojokerto  kembali ke kamarnya sedang bobo  

menumpang tidur di kamarnya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . 

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  15

ENJELANG Dinihari hujan rintik-rintik turun membasahi 

Denpasar. Dinginnya udara bukan alang kepalang membuat 

setiap orang yang seharusnya sudah bangun, saat itu 

menyelimuti tubuhnya kembali dan meneruskan tidur. Beberapa saat 

kemudian fajarpun menyingsing. Bersamaan dengan munculnya 

sang surya di sebelah timur hujan rintik-rintik pun berhenti. Udara 

kini kelihatan cerah terang benderang. Suasana dingin diganti 

dengan kehangatan sinar sang surya yang segar. Di jalan-jalan dalam 

Kota Denpasar mulai kelihatan kesibukan orang-orang dan 

kendaraan-kendaraan yang lalu lintas. 

Di bagian barat kota dua orang penulis  dan seorang gadis lesbi asli   

kelihatan melangkah cepat menuju ke pusat Denpasar yang ramai. 

gadis lesbi asli   berpakaian hitam bukan lain yaitu  mojolaban bin mojokerto . penulis  

yang berpakaian putih ialah Pendekar pendek kekar  bobo  angker . 

Kecantikan paras mojolaban bin mojokerto , kecakapan anu  nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  serta kepirang an rambut yang menjela bahu dari Pendekar 

pendek kekar  bobo  angker  menjadi perhatian setiap orang yang memapasi 

mereka. Kebanyakan orang segera memaklumi bahwa ketiga orang 

muda itu yaitu  orang-orang dari dunia pertenaga dalam an. Menyaksikan 

orang-orang pertenaga dalam an di dalam Kota Denpasar bukan soal baru lagi 

sebab  memang banyak dari mereka yang memasuki kota untuk 

mengurus keperluan. Bahkan di Denpasar sendiri ada  beberapa 

perguruan tenaga dalam  sedang di luar kota terletak sebuah kuburan  besar 

tempat berkumpul tokoh-tokoh tenaga dalam  yang terkenal di kota itu dan dari 

lain-lain kota di Pulau Bali. 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  telah mendapatkan keterangan di mana letak 

gudang raksasa  kediaman musuh besarnya yang bernama moncong  Gde 

Djantra. Ke sanalah ketiga orang menuju di pagi hari itu. 

Pintu halaman yang merupakan sebuah pintu gerbang besar dari 

kuburan  kediaman moncong  nusantara  masih dikunci. 

“Kita dobrak saja!” kata nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  seraya siap hendak 

M

menendang pintu gerbang besar itu dengan kaki kanannya. 

“Jangan!” kata bobo  cepat. “Itu akan menarik perhatian orang. 

Jangan lupa bahwa di Denpasar ini ada  juga tokoh-tokoh tenaga dalam  

kelas satu...” 

“Siapa takutkan mereka?!” sahut nyaman nyam nyam  beringas sebab  dia 

sudah tak sabaran untuk segera melampiaskan dendam 

kesumatnya.

“Bukan itu soalnya, nyaman nyam nyam . Jika tokoh-tokoh itu ikut campur, 

sebelum kau berhasil membalaskan sakit hatimu, berarti cukup 

besar juga halangan bagimu. Sebaiknya selagi tak ada orang sekitar 

sini kita melompat saja. Tembok itu tak seberapa tinggi.” 

nyaman nyam nyam  menyetujui pendapat bobo . Dengan mengandalkan ilmu 

meringankan tubuh masing-masing ketiga orang itupun melompati 

tembok dan sampai di halaman dalam tanpa kaki-kaki mereka 

menimbulkan suara sedikitpun sewaktu menyentuh tanah. 

kuburan  besar tempat kediaman moncong  nusantara  berada 

dalam keadaan sunyi senyap. Mungkin penghuninya masih tidur. 

