udara lalu menancap di tiang langkan gudang raksasa , tepat
pada saat mojolaban bin mojokerto berada di samping tiang itu!
mojolaban bin mojokerto berbalik dan mendelikkan kedua matanya pada
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . Sebaliknya penulis itu hanya tersenyum saja,
membuat si gadis lesbi asli benar-benar penasaran setengah mati. Dicabutnya
pentungan itu dari tiang langkan lalu cepat-cepat masuk ke dalam
gudang raksasa !
nyaman nyam nyam berpaling pada Warok Gde Jingga dan berkata-kata, “Adikmu
telah kupercundang. sebab dia bertindak sebagai wakilmu dan dia
kalah maka kau harus menepati janjimu, Warok. Harap kau segera
mengembalikan patung emas itu pada ketiga prajurit ini...”
Warok Gde Jingga mengusap-usap dadanya yang berbulu lebat
lalu tertawa gelak-gelak.
“Ingatanmu selalu pada patung emas itu saja. Dan kau terlalu
bangga dengan kemenanganmu! Terangkan dulu namamu dan siapa
kau sebenarnya...”
“Kalau sudah kuterangkan lantas kau akan mengembalikan
patung itu?!”
Kembali kepala pasukan jahat itu tertawa. Dia melirik pada anak-anak
buahnya yang berdiri mengeliling halaman lalu menggelengkan
kepalanya. “Sesudah aku tahu nama dan siapa kau adanya, kita
main-main sebentar...”
nyaman nyam nyam tahu apa yang dimaksudkan Warok Gde Jingga dengan
kata ‘main-main’ itu. Maka dia berkata-kata, “Dan kalau dalam main-main
itu kau mengalami nasib sama dengan adikmu, apakah kau juga
mencari dalih lain untuk tidak menyerahkan patung emas itu?!”
kegelapan lah paras Warok Gde Jingga. “Aku tidak serendah yang kau
kirakan, penulis sontoloyo!” katanya keras.
“Ah, kalau begitu baiklah. Namaku nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dan aku orang
kampung. Nah, apakah kini kita bisa memulai permainan yang kau
maksudkan itu?!”
Warok Gde Jingga menggeram. Tangannya ditepukkan. Maka dari
dalam gudang raksasa besar terlontar keluar lah seorang pelayan membawa sebuah
senjata milik Warok Gde Jingga yang bentuknya aneh aneh saja dan dahsyat!
Belum pernah nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit melihat senjata semacam itu. Anak-
anak buah Warok Gde Jingga sendiri kelihatan saling berbisik sebab
setahu mereka, Warok Gde Jingga jarang sekali mempergunakan
senjata itu kalau tidak dalam keadaan terpaksa atau saat
menghadapi lawan yang tangguh luar biasa!
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 12
ENJATA di tangan Warok Gde Jingga yaitu sebuah toya besi
hitam yang pada kedua ujungnya digantungi masing-masing
tiga buah kaitan besi yang juga berwarna hitam. Setiap ujung
kaitan besi itu mempunyai tiga anak kaitan lagi dan masing-masing
ujungnya telah dicelup dengan racun yang amat jahat selama tiga
tahun. Sekali anak manusia yang tidak memiliki kekebalan racun,
meskipun memiliki tenaga dalam bagaimanapun tingginya pasti akan
menemui kematian bila sampai kena tertusuk oleh ujung-ujung
kaitan itu! Disamping itu kaitan-kaitan ini merupakan senjata
yang berbahaya sebab sanggup membetot daging atau urat seorang
lawan! Menurut taksiran keseluruhan senjata itu beratnya lebih dari
lima puluh kati. Tapi Warok Gde Jingga memegangi nya tak ubahnya
seperti memegangi sebuah ranting kering belaka!
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tahu benar kehebatan ilmu tenaga dalam lawan yang di
hadapannya itu. Jauh lebih tinggi dari ilmu tenaga dalam mojolaban bin mojokerto yang
tadi telah dikalahkannya. Dan melihat kepada senjata di tangan
Warok Gde Jingga, penulis ini sudah maklum bahwa senjata itu
amat berbahaya, maka tanpa menunggu lebih lama segera nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit pasang kuda betina -kuda betina pertahanan yang bernama Elang Menukik
Laut. Kedua kaki merenggang agak menekuk di bagian lutut. Tangan
kiri agak mengembang ke samping sedang tangan kanan yang
memegangi tongkat bambu kuning dipalangkan di muka dada.
“Ayo majulah!” kata Warok Gde Jingga.
“Silahkan tuan gudang raksasa memulai lebih dulu,” sahut nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
Kepala pasukan jahat dari puncak gunung Jaratan itu mendengus. Sementara itu
anggota-anggota pasukan jahat yang mengelilingi tempat ini
membuka mata masing-masing selebar mungkin untuk menyaksikan
pertempuran yang bakal berlangsung yang tidak bisa tidak pasti
sangat hebat!
“Awas perut!” teriak Warok Gde Jingga tiba-tiba. Teriakannya ini
dibarengi dengan berkelebatan nya tubuh pemimpin pasukan jahat itu. Ujung
S
toya sebelah kanan menderu ke arah perut nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . Ujung-
ujung kaitan berdesing siap untuk membetot dan membusaikan isi
perut penulis itu!
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit melompat ke belakang untuk mengelak. Di saat
itu pula dengan tak terduga, cepat sekali ujung toya besi yang
sebelah kiri menyambar ke arah leher penulis itu! Kejut nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit bukan alang kepalang. Sambil membentak keras penulis
gemblengan Menak Putuwengi itu miringkan tubuhnya ke samping
dan menggerakkan tongkat bambu kuningnya, memukul bagian
tengah toya besi di tangan Gde Jingga.
Melihat lawan hendak memukul senjatanya, kepala pasukan jahat itu
sengaja tidak mengelak! Dia beranggapan bahwa sekali tongkat
bambu kuning itu membentur toya besinya pastilah akan patah dua!
Tapi betapa terkejutnya Warok Gde Jingga sewaktu melihat bukan
saja tongkat lawan tidak patah bahkan sewaktu bentrokan terjadi,
toya besinya terpukul keras hampir saja terlepas dari genggamannya!
Dengan mengertakkan rahang Warok Gde Jingga menerjang ke
muka. Toya besinya laksana titiran, menderu dan mengurung
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dari seluruh penjuru!
Sementara itu dari satu tempat yang terlindung di balik jendela
gudang raksasa besar, sepasang mata menyaksikan pertempuran itu dengan
hati cemas. Kecemasan itu tertuju pada diri nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
Kecemasan itu yaitu kalau-kalau si penulis akan menjadi korban
mendapat celaka di tangan Warok Gde Jingga. Tapi saat
menyaksikan bagaimana nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dengan tenang melayani
lawannya, orang yang mengintai itu merasa lega sedikit. Dan orang
ini bukan lain mojolaban bin mojokerto , adik Warok Gde Jingga yang telah
dikalahkan oleh nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tadi!
Dua puluh jurus telah berlalu. Gerakan-gerakan Warok Gde Jingga
semakin gesit dan ganas. Toyanya lenyap dalam sambaran-
sambaran sinar hitam yang mengeluarkan angin dingin serta
bersiutan. Debu dan pasir beterbangan di sekeliling orang-orang yang
bertempur itu! Semakin bertambah jurus demi jurus, semakin
meluap kemarahan Warok Gde Jingga. Sebagai kepala pasukan jahat yang
ditakuti dan punya nama besar di kalangan rimba pertenaga dalam an di Pulau
Bali, baru kali ini dia menghadapi lawan yang demikian tangguhnya.
sebab pertempuran itu disaksikan oleh anak-anak buahnya pula
maka tentu saja rasa malu membuat amarahnya tambah
menggelegak! Amarah yang menggelegak ini tak bisa lagi
dikendalikan sebab bagaimanapun dia menggempur lawan dengan
toya besi serta dibarengi dengan pukulan-pukulan tangan kosong
yang hebat tetap saja menemui kesia-siaan! Akibatnya saat itu
semua orang menyaksikan bagaimana Warok Gde Jingga bertempur
macam kerbau gila atau celeng kemasukan setan, seradak sana
seruduk sini, melompat sini melompat sana! Keringat membasahi
tubuhnya yang tidak mengenakan pakaian. Gerakan-gerakannya
yang gerabak-gerubuk itu tambah tak karuan lagi sewaktu dia
dengan kalap terus menggempur marah sebab ujung tongkat
bambu kuning nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit berhasil memukul ikatan kaitan di
ujung toya sebelah kanan hingga kaitan-kaitan itu terlepas dan
mental!