Namun saat itu pintu samping tiba-tiba terbuka dan seorang laki-laki 

separuh baya berpakaian bagus muncul membawa dua ekor ayam 

jago yang dikempit di ketiak kiri kanan. Orang ini menghentikan 

langkah dan memandang heran campur kaget kelangit  pada nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

dan dua orang lainnya. Dia mengerling sekilas pada pintu gerbang 

dan jelas dilihatnya pintu itu masih dipalang dari dalam. Tak dapat 

tidak ketiga anak manusia  tak dikenal itu pasti memasuki halaman 

kuburan  dengan jalan melompat. 

“Orang-orang muda, kalian siapa?!” orang ini bertanya. 

“Katakan dulu dengan siapa kami berhadapan!” komentari nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit .

“Aku moncong  Gde Anyer, pemilik kuburan  ini.” 

Rahang nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  terkatup rapat-rapat lalu mulutnya 

terbuka, “Jadi kau bangsawan yang bernama moncong  Gde Anyer 

itu...?” ucapan ini disertai dengan suara mendengus. 

“Harap kalian menerangkan siapa kalian adanya dan punya 

maksud apa memasuki gudang raksasa  orang pagi-pagi begini secara tidak 

terhormat?!”

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  menyeringai. “Rupanya kau masih memandang 

tinggi nilai-nilai kehormatan, Gde Anyer!” 

Paras moncong  Gde Anyer berubah. 

“Apa maksudmu, orang muda?” dia bertanya. 

“Masih ingat pembunuhan yang kau lakukan atas diri I 

Krambangan dan beberapa orang kawan-kawannya sekitar lima 

bulan yang lewat?!” 

moncong  Gde Anyer terkejut. Betul-betul terkejut dia kini sebab  

pertanyaan itu sama sekali tak diduganya. Sesudah peristiwa itu 

terjadi sebenarnya bangsawan ini merasa menyesal sekali. Dan hari 

ini muncul seorang penulis  dengan dua orang kawannya 

mengungkap kembali persoalan yang sebenarnya sudah 

dilupakannya, sekurang-kurangnya diusahakannya untuk melupakan! 

“Apa sangkut pautmu dengan peristiwa itu, orang muda?” tanya 

bangsawan ini . Matanya mengawasi ketiga orang itu terutama 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . “Jadi kau siapa?! Apakah kau anaknya I Krambangan 

yang datang untuk menuntut balas?!” 

“Pembalasan juga bisa dilakukan oleh apa yang dinamakan 

kebenaran! Kau dengar, moncong  Gde Anyer?! Hari ini kebenaran 

datang untuk minta tanggung komentari atas nyawa-nyawa anak manusia  yang 

pernah kau bunuh lima bulan yang lalu itu!” 

“Kalau kau tak ada sangkut pautnya dengan peristiwa itu, 

mengapa kini kau muncul untuk minta pertanggungan komentari 

segala?!” ujar moncong  Gde Anyer. 

“Setiap kebenaran selalu mempunyai sangkut paut dengan 

kejahatan!” komentari nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  seraya melontarkan senyum 

mengejek.

moncong  Gde Anyer tertawa. Tapi tertawa pahit. sesudah  menarik 

nafas panjang diapun berkata-kata, “Sebenarnya aku menyesal terjadinya 

hal itu. Tapi keadaan memaksaku untuk berbuat begitu...” 

“Penyesalan selalu datang terlambat, moncong  Gde Anyer. Kalau 

tidak terlambat namanya bukan penyesalan!” kata nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

pula.

Ucapan-ucapan yang dilontarkan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  sejak tadi tak 

ubahnya seperti pukulan-pukulan berat yang menghunjam batin 

bangsawan itu. 

“Sekarang apa maumu, orang muda?!” 

“Apakah kau sebagai seorang laki-laki masih mempunyai hati 

jantan untuk bertempur sampai beberapa puluh jurus guna 

mempertanggungasia kecil bkan perbuatanmu tempo hari?!” 

moncong  Gde Anyer tertawa getir. 