Tiga puluh lima jurus telah berlalu kini.
“Warok Gde Jingga, apakah masih akan diteruskan pertempuran
ini atau cukup sampai di sini saja?!” berseru nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
Seruan ini membuat darah kepala pasukan jahat itu tambah mendidih.
Dia balas berteriak, “Aku belum kalah! Kalau kepalamu sudah pecah
terpukul toyaku baru pertempuran berhenti!”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tertawa kecil. Tiga perempat tenaga dalamnya
dialirkan ke tongkat bambu kuning. Dan saat tongkat itu membuat
satu sambaran tajam ke bagian tengah toya besi di tangan Warok
Gde Jingga, saat benturan keras terjadi, Warok Gde Jingga merasa
tangannya pedas dan sakit bukan main. Dia tak sanggup lagi
mempertahankan toya itu hingga terlepas dari tangannya dan mental
ke udara! Sewaktu toya itu menggeletak jatuh di tanah terbeliaklah
mata Warok Gde Jingga. Badan toya yang kena dihantam bambu
kuning ternyata telah menjadi bengkok dan genting hampir putus!
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tersenyum kecil lalu memasukkan tongkat bambu
kuningnya ke balik pinggang kembali. “Permainan sudah selesai,
Warok. Kuharap kau memenuhi janjimu, menyerahkan kembali
patung emas yang telah dipasukan jahat oleh adikmu!”
Meskipun saat itu Warok Gde Jingga malu dan marah bukan
main, meskipun dia seorang yang sudah terkenal kejahatannya
namun dalam satu hal kepala pasukan jahat ini patut dipuji. Hal itu ialah
sifatnya yang memegangi teguh segala janji yang diucapkannya.
Maka dia memerintah seorang anak buahnya untuk mengambil
patung emas dari dalam gudang raksasa . Benda itu kemudian diserahkannya
pada nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit selanjutnya menyerahkan
pada prajurit-prajurit Kadipaten Surabaya. Bukan main gembira
prajurit-prajurit itu.
Di hadapan Warok Gde Jingga nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit menjura dan
berkata-kata, “Terima kasih atas segala pelayanan yang kau berikan. Juga
terima kasih yang kau sudah suka mengembalikan patung emas itu.
Aku dan prajurit-prajurit ini hendak minta diri sekarang.”
“Prajurit-prajurit itu boleh pergi, tapi kau tetap di sini, nyaman nyam nyam !”
sahut Warok Gde Jingga.
“Eh, kenapa begitu, Warok?” tanya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit heran.
“Aku mau bicara denganmu,” sahut kepala pepasukan jahat dari puncak gunung
Jaratan itu.
sesudah berpikir dengan cepat, nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit kemudian
menganggukkan kepala dan berpaling pada prajurit-prajurit di
sampingnya. “Kalian pergilah, biar aku tetap di sini dulu.”
sesudah mengucapkan terima kasih pada si penulis maka
prajurit-prajurit itu kemudian meninggalkan sarang pepasukan jahat
ini dengan cepat. Mereka khawatir kalau-kalau mendapat
kesulitan baru pula di tempat itu.
“Nah, mereka sudah pergi. Apa yang hendak kau bicarakan,
Warok?” tanya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
“Kita bicara di dalam, nyaman nyam nyam !” komentari kepala pasukan jahat itu lalu
dibawanya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit masuk ke dalam gudang raksasa besar.
Sampai di dalam nyaman nyam nyam dipersilahkan duduk di satu ruangan
yang berperabotan serba mewah. Warok Gde Jingga memerintahkan
bujang-bujangnya untuk menghidangkan makanan dan minuman
yang lezat-lezat. sesudah menyantap hidangan itu barulah Warok Gde
Jingga menerangkan maksudnya menahan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
“Ilmu tenaga dalam mu tinggi sekali. Permainan tongkatmu lihay. Melihat
kepada jurus dan gerak yang kau terlontar keluar kan, dan mengetahui bahwa
di Pulau Bali ini cuma ada seorang tokoh sakti yang memiliki ilmu
tongkat yang hebat luar biasa, apakah kau bukannya murid orang
sakti itu, nyaman nyam nyam ?”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tertawa.
“Orang sakti manakah maksudmu?” tanyanya.
“Ah, kau pura-pura bertanya pula. Orang tua gagah yang bernama
Menak Putuwengi itu tentunya!”
Kembali nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tertawa. “Guruku cuma guru tenaga dalam biasa,
Warok. Tokoh ternama seperti Menak Putuwengi itu mana mau
mengangkat aku jadi muridnya?”
Warok Gde Jingga meneguk tuaknya habis-habis lalu berkata-kata,
“Baiklah nyaman nyam nyam , soal siapa gurumu tak perlu kita bicarakan. Yang
penting yaitu kenyataan bahwa ilmu tenaga dalam mu amat tinggi dan
membuat aku benar-benar kagum. Bagaimana kalau kita bekerja
sama memimpin orang-orangku yang ada di seluruh puncak gunung Jaratan
ini? Segala hasil yang kita dapat menjadi milik bersama, kita bagi
dua! Bahkan harta kekayaanku yang ada sekarang akan kuberikan
separohnya padamu!”
“Rupanya inilah maksud kepala pasukan jahat ini menahanku,” kata
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit pula dalam hati. “Terima kasih atas tawaran dan
kepercayaanmu itu, Warok. Tapi menyesal aku tak dapat
menerimanya...”
“Ah! Mari, kau lihatlah dulu gudang penyimpanan harta
kekayaanku. Kalau kau sudah melihat, pasti kau tak akan mau
menampik lagi tawaranku,” kata Warok Gde Jingga seraya hendak
berbangkit dari duduknya.
nyaman nyam nyam melambaikan tangannya dan berkata-kata, “Aku percaya
harta kekayaanmu banyak sekali dan tak ternilai harganya,” kata
penulis ini, “namun sebenarnya ada banyak urusan yang harus
kuselesaikan. Untuk saat ini aku benar-benar tak bisa menerima
tawaranmu, entah di lain saat .” Lalu penulis inipun berdiri dari
kursinya.
Warok Gde Jingga kecewa sekali. Kalau saja nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit mau
ikut bersamanya pasti seluruh Bali akan berada dalam
genggamannya. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Tak bisa
memaksa. Dan pemimpin pasukan jahat inipun lantas berdiri,
mengantarkan tamunya ke ujung halaman.
***
Belum lewat sepeminuman teh lamanya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
meninggalkan puncak gunung Jaratan, telinganya dan perasaannya yang tajam
menyatakan bahwa seseorang saat itu tengah menguntitnya. Di satu
tikungan jalan penulis ini menghentikan larinya dan menyelinap
bersembunyi di balik sebatang pohon besar yang bagian bawahnya
ditumbuhi semak belukar lebat. Dia menunggu dan selang beberapa
saat lamanya penguntit itupun muncul di tikungan jalan. Betapa
terkejutnya nyaman nyam nyam saat melihat bahwa orang itu ternyata bukan
lain dari mojolaban bin mojokerto , adik kandung Warok Gde Jingga adanya!
Maka dengan penuh heran penulis inipun terlontar keluar dari
persembunyiannya.
“Selamat berjumpa kembali, Saudari,” kata nyaman nyam nyam .
mojolaban bin mojokerto terkejut. Parasnya kegelapan sesaat kemudian
dicobanya tersenyum dan berkata-kata, “Aku tengah menuju ke Denpasar.
Tak diduga bertemu denganmu di sini.”
nyaman nyam nyam berpikir apakah ucapan gadis lesbi asli itu bukan kedustaan
belaka?
“Aku sendiri juga tengah menuju ke sana,” kata nyaman nyam nyam .
“Betul? Kalau kau tak keberatan...”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sudah tahu kelanjutan kata-kata gadis lesbi asli itu maka
diapun memotong, “Tentu saja aku tak keberatan pergi sama-sama
denganmu ke Denpasar.” Namun dalam hatinya nyaman nyam nyam merasa
menyesal mengeluarkan ucapan itu. Maksudnya ke Denpasar yaitu
untuk mencari musuh bebuyutannya. Dan kini dia ke sana bersama
gadis lesbi asli itu, tentu akan mencari tambahan pekerjaan saja dan salah-
salah bisa cari urusan baru! Dipandanginya paras gadis lesbi asli itu. Cantik
memang. Dan sungguh disayangkan kalau dara secantik ini menjadi
adik kandung kepala pasukan jahat dan ikut-ikutan pula menjadi
pepasukan jahat !
“Agaknya kau menyesal mengeluarkan ucapan tadi?” tanya Luh
Bayan Sarti tiba-tiba seraya mengerling pada si penulis .
nyaman nyam nyam tertawa lebar-lebar. “Seiring dengan dara secantikmu
dalam perjalanan yaitu satu hal yang menyenangkan,” katanya.
“Apakah maksudmu pergi ke Denpasar?”
“Hendak mengunjungi seorang sahabat lama,” komentari Luh Bayan
Sarti.
“Kawan atau kekasih?” tanya nyaman nyam nyam pula.
Paras sang dara kembali menjadi kekegelapan -kegelapan an. “Aku tak
punya kekasih,” katanya kemudian.
“Oh...!”
“Dan kau sendiri perlu apakah ke Denpasar? Kau tinggal di situ?”
ganti menanya mojolaban bin mojokerto .
“Ada urusan penting,” komentari nyaman nyam nyam . Dia memandang ke langit
lalu berkata-kata, “Kita harus berangkat cepat-cepat. Sebelum malam
musti sudah sampai di Denpasar.”
mojolaban bin mojokerto mengangguk. Lalu keduanyapun meninggalkan
tempat itu.
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 13
EREKA memasuki Denpasar saat sang surya baru saja
tenggelam di ufuk barat. Untuk tidak menarik perhatian
orang keduanya memasuki kota dengan jalan kaki biasa.
“Aku akan mencari penginapan,” kata nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . “Bagaimana
dengan kau, apakah akan terus ke tempat sahabatmu itu?”
“Tubuhku letih sekali,” sahut mojolaban bin mojokerto . “gudang raksasa sahabatku
terletak di sebelah barat luar kota. sebab kita datang dari jurusan
timur cukup jauh juga untuk mencapai tempatnya itu. Kurasa
sebaiknya aku juga mencari penginapan. Besok baru meneruskan
perjalanan ke gudang raksasa nya.”
nyaman nyam nyam menganggukkan kepala. Kini semakin yakin penulis ini
bahwa kepergian mojolaban bin mojokerto yang katanya hendak mengunjungi
sahabat lamanya itu yaitu satu kedustaan belaka. Sepanjang jalan
dari puncak gunung Jaratan sampai ke Denpasar banyak sekali sikap gadis lesbi asli itu
yang dirasakannya aneh aneh saja . Berulang kali dilihatnya mojolaban bin mojokerto
memperhatikannya secara diam-diam. Bila sekali-sekali mereka
saling berbentur pandangan, paras gadis lesbi asli itu berubah kekegelapan -
kegelapan an dan kepalanya ditundukkan atau dipalingkan ke jurusan
lain. nyaman nyam nyam sendiri jadi merasa aneh aneh saja lama-lama mempunyai
perasaan lain yang membuat hatinya jadi berdebar. Tapi perasaan itu
dibuangnya jauh-jauh bila dia ingat pada almarhum kekasih yang
dicintainya yaitu Ni Ayu Tantri. Kepergiannya ke Denpasar justru
untuk menuntut balas kematian gadis lesbi asli itu, juga kematian ayah dan
kawan-kawannya. Dan kini hati yang mendendam kesumat itu
dibayangi oleh perasaan lain ini membuat nyaman nyam nyam merasa
bahwa seolah-olah dia telah melakukan pengkhianatan terhadap Ni
Ayu Tantri!
Di sebuah gudang raksasa penginapan yang terletak di pusat kota nyaman nyam nyam
menyewa dua buah kamar. Satu untuknya sendiri dan yang lain
untuk mojolaban bin mojokerto . Kalau sang dara begitu masuk ke kamar terus
berbaring dan tertidur pulas maka nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit terlebih dulu pergi
M
mandi membersihkan diri. Habis mandi rasa letihnya agak hilang
berganti dengan kesegaran. Dia memanggil pelayan dan memesan
dua porsi nasi. Yang satu porsi disuruhnya mengantarkan ke kamar
mojolaban bin mojokerto . Sambil menyantap makanannya nyaman nyam nyam berpikir-
pikir apakah malam itu juga akan dilakukannya penyelidikan di mana
letak tempat kediaman musuh besarnya yang bernama moncong Gde
Djantra itu dan sekaligus melakukan pembalasan melampiaskan
dendam kesumat yang dipendamnya selama hampir lima bulan. Atau
ditunggunya sampai besok?
Tengah dia menyantap makanan dan berpikir-pikir itu mendadak
pintu kamar diketuk orang. nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit meletakkan piringnya di
atas meja lalu membuka pintu. Pelayan penginapan berdiri di muka
pintu itu dan menerangkan bahwa saat dia mengantarkan
hidangan ke kamar mojolaban bin mojokerto ternyata kamar itu kosong
melompong, si gadis lesbi asli tak ada di dalamnya.
“Saya rasa terjadi hal yang tidak beres,” menerangkan pelayan
itu.
Mulanya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit menyangka mojolaban bin mojokerto sedang pergi
mandi. Tapi mendengar keterangan pelayan itu dia jadi terkejut.
“Bagaimana kau bisa tahu ada yang tak beres?”
“Jendela terpentang lebar, engselnya rusak!”
Tanpa menunggu lebih lama nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit segera lari ke kamar
mojolaban bin mojokerto . Apa yang diterangkan oleh pelayan ternyata betul.
Kamar itu kosong, jendela terbuka lebar dan sebuah engselnya
rusak. Buntalan pakaian milik mojolaban bin mojokerto masih tergeletak di
atas pembaringan. Tak ada tanda-tanda bekas terjadinya
perkelahian di kamar itu. Apakah sesungguhnya yang telah terjadi?
Ke mana perginya mojolaban bin mojokerto ?
nyaman nyam nyam terlontar keluar dari gudang raksasa penginapan. Di luar hari telah malam.
Udara dingin oleh hembusan angin. Gumpalan-gumpalan awan hitam
menggantung di langit. sesudah melakukan penyelidikan di sekitar
penginapan dan tak berhasil menemui mojolaban bin mojokerto , nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit kembali menemui pelayan tadi dan berpesan agar tidak
menerangkan peristiwa itu kepada siapapun. Lalu nyaman nyam nyam sendiri
kemudian meninggalkan gudang raksasa penginapan itu untuk menyelidiki ke
mana lenyapnya gadis lesbi asli itu. Dalam hati kecilnya dia mengeluh. Jika
betul terjadi apa-apa dengan gadis lesbi asli itu sedikit banyaknya dia harus
bertanggung asia kecil b. Ini berarti datangnya satu urusan baru, padahal
urusannya yang lebih penting yaitu melakukan pembalasan terhadap
moncong nusantara sampai saat itu masih belum dilaksanakan!
Hampir dua jam lamanya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit melakukan penyelidikan
di seluruh Denpasar bahkan sampai ke pelosok-pelosok dan daerah
luar kota. Penyelidikannya sia-sia belaka. Jangankan orangnya, jejak
mojolaban bin mojokerto -pun tak dapat dicarinya!
“Berabe kalau begini,” keluh nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . Dengan putus asa
dan juga mengkal penulis ini kembali ke penginapan.
***
Apakah sebenarnya yang telah terjadi dengan mojolaban bin mojokerto ?
saat petang itu nyaman nyam nyam dan mojolaban bin mojokerto memasuki
Denpasar dari jurusan barat, seorang penunggang kuda betina yang tangan
kanannya buntung memapasi mereka. sebab jalan yang ditempuh
memang banyak dilewati orang dan lagi pula saat itu hari sudah agak
gelap maka baik nyaman nyam nyam maupun Sarti sama sekali tidak
memperhatikan orang-orang yang mereka papasi, termasuk
penunggang kuda betina tadi. Namun penunggang kuda betina ini bukanlah orang
yang lalu lalang biasa saja. Dia bukan lain dari Ki syeikh saidbin tsyabid ,
si anak manusia yang tampangnya macam ular yang telah pernah
bertempur melawan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit dan bobo angker beberapa
waktu yang lalu! sebab anak manusia pemelihara ular ini seorang hidung
belang bermata keranjang maka setiap melihat dewi lesbi pasti tak
akan luput dari pandangan matanya! Begitu juga saat dia
berpapasan dengan mojolaban bin mojokerto . Melihat paras Sarti yang jelita,
timbul tenggelam lah niat terkutuk dalam hati dan benaknya!