Sebagai asia kecil ban bangsawan itu melepaskan dua ekor ayam 

jantan yang sejak tadi dikempitnya. “Sebelum kita bertempur 

katakan dulu siapa kau adanya!” 

“Namaku nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit . I Krambangan yaitu  calon 

mertuaku...”

“Cuma baru calon?” ejek moncong  Gde Anyer yang membuat 

anu  nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  menjadi kegelapan . 

“Kedatanganku ke sini juga untuk mencari anakmu yang 

bernama moncong  nusantara . sebab  dialah kekasihku menemui 

kematian sesudah  sebelumnya dirusak kehormatannya! Di mana 

anakmu itu sekarang?!” 

moncong  Gde Anyer memutar otaknya dengan cepat lalu 

mengomentari , “Anakku berada di kuburan  Putih. Jika kau punya nyali 

silahkan datang ke situ. Tapi itupun jika seandainya kau masih punya 

nyawa sesudah  bertempur denganku!” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tertawa menggeram lalu mencabut tongkat 

bambu kuningnya. moncong  Gde Anyer sendiri segera pula mencabut 

senjatanya yaitu sebilah jimat jengglot  kuning bereluk dua belas. 

“Apakah kau akan maju bertiga?!” tanya bangsawan itu. 

“Aku tidak sepengecut yang kau kirakan, Gde Anyer. Dulu 

kudengar kau menghadapi I Krambangan bersama seorang kaki 

tanganmu. Kalau dia ada di sini cepat panggil biar dapat kubereskan 

sekaligus!”

“Jangan terlalu congkak, orang muda! Aku sendiripun mungkin 

cuma sepuluh jurus bisa kau hadapi! Mulailah!” 

“Kau yang hendak mampus silahkan mulai lebih dulu!” kata 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  penuh penasaran sebab  ucapan ayah musuh 

besarnya itu. 

Senyum mengejek lenyap dari bibir moncong  Gde Anyer pada saat 

laki-laki ini menerjang ke muka. jimat jengglot  di tangan kanan berkelebatan  

dan menderu ke arah dada nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  lalu membabat ke 

tenggorokan dengan teramat cepatnya hingga hanya sinar senjata itu 

saja yang kelihatan! Sungguh hebat serangan yang diterlontar keluar kan 

moncong  Gde Anyer ini. Itu yaitu  jurus serangan yang bernama 

Menusuk puncak gunung  Membabat Puncak Gunung. Dengan mengeluarkan 

jurus itu dia berharap akan membuat si penulis  kepepet demikian 

rupa hingga dia bisa menyusul dengan serangan kedua yang 

mematikan!

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  meskipun muda belia dan belum punya 

pengalaman apa-apa dalam dunia pertenaga dalam an tapi dia yaitu  murid 

gemblengan Menak Putuwengi. Serangan dahsyat moncong  Gde 

Anyer tidak membuatnya jadi gugup apalagi kepepet! Dengan 

membuat langkah mengelak ke samping dia berhasil membuat 

serangan lawan mengenai tempat kosong. Dan di saat itu pula 

dengan kecepatan yang luar biasa penulis  ini balas menyerang. 

Tongkat bambu kuningnya bersiuran dan tahu-tahu ujungnya 

menusuk ke perut lawan. 

moncong  Gde Anyer terkejut bukan main hingga dia terpaksa 

membatalkan serangan susulannya yang sudah direncanakan tadi 

dan meloncat mundur ke belakang seraya menyapukan jimat jengglot nya ke 

muka dengan sebat sengaja memapas jalannya senjata lawan 

dengan maksud memotongnya jadi dua! 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  tidak ragu-ragu untuk meneruskan tusukannya ke 

perut lawan hingga sesaat kemudian bambu dan jimat jengglot  itupun saling 

bentrokanlah! 