Namun sewaktu dia memperhatikan penulis yang berjalan di
samping sang dara, kaget kelangit lah Ki syeikh saidbin tsyabid . Cepat dia
mengenali nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sebagai penulis yang telah bertempur
dengan dia di tepi danau beberapa waktu yang lalu! Jika gadis lesbi asli itu
ada hubungan apa-apa dengan si penulis tentu saja dia tak punya
nyali untuk melaksanakan maksud terkutuknya itu. Tapi sebagai
seorang yang licik, Ki syeikh saidbin tsyabid punya seribu satu macam
akal. Sengaja dia melewati kedua orang itu sampai beberapa
jauhnya kemudian berbalik kembali dan mengikuti nyaman nyam nyam serta
Sarti secara diam-diam. Dia sudah menyusun rencana sebagai
berikut. Mula-mula akan diculiknya gadis lesbi asli berpakaian hitam yang
sangat menarik hati dan merangsang nafsu bejatnya itu! Bila dia
sudah dapatkan itu gadis lesbi asli akan dihubunginya beberapa tokoh-tokoh
tenaga dalam yang berada di Denpasar lalu bersama-sama mereka akan
mendatangi penulis itu untuk melakukan pembalasan atas
kekalahannya tempo hari dalam pertempuran di tepi danau!
Sewaktu melihat kedua orang itu memasuki sebuah penginapan,
Ki syeikh saidbin tsyabid berpendapat inilah kesempatan yang baik
baginya untuk segera melaksanakan niat busuknya itu. Dengan
mengandalkan kepandaiannya yang tinggi Ki syeikh saidbin tsyabid
berhasil memasuki kamar penginapan di mana mojolaban bin mojokerto
terbaring tidur keletihan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun!
sebab gadis lesbi asli itu sedang tidur nyenyak, mudah sekali bagi anak manusia
yang punya tampang seperti ular itu untuk menotok urat di tubuh Luh
Bayan Sarti. Dalam keadaan masih tertidur gadis lesbi asli itu kemudian
dilarikannya terlontar keluar kota.
kuda betina yang ditunggangi Ki syeikh saidbin tsyabid laksana anak panah
lepas dari busurnya dalam kegelapan malam. Menjauhi kota dia
berpikir-pikir ke mana akan dibawanya gadis lesbi asli itu. Akhirnya dia ingat
sebuah kuil tua yang terletak di sebelah barat Denpasar. Kuil itu
sudah sejak lama tidak dipergunakan. Orang yang lalu lintas
memakainya sebagai tempat berteduh di kala hujan dan panas terik.
Segera laki-laki ini memutar kuda betina nya ke jurusan barat.
Di langit bulan sabit muncul sesudah beberapa lamanya
bersembunyi di balik awan hitam tebal. Sinar bulan sabit ini tak
sanggup mengalahkan gelapnya malam di saat itu.
Selewatnya sebuah pesawangan Ki syeikh saidbin tsyabid membelok
memasuki sebuah jalan berbatu dan mendaki. Kira-kira
sepeminuman teh dia sampai satu persimpangan. Ki syeikh
saidbin tsyabid menghentikan kuda betina nya sebab di antara persimpangan
itulah letak kuil tua yang ditujunya. Pada siang hari dua mulut jalan
yang mengapit kuil tua itu ramai dilewati orang-orang yang lalu lintas
terutama para pedagang. Tapi pada malam hari suasana di situ sunyi
senyap. Tak satu orangpun yang berani lewat kecuali prajurit-prajurit
kerajaan yang meronda. Daerah sekitar situ sering kali menjadi
tempat beroperasinya gerombolan pasukan jahat Warok Gde Jingga dari
puncak gunung Jaratan yaitu kepala pasukan jahat yang telah dikalahkan nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit beberapa hari yang lalu.
Dengan memanggul mojolaban bin mojokerto , laki-laki itu melangkah
memasuki halaman kuil. Semula dia hendak menurunkan tubuh
gadis lesbi asli itu di bagian depan, tapi sesudah berpikir sejenak akhirnya dia
masuk ke bagian dalam kuil. Di sini keadaan lebih gelap, tapi
dibandingkan dengan di luar keadaan lantai jauh lebih bersih. Ki
syeikh saidbin tsyabid menyandarkan mojolaban bin mojokerto di dinding kuil.
Seringai setan terpampang di anu nya yang bermuka binatang itu.
Disekanya peluh yang mencucur di kening, kemudian dua jari tangan
kirinya bergerak gerak melepaskan totokan di tubuh gadis lesbi asli itu.
mojolaban bin mojokerto membuka kedua matanya. Kegelapan
menghampar di hadapannya. Kemudian saat sepasang matanya
menjadi biasa dengan kegelapan itu heranlah gadis lesbi asli ini. Di manakah
aku berada, pikirnya. Dia memandang sekali lagi berkeliling. Tiba-tiba
tersentaklah dia sebab tidak dinyananya kalau saat itu dekat sekali
di hadapannya duduk mencangkung sesosok tubuh yang hitam pekat
ditelan kegelapan. Tak dapat dipastikan oleh gadis lesbi asli ini apakah yang di
hadapannya itu anak manusia atau setan tapi yang jelas paras sosok
tubuh itu mengerikan sekali, macam kepala dan paras seekor ular!
“Mungkin aku bermimpi,” pikir mojolaban bin mojokerto . Digigitnya
bibirnya. Terasa sakit.
Dan pada saat itu makhluk di hadapannya datang mendekat,
mengulurkan tangannya hendak menjamah tubuhnya. Di mulutnya
tersungging seringai buruk yang menggidikkan dan dari sela bibirnya
terdengar suara seperti mengekeh yang amat pelahan sedang dari
hidungnya menghembus nafas panas!
“Siapa kau?!” bentak mojolaban bin mojokerto seraya melompat.
Orang di hadapannya berdiri perlahan-lahan seraya terlontar keluar kan
suara tertawa mengekeh.
“Jangan bertanya segalak itu, gadis lesbi asli cantik. Kau berhadapan
dengan Ki syeikh saidbin tsyabid !”
“Aku tak kenal kau! Lekas angkat kaki dari depanku!”
Ki syeikh saidbin tsyabid tertawa gelak-gelak.
“gadis lesbi asli galak biasanya juga galak di atas tempat tidur! Sayang di
sini tak ada tempat tidur...”
“astaga rendah! Kau kira berhadapan dengan siapakah?!”
bentak mojolaban bin mojokerto .
Sreett!
gadis lesbi asli itu cabut pentungan nya dari balik pakaian. Sedetik kemudian
tubuhnya sudah berkelebatan dan pentungan di tangan kanannya
menderu dalam satu bacokan yang laksana kilat cepatnya ke batok
kepala syeikh saidbin tsyabid . Trang! pentungan mojolaban bin mojokerto
menghantam tembok kuil hingga hancur berguguran. Entah
bagaimana mendadak sekali Ki syeikh saidbin tsyabid tahu-tahu lenyap
dari hadapan gadis lesbi asli itu hingga serangan mojolaban bin mojokerto mengenai
tempat kosong dan terus melanda tembok kuil! gadis lesbi asli itu mengutuk
habis-habisan dalam hati. Sewaktu dirasakannya sambaran angin
datang di samping kanannya, gadis lesbi asli ini cepat membalik seraya
kiblatkan pentungan nya. Tapi lagi-lagi dia menghantam tempat kosong
dan sebelum dia bisa berbuat suatu apa, sebuah totokan bersarang
di dadanya membuat sekujur tubuhnya mendadak sontak menjadi
kaku tegang dalam keadaan masih memegangi i pentungan !
Didahului oleh suara tertawa mengekeh maka anak manusia bermuka
ular itu kembali muncul di hadapan mojolaban bin mojokerto dengan cengar-
cengir seenaknya.
“Senjata ini tak boleh dibuat main,” kata Ki syeikh saidbin tsyabid
dengan tertawa-tawa lalu diambilnya pentungan dari tangan gadis lesbi asli itu
dan dilemparkannya sudut kuil.
“astaga , kau lepaskan totokanku atau tidak!” bentak Luh Bayan
Sarti.
“Siapa yang mau ambil resiko, nona manis?!” sahut Ki syeikh
saidbin tsyabid . “Sudahlah, kau tak usah bicara keras-keras yang hanya
mengejutkan setan-setan penghuni kuil tua ini saja! Disamping itu
tak baik berdiri terus-terusan. Mari kutolong kau berbaring di lantai
sini.”
“Setan alas! Kau mau bikin apa?!”
“Mau bikin apa...?” Ki syeikh saidbin tsyabid mengulang sambil
tertawa mengekeh. “Kau lihat saja nanti. Yang pasti kau bakal
merasakan bagaimana pandainya aku merubah malam yang dingin
ini menjadi malam yang hangat bagi kita!” Habis berkata-kata begitu
dengan tangan kirinya Ki syeikh saidbin tsyabid meraih pinggang si gadis lesbi asli
dan membaringkannya di lantai kuil!
“Keparat, kalau kau tidak lekas melepaskan aku, niscaya kau
akan menyesal seumur hidup bahkan menyesal sampai ke liang
kubur!”
“Ha... ha, siapa yang akan menyesal merasakan kemulusan dan
kepadatan tubuhmu! Siapa yang menyesal merasakan kenikmatan
dirimu sebagai seorang dewi lesbi , seorang perawan?! Ha... ha...!
Mati pun aku tidak menyesal, nonaku!”
Sehabis berkata-kata begitu Ki syeikh saidbin tsyabid menyelinapkan
tangan kirinya ke bawah baju si gadis lesbi asli ! mojolaban bin mojokerto laksana
disengat kalajengking sewaktu merasakan bagaimana jari-jari tangan
laki-laki itu menyentuh buah dadanya!
“anak manusia dajal! Rupanya kau belum tahu siapa aku!”
“Ah sudahlah jangan mengoceh juga,” desis Ki syeikh saidbin tsyabid .
Lalu dengan penuh geram nafsu, dibetotnya baju gadis lesbi asli itu hingga
kancing-kancingnya berputusan.
“Keparat! Nyawamu tak akan berampun! Aku yaitu adik Warok
Gde Jingga dari puncak gunung Jaratan!”
Ki syeikh saidbin tsyabid terkejut juga mendengar ucapan gadis lesbi asli itu.
Sesaat kemudian kembali terdengar suara tertawanya. “Oh, jadi kau
adiknya kepala pasukan jahat hina dina itu? Siapa takutkan dia? Sepuluh
anak manusia macam dia dijejer di hadapan Ki syeikh saidbin tsyabid pasti
akan kulabrak musnah!” Lalu tangan laki-laki itu bergerak gerak mengelus
perut mojolaban bin mojokerto untuk kemudian dengan sangat terkutuknya
meluncur ke bawah!
“Keparat! Kalau tidak kakakku, kawanku pasti akan datang
menabas batang lehermu!”
“Hem, siapakah kawanmu itu?”
“nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit ! Dia murid Menak Putuwengi!”
“Jangan menipuku! Menak Putuwengi sudah sejak lama lenyap!
Sudah mampus!” Dan gerakan tangan Ki syeikh saidbin tsyabid yang tadi
terhenti kini kembali meluncur! Namun sebelum tangan terkutuk itu
dapat meluncur lebih jauh, satu bentakan menggeledek dari ruang
depan.
“Terkutuk! Di tempat suci berani bikin kotor!”
Terdengar satu suara siulan melengking langit dan berbarengan
dengan itu selarik angin keras dan dingin menggidikkan menyambar
ke arah batok kepala Ki syeikh saidbin tsyabid !
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 14
AGETNYA Ki syeikh saidbin tsyabid laksana melihat dan
mendengar petir menyambar di puncak hidungnya! Kalau saja
dia tidak cepat menjatuhkan diri dan bergulingan di lantai kuil
pastilah kepalanya tak bisa diselamatkan dari hantaman angin
dahsyat tadi! Begitu berdiri begitu dia membentak, “astaga rendah
yang menyerang secara gelap, coba unjukkan tampangmu!”
Tiba-tiba Ki syeikh saidbin tsyabid melengak sebab baru saja dia ha–
bis membentak di belakangnya terdengar suara tertawa mengekeh.
“Silahkan putar tubuh dan kau akan melihat tampangku, anak manusia
muka ular!”
Ki syeikh saidbin tsyabid membalikkan tubuhnya dengan cepat!
Heran, hebat sekali gerakan anak manusia itu hingga dia tak sempat
melihat bayangannyapun dan tahu-tahu sudah berada di
belakangnya! saat berhadap-hadapan dengan anak manusia itu
mendadak menciutlah nyali Ki syeikh saidbin tsyabid . Betapakan tidak.
Orang yang kini berdiri di depannya bukan lain penulis yang tempo
hari telah membunuhi puluhan ekor ularnya di tepi danau! Tapi rasa
ngerinya itu tidak diperlihatkannya. Malah dia menyembunyikan
dengan membentak garang!
“Kau rupanya astaga haram jadah! Dicari-cari tak ketemu kini
datang sendiri mengantar nyawa!”
Orang di hadapannya mengeluarkan suara bersiul. “Apakah
tangan kananmu yang buntung sudah disambung hingga kau
bernyali besar sekali?!”
Ki syeikh saidbin tsyabid marah sekali. “Keparat! Apa yang kau
lakukan tempo hari, kini kau bakal terima balasannya, astaga bobo
angker !”
Habis berkata-kata begitu Ki syeikh saidbin tsyabid menggerakkan tangan
kirinya dan sesaat kemudian sebuah senjata yang dibuat dari ular
kering menderu ganas ke depan.
Pendekar pendek kekar bobo angker yang tahu kelihayan lawan meskipun
K
saat itu tangannya cuma tinggal satu, dengan tidak ayal segera
bergerak gerak menyelamatkan kepalanya. Di lain pihak Ki syeikh
saidbin tsyabid yang sudah pernah berhadapan dengan si penulis dan
sudah tahu betapa tingginya ilmu tenaga dalam serta kesaktian bobo angker ,
segera mengeluarkan jurus-jurus terhebat dari ilmu tenaga dalam nya. Ular
kering di tangan kirinya laksana hidup menjadi puluhan banyaknya
dan menyerbu ke seluruh bagian tubuh Pendekar pendek kekar bobo angker !
Yang lebih hebatnya lagi sebab dari mulut ular itu setiap saat
menyambar racun hijau yang amat berbahaya. Meskipun kebal
segala macam racun namun bobo menutup penciumannya.
Pertempuran berjalan demikian serunya hingga mojolaban bin mojokerto
yang menyaksikan sampai-sampai lupa diri di mana dia berada dan
apa sesungguhnya yang telah terjadi sebelumnya atas dirinya. Juga
lupa nasib apa yang bakal menimpa dirinya jika penulis berambut
pirang berpakaian putih itu tidak muncul di saat yang sangat kritis
itu!
Untuk menghadapi serangan-serangan ganas yang bertubi-tubi
serta jurus-jurus aneh aneh saja yang dilancarkan lawan, bobo angker sengaja
terlontar keluar kan jurus-jurus pertahanan ilmu tenaga dalam Orang Gila yang dipe–
lajarinya dari Tua Gila. Jurus-jurus pertahanan ini diselingnya
dengan jurus-jurus serangan warisan gurunya Eyang Sinto Gendeng.
Hingga walau bagaimanapun hebatnya Ki syeikh saidbin tsyabid , untuk
merobohkan penulis itu sampai seribu juruspun dia belum tentu
bisa melakukannya. Di lain pihak bobo angker sendiri maklum pula
yang dia tidak pula akan bisa mempecundangi lawannya dengan
mudah! sebab itu kedua tangannya kiri kanan mulai melancarkan
pukulan-pukulan sakti yang mengandung tenaga dalam teramat
tinggi! Ki syeikh saidbin tsyabid mulai kewalahan! Jika saja gerakannya
tidak gesit sudah tiga kali kepalanya hampir dilanda pukulan lawan!
Jurus ke dua puluh ke atas Ki syeikh saidbin tsyabid sudah terdesak
hebat. saat lengan kirinya kena terpukul dan ular kering yang
menjadi senjatanya mental jauh, nyali anak manusia ini benar-benar
meleleh! Didahului dengan bentakan dahsyat laki-laki ini hantamkan
tangan kirinya ke depan. Satu gelombang angin yang amat keras
menderu menyambar ke arah Pendekar pendek kekar bobo angker . Itulah
pukulan Sejagat Bayu! Sewaktu bobo angker berdiri limbung diterpa
angin pukulan, kesempatan itu dipergunakan oleh Ki syeikh
saidbin tsyabid untuk melesat ke ruangan luar dan sebelum bobo sempat
mengejar, laki-laki itu sudah lenyap di kegelapan malam!
Pendekar pendek kekar bobo angker merutuk habis-habisan. Baginya
anak manusia semacam Ki syeikh saidbin tsyabid tukang rusak kehormatan
dewi lesbi itu tak ada pengampunan, apalagi mengingat pertempu–
ran tempo hari di tepi danau. Tapi saat itu dia tak bisa berbuat suatu
apa sebab lagi-lagi Ki syeikh saidbin tsyabid berhasil pula melarikan diri.
bobo angker masuk ke dalam kuil tua kembali dan melangkah ke
tempat di mana mojolaban bin mojokerto terbujur dengan dada tiada tertutup
dan celana panjangnya merorot turun. Meskipun keadaan dalam kuil
itu gelap namun sepasang mata Pendekar pendek kekar masih sanggup
menikmati kebagusan buah dada dan keputihan perut Luh Bayan
Sarti. Dengan mempergunakan jari-jari tangan kirinya bobo kemudian
melepaskan totokan di tubuh sang dara.