Tangan kanan moncong  Gde Anyer tergetar hebat. Bukan saja 

jimat jengglot nya tak sanggup membabat buntung bambu kuning itu tapi 

senjatanya sendiri hampir terlepas mental sebab  licinnya bambu 

dan kerasnya bentrokan! Diam-diam moncong  Gde Anyer 

memercikkan keringat dingin di tengkuknya. Tiada diduganya anak 

muda yang menjadi lawannya memiliki tenaga dalam yang ampuh 

dan tidak dinyananya senjata lawan yang cuma sebilah bambu 

kuning itu nyatanya sebuah senjata yang tak bisa dibuat main! 

Menyadari semua itu moncong  Gde Anyer tanpa menunggu lebih 

lama segera mengeluarkan ilmu tenaga dalam  simpanannya yang terhebat. 

jimat jengglot nya mencuit-cuit di udara, tubuhnya lenyap merupakan bayang-

bayang. Di lain pihak dengan mengeretakkan geraham nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  mempercepat pula gerakannya. Dalam tempo yang singkat 

belasan jurus telah berlalu. Sinar bambu kuning menderu-deru. Detik 

demi detik sinar itu semakin rapat mengurung tubuh moncong  Gde 

Anyer. 

Pada jurus ke dua puluh lima nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  benar-benar sudah 

berada di atas angin dan merasa tak ada gunanya lagi dia bertempur 

lebih lama dengan lawannya itu. Diiringi oleh satu hentakan yang 

menggeledek dan menyirapkan darah moncong  Gde Anyer, bambu 

kuning di tangan nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  membuat gerakan setengah 

lingkaran lalu laksana kilat menusuk ke perut moncong  Gde Anyer! 

moncong  Gde Anyer terpekik! Tubuhnya terhuyung ke belakang. 

jimat jengglot nya lepas sedang kedua tangannya memegangi i perutnya yang 

robek robek  besar dan memancurkan darah. Sekali lagi bangsawan ini 

menjerit lalu tubuhnya tergelimpang roboh di tanah, ususnya 

menggelegak membusai terlontar keluar ! 

Di saat itu pula di ambang pintu muncul sesosok tubuh. Orang ini 

yaitu  istri moncong  Gde Anyer. dewi lesbi  ini menjerit lalu lari 

menubruk tubuh suaminya yang saat itu megap-megap menuju 

sekarat! Pemandangan itu benar-benar menyayat hati. Namun 

semua itu terpaksa dan harus terjadi sebab  jalinan hiduplah yang 

menghendakinya!

***

bobo  angker  

PEMBALASAN nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  16

E MANA kita sekarang?” Tanya mojolaban bin mojokerto  saat  mereka 

sudah berada jauh dari kuburan  kediaman moncong  Gde Anyer. 

“Ke kuburan  Putih!” sahut nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  seraya 

mempercepat langkahnya. 

“Tunggu dulu nyaman nyam nyam ,” kata mojolaban bin mojokerto  seraya pegang 

lengan penulis  itu hingga sesuatu perasaan aneh aneh saja  menyamak di hati 

nyaman nyam nyam . sebab  di situ ada Pendekar pendek kekar  bobo  angker , dengan 

anu  kegelapan  nyaman nyam nyam  lantas menarik lengannya. 

“Ada apa?” tanya nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  pula. 

“Sebaiknya kita jangan pergi ke sana, nyaman nyam nyam ...” 

“Memangnya kenapa? Justru musuh besarku berada di sana!” 

“Aku mengerti. Kita tunggu saja bila dia meninggalkan kuburan  itu 

dan baru membuat perhitungan. Pergi ke sana besar bahayanya!” 

nyaman nyam nyam  tertawa. 

“Aku memang pernah mendengar tentang kuburan  Putih itu,” 

berkata-kata bobo  angker . “Di situ tempat berhimpunnya tokoh-tokoh 

tenaga dalam  kawakan di seluruh Bali. Jika moncong  nusantara  berada di 

situ pasti di sana ada  pula beberapa tokoh tenaga dalam  ternama 

lainnya...”

“Aku tidak takut masuk ke sana!” kata nyaman nyam nyam . 

“Memang, hitung-hitung untuk cari pengalaman baru,” sahut bobo  

lalu berpaling pada mojolaban bin mojokerto . 