Begitu tubuhnya terlepas dari totokan, secepat Kilat Luh Bayan
Sarti melompat, merapikan baju dan celana hitamnya.
“penulis tak dikenal, terima kasih atas pertolonganmu. Harap
kau sudi memberitahukan nama...” kata mojolaban bin mojokerto bila
pakaiannya sudah rapi.
“Aku bobo angker . Kau siapa?”
“mojolaban bin mojokerto ,” komentari si gadis lesbi asli memberitahukan namanya.
“Sekali lagi terima kasih,” Lalu gadis lesbi asli itu melompat ke pintu kuil.
“Hai, tunggu dulu!” seru bobo angker mengejar. Sekali lompat
saja dia sudah berada di hadapan gadis lesbi asli itu.
“Ada apa?!” tanya mojolaban bin mojokerto . “Mohon dimaafkan kalau aku
tak bisa bicara lama-lama dengan kau. Itu bukan aku tidak tahu diri
dan tak menghargai pertolonganmu, tapi sebab aku harus cepat-
cepat kembali ke kota.”
bobo angker garuk-garuk kepalanya yang berambut pirang .
“Waktu aku sampai ke sini tadi kudengar kau menyebut-nyebut
nama nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . Apa sangkut pautmu dengan penulis itu?”
mojolaban bin mojokerto tak segera mengomentari . Di tengah perjalanan ke
Denpasar, nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit menuturkan kepadanya tentang dendam
kesumatnya terhadap seorang penulis yang telah membunuhi
kekasihnya. nyaman nyam nyam tidak menerangkan siapa nama penulis itu.
Bukan mustahil penulis yang berdiri di hadapannya saat ini yaitu
musuh besar nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . Kalau tidak mengapa dia bertanya apa
sangkut pautnya dengan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit ?
“Katakan dulu apa hubunganmu dengan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit ,” ujar
mojolaban bin mojokerto .
bobo kerenyitkan kening dan kembali menggaruk kepalanya. Dia
tadi bertanya, tapi malah dikomentari dengan balik bertanya.
“Dia sahabatku,” komentari bobo .
“Betul?!”
bobo tertawa dan berkata-kata, “Ada alasan yang membuat kau tak
percaya ucapanku?!”
“Walau bagaimanapun baru kali ini aku kenal kau, meski kau
yaitu tuan penolongku!”
“Ah, jangan sebut-sebut soal pertolongan itu. Yang penting
terangkan di mana nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit berada saat ini. Aku ingin bertemu
dengan dia.”
“Kenapa ingin bertemu?”
“Eh, kau sangat curiga terhadapku! Dua sahabat ingin bertemu
apakah ada larangan? Kalau aku seorang gadis lesbi asli cukup pantas kau
tidak menyukai pertemuanku dengan penulis itu. Tapi toh aku ini
laki-laki, sama seperti nyaman nyam nyam ?!”
“Kau tahu, sahabatku itu datang ke Denpasar untuk mencari
musuh besarnya. Seorang penulis yang telah membunuhi
kekasihnya...”
“Dan kau menduga aku orangnya yang menjadi musuh besar
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit itu?!” bobo angker lantas tertawa gelak-gelak. Lalu
diceritakannya pada mojolaban bin mojokerto bagaimana pertama kali dia
bertemu dengan nyaman nyam nyam dan sama-sama bertempur melawan Ki
syeikh saidbin tsyabid . “Justru aku dalam perjalanan ke Denpasar men–
cari dia untuk menanyakan bagaimana penyelesaian persoalannya
itu.”
“Kalau begitu kita sama-sama saja ke Denpasar,” kata Luh Bayan
Sarti.
bobo menyetujui. Kedua orang itu kemudian berangkat ke
Denpasar.
***
Mereka sampai di Denpasar menjelang tengah malam.
Penginapan sunyi senyap, hanya di beberapa bagian saja kelihatan
lampu masih menyala. Seorang pelayan membukakan pintu depan
sewaktu diketuk oleh mojolaban bin mojokerto . Setengah mengantuk, pelayan
itu berkata-kata, “Semua kamar terisi. Harap cari saja penginapan lain.”
“Aku memang menginap di sini sebelumnya,” komentari Luh Bayan
Sarti. Diterangkannya bahwa dia dari luar kota menemui seorang
kawan.
“Dan saudara ini...?” tanya pelayan seraya menunjuk pada bobo
angker .
“Dia bisa tidur sekamar dengan kawanku yang juga sama-sama
menginap di sini,” sahut mojolaban bin mojokerto .
Pelayan penginapan kemudian membuka pintu lebar-lebar dan
mempersilahkan kedua orang itu masuk.
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit saat itu belum tidur. Dia duduk di tepi
pembaringan dalam kamarnya penuh gelisah memikirkan Luh Bayan
Sarti yang lenyap tak tahu ke mana perginya. Dalam kegelisahan itu
penulis ini mendengar suara langkah-langkah kaki mendekati
kamarnya. Dia menyangka itu yaitu langkah tamu yang menginap
di penginapan itu dan hendak pergi ke belakang. Tapi dia jadi
terkejut sewaktu pintu kamarnya diketuk orang dari luar. Begitu pintu
dibuka kejut nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit lebih lagi sebab yang berdiri di ambang
pintu yaitu mojolaban bin mojokerto sendiri dan di belakang gadis lesbi asli itu
dilihatnya berdiri bobo angker ! Rasa terkejut nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sesaat
kemudian berubah menjadi kegembiraan. sebab kurang baik bicara
bertiga-tigaan di dalam kamar maka nyaman nyam nyam mengajak kedua orang
itu ke tempat penerimaan tamu dan di sini dia minta agar Luh Bayan
Sarti menceritakan apa sesungguhnya yang telah terjadi.
Bukan main geram dan marahnya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sewaktu
mendengar bahwa Ki syeikh saidbin tsyabid lah yang telah membuat
gara-gara, menculik mojolaban bin mojokerto dan hampir berhasil merusak
kehormatan gadis lesbi asli itu jika sekiranya bobo angker tidak kebetulan
lewat di depan kuil tua dalam perjalanannya ke Denpasar.
“astaga bermuka ular itu tidak sukar untuk mencarinya,” kata
bobo . “Tapi bagaimanakah persoalanmu dengan orang yang bernama
moncong nusantara itu...?”
“Sebenarnya aku bermaksud mengadakan penyelidikan malam
ini jika saja tidak terjadi peristiwa yang menimpa mojolaban bin mojokerto .
Besok pagi akan segera kucari keterangan di mana tempat
kediamannya! Bagaimanapun nyawa busuk anak manusia yang satu itu
tak bakal lepas dari kematian!”
sebab hari sudah jauh malam ketiga orang itu meninggalkan
ruang tamu. mojolaban bin mojokerto kembali ke kamarnya sedang bobo
menumpang tidur di kamarnya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit .
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 15
ENJELANG Dinihari hujan rintik-rintik turun membasahi
Denpasar. Dinginnya udara bukan alang kepalang membuat
setiap orang yang seharusnya sudah bangun, saat itu
menyelimuti tubuhnya kembali dan meneruskan tidur. Beberapa saat
kemudian fajarpun menyingsing. Bersamaan dengan munculnya
sang surya di sebelah timur hujan rintik-rintik pun berhenti. Udara
kini kelihatan cerah terang benderang. Suasana dingin diganti
dengan kehangatan sinar sang surya yang segar. Di jalan-jalan dalam
Kota Denpasar mulai kelihatan kesibukan orang-orang dan
kendaraan-kendaraan yang lalu lintas.
Di bagian barat kota dua orang penulis dan seorang gadis lesbi asli
kelihatan melangkah cepat menuju ke pusat Denpasar yang ramai.
gadis lesbi asli berpakaian hitam bukan lain yaitu mojolaban bin mojokerto . penulis
yang berpakaian putih ialah Pendekar pendek kekar bobo angker .