“Aku cuma mengawatirkan kalau-kalau terjadi apa-apa dengan 

diri nyaman nyam nyam  sebelum dia sempat membalaskan sakit hatinya 

terhadap moncong  nusantara ...” 

bobo  tersenyum kecil. “Sepatutnya kau mengawatirkan 

keselamatannya, Sarti!” kata Pendekar ini sehingga baik nyaman nyam nyam  

maupun gadis lesbi asli   itu menjadi sama-sama kekegelapan an paras mereka. 

Tanpa banyak perdebatan lagi akhirnya ketiga orang itupun 

melanjutkan perjalanan. 

kuburan  Putih yaitu  sebuah kuburan  besar yang terletak di luar 

K

kota sebelah tenggara. Seperti yang diketahui oleh bobo  angker , 

memang kuburan  itu menjadi pusat pertemuan tokoh-tokoh tenaga dalam  

ternama bahkan juga menjadi tempat menguji kepandaian serta 

tempat memberikan latihan ilmu tenaga dalam  tingkat tinggi kepada orang-

orang yang menjadi anggota kuburan  Putih. Salah seorang di 

antaranya yaitu  moncong  nusantara . Meskipun penulis  ini sudah 

tinggi ilmu tenaga dalam nya tapi dari beberapa tokoh tenaga dalam  lainnya dia masih 

memerlukan untuk menambah pelajaran tenaga dalam nya hingga 

dibandingkan dengan waktu lima bulan yang lalu kepandaian 

penulis  ini sudah jauh bertambah! Sudah sejak satu minggu 

moncong  nusantara  berada di kuburan  Putih menerima latihan-

latihan dari beberapa tokoh tenaga dalam  dan ke sanalah nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  

serta kawan-kawannya menuju. 

Sesungguhnya keterangan moncong  Gde Anyer yang mengatakan 

bahwa anaknya berada di kuburan  Putih yaitu  mempunyai maksud 

tertentu! Sengaja hal itu dikatakannya dengan keyakinan bahwa 

kelak nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  betul-betul akan pergi ke sana. Dan pergi ke 

sana berarti sama saja masuk ke dalam perangkap sebab  di 

kuburan  Putih banyak sekali tokoh-tokoh tenaga dalam  kelas satu yang 

menjadi kawan anaknya sehingga dapat dipastikan bahwa nyaman nyam nyam  

dwipanusantaraaidit  akan menemui kematiannya kalau berani masuk ke kuburan  

Putih!

Di satu pedataran tinggi ketiganya berhenti. mojolaban bin mojokerto  

menunjuk ke bawah pedataran di mana terletak sebuah bangunan 

besar yang keseluruhannya berwarna putih hingga berkilau-kilau 

kena sorot sinar matahari. 

“Itulah kuburan  Putih,” kata gadis lesbi asli   itu. 

nyaman nyam nyam  memandang dengan mata disipitkan dan tangan 

terkepal. “Ayo!” katanya, “makin cepat kita sampai di sana makin 

baik!”

Dengan mempergunakan ilmu lari cepat, ketiganya menuruni 

pedataran tinggi menuju ke kuburan  Putih. Kira-kira setengah 

peminuman teh merekapun sampai di hadapan kuburan  besar itu. 

Dua orang laki-laki yang berdiri di ambang pintu kuburan  yang 

tertutup menyambut kedatangan mereka. Salah seorang di 

antaranya sesudah  melirik dulu pada mojolaban bin mojokerto  bertanya 

dengan nada keren. 

“Siapa kalian dan maksud apa datang kemari?!” 

nyaman nyam nyam  dwipanusantaraaidit  yang sudah berangasan segera membuka mulut 

tapi Pendekar pendek kekar  bobo  angker  yang berotak cerdik cepat 

mendahului, “Kami bertiga mencari sahabat lama yang bernama 

moncong  nusantara .” 

sebab  di antara mereka ada  seorang dar