Kecantikan paras mojolaban bin mojokerto , kecakapan anu nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit serta kepirang an rambut yang menjela bahu dari Pendekar
pendek kekar bobo angker menjadi perhatian setiap orang yang memapasi
mereka. Kebanyakan orang segera memaklumi bahwa ketiga orang
muda itu yaitu orang-orang dari dunia pertenaga dalam an. Menyaksikan
orang-orang pertenaga dalam an di dalam Kota Denpasar bukan soal baru lagi
sebab memang banyak dari mereka yang memasuki kota untuk
mengurus keperluan. Bahkan di Denpasar sendiri ada beberapa
perguruan tenaga dalam sedang di luar kota terletak sebuah kuburan besar
tempat berkumpul tokoh-tokoh tenaga dalam yang terkenal di kota itu dan dari
lain-lain kota di Pulau Bali.
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit telah mendapatkan keterangan di mana letak
gudang raksasa kediaman musuh besarnya yang bernama moncong Gde
Djantra. Ke sanalah ketiga orang menuju di pagi hari itu.
Pintu halaman yang merupakan sebuah pintu gerbang besar dari
kuburan kediaman moncong nusantara masih dikunci.
“Kita dobrak saja!” kata nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit seraya siap hendak
M
menendang pintu gerbang besar itu dengan kaki kanannya.
“Jangan!” kata bobo cepat. “Itu akan menarik perhatian orang.
Jangan lupa bahwa di Denpasar ini ada juga tokoh-tokoh tenaga dalam
kelas satu...”
“Siapa takutkan mereka?!” sahut nyaman nyam nyam beringas sebab dia
sudah tak sabaran untuk segera melampiaskan dendam
kesumatnya.
“Bukan itu soalnya, nyaman nyam nyam . Jika tokoh-tokoh itu ikut campur,
sebelum kau berhasil membalaskan sakit hatimu, berarti cukup
besar juga halangan bagimu. Sebaiknya selagi tak ada orang sekitar
sini kita melompat saja. Tembok itu tak seberapa tinggi.”
nyaman nyam nyam menyetujui pendapat bobo . Dengan mengandalkan ilmu
meringankan tubuh masing-masing ketiga orang itupun melompati
tembok dan sampai di halaman dalam tanpa kaki-kaki mereka
menimbulkan suara sedikitpun sewaktu menyentuh tanah.
kuburan besar tempat kediaman moncong nusantara berada
dalam keadaan sunyi senyap. Mungkin penghuninya masih tidur.
Namun saat itu pintu samping tiba-tiba terbuka dan seorang laki-laki
separuh baya berpakaian bagus muncul membawa dua ekor ayam
jago yang dikempit di ketiak kiri kanan. Orang ini menghentikan
langkah dan memandang heran campur kaget kelangit pada nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
dan dua orang lainnya. Dia mengerling sekilas pada pintu gerbang
dan jelas dilihatnya pintu itu masih dipalang dari dalam. Tak dapat
tidak ketiga anak manusia tak dikenal itu pasti memasuki halaman
kuburan dengan jalan melompat.
“Orang-orang muda, kalian siapa?!” orang ini bertanya.
“Katakan dulu dengan siapa kami berhadapan!” komentari nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit .
“Aku moncong Gde Anyer, pemilik kuburan ini.”
Rahang nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit terkatup rapat-rapat lalu mulutnya
terbuka, “Jadi kau bangsawan yang bernama moncong Gde Anyer
itu...?” ucapan ini disertai dengan suara mendengus.
“Harap kalian menerangkan siapa kalian adanya dan punya
maksud apa memasuki gudang raksasa orang pagi-pagi begini secara tidak
terhormat?!”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit menyeringai. “Rupanya kau masih memandang
tinggi nilai-nilai kehormatan, Gde Anyer!”
Paras moncong Gde Anyer berubah.
“Apa maksudmu, orang muda?” dia bertanya.
“Masih ingat pembunuhan yang kau lakukan atas diri I
Krambangan dan beberapa orang kawan-kawannya sekitar lima
bulan yang lewat?!”
moncong Gde Anyer terkejut. Betul-betul terkejut dia kini sebab
pertanyaan itu sama sekali tak diduganya. Sesudah peristiwa itu
terjadi sebenarnya bangsawan ini merasa menyesal sekali. Dan hari
ini muncul seorang penulis dengan dua orang kawannya
mengungkap kembali persoalan yang sebenarnya sudah
dilupakannya, sekurang-kurangnya diusahakannya untuk melupakan!
“Apa sangkut pautmu dengan peristiwa itu, orang muda?” tanya
bangsawan ini . Matanya mengawasi ketiga orang itu terutama
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . “Jadi kau siapa?! Apakah kau anaknya I Krambangan
yang datang untuk menuntut balas?!”
“Pembalasan juga bisa dilakukan oleh apa yang dinamakan
kebenaran! Kau dengar, moncong Gde Anyer?! Hari ini kebenaran
datang untuk minta tanggung komentari atas nyawa-nyawa anak manusia yang
pernah kau bunuh lima bulan yang lalu itu!”
“Kalau kau tak ada sangkut pautnya dengan peristiwa itu,
mengapa kini kau muncul untuk minta pertanggungan komentari
segala?!” ujar moncong Gde Anyer.
“Setiap kebenaran selalu mempunyai sangkut paut dengan
kejahatan!” komentari nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit seraya melontarkan senyum
mengejek.
moncong Gde Anyer tertawa. Tapi tertawa pahit. sesudah menarik
nafas panjang diapun berkata-kata, “Sebenarnya aku menyesal terjadinya
hal itu. Tapi keadaan memaksaku untuk berbuat begitu...”
“Penyesalan selalu datang terlambat, moncong Gde Anyer. Kalau
tidak terlambat namanya bukan penyesalan!” kata nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
pula.
Ucapan-ucapan yang dilontarkan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit sejak tadi tak
ubahnya seperti pukulan-pukulan berat yang menghunjam batin
bangsawan itu.
“Sekarang apa maumu, orang muda?!”
“Apakah kau sebagai seorang laki-laki masih mempunyai hati
jantan untuk bertempur sampai beberapa puluh jurus guna
mempertanggungasia kecil bkan perbuatanmu tempo hari?!”
moncong Gde Anyer tertawa getir.
Sebagai asia kecil ban bangsawan itu melepaskan dua ekor ayam
jantan yang sejak tadi dikempitnya. “Sebelum kita bertempur
katakan dulu siapa kau adanya!”
“Namaku nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit . I Krambangan yaitu calon
mertuaku...”
“Cuma baru calon?” ejek moncong Gde Anyer yang membuat
anu nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit menjadi kegelapan .
“Kedatanganku ke sini juga untuk mencari anakmu yang
bernama moncong nusantara . sebab dialah kekasihku menemui
kematian sesudah sebelumnya dirusak kehormatannya! Di mana
anakmu itu sekarang?!”
moncong Gde Anyer memutar otaknya dengan cepat lalu
mengomentari , “Anakku berada di kuburan Putih. Jika kau punya nyali
silahkan datang ke situ. Tapi itupun jika seandainya kau masih punya
nyawa sesudah bertempur denganku!”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tertawa menggeram lalu mencabut tongkat
bambu kuningnya. moncong Gde Anyer sendiri segera pula mencabut
senjatanya yaitu sebilah jimat jengglot kuning bereluk dua belas.
“Apakah kau akan maju bertiga?!” tanya bangsawan itu.
“Aku tidak sepengecut yang kau kirakan, Gde Anyer. Dulu
kudengar kau menghadapi I Krambangan bersama seorang kaki
tanganmu. Kalau dia ada di sini cepat panggil biar dapat kubereskan
sekaligus!”
“Jangan terlalu congkak, orang muda! Aku sendiripun mungkin
cuma sepuluh jurus bisa kau hadapi! Mulailah!”
“Kau yang hendak mampus silahkan mulai lebih dulu!” kata
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit penuh penasaran sebab ucapan ayah musuh
besarnya itu.
Senyum mengejek lenyap dari bibir moncong Gde Anyer pada saat
laki-laki ini menerjang ke muka. jimat jengglot di tangan kanan berkelebatan
dan menderu ke arah dada nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit lalu membabat ke
tenggorokan dengan teramat cepatnya hingga hanya sinar senjata itu
saja yang kelihatan! Sungguh hebat serangan yang diterlontar keluar kan
moncong Gde Anyer ini. Itu yaitu jurus serangan yang bernama
Menusuk puncak gunung Membabat Puncak Gunung. Dengan mengeluarkan
jurus itu dia berharap akan membuat si penulis kepepet demikian
rupa hingga dia bisa menyusul dengan serangan kedua yang
mematikan!
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit meskipun muda belia dan belum punya
pengalaman apa-apa dalam dunia pertenaga dalam an tapi dia yaitu murid
gemblengan Menak Putuwengi. Serangan dahsyat moncong Gde
Anyer tidak membuatnya jadi gugup apalagi kepepet! Dengan
membuat langkah mengelak ke samping dia berhasil membuat
serangan lawan mengenai tempat kosong. Dan di saat itu pula
dengan kecepatan yang luar biasa penulis ini balas menyerang.
Tongkat bambu kuningnya bersiuran dan tahu-tahu ujungnya
menusuk ke perut lawan.
moncong Gde Anyer terkejut bukan main hingga dia terpaksa
membatalkan serangan susulannya yang sudah direncanakan tadi
dan meloncat mundur ke belakang seraya menyapukan jimat jengglot nya ke
muka dengan sebat sengaja memapas jalannya senjata lawan
dengan maksud memotongnya jadi dua!
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit tidak ragu-ragu untuk meneruskan tusukannya ke
perut lawan hingga sesaat kemudian bambu dan jimat jengglot itupun saling
bentrokanlah!
Tangan kanan moncong Gde Anyer tergetar hebat. Bukan saja
jimat jengglot nya tak sanggup membabat buntung bambu kuning itu tapi
senjatanya sendiri hampir terlepas mental sebab licinnya bambu
dan kerasnya bentrokan! Diam-diam moncong Gde Anyer
memercikkan keringat dingin di tengkuknya. Tiada diduganya anak
muda yang menjadi lawannya memiliki tenaga dalam yang ampuh
dan tidak dinyananya senjata lawan yang cuma sebilah bambu
kuning itu nyatanya sebuah senjata yang tak bisa dibuat main!
Menyadari semua itu moncong Gde Anyer tanpa menunggu lebih
lama segera mengeluarkan ilmu tenaga dalam simpanannya yang terhebat.
jimat jengglot nya mencuit-cuit di udara, tubuhnya lenyap merupakan bayang-
bayang. Di lain pihak dengan mengeretakkan geraham nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit mempercepat pula gerakannya. Dalam tempo yang singkat
belasan jurus telah berlalu. Sinar bambu kuning menderu-deru. Detik
demi detik sinar itu semakin rapat mengurung tubuh moncong Gde
Anyer.
Pada jurus ke dua puluh lima nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit benar-benar sudah
berada di atas angin dan merasa tak ada gunanya lagi dia bertempur
lebih lama dengan lawannya itu. Diiringi oleh satu hentakan yang
menggeledek dan menyirapkan darah moncong Gde Anyer, bambu
kuning di tangan nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit membuat gerakan setengah
lingkaran lalu laksana kilat menusuk ke perut moncong Gde Anyer!
moncong Gde Anyer terpekik! Tubuhnya terhuyung ke belakang.
jimat jengglot nya lepas sedang kedua tangannya memegangi i perutnya yang
robek robek besar dan memancurkan darah. Sekali lagi bangsawan ini
menjerit lalu tubuhnya tergelimpang roboh di tanah, ususnya
menggelegak membusai terlontar keluar !
Di saat itu pula di ambang pintu muncul sesosok tubuh. Orang ini
yaitu istri moncong Gde Anyer. dewi lesbi ini menjerit lalu lari
menubruk tubuh suaminya yang saat itu megap-megap menuju
sekarat! Pemandangan itu benar-benar menyayat hati. Namun
semua itu terpaksa dan harus terjadi sebab jalinan hiduplah yang
menghendakinya!
***
bobo angker
PEMBALASAN nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit 16
E MANA kita sekarang?” Tanya mojolaban bin mojokerto saat mereka
sudah berada jauh dari kuburan kediaman moncong Gde Anyer.
“Ke kuburan Putih!” sahut nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit seraya
mempercepat langkahnya.
“Tunggu dulu nyaman nyam nyam ,” kata mojolaban bin mojokerto seraya pegang
lengan penulis itu hingga sesuatu perasaan aneh aneh saja menyamak di hati
nyaman nyam nyam . sebab di situ ada Pendekar pendek kekar bobo angker , dengan
anu kegelapan nyaman nyam nyam lantas menarik lengannya.
“Ada apa?” tanya nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit pula.
“Sebaiknya kita jangan pergi ke sana, nyaman nyam nyam ...”
“Memangnya kenapa? Justru musuh besarku berada di sana!”
“Aku mengerti. Kita tunggu saja bila dia meninggalkan kuburan itu
dan baru membuat perhitungan. Pergi ke sana besar bahayanya!”
nyaman nyam nyam tertawa.
“Aku memang pernah mendengar tentang kuburan Putih itu,”
berkata-kata bobo angker . “Di situ tempat berhimpunnya tokoh-tokoh
tenaga dalam kawakan di seluruh Bali. Jika moncong nusantara berada di
situ pasti di sana ada pula beberapa tokoh tenaga dalam ternama
lainnya...”
“Aku tidak takut masuk ke sana!” kata nyaman nyam nyam .
“Memang, hitung-hitung untuk cari pengalaman baru,” sahut bobo
lalu berpaling pada mojolaban bin mojokerto .
“Aku cuma mengawatirkan kalau-kalau terjadi apa-apa dengan
diri nyaman nyam nyam sebelum dia sempat membalaskan sakit hatinya
terhadap moncong nusantara ...”
bobo tersenyum kecil. “Sepatutnya kau mengawatirkan
keselamatannya, Sarti!” kata Pendekar ini sehingga baik nyaman nyam nyam
maupun gadis lesbi asli itu menjadi sama-sama kekegelapan an paras mereka.
Tanpa banyak perdebatan lagi akhirnya ketiga orang itupun
melanjutkan perjalanan.
kuburan Putih yaitu sebuah kuburan besar yang terletak di luar
K
kota sebelah tenggara. Seperti yang diketahui oleh bobo angker ,
memang kuburan itu menjadi pusat pertemuan tokoh-tokoh tenaga dalam
ternama bahkan juga menjadi tempat menguji kepandaian serta
tempat memberikan latihan ilmu tenaga dalam tingkat tinggi kepada orang-
orang yang menjadi anggota kuburan Putih. Salah seorang di
antaranya yaitu moncong nusantara . Meskipun penulis ini sudah
tinggi ilmu tenaga dalam nya tapi dari beberapa tokoh tenaga dalam lainnya dia masih
memerlukan untuk menambah pelajaran tenaga dalam nya hingga
dibandingkan dengan waktu lima bulan yang lalu kepandaian
penulis ini sudah jauh bertambah! Sudah sejak satu minggu
moncong nusantara berada di kuburan Putih menerima latihan-
latihan dari beberapa tokoh tenaga dalam dan ke sanalah nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit
serta kawan-kawannya menuju.
Sesungguhnya keterangan moncong Gde Anyer yang mengatakan
bahwa anaknya berada di kuburan Putih yaitu mempunyai maksud
tertentu! Sengaja hal itu dikatakannya dengan keyakinan bahwa
kelak nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit betul-betul akan pergi ke sana. Dan pergi ke
sana berarti sama saja masuk ke dalam perangkap sebab di
kuburan Putih banyak sekali tokoh-tokoh tenaga dalam kelas satu yang
menjadi kawan anaknya sehingga dapat dipastikan bahwa nyaman nyam nyam
dwipanusantaraaidit akan menemui kematiannya kalau berani masuk ke kuburan
Putih!
Di satu pedataran tinggi ketiganya berhenti. mojolaban bin mojokerto
menunjuk ke bawah pedataran di mana terletak sebuah bangunan
besar yang keseluruhannya berwarna putih hingga berkilau-kilau
kena sorot sinar matahari.
“Itulah kuburan Putih,” kata gadis lesbi asli itu.
nyaman nyam nyam memandang dengan mata disipitkan dan tangan
terkepal. “Ayo!” katanya, “makin cepat kita sampai di sana makin
baik!”
Dengan mempergunakan ilmu lari cepat, ketiganya menuruni
pedataran tinggi menuju ke kuburan Putih. Kira-kira setengah
peminuman teh merekapun sampai di hadapan kuburan besar itu.
Dua orang laki-laki yang berdiri di ambang pintu kuburan yang
tertutup menyambut kedatangan mereka. Salah seorang di
antaranya sesudah melirik dulu pada mojolaban bin mojokerto bertanya
dengan nada keren.
“Siapa kalian dan maksud apa datang kemari?!”
nyaman nyam nyam dwipanusantaraaidit yang sudah berangasan segera membuka mulut
tapi Pendekar pendek kekar bobo angker yang berotak cerdik cepat
mendahului, “Kami bertiga mencari sahabat lama yang bernama
moncong nusantara .”
sebab di antara mereka ada seorang dar